• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ( KUP ) Undang-undang nomor 28 tahun 2007

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ( KUP ) Undang-undang nomor 28 tahun 2007"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan ( KUP )

Undang-undang nomor 28

tahun 2007

(2)

Landasan Hukum :

- Undang- undang no. 6 tahun 1983 ;

- Undang- undang no. 9 tahun 1994 ;

- Undang- undang no.16 tahun 2000 ;

- Undang- undang no.28 tahun 2007 .

(3)

Pasal 1 : defnisi

1.Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang , dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan

digunakan untuk keperluan pajak negara bagi sebesar-besarnya

(4)

2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak danpemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3.Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang

merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan

terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, frma, kongsi koperasi, dana pensiun,persekutuan , perkumpulan , yayasan,

organisasi massa, organisasi politik sosial atau organisasi lainnya , lembaga dan badan bentuk lainnya termasuk kontrak investasi kolektif atau bentuk usaha tetap

(5)

4. Pengusaha adalah orang pribadi atau

badan dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya

menghasilkan barang, mengimport

barang, mengeksport barang , melakukan usaha perdagangan , memanfaatkan

barang tidak berwujud dari luar daerah pabean , melakukan usaha jasa , atau memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean , melakukan

(6)

5. Pengusaha Kena Pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan Barang kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan

Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.

6. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang

dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam

melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.

(7)

10. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak atau dalam bagian Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan .

11. Surat pemberitahuan adalah surat yang

oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak,

objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan

(8)

14.Surat setoran Pajak adalah bukti

pembayaran atau penyetoran pajak yang

telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat pembayaran yang

telah ditunjuk oleh menteri keuangan.

15. Surat Ketetapan Pajak adalah surat

ketetapan yang meliputi surat ketetapan pajak kurang bayar, surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan , surat ketetapan pajak nihil atau surat ketetapan pajak lebih bayar.

(9)

16.Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yg

menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak , jumlah kekurangan pokok pajak , besarnya sanksi administrasi , dan jmlah pajak yg masih harus dibayar.

(10)

21.Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan utang pajak.

22. Kredit Pajak untuk pajak penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh wajib pajak

ditambah dengan pokok pajak yang terutang dalam surat tagihan pajak karena pajak

penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar, ditambah dgn pajak yg dipotong atau pajak yang dipungut, ditambah dgn pajak atas penghasilan yg dibayar atau terutang diluar negeri, dikurangi dgn pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yg dikurangkan dari pajak yg

terutang .

(11)

24.Pekerjaan Bebas adalah pekerjaan yg dilakukan oleh orang pribadi yg mempunyai keahlian

khusus sebagai usaha untuk memperoleh

penghasilan yg tidak terikat oleh suatu hubungan kerja.

25. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data , keterangan dan /atau bukti yg dilaksanakan secara

objektifdan profesional berdasarkan suatu

(12)

28.Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau

badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak,termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban wajib pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan .

29.Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,

kewajiban, modal, penghasilan dan biaya,serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa,yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca,dan laporan laba rugi

untuk periode tahun pajak tersebut.

(13)

31.Penyidikan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan pengisian surat pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penilaian tentang

penulisan dan penghitungannya.

32.Penyidik adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal

(14)

34.Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan

terhadap surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau

pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib pajak.

35.Putusan Banding adalah putusan badan keadilan pajak atas banding terhadap surat keputusan keberatan yang di ajukan oleh wajib pajak.

(15)

36.Putusan Gugatan adalah putusan badan peradilan pajak atas gugatan terhadap hal-hal yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dapat

diajukan gugatan.

37.Putusan Peninjauan kembali adalah

putusan Mahkamah Agung atas permohonan peninjauan kembali yang diajukan oleh wajib pajak atau oleh Direktur Jenderal Pajak

(16)

40.Tanggal Kirim adalah tanggal stempel pos pengiriman ,tanggal

faksimili,atau dalam hal disampaikan secara langsung adalah tanggal pada saat surat,keputusan,atau putusan

disampaikan secara langsung.

41.Tanggal Terima adalah tanggal stempel pos pengiriman,tanggal faksimili,atau dalam hal diterima

secara langsung adalah tanggal pada saat surat,keputusan ata putusan

(17)

Pasal 2 :

1.Wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang

kerjanya meliputi tempat tinggal

(18)

Pasal 2A.

Masa Pajak sama dengan 1 ( satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yang diatur dengan Peraturan menteri Keuangan paling lama 3 (tiga) bulan kalender.

(19)

Pasal 3 :

(1) Setiap wajib pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap dan jelas , dalam bahasa Indonesia dengan

menggunakan huruf latin, angka arab , satuan mata uang rupiah dan

menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat jenderal pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan

(20)

Pasal 4 :

(1)Wajib Pajak wajib mengisi dan

menyampaikan Surat pemberitahuan dengan benar, lengkap dan jelas dan menandatanganinya .

(2)Surat Pemberitahuan Wajib Pajak Badan harus ditandatangani oleh pengurus atau direksi.

(21)

Pasal 8 :

(1)Wajib pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengan syarat DirJen Pajak belum melakukan tindakan

pemeriksaan.

 Apabila ada koreksi ternyata utang pajaknya menjadi lebih besar maka kena sanksi 2% perbulan atas kekurangan pembayaran

(22)

Pasal 10 :

(1) Wajib Pajak wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang

dengan menggunakan Surat Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yang diatur dengan

atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan .

(23)

Pasal 13 A :

Wajib Pajak yg karena kealpaannya tidak

menyampaikan Surat Pemberitahuan atau

menyampaikan Surat Pemberitahuan , tetapi isi nya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang iasinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian negara , tidak dikenai sanksi pidana apabila kealpaan tersebut pertamakali

dilakukan oleh Wajib Pajak dan Wajib Pajak tersebut wajib melunasi kekurangan pembayaran jumlah

pajak yang terutang beserta sanksi administrasi

berupa kenaikan sebesar 200% dari jumlah pajak yg kurang dibayar yg ditetapkan melalui penerbitan

(24)

Pasal 14 : Surat Tagihan Pajak

(1)DirJen Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) apabila :

a. Pajak dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar ;

b. Terdapat kekurangan pembayaran pajak akibat dari salah tulis dan/atau salah hitung ;

c. Wajib Pajak dikenai sanksi administrasi berupa denda dan/atau bunga .

d. Pengusaha Kena Pajak tidak membuat faktur pajak atau membuat tapi tidak tepat waktu ; e. PKP tidak mengisi faktur pajak secara lengkap.

(25)

Pasal 21 : Hak Mendahulu

(1)Negara mempunyai Hak Mendahulu untuk Utang Pajak atas barang-barang milik penanggung pajak . (2)Hak mendahulu meliputi : pokok pajak , sanksi

administrasi berupa bunga , denda , kenaikan dan biaya penagihan pajak .

(3)Hak mendahulu untuk hutang pajak melebihi segala hak kecuali :

a. biaya perkara yang disebabkan oleh suatu penghukuman untuk melelang suatu barang ;

b. Biaya untuk menyelamatkan barang ;

(26)

Pasal 22 : daluarsa

(1) Hak untuk melakukan penagihan pajak ,

termasuk bunga , denda, kenaikan dan biaya penagihan pajak, daluarsa setelah

melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak , Surat Ketetapan Pajak Kurang bayar serta Surat

ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan dan Surat keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan , Putusan banding, serta Putusan Peninjauan Kembali.

(27)

Pasal 25 : Keberatan

(1)Wajib pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak

atas :

a. surat ketetapan pajak Kurang bayar ; b.Surat ketetapan pajak Kurang bayar

tambahan

c. Surat ketetapan pajak Nihil

d. Surat ketetapan pajak Lebih bayar

(28)

Pasal 26 A :

Tata cara pengajuan dan

penyelesaian keberatan diatur

dengan atau berdasar Peraturan Menteri Keuangan

(29)

Pasal 28 : pembukuan

(1)Wajib Pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan ;

(2) Wajib pajak yg dikecualikan pd ayat 1 wajib membuat pencatatan yaitu wajib

pajak yg melakukan pekerjaan bebas dan diperbolehkan menggunakan

(30)

(3) Pembukuan dan pencatatan harus diselenggarakan dgn

memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau

kegiatan usaha yg sebenarnya ;

(5) Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan

dengan stelsel akrual atau stelsel kas.

(31)

Pasal 29 : pemeriksaan

(1) Dirjen pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan .

(3) Buku, catatan dan dokumen serta data , informasi dan keterangan lain wajib

(32)

Pasal 30 : penyegelan

(1)Dirjen Pajak berwenang melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu serta barang bergerak dan/ atau tidak bergerak apabila wajib pajak tidak memenuhi kewajiban

sebagaimana diatur dalam pasal 29. (2)Tatacara penyegelan diatur

berdasarkan perat. Menteri Keuangan

(33)

Pasal 34 : Rahasia jabatan

(1) Setiap pejabat dilarang

memberitahukan kepada pihak lain segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan kepadanya oleh wajib pajak dalam rangka jabatan atau

(34)

Pasal 36 : penetapan pajak karena

jabatan

(1)Dirjen pajak karena jabatan atau atas permintaan wajib pajak dapat :

a. mengurangkan atau menghapus sanksi administrasi, yang timbul karena kesalahan dari wajib pajak ;

b. Mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar ;

c. Mengurangkan atau membatalakna surat tagihan pajak yang tidak benar ;

d. membatalkan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan tanpa

penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau pembahasan akhir hasil pemeriksaan dgn wajib pajak.

(35)

Pasal 36 A : sanksi pidana

(1)Peagawai pajak dlm menjalankan tugasnya terbukti melakukan pemerasan dan mengancam kepada

wajib pajak untuk menguntungkan diri sendiri

secara melawan hukum  dipidana pasal 368 KUHP

(2)Pegawai pajak yg bermaksud menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum dan

menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang untuk memberi sesuatu atau

mengerjakan sesuatu bagi dirinya  dipidana

(36)

Pasal 36 B : Kode etik

(1) Menteri Keuangan berkewajiban untuk membuat kode etik pegawai Dirjen Pajak.

(2) Pegawai Dirjen Pajak wajib mematuhinya.

(3) Pengawasan pelaksanaan dan penampungan pengaduan

pelanggaran kode etik pegewai Dirjen pajak dilaksanakan oleh

(37)

Pasal 36 A

Menteri keuangan membentu Komite

(38)

Pasal 37 :

Perubahan Besarnya imbalan

bungandan sanksi administrasi

berupa bunga, denda dan kenaiak

diatur dengan peraturan pemerintah.

(39)

Pasal 38 : kealpaan

Kealpaan yang dilakukan oleh wajib pajak sehingga menimbulkan

kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan tersebut telah

dilakukan lebih dari satu kali didenda 2 kali jumalah pajak yg terutang atau dipidana kurungan minimal 3 (tiga)

(40)

Pasal 39 : dengan sengaja

(1) Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak

melaporkan usahanya unt dikukuhkan sbg PKP ;

Menyalahgunakan NPWP ; tidak menyampaikan SPT ; dll sehingga menimbulakn kerugia pada

pendapatan negara dipidana dengan pidana penjara minimal 6 bulan dan denda maksimal 4 kali jumlah pajak

(41)

Pasal 39 A : sengaja – faktur pajak

Sengaja menerbitkan atau

menggunakan faktur pajak , bukti pemungutan pajak, bukti

pemotongan pajak dan bukti setoran pajak tidak sebenarnya dan

menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sbg PKP 

(42)

Pasal 41 : kealpaan oleh

pejabat

(1) Pejabat karena kealpaannya tidak memenuhi kewajiban merahasiakan

 dipidana kurungan masimal 1 tahun dan denda masimal

Rp.25.000.000,- ;

(43)

Pasal 41 A

Setiap orang yang wajib memberikan

keterangan atau bukti yang diminta tetapai dengan sengaja tidak

memberikan atau memberikan keterangan tetapi tidak benar --.

(44)

Pasal 41 B

setiap orang yg dengan sengaja

menghalangi atau mempersulit

penyidikan dibidang perepajakan 

pidana 3 tahun dan denda Rp.75.000.000,-.

(45)

Pasal 44 : penyidik pidana

pajak

Penyidik tindak pidana perpajakan

hanya dapat dilakukan oleh Pejabat pegawai Negeri sipil tertentu di

lingkungan Dirjen Pajak yg diberi

(46)

SEKIAN

TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT

Referensi

Dokumen terkait

Yang menghendaki profesi Notaris di Indonesia adalah pasal 1868 Kitab undang-undang hukum perdata yang berbunyi: “Suatu akta otentik ialah suatu akta didalam bentuk yang

Hubungan sifat fundamental untuk sifat residual berlaku pada fluida dengan komposisi konstan... (6.46) terhadap temperatur

Untuk bangunan tidak bertingkat, alternatif bangunan dengan modifikasi bentuk dan susunan bresing yang diusulkan dalam tugas akhir ini memiliki kekakuan lebih tinggi -13,64%

Berdasarkan hal-hal tersebut, masalah yang harus dipecahkan adalah memilih strategi pembelajaran yang akan diterapkan pada mata pelajaran matematika sehingga dapat

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pemilihan lokasi gudang dengan menggunakan metode Brown Gibson ini memberikan hasil, yaitu alternatif akan menjadi prioritas tertinggi

Pengaruh sistem informasi akuntansi rail ticket system secara parsial terhadap efektivitas penjualan tiket elektronik pada PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Sub Divisi

Komponen elektronika ini terbuat dari bahan semikonduktor.Fungsinya adalah sebagai penyearah arus listrik, sehingga arus listrik yang semula bolak-balik bisa menjadi

Tujuan kajian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara motivasi, persekitaran kerja, kerja berpasukan dan kepimpinan terhadap kepuasan pekerja di kalangan pekerja