Climate Change Effects on Aquaculture
Production Perfomance in Malaysia :
An Environmental Perfomance Analysis
By : Hamdan, Othman, Kari
Pendahuluan
Meningkatnya permintaan dunia akan
protein ikan dan ekploitasi perikanan
Kasus di Malaysia
• Dimulai
sejak
1970an
Sektor
Akuakultur
• Leading sektor pertanian • Share terhadap PDB positif
(5% tahun 2013)
• Dukungan pemerintah
Lanjutan
Sektor Akuakulturi dan
Resiko Perubahan Iklim
“
Perubahan Iklim
” adalah ancaman
terbesar
keberlanjutan
Menurut Oguntuga, Adesina, Akinwole
(2009) : Tingkat produktivitas dan
profitabilitas produksi akuakultur
tergantung pada efek negatif dan
Rumusan Masalah
Studi ini pada umumnya mencoba
untuk
mengevaluasi kinerja
produksi akuakultur
yang
berkonsentrasi pada pencapaian
tujuan berikut;
1) Untuk mengidentifikasi
indeks
kinerja lingkungan
dari sektor
akuakultur.
2) Untuk mengidentifikasi
perubahan
dalam eko-efisiensi
sektor akuakultur.
3) Untuk mengidentifikasi
perubahan
Metodologi
Kebaruan (Novelty) : Memasukan variabel lingkungan dalam analisis dengan
menggunakan indikator “perubahan iklim” sebagai tekanan lingkungan.
Literature Reiew:
1. Duppont, Grafton, Kirley &Squires (2002); 2. Tingley, Pascoe, & Mardle (2003);
3. Pascoe & Herrero (2004); 4. Pascoe, & Coglan (2005);
5. Oliveira, Gaspar, Paixão, & Camanho (2009)
Data dan Variabel
•
Populasi : budidaya air payau
•
Sampel : Budidaya air payau
dngan sistem kandang dan
tambak
•
Panel 21 tahun (1993 – 2013)
dari enam negara bagian
Malaysia
Data dan Variabel
•
DMU : Perak, Pahang,
Selangor, Johor, Sabah,
Sarawak
dipilih karena :
• Negara bagian yang produksi
perikanannya tertinggi
• Kelembagaan (adanya perbedaan
Departemen pengendali)
• Perbedaan lokasi geografis, pola
Metode DEA
Berorientasi masukan , yang digunakan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang
berkonstribusi terhadap resiko produksi. Input :
• Faktor Lingkungan (tekanan perubahan iklim) seperti :
– rata-rata suhu cuaca maksimum tahunan (0C),
– rata-rata suhu cuaca minimum tahunan (0C),
– rata-rata curah hujan tahunan (mm / hari),
– persentase rata-rata kelembaban relatif tahunan (%)
Denominator :
• Ukuran pertanian dengan ukuran ha utuk kolam dan mm2 untuk kandang
Output :
• Nilai Tambah dalam RM, namun untuk eko –
Defenisi Operasional
EPI adalah Indeks Kinerja Lingkungan yang dipengaruhi oleh perubahan
• REE (perubahan Relatif Eco Efisiensi) :
Untuk melihat apakah kegiatan
akuakultur tahan terhadap resiko iklim
• Indeks ENVTECH (Perubahan Teknis
Lingkungan ) :
Untuk melihat apakah teknoogi saat ini, inovasi, kebijakan terkait
meningkatkan pertumbuhan akuakultur
Batasan Masalah :
analisis ini hanya mempertimbangkan aspek biofisik di mana stres fisik dan ekologi dianggap sebagai faktor
Hasil dan Diskusi
EPI air payau (ponds)
Hasil
• Perak, Johor, Sabah dan Sarawak efisien (mencapai efisien
13 kali dari keseluruhan pengamatan)
• Selangor paling tidak efisien ( 8 kali )
• EPI positif (1998 dan 2008) indeks efisien yang dicapai oleh
semua DMU kombinasi REE dan ENVTECH , hanya Sabah yang disebabkan oleh ENVTECH
Hasil dan Diskusi
EPI air payau (cages)
Hasil
• EPI dari 6 negara bagian menunjukkan penurunan nilai indeks dibandingkan dengan budidaya tambak.
• Tak satupun negara mencapai efisiensi total EPI
(dipengaruhi nilai ENVTECH dan REE) namun Pahang dan Selangor paling tidak efisien sedangkan Sarawak paling efisien
• Kemajuan Teknis yang paling kuat dan signifikasn dalam budiadaya keramba terjadi pada tahun 2000 (kecuali johor)
Dekomposisi EPI dengan
Perubahan REE dan ENVTECH
perubahan ENVTECH di semua negara bagian menunjukkan hubungan yang kuat dengan perbaikan dalam kinerja
lingkungan akuakultur
Wilaya
h Kolam Air Payau Nilai Rata-Rata Kandang Air PayauNilai Rata-Rata
REE ENVTE
CH EPI REE ENVTECH EPI Perak 1.000 1.013 1.013 1.000 1.009 1.009 Pahang 1.013 1.004 1.017 1.031 0.991 1.022
Selang
or 0.998 0.999 0.997 0.999 0.999 0.998 Johor 0.998 1.006 1.004 1.003 1.000 1.003 Sabah 1.001 1.010 1.011 1.000 1.007 1.007 Serawa
k
0.998 10.11 1.009 1.026 0.994 1.020
Tambak (ponds)
• ENVTECH memiliki hubungan yang kuat
dengan peningkatan dalam kinerja lingkungan akuakultur
• Negara yang paling efisien dalam kinerja
lingkungan adalah Pahang dengan
peningkatan skor 1,7% paling tidak efisien dicapai oleh Selangor dengan penurunan kecil 0,3% di EPI
• Peningkatan kemajuan teknis dan inovasi
Kolam (Cages)
• Peningkatan kemajuan teknologi bukanlah
faktor penting dalam mempengaruhi EPI yang efisien di Pahang dan Sarawak (karena
penggunaan teknik yang terbatas pada kandang akuakultur)
• Variabilitas iklim masih dapat ditolerir dan
mampu menyediakan lingkungan yang baik untuk budidaya keramba
• Perubahan EPI untuk semua negara
menunjukkan bahwa aspek kemajuan teknis
dan inovasi kurang berpengaruh
• Sistem akuakultur sangat bergantung pada
Kesimpulan
• Di bawah risiko dan tantangan perubahan
iklim, komponen efisiensi teknis
lingkungan penting untuk mempromosikan pertanian akuakultur yang efisien.
• Penggunaan teknologi dalam
pembudidayaan ikan dan praktik akuakultur akan memungkinkan
peningkatan efisiensi kegiatan akuakultur dalam menghasilkan ikan berkualitas dan melawan variabilitas dan risiko iklim