Proposal Program Pengelolaan Lingkungan Kota
“Bank Sampahku”
Bank Sampah. Benar! Bank yang satu ini memang Bank tempat menabung sampah dalam arti yang sebenarnya. Lebih jelas lagi, nasabah menabungkan sampah mereka di Bank tersebut. Pada bank sampah, masyarakat menabung dalam bentuk sampah yang sudah dikelompokkan sesuai jenisnya. Mereka juga mendapatkan sejenis nomor rekening dan buku tabungan. Pada buku tabungan mereka tertera nilai Rupiah dari sampah yang sudah mereka tabung dan memang bisa ditarik dalam bentuk Rupiah (uang).
Sebab menyimpan sampah terdengar paradoks. Bagaimana tidak, sampah adalah sesuatu yang biasanya tidak berguna dan dibuang begitu saja. Hitung kasar saja di Indonesia dengan 250 Juta penduduk kira-kita setara dengan 50 Juta KK, jika diasumsikan perharinya setiap KK menghasilkan dan membuang sampah rumah tangga rata-rata 2 Kg saja, maka setiap hari ada 100 Ribu Ton sampah di Indonesia ini. Seperti kita ketahui permasalahan sampah kadang-kadang memusingkan pemerintah dalam penanganannya.
Bank sampah bekerjasama dengan pengepul barang-barang plastik, kardus dan lain-lain, untuk bisa me-rupiahkan tabungan sampah masyarakat. Juga dengan pengolah pupuk organik untuk menyalurkan sampah organik yang ditabungkan. Bank sampah memotong dana 15 persen dari nilai sampah yang disetor nasabah. Dana itu digunakan untuk membiayai kegiatan operasional, seperti fotokopi, pembuatan buku tabungan, dan biaya lainnya.
harus disadarkan jika sampah adalah tanggung jawab bersama. Sampah adalah 'lahan emas' yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
Hal ini bisa dimulai dari tingkat sekolah negeri maupun swasta, yang terdiri dari tingkat SD, SMP dan SMA dengan rata-rata jumlah siswa per sekolah adalah 800-an 800-anak. Jika konsep B800-ank Sampah berjal800-an maksimal, maka betapa luar biasa bagi lingkungan. Sebagai ilustrasi, jumlah siswa di SMU Negeri 1 Samarinda adalah 993 anak. Jika pada hari senin setiap anak diwajibkan membawa 1 plastik bekas minuman, maka akan ada 993 gelas dengan berat 1,261 kg dan harga Rp 2.500/kg. Sehingga total pendapatan SMUN 1 Samarinda pada hari Senin adalah Rp 3,15 juta. ”Itu baru ilustrasi untuk satu hari dengan sampah plastik sebagai contoh. Bisa dikalkulasikan per bulannya bisa mendapatkan dana segar berapa banyak,
Proposal Program Pengelolaan Lingkungan Kota
“TPS APUNG”
TPS Apung adalah salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah terutama di wilayah tepian Sungai Kapuas. TPS Apung merupakan kegiatan yang berupaya merekayasa kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di sungai menjadi mengumpulkan sampah yang kemudian diangkut oleh sampan melalui sungai. TPS Apung juga dapat merupakan program pemberdayaan masyarakat khususnya bagi tukang sampan tradisional yang semakin hari semakin sulit bertahan hidup dari penghasilan sebagai tukang sampan karena banyaknya alternatif alat transportasi lain yang lebih aman.
Proposal Program Penanggulangan Narkoba Kota Pontianak
Kampanye Media
Melalui Banner, media klip, iklan layanan masyarakat di media elektronik seperti Radio dan televisi, poster yang disebarluaskan di berbagai tempat dengan jargon yang lebih tepat sasaran seperti “Cuma Jagoan yang Nggak Pake Narkoba”, “Pemberani tidak akan pernah merusak diri dengan narkoba”, “Aku Menyesal telah Merusak Hidupku dengan Narkoba”, “Narkoba = Pintu Neraka”, “Narkoba, Menghadapi Masalah dengan Masalah”
Pelatihan dan Penyuluhan Berjenjang
Penyuluhan dan pemberian informasi dari tingkat TK, SD, SMP, SMA, PT, perkantoran, lingkup RT, RW, Kelurahan dan Kecamatan melalui pembentukan penyuluh anti narkoba yang memberikan informasi.
Mengaktifkan social crisis center
Sharp Idea Awards
Kategori : Kegiatan Lingkungan Judul : TPS Apung
Ringkasan :
Kegiatan ini merupakan bentuk perekayasaan kebiasaan (behavior improvement program) yang dikolaborasikan dengan pemberdayaan masyarakat khususnya para penarik sampan tradisional. Ide ini dapat diterapkan di seluruh wilayah Indonesia khususnya bagi daerah yang mana sungai/kali/parit/danau menjadi salah satu elemen kehidupannya. Kegiatan ini memfokuskan pada perubahan perilaku buang sampah masyarakat yang tinggal di tepian sungai, dimana mereka biasanya membuang sampah langsung ke sungai. Dengan kegiatan ini warga mengumpulkan sampah pada kantong plastik per rumah yang kemudian diletakkan di gertak-gertak (jalan sepanjang sungai yang terbuat dari kayu) depan di depan/belakang rumah mereka. Kemudian sampah-sampah ini diambil oleh penarik sampan tradisional dan diangkut melalui sungai ke tempat pembuangan sampah akhir yang telah ditetapkan. Penarik sampan ini mendapatkan tambahan sebagai penarik TPS apung dari retribusi sampah bulanan warga dan atau menjadi tenaga lepas harian Dinas Kebersihan wilayah setempat.
Ide ini terlihat sangat sederhana namun saya yakin akan sangat bermanfaat untuk merubah kebiasaan buruk membuang sampah langsung di sungai yang dapat menyebabkaan sungai tercemar dan pendangkalan sungai. Untuk memulainya diperlukan tahapan sosialisasi terhadap warga setempat akan pentingnya peran sungai dan dampak dari pembuangan sampah langsung di sungai. Kemudian kegiatan ini dijalankan bertahap per RT/RW yang kemudian cakupannya diperluas.
Sharp Idea Awards
Category : Environmental Activity
Title : Floating Managing Trash
Resume :
This project is collaboration from behavior improvement program and people empowerment especially for traditional boat driver. This project is focus on behavioral change for people who lived along river which they commonly dumping their waste to the river. By this project, people collect their trash into plastic bag and put on the appointed place and the driver will take the waste into final place (proceed by waste management system). The trash driver will get profit from the monthly payment from people or from local authority.