• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perjalanan Sekolah Menulis Papua docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perjalanan Sekolah Menulis Papua docx"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Sekolah Menulis Papua

Perjalanan Komunitas Penggiat Literasi di Papua Oleh Dzikry el Han dan Burhanudin

Sekolah Menulis Papua (SMP) adalah sebuah komunitas menulis independen yang didirikan pada 13 Januari 2014. Pendirinya adalah tiga orang yang bergiat di dunia literasi, yaitu: Burhanudin, seorang fasilitator di bidang kesejahteraan sosial, Dzikry el Han, penulis, dan Fathul Qorib, jurnalis.

(2)

menulis di Jayapura juga sangat jarang, untuk tidak mengatakan belum ada sama sekali.

Atas dasar kegelisahan menyangkut persoalan-persoalan literasi itulah, SMP kemudian dibentuk melalui perjalanan yang panjang. SMP tidak lahir secara tiba-tiba. Tahun 2012, kami membuka Rumah Belajar “Asmaul Husna” di Tanah Hitam, Abepura. Setiap sore rumah kami yang sangat sempit dipadati anak-anak usia Sekolah Dasar, terutama untuk belajar mengaji Al Quran. Tetapi kami tidak hanya mengajari mereka mengaji. Secara berkala, kami menyediakan buku bacaan untuk mereka, meskipun hanya berupa majalah anak-anak bekas. Kami juga mendongeng untuk mereka, dan memberikan pengetahuan-pengetahuan praktis dalam forum diskusi sederhana ala anak-anak. Jika mereka punya PR dari sekolah masing-masing, kami juga meluangkan waktu untuk membantu memberikan bimbingan. Semua yang kami kerjakan di Rumah Belajar “Asmaul Husna” adalah suka rela, sebagai bentuk dari kepedulian sosial kami, khususnya terhadap anak-anak.

Awal tahun 2013, kami pindah ke Jl. Kolam Kangkung, Kampung Yoka, Distrik Heram, Jayapura. Anak-anak Rumah Belajar “Asmaul Husna” kemudian belajar mengaji di Masjid An-Nur di Perumahan Permata Indah. Masjid tersebut baru saja dibangun bersamaan dengan perkembangan kompleks perumahan.

Kami di tempat baru masih membawa kepedulian yang sama. Dengan bantuan buku dari seorang dermawan di Bandung, kami membuka Rumah Baca Nuu Waar, khusus untuk anak-anak. Rumah Baca Nuu Waar berjalan sangat sederhana, terutama pada sore sampai malam hari rumah kami dipadati anak-anak. Kami tidak punya program khusus untuk Rumah Baca Nuu Waar. Hanya mempersilahkan anak-anak datang ke rumah kami dan membaca buku. Kami hanya menyediakan fasilitas membaca di tempat, dan buku-buku tidak boleh dipinjam untuk dibawa pulang, karena SDM kami belum memungkinkan untuk menangani hal itu. Rumah Baca Nuu Waar hanya kami kelola bertiga di tengah kesibukan pekerjaan masing-masing.

(3)

sudah terampil membaca. Misalnya, anak kelas V SD banyak yang belum lancar membaca, belum bisa membaca dalam hati. Jadi, masih bersuara keras ketika membaca dan masih terbata-bata. Harapan kami mendirikan SMP juga bisa merekrut SDM untuk membantu mengelola Rumah Baca Nuu Waar. Namun harapan ini tampaknya belum terwujud sampai sekarang. Rumah Baca Nuu Waar semakin lama semakin surut pengunjung. Mungkin salah satu penyebabnya adalah koleksi buku anak-anak yang kami miliki hanya itu-itu saja, tidak ada penambahan judul baru karena sulit mendapatkan buku di Jayapura. Salah satunya karena dana kami yang terbatas dan belum ada donator yang menyumbang buku-buku untuk kami. Selain itu juga karena SDM yang sangat terbatas. Saat ini, Rumah Baca Nuu Waar belum diaktifkan lagi.

Pada tanggal 13 Januari 2014 kami mendirikan Sekolah Menulis Papua sebagai alternatif langkah kami di dunia literasi dengan motto “Menulis Papua Membaca Dunia”. Ketika mengelola rumah baca untuk anak-anak terasa berat, kami berharap besar bahwa komunitas menulis usia pelajar dan mahasiswa dapat kami kelola secara lebih baik. Sebab menurut hemat kami, usia pelajar dan mahasiswa sudah dapat diberi tanggung jawab, juga diajak berdialog secara terbuka untuk hal-hal positif. Tampaknya harapan kami mulai terwujud.

Awal mula merekrut siswa SMP hanya dari mulut ke mulut. Fathul, yang berprofesi sebagai wartawan ketika itu mengabarkan rencana mendirikan SMP ke beberapa orang yang dikenalnya. Mereka adalah Ria Sari, Arum Endah Hudayanti, dan Gallant Cysta. Ketiganya dapat dibilang sebagai pioneer di tubuh SMP, yang mengabarkan tentang SMP ke temannya dan temannya lagi. Setelah terkumpul sepuluh orang, kami kemudian mengadakan pertemuan perdana dalam rangka launching SMP, tepat pada hari ulang tahun Burhanudin, yaitu 13 Januari 2014. Pada acara itu juga Burhanudin diangkat sebagai Kepala SMP.

(4)

Kemah Menulis Nasional Antitesa 2013. Dalam perjalanannya, SMP saat ini sudah mempunyai kurikulum kepenulisan fiksi, meskipun sifatnya sangat terbuka dan terus mengalami penyempurnaan.

Meski demikian, perjalanan awal SMP bukan tanpa kendala. Ketika diskusi setiap minggu berlangsung sekitar lima bulan, para siswa mulai mengalami kelesuan. Peserta yang hadir diskusi selalu silih berganti, dan jumlahnya tak menentu. Kadang melebihi perkiraan kami, dan kadang yang datang hanya tiga orang. Kami harus terus berusaha melakukan penyegaran-penyegaran, mencoba berbagai metode dan pola pembelajaran, juga jadwal diskusi yang kemudian dibuat dua minggu sekali. Pada tahun pertama ini, SMP benar-benar masih dalam tahap percobaan dan pematangan diri. Sampai waktunya, semua naskah yang ditulis para siswa sudah terkumpul, kami melakukan editing, layout, dan puncaknya naskah itu terbit menjadi sebuah buku antologi berjudul Cerita Dari Timur. Para siswa SMP yang berhasil menyelesaikan tulisannya dalam buku ini ada tujuh orang, yaitu Ria Sari, Arum Endah Hudayanti, Barnas Adewata, Dessy Anggraeni, Gallant Cysta, Rakhmaniyatun Nisaa Bauw, dan Siti Nurhidayati.

Pada titik ini, semangat siswa-siswa SMP berkobar lagi. Kami kemudian sepakat menggelar acara bedah novel dan launching buku perdana SMP tersebut. Adapun novel yang dibedah adalah Cinta Putih di Bumi Papua karya Dzikry el Han dan Dua Perempuan karya Aprila R.A. Wayar. Acara ini kami gelar tepat di hari kasih sayang, yaitu 14 Februari 2015. Kesuksesan acara ini tidak lepas dari dukungan Balai Bahasa Provinsi Papua dan Papua Barat yang menyediakan tempat dan seorang narasumber pembanding. Acara bedah buku dikemas model talkshow dengan menghadirkan penulis kedua buku, Dzikry el Han dan Aprilia Wayar serta tiga orang narasumber pembanding, yaitu Thaha Al-Hamid mewakili tokoh masyarakat, Ade Yamin, antropolog STAIN al-Fatah Jayapura, dan Asmabuasappe, peneliti bahasa dan sastra Balai Bahasa Provinsi Papua dan Papua Barat.

(5)

bedah buku tersebut, sehingga SMP mulai dikenal masyarakat luas. Pada saat yang sama, tanggung jawab SMP tentunya semakin besar untuk terus menggiatkan literasi di Papua, khususnya Jayapura.

Berbagai program kemudian dicanangkan selama tahun 2015. Termasuk menggelar diskusi reguler angkatan kedua dengan jadwal dan materi yang sudah jauh lebih tertata. Berikut adalah program-program SMP di tahun 2015.

1. Diskusi Reguler Kepenulisan Fiksi

Diskusi Reguler Kepenulisan Fiksi sudah dibuka dua kali, yaitu angkatan pertama tahun 2014 dan angkatan kedua tahun 2015. Diskusi ini berlangsung selama 12 kali pertemuan, dan masing-masing membahas tema kepenulisan fiksi sesuai kurikulum yang disusun oleh Sekolah Menulis Papua. Puncak dari proses diskusi ini adalah masing-masing peserta menghasilkan tulisan, yang kemudian dibukukan dalam bentuk antologi.

2. Penerbitan Buku

Sekolah Menulis Papua mencanangkan program penerbitan buku secara berkala, minimal dua kali dalam setahun. Pada Februari 2015, SMP telah menerbitkan buku pertama berupa kumpulan cerita pendek dengan judul Cerita Dari Timur. Para penulisnya adalah peserta diskusi reguler kepenulisan fiksi angkatan pertama. SMP merencanakan menerbitkan buku kedua pada September 2015, dalam bentuk mozaik sastra. Di dalamnya berisi kumpulan cerpen, kumpulan puisi, dan kumpulan esai sastra dan budaya. Buku kedua ini akan dibagikan secara gratis kepada seluruh perpustakaan di Jayapura, baik perpustakaan sekolah, kampus, daerah, maupun perpustakaan komunitas.

3. Pembentukan komunitas Pena Siswa Papua

(6)

Jayapura pada bulan Juli 2015, dengan anggota maksimal 15 orang setiap angkatan. Pihak SMP akan memberikan workshop kepenulisan selama satu hari, kemudian menindaklanjuti dengan pendampingan kepenulisan selama satu bulan. Target yang ingin dicapai adalah masing-masing peserta berhasil menuliskan, minimal, satu cerpen yang akan dibukukan dalam bentuk antologi cerpen.

4. Pembentukan Jaringan Keragaman Papua bersama LSM Ilalang Papua dan SKPKC Fransiskan Papua

Program ini merupakan tindak lanjut dari program Sekolah Pengelolaan Keragaman (SPK) yang diselenggarakan oleh Center of Relogiuos and Cultural Studies UGM, bekerja sama dengan Ilalang Papua, STAIN Al Fatah Jayapura, dan STFT Fajar Timur, Papua. Salah satu siswa Sekolah Menulis Papua mengikuti program SPK selama satu minggu di Jayapura, yaitu 23-30 Januari 2015. Kemudian pada bulan Mei 2015, Sekolah Menulis Papua, Ilalang Papua, dan SKPKC Fransiskan Papua bersepakat membentuk Jaringan Keragaman Papua. Kegiatan pertama yang dilaksanakan adalah menerbitkan Newsletter bulanan bertema keragaman, dengan nama SEJUK (Selaras Juang untuk Kedamaian). SEJUK edisi satu diterbitkan pada Juni 2015.

5. Penulisan Tematik

(7)

Pada penulisan tematik ini, satu buku antologi akan berisi tema yang sama meski ditulis oleh banyak siswa dengan berbagai sudut pandang.

6. Lomba penulisan cerpen tingkat pelajar

SMP mengadakan lomba penulisan cerpen tingkat pelajar untuk pertama kali di tahun 2015, dalam rangka peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Acara digelar sejak April hingga Juli 2015. Sementara pengumuman pemenang dilaksanakan pada 17 Agustus 2015.

7. Launching, Bedah Buku, dan pembagian buku ke perpustakaan sekolah-sekolah dan kampus di Jayapura

Acara launching dan bedah buku pertama dilaksanakan pada Februari 2015. Kemudian dalam rangka peringatan Bulan Bahasa, Oktober 2015, SMP mencanangkan acara launching dan bedah buku kedua. Adapun buku yang akan dibedah adalah dua karya para siswa SMP. Buku pertama berbentuk kumpulan cerpen berjudul Cerita dari Timur. Buku kedua berbentuk mozaik sastra, yang di dalamnya berisi kumpulan cerpen, kumpulan puisi, dan kumpulan esai budaya dan sastra. Buku mozaik sastra ini direncanakan terbit pada September 2015.

Di luar program yang telah dijelaskan sebanyak 7 poin, program paling dasar pada SMP adalah mendorong para siswa untuk memiliki budaya membaca. Karena membaca adalah jalan utama menuju peradaban lebih tinggi sesuai kebutuhan kemanusiaan. SMP secara khusus memberikan penugasan berupa review buku, novel, atau cerpen kepada para siswa sebagai salah satu bentuk motivasi membaca. Selain itu, diskusi-diskusi ringan yang kami lakukan dengan melibatkan isi buku juga merangsang kebiasaan membaca para siswa.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari keseluruhan penelitian yaitu profil bioautogram bakteriosin pada sediaan susu probiotik dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 3 masing-masing sampel

sistem pengukuran kinerja terhadap kinerja manajerial, namun arah hubungannya negatif; (2) ada pengaruh interaksi TQM dan sistem reward terhadap kinerja manajerial,

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu jumlah orang yang bekerja di industri kecil menengah furniture kayu di Kabupaten Jepara, modal yang digunakan dalam

Terlaksananya Persiapan dan Pengumunan Lowongan Jabatan Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Eselon II.b Angkatan I. Terlaksananya Seleksi Administrasi Seleksi

Oleh sebab itu penulis akan mencoba untuk menerapkan Aplikasi Akuntansi Zahir Accounting sebagai pemecahan masalah dalam pengolahan data akuntansi dan laporan

Pengujian XRD yang dilakukan menggunakan range sudut dari 10 0 - 90 0 dan panjang gelombang sebesar 1.54060 Å. Hasil pengujian XRD pellet WO3 sebelum terpapar gas LPG.

Sedangkan 22,22% responden menjawab sering dan selalu untuk stres yang berkaitan dengan pengelolaan kelas, relasi dengan rekan kerja, koreksi ujian siswa,

Hasil uji coba akan di bahas melalui forum diskusi group (FGD) dengan melibatkan para ahli. Hasil dari FGD akan diseminarkan secara Nasional dan penerbitan buku