• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Kelas XI sejarah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Materi Kelas XI sejarah"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Materi Kelas XI

INDONESIA PADA MASA KOLONIAL

Pada   tahun   1595   Coenelis   de   Houtman   yang   sudah   merasa   mantap,   mengumpulkan modal untuk membiayai perjalanan ke Timur Jauh. Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan De Keyzer dengan 4 buah kapal memimpin pelayaran menuju Nusantara. Selama dalam pelayaran itu selalu berusaha menjauhi jalan pelayaran Portugis. Pada bulan Juni 1596 pelayaran yang dipimpin oleh De Houtman berhasil berlabuh di Banten.

A.   VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie)

Atas prakarsa dari dua tokoh Belanda, yaitu : Pangeran Maurits dan Johan van Olden Barnevelt, pada tahun 1602 kongsi­kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberi nama VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) atau Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur. Pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang. Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Wittert. Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah :

a. Untuk   menghindari   persaingan   tidak   sehat   antara   sesama   pedagang   Belanda   sehingga keuntungan maksimal dapat diperoleh.

b. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa­bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa­bangsa Asia.

c. Untuk membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, oleh pemerintah Belanda VOC diberi hak­hak istimewa yang dikenal sebagai Hak Octroi yang meliputi hal­hal sebagai berikut : 1. Monopoli perdagangan

2. Mencetak dan mengedarkan uang

3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai 4. Mengadakan perjanjian dengan raja­raja 5. Memiliki tentara  untuk mempertahankan diri 6. mendirikan benteng

7. menyatakan perang dan damai

8. mengangkat dan memberhentikan penguasa­penguasa setempat

Untuk mendapatkan keuntungan yang besar VOC menerapkan monopoli perdagangan. Bahkan pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari pada pelaksanaan monopoli bangsa   Portugis.   Peraturan­peraturan   yang   ditetapkan   VOC   dalam   melaksanakan   monopoli perdagangan antara lain sebagai berikut :

1. Verplichte Leverantie 2. Contingenten

3. Ekstirpasi 4. Pelayaran Hongi

SISTEM BIROKRASI VOC

(2)

daerah. Di bawah Gubernur terdapat beberapa Residen yang dibantu oleh Asisten Residen. Sedangkan pemerintahan dibawahnya lagi diserahkan kepada pemerintahan tradisional seperti raja   dan   bupati.   Sistem   pemerintaha   seperti   ini   disebut   dengan   sistem   pemerintahan   tidak langsung (Indirect Rule).

 

KEMUNDURAN VOC

Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke­18. Hal ini disebabkan  oleh hal­hal sebagai berikut :

1.   Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai­pegawai VOC

2.   Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC 3.   Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar

4.    Adanya   persaingan   dengan   kongsi   dagang   bangsa   lain,   seperti   kongsi   dagang Portugis (Compagnie des Indies) dan kongsi dagang Inggris (East Indian Company).

5.   Hutang VOC yang sangat besar

6.   Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran 7.   Berkembangnya faham liberalisme, sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC tidak

sesuai lagi untuk diteruskan

8.    Pendudukan Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795. menganggap badan seperti VOC tidak dapat diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris, sehingga VOC harus dibubarkan.

Pada tahun 1795 dibentuklah panitia pembubaran VOC. Pada tahun itu pula hak­hak istimewa VOC (octroi) dihapus. VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Selanjutnya semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah kerajaan Belanda.

B.   MASA PEMERINTAHAN KOLONIAL HINDIA BELANDA

Pada tahun 1795, Partai Patriot Belanda yang anti raja, atas bantuan Perancis, berhasil merebut   kekuasaan.   Sehingga   di   Belanda   terbentuklah   pemerintahan   baru   yang   disebut Republik  Bataaf (Bataafsche Republiek). Republik  ini  menjadi boneka  Perancis yang sedang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Sedangkan raja Belanda,  Willem V, melarikan diri  dan membentuk pemerintah peralihan di Inggris. Pada waktu itu antara Inggris dan Perancis sedang bermusuhan dengan hebatnya.

Setelah VOC dibubarkan oleh pemerintahan tersebut pada tahun 1800, maka tanah jajahan yang dulu dikuasai VOC kemudian ditangani oleh suatu badan yang disebut“Aziatische Raad”. Kekuasaan   pemerintahan   Belanda   di   Indonesia   dipegang   oleh   Gubernur   Jendral Johannes

Siberg (1801­1804) yang menggantikan Gubernur JendralOverstraaten sebagai Gubernur Jendral

VOC yang terakhir.

C.   MASA PEMERINTAHAN HERMAN W. DAENDELS

1.  LATAR BELAKANG

(3)

Belanda­Perancis.   Louis   Napoleon   mengangkat Herman   Willem   Daendels sebagai Gubernur Jendral di Indonesia (1808 – 1811. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808 dengan tugas utama “mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris”.

2.  KEBIJAKAN PEMERINTAHAN HERMAN W. DAENDELS

a.    Bidang Birokrasi Pemerintahan

1. Pusat pemerintahan (Weltevreden) dipindahkan agak masuk ke pedalaman

2. Dewan Hindia Belanda sebagai dewan legislatif pendamping Gubernur Jendral dibubarkan dan diganti dengan Dewan Penasehat.

3. Para   bupati   dijadikan   pegawai   pemerintahan   Belanda   dan   diberi   pangkat   sesuai   dengan ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda.

b.    Bidang Hukum dan Peradilan

1. Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3 jenis pengadilan, yaitu : a. Pengadilan untuk orang Eropa

b. Pengadilan untuk orang Pribumi c. Pengadilan untuk orang Timur Asing

2. Pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu termasuk terhadap bangsa Eropa. Akan tetapi ia sendiri malah melakukan korupsi besar­besaran dalam kasus penjualan tanah kepada pihak swasta.

c.    Bidang Militer dan Pertahanan

1. Membangun jalan antara Anyer – Panarukan. Jalan ini penting sebagai lalu­lintas pertahanan maupun perekonomian.

2. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal ini dilakukan Daendels sebab tidak lagi dapat mengharapkan bantuan dari Eropa. Hubungan Belanda dan Indonesia sangat sukar sebab ada blokade Inggris di lautan.

3. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.

d.    Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Membentuk   Dewan   Pengawas   Keuangan   Negara (Algemene   Rekenkaer) dan   dilakukan pemberantasan korupsi dengan keras.

2. Pajak In   Natura (Contingenten) dan   sistem   penyerahan   wajb (Verplichte   Leverantie) yang diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan diperberat.

3. Mengadakan Preanger   Stelsel,   yaitu   kewajiban   bagi   rakyat   Priangan   dan   sekitarnya   untuk menanam tanaman ekspor (kopi).

e.    Bidang Sosial

1. Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer – Panarukan. 2. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan atau sultan.

3. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.

(4)

Belanda disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang Panglima Perang yang kemudian dikerahkan ke medan Rusia.

D.   MASA PENJAJAHAN INGGRIS DI INDONESIA (Masa Interegnum) 1811 – 1816

1.    LATAR BELAKANG

Ketika akhirnya Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke Eropa.   Penggantinya,   Gubernur   Jendral   Jansen,   tidak   mampu   menahan   serangan   musuh, sehingga   terpaksa   menyerah.   Akhir   dari   penjajahan   Belanda   –   Perancis   ini   ditandai dengan Kapitulasi Tuntang, yang isinya sebagai berikut :

1. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris 2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris

3. Semua pegawai Belanda yang mau bekerjasama dengan Inggris dapat memegang jabatannya terus.

4. Semua hutang Pemerintah Belanda yang dulu, bukan menjadi tanggung jawab Inggris.

Kapitulasi Tuntang ini ditandatangani pada tanggal 18 – 9 – 1811, oleh S. Auchmutydari pihak Inggris dan Janssens dari pihak Belanda.

Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang, 11 – 9 – 1811, raja muda (ViceroyLord Minto yang berkedudukan   di   India,   mengangkat Thomas   Stamford   Raffles sebagai   Wakil   Gubernur (Lieutenant Governor) di Jawa. Akan tetapi dalam pelaksanaannya Raffles berkuasa penuh di Indonesia.

2.    KEBIJAKAN PEMERINTAHAN THOMAS STAMFORD RAFFLES

a.  Bidang Birokrasi Pemerintahan

Langkah­langkah Raffles pada bidang pemerintahan sebagai berikut : 1. Pulau Jawa dibagi menjadi 16 keresidenan.

2. Sistem pemerintahan feodal oleh Raffles dianggap dapat mematikan usaha­usaha rakyat.

3. Bupati­bupati atau penguasa­penguasa pribumi dijadikan pegawai pemerintah kolonial yang langsung di bawah kekuasaan pemerintah pusat.

b. Bidang Ekonomi dan Keuangan

1. Penghapusan   pajak   hasil   bumi (contingenten) dan   sistem   penyerahan   wajib (verplichte

Leverantie) yang sudah diterapkan sejak zaman VOC. Kedua peraturan tersebut dianggap terlalu berat dan dapat mengurangi daya beli rakyat.

2. Menetapkan Sistem Sewa Tanah (Landrent).

3. Mengadakan monopoli garam dan minuman keras.

c.  Bidang Sosial

1. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) 2. Penghapusan perbudakan.

3. Peniadaan Pynbank (disakiti) yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan Harimau.

d. Bidang Ilmu Pengetahuan

Masa pemerintahan Raffles di Indonesia memberikan banyak peninggalan yang berguna bagi Ilmu Pengetahuan, seperti :

(5)

3. Dirintisnya Kebun Raya Bogor

3.   BERAKHIRNYA KEKUASAAN THOMAS STAMFORD RAFLLES

Berakhirnya pemerintahan Raffles di Indonesia ditandai dengan adanyaConvention of London,   1814.   Perjanjian   tersebut   ditandatangani   di   London   oleh   wakil­wakil   Belanda   dan Inggris yang isinya sebagai berikut :

1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda

2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris

3. Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris dan Bangka diserahkan kepada Belanda sebagai gantinya.

E.    MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA (Nederlandsch Indie) (1816 – 1942)

1.    Pemerintahan Komisaris Jendral

Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris, yang berkuasa di Indonesia adalah Pemerintahan Hindia Belanda. Pada mulanya pemerintahan ini merupakan pemerintahan kolektif yang terdiri dari tiga orang, yaitu : Flout, Buyskess dan Van Der Capellen. Mereka berpangkat komisaris Jendral. Masa peralihan ini hanya berlangsung dari tahun 1816 – 1819. Pada tahun 1819, kepala pemerintahan mulai dipegang oleh seorang Gubernur Jendral Van Der Capellen (1816­1824)

Dengan berdirinya Singapura maka timbullah perselisihan mengena batas­batas wilayah kekuasaan pendudukan Inggris dan Belanda. Masalah ini kemudian diselesaikan lewat Treaty

of London, 1824, yang isinya sebagai berikut :

1. Kedua negeri (Belanda dan Inggris) berhak untuk saling memasuki wilayah jajahan masing­ masing.

2. Belanda menarik diri dari jajahannya di Asia Daratan (Benggala, Gujarat, Malaka dan Singapura 3. Inggris menarik diri dari nusantara dan menyerahkan Bengkulu, Bangka dan Belitung.

4. Kemerdekaan Aceh dihormati oleh kedua belah pihak, karena Aceh dijadikan Bufferstaat yaitu daerah pemisah antara Kekuasaan Belanda di Indonesia dan Inggris di Singapura dan Malaka. 5. Inggris dan Belanda bertanggung jawab atas keamanan di selat Malaka.

Pada kurun waktu 1816­1830, pertentangan antara kaum liberal dan kaum konservatif terus   berlangsung.   Sementara   itu   kondisi   di   negeri   Belanda   dan   di   Indonesia   semakin memburuk.   Oleh   karena   itulah   usulan Van   Den   Bosch untuk   melaksanakanCultuur

Stelsel (tanam paksa) diterima dengan baik, karena dianggap dapat memberikan keuntungan 

yang besar bagi negeri induk.

F.    PENERAPAN SISTEM TANAM PAKSA (CULTUUR STELSEL) PADA TAHUN 1830 ­ 1870

a.  Latar Belakang Sistem Tanam Paksa

1. Di   Eropa   Belanda   terlibat   dalam   peperangan­peperangan   pada   masa   kejayaan   Napoleon, sehingga menghabiskan biaya yang besar.

2. Terjadinya Perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgia dari Belanda pada tahun 1830.

3. Terjadi Perang Diponegoro (1825­1830) yang merupakan perlawanan rakyat jajahan termahal bagi Belanda. Perang Diponegoro menghabiskan biaya kurang lebih 20.000.000 Gulden.

(6)

6. Kegagalan   usaha   mempraktekkan   gagasan   liberal   (1816­1830)   dalam   mengeksploitasi   tanah jajahan untuk memberikan keuntungan besar terhadap negeri induk.

b. Aturan­aturan Tanam Paksa

Ketentuan­ketentuan pokok Sistem Tanam Paksa terdapat dalam Staatblad(lembaran  negara) tahun 1834, no. 22, beberapa tahun setelah Tanam Paksa dijalankan di Pulau Jawa. Bunyi dari ketentuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Persetujuan­persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian dari tanahnya untuk penanaman tanaman ekspor yang dapat dijual dipasaran Eropa.

2. Tanah   pertanian   yang   disediakan   penduduk,   tidak   boleh   melebihi   seperlima   dari   tanah pertanian yang dimiliki penduduk desa.

3. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman tersebut tidak boleh melebihi pekerjaan untuk menanam tanaman padi.

4. Tanah yang disediakan penduduk tersebut bebas dari pajak tanah.

5. Hasil   dari   tanaman   tersebut   diserahkan   kepada   pemerintah   Hindia   Belanda;   Jika   harganya ditaksir melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, maka kelebihan itu diberikan kepada penduduk.

6. Kegagalan panen yang bukan karena kesalahan petani, akan menjadi tanggungan pemerintah 7. Bagi yang tidak memiliki tanah, akan dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik­pabrik milik 

pemerintah selama 65 hari setiap tahun.

8. Pelaksanaan Tanam Paksa diserahkan kepada pemimpin­pemimpin pribumi. Pegawai­pegawai Eropa bertindak sebagai pengawas secara umum.

Ketentuan ketentuan tersebut memang kelihatan tidak terlampau menekan rakyat. Dalam prakteknya, sistem tanam paksa seringkali menyimpang, sehingga rakyat banyak dirugikan, misalnya:

1. Perjanjian tersebut seharusnya dilakukan dengan suka rela akan tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara­cara paksaan.

2. Luas tanah yang disediakan penduduk lebih dari seperlima tanah mereka. Seringkali tanah tersebut satu per tiga bahkan semua tanah desa digunakan untuk tanam paksa.

3. Pengerjaan   tanaman­tanaman   ekspor   seringkali   jauh   melebihi   pengerjaan   tanaman   padi. Sehingga tanah pertanian mereka sendiri terbengkelai.

4. Pajak tanah masih dikenakan pada tanah yang digunakan untuk proyek tanam paksa.

5. Kelebihan hasil panen setelah diperhitungkan dengan pajak tidak dikembalikan kepada petani. 6. Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani

7. Buruh yang seharusnya dibayar oleh pemerintah dijadikan tenaga paksaan.

c.  Akibat­akibat Tanam Paksa

Bagi Belanda

1.    Meningkatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan dan dijual Belanda di pasaran Eropa 2.     Perusahaan   pelayaran   Belanda   yang   semula   kembang   kempis,   pada   masa   Tanam   Paksa

mendapat keuntungan besar

3.     Pabrik­pabrik   gula   yang   semula   diusahakan   oleh   kaum   swasta   Cina,   kemudian   juga dikembangkan oleh pengusaha Belanda karena keuntungannya besar.

4.    Belanda mendapatkan keuntungan (batiq slot) yang besar.

Bagi Indonesia

Dampak negatif :

(7)

2.    Beban pajak yang berat

3.    Pertanian utamanya padi banyak mengalami kegagalan panen 4.    Kelaparan dan kematian terjadi dimana­mana.

5.    Jumlah penduduk Indonesia menurun. Dampak positif :

1.    Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis­jenis tanaman baru

2.    Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi ekspor.

Karena   reaksi­reaksi   tersebut,   secara   berangsur­angsur   pemerintah   Belanda   mulai mengurangi   pemerasan   lewat   Tanam   Paksa   dan   menggantikannya   dengan   sistem   politik ekonomi   liberal   kolonial.   Tonggak   berakhirnya   Tanam   Paksa   adalah   dengan dikeluarkannya Undang­Undang Pokok Agraria (Agrarische Wet), 1870.

G.    POLITIK EKONOMI LIBERAL KOLONIAL SEJAK TAHUN 

1870

1.  LATAR BELAKANG

a. Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa yang telah menimbulkan penderitaan rakyat pribumi namun memberikan keuntungan besar bagi Pemerintah Kerajaan Belanda.

b. Berkembangnya faham liberalisme sebagai akibat dari Revolusi Perancis dan Revolusi Industri sehingga sistem Tanam Paksa tidak sesuai lagi untuk diteruskan.

c. Kemenangan   Partai   Liberal   dalam   Parlemen   Belanda   yang   mendesak   Pemerintah   Belanda menerapkan sistem ekonomi liberal di negeri jajahannya (Indonesia). Hal ini dimaksudkan agar para pengusaha Belanda sebagai pendukung Partai Liberal, dapat menanamkan modalnya di Indonesia.

d. AdanyaTraktat Sumatera, 1871, yang memberikan kebebasan bagi Belanda untuk meluaskan wilayahnya ke Aceh. Sebagai imbalannya Inggris meminta Belanda menerapkan sistem ekonomi liberal di Indonesia, agar pengusaha Inggris dapat menanamkan modalnya di Indonesia.

Pelaksanaan politik ekonomi liberal ini dilandasi dengan beberapa peraturan diantaranya  sebagai berikut :

1. Indische Comptabiliteit Wet, 1867. 2. Suiker Wet

3. Agrarische Wet (Undang­undang Agraria),1870. 4. Agrarische Besluit, 1870.

2.  PELAKSANAAN SISTEM POLITIK EKONOMI LIBERAL

Sejak tahun 1870 di Indonesia diterapkan Imperialisme Modern (Modern Imperialism). sejak tahun   tersebut   di   Indonesia   telah   diterapkan Opendeur   Politiek yaitu   politik   pintu   terbuka terhadap modal­modal swasta asing. Disamping modal swasta Belanda sendiri, modal swasta asing lain juga masuk ke Indonesia, seperti modal dari Inggris, Amerika, Jepang dan Belgia. Modal­modal swasta asing tersebut tertanam pada sektor­sektor pertanian dan pertambangan, seperti karet, teh, kopi, tembakau, tebu, timah dan minyak. Sehingga perkebunan­perkebunan dibangun secara luas dan meningkat pesat.

3.  AKIBAT SISTEM POLITIK LIBERAL KOLONIAL

 Bagi Belanda :

(8)

2. Hasil­hasil produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke negeri Belanda. Pada tahun 1870 luas tanah di pulau Jawa yang ditanami tebu seluas 54.176 bahu, maka dalam tahun 1900 meningkat menjadi 128.301 bahu.

3. Negeri Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.  Bagi rakyat Indonesia :

1. Kemerosotan tingkat kesejahteraan penduduk

2. Adanya   krisis   perkebunan   pada   tahun   1885   karena   jatuhnya   harga   kopi   dan   gula membawa akibat buruk bagi penduduk. Uang sewa tanah dan upah pekerja menurun.

3. Menurunnya   konsumsi   bahan   makanan,   terutama   beras,   sementara   pertumbuhan penduduk Jawa meningkat cukup pesat.

4. Menurunnya   usaha   kerajinan   rakyat   karena   kalah   bersaing   dengan   banyak   barang­ barang impor dari Eropa.

5. Pengangkutan   dengan   gerobak   menjadi   merosot   penghasilannya   setelah   adanya angkutan dengan kereta api.

6. Rakyat menderita karena masih diterapkannya kerja rodi dan adanya hukuman yang berat bagi yang melanggar peraturan Poenale Sanctie.

H. POLITIK ETIS

1.  Latar Belakang

a.    Pelaksanaan   sistem   tanam   paksa   yang   mendatangkan   keuntungan   berlimpah   bagi   Belanda, namun menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia.

b.    Eksploitasi   terhadap   tanah   dan   penduduk   Indonesia   dengan   sistem   ekonomi   liberal   tidak mengubah nasib buruk rakyat pribumi.

c.    Upaya   Belanda   untuk   memperkokoh   pertahanan   negeri   jajahan   dilakukan   dengan   cara penekanan dan penindasan terhadap rakyat.

d.    Adanya   kritik   dari   kaum   intelektual   Belanda   sendiri   (Kaum   Etisi)   seperti Van   Kol,Van

DeventerBrooschooftDe WaalBaron van HoevellVan den BergVan De Dem dan lain­lain.

Tokoh tersebut memperjuangkan agar pemerintah Belanda meningkatkan kesejahteraan moril dan materiil kaum pribumi, menerapkan desentralisasi dan efisiensi. Perjuangan mereka kemudian   dikenal   sebagai Politik   Etis.   Politik   ini   kemudian   didukung   oleh Politik

Asosiasi yang memandang perlunya kerjasama yang erat antara golongan Eropa dan rakyat

pribumi untuk kemajuan tanah jajahan.

2.  Pelaksanaan Politik etis

Pada periode 1900 ­1925 banyak kemajuan dan perubahan dicapai. Bangunan­bangunan besar didirikan, semua itu merupakan keharusan dalam kemajuan yang tidak dapat dielakkan. Perubahan­perubahan tersebut sebagai berikut :

a.   Desentralisasi Pemerintahan

Sebelum tahun 1900 pemerintahan di Indonesia dilakukan secara sentralisasi. Seluruh jalannya pemerintahan ditentukan oleh menteri jajahan dan pusat pemerintahan yang ada di Nederland. Sejak   tahun   1854   dikeluarkan   peraturan   yang   memberikan   hak   kepada   parlemen   untuk mengawasi jalannya pemerintahan Hindia­Belanda. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman ekonomi liberal.

b.   Irigasi

(9)

seluas 96.000 bau. Pada tahun 1908 berkembang menjadi 173.000 bau. Menurut rencana pada tahun 1890 akan dibangun irigasi seluas 427.000 bau selama 10 tahun.

c.   Emigrasi (Transmigrasi)

Dalam   abad   ke­19   terjadi   migrasi   penduduk   dari   Jawa   Tengah   ke   Jawa   Timur,   berhubung dengan perluasan tanaman tebu.

d.   Edukasi

Pada   mulanya   pemerintah   kolonial   Belanda   membentuk   dua   macam   sekolah   untuk   rakyat pribumi. Sekolah kelas I (angka satu) yang diperuntukkan kepada anak­anak pegawai negeri, orang   berkedudukan   dan   berharta.   Sedangkan   sekolah   kelas   II   (angka   dua)   diperuntukkan kepada anak­anak pribumi pada umumnya. Mata pelajaran yang diberikan meliputi membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi, ilmu alam, sejarah dan menggambar.

3.   Kegagalan Politik Etis Dan Politik Asosiasi

Kegagalan pelaksanaan politik Etis tersebut nampak dalam :

1. Sejak   pelaksanaan   sistem   ekonomi   liberal   Belanda   mendapatkan   keuntungan   yang   besar, sedangkan tingkat kesejahteraan rakyat pribumi tetap rendah.

2. Hanya sebagian kecil kaum pribumi yang memperoleh keuntungan dan kedudukan yang baik dalam masyarakat kolonial, yaitu golongan pegawai negeri.

Pegawai negeri dari golongan pribumi hanya digunakan sebagai alat saja, sehingga 

dominasi bangsa Belanda tetap sangat besar.

SOAL­SOAL EVALUASI

A.  PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !

1. Latar belakang dan faktor pendorong kedatangan bangsa­bangsa Eropa ke Asia adalah sebagai berikut, kecuali ….

A.Keinginan menemukan daerah asal rempah­rempah

B. Runtuhnya   Konstantinopel,   1453,   ke   tangan   bangsa   Turki   Saljuk   menyebabkan   terputusnya hubungan dagang Asia­Eropa

C. Keinginan membuktikan teori Copernicus bahwa bumi itu bulat D.Penemuan mesin uap oleh James Watt

E. Rasa   tertarik   kepada   buku   karya   Marcopolo   berjudul   :   Imago   Mundi   yang   menceritakan kesuburan Asia.

2. Latar belakang kedatangan Belanda ke Indonesia adalah ….

A. Invasi Napoleon ke negara­negara Eropa termasuk Belanda

B. Pendudukan   Spanyol   terhadap   Lisabon   sehingga   Belanda   kesulitan   mendapatkan rempah­rempah

C. Adanya persaingan dengan Portugis dan Spanyol dalam mencari tanah­tanah jajahan

D. Keinginan untuk menemukan India

E. Kekalahan Belanda dalam perang 30 tahun melawan Spanyol

(10)

A. Johan van Olden Barnevelt B. Pieter Both

C. Jon Pieterzoon Coen D. Francois Wittert E. Cornelis de Houtman

4. Agar VOC leluasa dalam melaksanakan tugasnya, maka pemerintah Belanda memberikan hak­ hak istimewa kepada VOC yang meliputi hak­hak sebagai berikut,kecuali ….

A. mengangkat dan memberhentikan pegawai B. memiliki tentara

C. mendirikan negara merdeka di seberang lautan D. mengeluarkan / mencetak uang

E. menyatakan perang dan damai

5. Setelah mampu menggantikan posisi Portugis di Maluku, Belanda mendirikan Loji di Ambon dengan Gubernur Jendral Pertamanya ….

A. Pieter Both

B. Jon Pieterzoon Coen C. Van Den Bosch D. De Jonge E. De Kock

6. Seorang Gubernur Jendral yang memindahkan Loji VOC dari Ambon ke Batavia adalah …. A. de Jonge

B. de Fock C. Pieter Both

D. Jan Pieterzoon Coen E. Van Den Bosch

7. Hak  VOC  untuk  menebang  tanaman  rempah­rempah  di Maluku   agar  harganya   stabil/naik disebut ….

A. Verplichte Leverantie B. Pelayaran Hongi C. Contingenten D. Poenale Sanctie E. Eksterpasi

8. Kewajiban pajak yang harus dibayarkan dengan hasil bumi disebut …. A. Verplichte Leverantie

B. Pelayaran Hongi C. Contingenten D. Poenale Sanctie E. Eksterpasi

9. Semakin luasnya wilayah VOC berakibat kemunduran VOC itu sendiri, sebab …. A. Semakin banyaknya korupsi

B. Tidak sesuai dengan semangat Liberalisme Ekonomi C. Bersaing dengan Portugis dan VOC

(11)

10. Langkah­langkah Daendels dalam mengemban tugasnya di Indonesia adalah sebagai berikut, kecuali ….

A. Pulau Jawa dibagi menjadi 18 wilayah

B. Membangun jalan antara Anyer dan Panarukan C. Menerapkan kerja Rodi

D. Menerapkan Preanger Stelsel E. Menerapkan penyerahan wajib

11. Proses penyerahan kekuasaan di Indonesia dari Belanda ke Inggris tahun 1814 ditandai dengan ….

A. Convention of London B. Traktat Sumatra C. Kapitulasi Tuntang D. Kapitulasi Kalijati E. Perjanjian Bongaya

12. Setelah ditunjuk sebagai Gubernur Jendral di Indonesia, Raffles melakukan langkah­langkah pembaharuan sebagai berikut, kecuali ….

A. menerapkan sistem Landrent B. menerapkan kerja rodi

C. menghapuskan penyerahan wajib D. menegakkan persamaan hukum

E. membagi Pulau Jawa menjadi 9 propinsi

13. Sistem Tanam Paksa  yang diusulkan Van den Bosch didorong oleh hal­hal sebagai berikut, kecuali ….

A. kas negara yang kosong

B. keinginan para Bupati untuk mendapatkan Cultuure Procenten

C. pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak

D. hutang luar negeri yang berat

E. perang yang memakan biaya besar

14. Penderitaan   rakyat   pada   masa   Tanam   Paksa   semakin   parah   karena   ulah   para   Bupati   yang berlomba­lomba   mendapatkan   bonus   dari   pemerintah   Belanda   bila   hasil   Tanam   Paksa   di daerahnya melebihi target. Bonus itu disebut ….

A. Verplichte Leverantie B. Cultuure Procenten C. Contingenten D. Batig Saldo E. Eksterpasi

15. Sebenarnya sistem Tanam Paksa merupakan kelanjutan dari praktek pemerasan yang pernah dilakukan oleh Daendels sebelumnya, yaitu ….

A. kerja rodi

B. Verplichte Leverantie C. Hongi Tochten D. Preanger Stelsel E. Cotingenten

16. Berakhirnya Cultuur Stelsel ditandai dengan dikeluarkan peraturan ….

(12)

B. Agrarische Wet

C. Compatibilitet Wet

D. Poenale Sanctie

E. Bill of Right

17. Undang­undang   yang   menyatakan   bahwa   dalam   menyusun   anggaran   belanja,   Pemerintah Kolonial Hindia Belanda harus mendapat persetujuan Parlemen adalah .…

A. Suiker Wet B. Agrarische Wet C. Compatibilitet Wet D. Poenale Sanctie

E. Wilden Schoolen Ordonantie

18. Artikel   karya   Van   Deventer   yang   ditulis   dalam   majalah   de   Gids,   berisi   tentang   perlunya kebijaksanaan politik etis adalah ….

A. Max Havelar B. Eure Schuld

C. Al ik en Nederlander Was D. From dark to light

E. Indonesia Menggugat

19. Buku karya Multatuli yang berisi tentang kisah Saijah dan Adinda, petani yang jadi korban Tanam Paksa di Lebak, Banten berjudul ….

A. Max Havelar B. Eure Schuld

C. Al ik en Nederlander Was D. From dark to light

E. Indonesia Menggugat

20. “Inggris tidak akan menghalangi usaha Belanda meluaskan wilayah di Sumatra” adalah bunyi dari ….

(13)

B.  JAWABLAH SOAL­SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !

1. Apa sebenarnya tugas utama Herman W. Daendels datang ke Indonesia ? 2. Tuliskan isi Convention of London, tahun 1814, antara Inggris dan Belanda ! 3. Apa akibat­akibat positif Tanam Paksa bagi bangsa Indonesia ?

4. Apa yang dimaksud dengan Cultuure Procentence ? 5. Apa yang dimaksud dengan :

a. Comtabilitet Wet b. Suiker Wet c. Agrarische Wet d. Poenale Sanctie

6. Sebutkan   akibat­akibat   pelaksanaan   politik   ekonomi   liberal   kolonial   1870­1900   bagi   bangsa Belanda dan bangsa Indonesia

7. Apa yang dimaksud dengan siasat “Benteng Stelsel” ? 8. Apa yang dimaksud dengan Pax Netherlandica ?

A.  FAKTOR­FAKTOR   PENDORONG   MUNCULNYA   PERGERAKAN   NASIONAL INDONESIA

1.   Faktor Intern (dari dalam)

      a.   Penderitaan rakyat selama penjajahan Belanda

      b.   Adanya deskriminasi rasial       c.   Adanya Politik Etis

2.   Faktor Extern (dari luar)

      a.   Pengaruh faham­faham baru dari Eropa, seperti : Liberalisme, Demokrasi dan Nasionalisme

      b.   Kemenangan Jepang terhadap Rusia (1904 – 1905), mengangkat harkat dan martabat bangsa­ bangsa Asia.

      c.   Pengaruh   pergerakan   nasional   negara­negara   Asia­Afrika   lainnya,   seperti   :   Turki,   Mesir, India, Cina dan Filipina.

B.  PERTUMBUHAN   DAN   PERKEMBANGAN   IDIOLOGI   DAN   ORGANISASI PERGERAKAN    NASIONAL INDONESIA

Budi Utomo

Berdirinya Budi Utomo diawali dari upaya dr. Wahidin Sudirohusodo berkeliling Jawa untuk membentuk Studie Fonds (Dana Belajar) untuk memberikan beasiswa bagi siswa yang tidak   mampu,   namun   berpotensi.   Pada   kahir   1907,   dr.   Wahidin   bertemu   pemuda Sutomo, pelajar STOVIA di Jakarta. Karena adanya kesamaan pemikiran antara kedua tokoh tersebut, maka   pada   hari   Rabu,   20   Mei   1908,   di   Gedung   STOVIA   (Gedung   Kebangkitan   Nasional sekarang) dibentuklah organisasi modern pertama yang diberi nama Budi Utomo. Sebagai ketua pertamanya terpilih dr. Soetomo.

(14)

Pada bulan Oktober 1908, diadakan kongres Budi Utomo yang pertama di Yogyakarta, yang menghasilkan kepustusan­keputusan sebagai berikut :

a. Budi Utomo tidak ikut mengadakan kegiatan politik

b. Kegiatan Budi Utomo ditujukan kepada bidang pendidikan dan kebudayaan c. Ruang gerak terbatas pada daerah Jawa dan Madura.

Kongres   tersebut   juga   memutsukan   susunan   pengurus   besar   Budi   Utomo.   Bu[ati Karanga   Anyar, R.T.   Tirtokusumo,   dipilih   sebagai   ketuanya.  Pusat   organisasi  ditetapkan

di Yogyakarta.   Dalam   perkembangannya,   Budi   Utomo   kurang   diminati   oleh   golongan

muda. Hal ini disebabkan :

a. Budi Utomo lebih memetingkan golongan priyayi.

b. Budi   Utomo   lebih   memperhatikan   reaksi   pemerintah   kolonial   daripada   reaksi   rakyat pribumi.

c. Budi Utomo lebih mengutamakan pemakaian Bahasa Belanda daripada Bahasa Indonesia d. Budi Utomo tidak berpolitik

Walaupun  demikian,   sampai   akhir   tahun   1909,   Budi   Utomo   telah   mempunyai   40 cabang dengan jumlah anggota  kurang lebih 10.000 orang. Pada tahun 1914, saat Perang Dunia I meletus, Budi Utomo yang pamornya sudah menurun, mengusulkan perlunya wajib militer bagi penduduk bumi putera (Indie Weerbaar). Gagasan ini ditolak Belanda, sebagai gantinya parlemen Belanda membentuk Volksraad (Dewan Rakyat), Desember 1916.

Serikat Islam

Pada   mulanya,   pada   tahun   1911, Haji   Samanhudi mendirikan Serikat   Dagang

Islam (SDI)   di   Solo,   dengan   tujuan   untuk   membela   kepentingan   pedagang­pedagang

Indonesia dari ancaman pedagang Cina. Dengan masuknya Umar said Cokroaminoto, SDI diubah namanya menjadi Serikat Islam (SI), agar anggotanya tidak terbatas pada golongan pedagang saja. Adapun tujuan dari Serikat Islam adalah sebagai berikut :

a. mengembangkan jiwa dagang

b. membantu para anggotanya yang mempunyai kesulitan dalam usahanya c. memajukan pengajaran

d. memprbaiki pendapat­pendapat yang keliru tentang Islam.

Dalam  waktu yang  relatif singkat  Serikat Islam  mendapatkan simpati dan  jumlah anggota yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh :

a. Serikat Islam terbuka bagi semua golongan

b. Serikat Islam berpolitik untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan

c. Serikat Islam membela kepentingan rakyat pribumi yang menderita karena penjajahan d. Serikat Islam dipimpin oleh tokoh­tokoh yang dihormati, seperti alim ulama dan kiai­kiai e. Agama Islam dianut oleh mayoritas bangsa Indonesia.

Melihat   adanya   tanda­tanda   semangat   revolusioner   dalam   tubuh   Serikat   Islam, Gubernur   Jendral   Idenberg   menaruh   sikap   waspada.   Pada   bulan   Agustus   1912,   untuk sementara   waktu   kegiatan   Serikat   Islam   diskors.   Pada   kongres   Serikat   Islam   pertama   di Surabaya,   Januari   1913,   ditegaskan   bahwa   Serikat   Islam   bukan   partai   politik.   Hal   ini dimaksudkan untuk tidak melawan pemerintah Hindia Belanda. Pada kongres tersebut juga diputuskan bahwa Haji Umar Said Cokroaminoto, sebagai ketua SI dan Surabaya sebagai pusat kegiatan SI.

(15)

Vereniging)   yang   berhaluan   komunis   yang   didirikan   oleh   H.J.F.M.   Sneevliet   meakukan penyusupan (infiltrasi) ke dalam tubuh SI. ISDV berhasil mempengaruhi tokoh­tokoh muda SI,   seperti   :   Semaun,   Darsono,   Tan   Malaka,   dan   Alimin   Prawirodirjo   melalui   SI   cabang Semarang. Dalam perkembangannya terjadi pertentangan antara kelompok SI Putih dan SI Merah yang berhaluan komunis. Oleh karena itu pada konggres SI, Oktober 1921 diputuskan diberlakukannya disiplin partai. Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama menjadi “Sarekat Rakyat”.

Indische Partij

Indische   Partij   didirikan   di   Bandung   pada   tanggal   25   Desember   1912   oleh   tiga serangkai, yaitu :

1. E.F.E. Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi. 2. Suwardi Suryaningrat

3. dr. Cipto Mangunkusumo

Tujuan   didirikannya   Indische   Partij   ini   adalah   untuk   mempersatukan semuaIndiers sebagai persiapan menuju kehidupan bangsa yang merdeka. Yang dimaksud dengan Indiers adalah   semua   orang   yang   lahir   di   Indonesia   dan   mengaku   bertanah   air Indonesia,   baik   orang   Indo­Belanda,   Cina,   Arab   maupun   pribumi   asli.   Cita­cita   Indische Partij ini disebarluaskan melalui surat kabar “De Express”.

Karena sikap dan programnya yang tegas dan bercita­cita “Hindia Merdeka” untuk pertamakalinya,   maka   surat   permohonan   untuk   mendapatkan   pengakuan   sebagai   badan hukum   ditolak   pemerintah   Hindia   Belanda.   Sikap   kritis   Indische   Partij   ini   juga   tampak dalam  artikel yang   ditulis oleh  Ki  Hajar  Dewantara  dalam  surat  kabar  De   Express  yang berjudul Als ik en Nederlanders Was (Seandainya Aku Seorang Belanda). Artikel tersebut berisi sindiran terhadap pemerintah Hidia Belanda yang mengajak bangsa Indonesia untuk memperingati hari kemerdekaan Belanda yang ke­seratus.

Karena   kegiatan­kegiatan   IP   dianggap   merugikan   pemerintah,   maka   pada   bulan Agustus 1913, pemerintah Belanda menangkap ketiga pemimpin IP tersebut diatas. Merka kemudian mendapatkan hukuman buang. Mereka sendiri memilih Belanda sebagai tempat pembuangannya. Dengan dibuangnya ketiga tokoh IP tersebut, maka kegiatan IP semakin menurun. Oleh karena itulah IP kemudian berganti nama menjadi partai Insulinde. Pada tahun 1919, Insulinde berganti nama lagi menjadi Nasional Indische Partij (NIP).

C. MASA RADIKAL

Pada   masa   radikal   ini   organisasi­organisasi   pergerakan   nasional   melakukan   taktik perjuangan non­kooperatif,   yaitu   tidak   mau   bekerja   sama   dengan   pemerintah   kolonial Hindia   Belanda.   Organisasi­organisasi   pergerakan   yang   melakukan   taktik   non­kooperatif tersebut adalah : Sarekat Islam, Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan  Partai Komunis  Indonesia   (PKI).   Semangat  radikal muncul  di kalangan  partai­partai politik di Indonesia dan di negeri Belanda disebabkan oleh hal­hal sebagai berikut :

a. Setelah perang Dunia I, perasaan anti penjajahan di Asia­Afrika semakin menonjol

b. Adanya   pernyataan   Presiden   Amerika   Serikat, Woodrow   Wilson,   tentang   hak   untuk menentukan nasib sendiri

(16)

d. Sikap Gubernur   Jendral   Fock yang   sangat   reaksioner   dan   mengabaikan   kekuatan   yang sedang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia.

Perhimpunan Indonesia

Perhimpunan   Indonesia   didirikan   pada   tahun   1908   di   Den   Haag,   Belanda.   Pada mulanya bernama Indische Veereniging (IV). Pendirinya adalah orang­orang Indonesia yang berada   di  Belanda, antara  lain Sultan Kasayangan dan R.M. Noto  Suroto. Pada  mulanya organisasi ini hanya berupa organisasi sosial untuk mengurus kepentingan bersama orang­ orang Indonesia di perantauan. Unsur­unsur politik mulai tampak dengan diterbitkannya majalah Hindia Putra pada bulan Maret 1916. Organisasi ini semakin berkembang dengan kedatangan   tokoh­tokoh   tiga   serangkai   pendiri   Indische   Partij   yang   sedang   menjalani hukuman buang di negeri Belanda.

Setelah   Perang   Dunia   I,   semangat   nasionalisme   semakin   kuat,   pada   tahun   1922 Indische  Veereniging   berganti  nama   menjadi  Indonesische   Veereniging.   Pada  tahun   1923 majalah   Hindia   Putra   berganti   nama   menjadi   Indonesia   Merdeka.   Pada   tahun   1925 Indonesische   Veereniging   berganti   nama   menjadi   Perhimpunan   Indonesia   (PI).   Aktifitas politik PI ini semakin meningkat sejak bergabungnya Ahmad Subarjo dan Mohammad Hatta ke dalam tubuh PI. Bahkan kemudian PI menegaskan bahwa tujuan PI adalah Indonesia Merdeka yang akan dicapai melalui aksi bersama dan serentak oleh masyarakat Indonesia.

Untuk   mendapatkan   dukungan   internasional,   maka   PI   ikut   aktif   dalam   kegiatan­ kegiatan organisasi internasional menentang penjajahan, seperti :

a. Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial b. Liga Demokrasi Internasional

c. Kongres Wanita Internasional

d. Mengadakan hubungan dengan Komunisme Internasional (Komintern).

Pada tahun 1920­an pengaruh PI di tanah air semakin luas. Beberapa organisasi lahir di tanah air karena mendapat pengaruh dari PI, seperti : PPPI, PNI, dan Jong Indonesia. Pada tahun 1927 diadakan penggeledahan terhadap pemimpin­pemimpin PI. Empat tokoh PI,   yaitu   : Moh.   Hatta,   Nazir   Datuk   Pamuncak,   Ali   Sastroamijoyo, dan Abdul   Majid

Joyoadiningrat ditangkap   pemerintah   kolonial   Hindia   Belanda.   Mereka   dituduh   akan

melakukan   pemberontakan   dan   pemerintah   kolonial   menduga   ada   hubungan   antara pemberontakan PKI, 1926 dengan PI.

Partai Nasional Indonesia

Partai   Nasional   Indonesia   berdiri   pada   tanggal   4   Juli   1927   di Bandung.   Banyak anggota PNI adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia yang kembali ke tanah air. Ir.

Sukarno terpilih  sebagai  ketua  PNI. Sedangkan tujuan  PNI  adalah  “Indonesia  Merdeka”.

Tujuan tersebut akan dicapai dengan azas “percaya pada diri sendiri”, artinya memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial budaya yang rusak karena penjajahan dengan kekuatan sendiri. Idiologi PNI adalah Marhaenisme yang dicetuskan oleh Ir. Sukarno dengan tujuan untuk   menggalang   persatuan   dari   aliran­aliran   politik   yang   ada   di   Indonesia, yaitu : Nasionalis, Islam dan Marxis.

(17)

Dengan   aksi   persatuannya,   PNI   berhasil   membentuk Permufakatan   Perhimpunan­

perhimpunan  Politik   Kebangsaan  Indonesia (PPPKI)  pada   tanggal 18  Desember  1927  di

Bandung. PPPKI beranggotakan PNI, SI, Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische Studie Club dan Algemene Studie Club.

Adanya   isu   bahwa   PNI   akan   mengadakan   pemberontakan,   dijadikan   alasan   oleh pemerintah kolonial untuk mengadakan penggeledahan dan penangkapan. Sehingga pada bulan Desember 1929, empat tokoh PNI ditangkap. Mereka  adalah Ir. Sukarno, R. Gatot

Mangkupraja,   Maskun   Sumadireja dan Supriadinata.   Dalam   pengadilan   mereka   di

Sukamiskin, Bandung, Ir. Sukarno membacakan pidato pembelaannya berjudul “Indonesia Menggugat”. Tokoh­tokoh PNI tersebut akhirnya dijatuhi hukuman penjara.

SOAL­SOAL EVALUASI

A.  PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !

1.   Penderitaan   rakyat   pada   masa   kolonial   Belanda   disebabkan   oleh   adanya politik  drainage oleh pemerintah kolonial. Yang dimaksud dengan politik drainage adalah ....

      A. politik adu domba antara kelompok­kelompok pribumi.

      B.   politik penghisapan kekayaan untuk kepentingan pemerintah kolonial       C. Politik Etis yang hanya merupakan tipu muslihat Belanda

      D.  Politik pemanfaatan bangsa Indonesia untuk kepentingan perang Belanda       E.   Politik intervensi Belanda terhadap kerajaan­kerajaan di Indonesia

2.   Berikut ini adalah ciri­ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908, kecuali....       A. Bersifat kedaerahan

      B.   Bersifat sporadis atau musiman       C. Memiliki ide nasional yang jelas       D. Perlawanan fisik bersenjata       E.   Dipelopori oleh kaum terpelajar

3.   Faktor­faktor dari dalam negeri yang mempengaruhi munculnya pergerakan nasional, sebagai berikut, kecuali ....

      A. Adanya diskriminasi rasial

      B.   Penderitaan rakyat karena penjajahan       C.  Adanya politik etis

      D. Masuknya faham­faham baru

      E.   Ketidakadilan dalam kehidupan sosial

4.   Faktor­faktor dari luar negeri yang melatarbelakangi munculnya pergerakan nasional Indonesia sebagai berikut, kecuali ....

      A. Masuknya faham­faham baru dari Eropa

      B.   Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905       C. Perang kemerdekaan Amerika

      D. Bangkitnya nasionalisme India

      E.   Bangkitnya gerakan Nasionalisme Mesir dan Turki

5.   Meluasnya faham­faham baru seperti demokrasi, liberalisme dan nasionalisme setelah terjadi ....       A. Revolusi Industri di Inggris

      B.   Revolusi Perancis

(18)

      D. Revolusi Amerika       E.   Revolusi Cina

6.   Kemenangan Jepang atas Rusia mempengaruhi pergerakan nasional sebab ....       A. Rusia adalah imperalisme di Asia

      B.   Bangsa Jepang adalah bangsa Asia yang terkuat       C. Bangsa Jepang adalah keturunan Dewa Matahari

      D. Dapat mengangkat semagat dan harga diri bangsa Asia termasuk Indonesia       E.   Jepang mempunyai semangat kebangkitan bangsa Asia Timur Raya

7.   Dampak positif pelaksanaan politik etis yang mendorong lahirnya pergerakan nasional adalah bidang ....

      A. Irigasi       D.  Transmigrasi       B.   Edukasi         E.   Emansipasi       C. Emigrasi

8.   Berdirinya   Budi   Utomo   diawali   oleh   upaya   dr.   Wahidin   Sudirohusodo   mendirikan   “Studie Fond”, yaitu ....

      A. Penghimpunan dana belajar pelajar Indonesia di negeri Belanda

      B.   Penghimpunan dana belajar bagi anak­anak Jawa yang kekurangan biaya       C. Perhimpunan Pelajar Jawa

      D. Perhimpunan Pelajar STOVIA       E.   Kelompok pelajar­pelajar Jawa

9.   Semangat perjuangan Indische Partij tampak dalam semboyan mereka, yaitu .... A. Als ik en Nederlander Was

B. Indie Weerbaar C. Indie Voor Indiers D. Indische Nationalisme E. Indische Veereniging

10.       Indische Partij didirikan pada tahun 1912 di Bandung oleh Tiga Serangkai, yaitu ....       A.  dr. Wahidin – dr. Sutomo – R.M. Tirtokusumo

      B.   Douwes Dekker – dr. Cipto Mangunkusumo – dr. Sutomo       C.  Suwardi Suryaningrat – Multatuli – dr. Cipto Mangunkusumo       D.  Ir. Sukarno – Moh. Hatta – Sutan Syahrir

      E.   Ir. Sukarno – Moh. Hatta – Mr. Sartono

11. Indische Partij adalah sebuah organisasi pergerakan yang bercita­cita untuk ....       A.  Memajukan pendidikan kaum pribumi

      B.   Menghimpun partai­partai politik di Indonesia       C.  Menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia       D.  Menyatukan kaum pribumi

      E.   Menyatukan golongan Indonesia asli dengan golongan Indo­Belanda

12. Ki Hajar Dewantara mengkritik tajam pemerintah kolonial Belanda melalui tulisannya dalam harian De Express yang berjudul....

      A.  Max Havelaar

(19)

13. Lahirnya Serikat Dagang Islam (SDI) yang didirikan pada tahun 1911 di Surakarta oleh Haji Samanhudi bertujuan untuk ....

      A.  Memajukan perdagangan di Indonesia

      B.   Membantu pedagang Islam yang bermodal lemah

      C.  Menghimpun para pedagang Islam dalam rangka menghadapi pedagang Cina       D.  Menjaga agar tidak ada persaingan yang tidak sehat diantara pedagang Islam       E.   Memberdayakan ekonomi rakyat Indonesia

14. Serikat Islam (SI) yang berdiri pada tahun 1912 dalam waktu relatif singkat berkembang pesat dan   memiliki   anggota   yang   sangat   banyak.   Hal   ini   disebabkan   oleh   hal­hal   sebagai berikut, kecuali ....

      A.  Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam       B.   Keanggotaan SI bersifat terbuka dan merakyat       C.  SI dipimpin oleh tokoh­tokoh kharismatik       D.  SI berpolitik dan membela rakyat kecil

      E.   SI mendapat restu dan perlindungan dari pemerintah Belanda

15. Tokoh ISDV (komunis) yang menyusup ke dalam tubuh SI dan berhasil menjabat ketua SI lokal Semarang adalah ....

A. Snevliet      D.  Muso B. Darsono       E.   Alimin C. Semaun

16. Kata” Indonesia “ digunakan pertama kali sebagai nama organisasi pergerakan nasional oleh ....       A.  Partai Nasional Indonesia

      B.   Perhimpunan Pelajar –pelajar Indonesia       C.  Partai Indonesia Raya

      D.  Partai Indonesia

      E.   Perhimpunan Indonesia

17. Surat kabar Budi Utomo bernama ....       A.  Darmo Kondo

      B.   De express       C.  Oetoesan Hindia       D.  Hindia Putra       E.   Indonesia Merdeka

18. Pemberontakan yang dilakukan oleh awak kapal perang Belanda  Zeven Provincien ( 1993 ) disebabkan oleh ....

A. Menentang diterapkannya Ordonatie Sekolah Liar

B. Menuntut diterapkannya wajib militer bagi penduduk bumi putera ( Indie Weerbaar ) C. Menuntut pembebasan tokoh­tokoh PNI yang ditangkap Belanda

D. Menuntut kenaikan gaji awak kapal sehubungan dengan adanya krisis ekonomi dunia (Malaise) E. Menuntut dihapuskannya deskriminasi di lingkungan Angkatan Laut Hindia Belanda

19. Berikut ini berbagai tujuan PPPKI, 1927 di Bandung, kecuali ....

      A.  Mencapai kesamaan arah aksi kebangsaan dari berbagai perkumpulan       B.   Menghindarkan perselisihan antar anggota

      C.  Menggalang persatuan diantara organisasi­organisasi yang ada       D.  Melebur organisasi­organisasi yang besar dan kuat

(20)

20. Nama harian milik Sarikat Islam yang besar peranannya dalam pergerakan nasional adalah ....       A.  Darmo Kondo

      B.   Hindia Putra       C.  De express       D.  Soenting Melayu       E.   Oetoesan Hindia

B.  JAWABLAH SOAL­SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR !

1.   Bagaimanakah   pembagian   kelas   dalam   masyarakat   Indoensia   sebagai   wujud   dari   adanya diskriminasi rasial pada zaman Kolonial Belanda ?

2.   Jelaskan pengaruh Politik Etis terhadap munculnya Pergerakan Nasional !

3.   Jelaskan   pengaruh   kemenangan   Jepang   atas   Rusia   (1905)   terhadap   Pergerakan   Nasional Indonesia!

4.   Tuliskan isi pokok artikel Als ik en Nederlander Was karya Ki Hajar Dewantara !

5.   Bagaimanakah isi pokok pidato pembelaan Ir. Sukarno yang berjudul “Indonesia Menggugat” ! 7.   Sebutkan hasil­hasil dan pengaruh Kongres Pemuda Indonesia II, 28 Oktober 1928 !

8.   Sebutkan   faktor­faktor   penyebab   organisasi   pergerakan   nasional   bersikap   moderat   dan kooperatif terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda pada tahun 1930­an !

9.   Apa yang dimaksud dengan ordonansi sekolah liar ? 10. Apa yang menjadi tuntutan utama GAPI ?

ZAMAN PENDUDUKAN JEPANG

DAMPAK

      PENDUDUKAN      JEPANG      BAGI      KEHIDUPAN      BANGSA      INDONESIA.

Pada   tanggal   18   Desember   1941,   Jepang   melakukan   pemboman   terhadap   pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour (Hawai). Setelah pemboman itu dilakukan, baru disampaikan pernyataan perang secara resmi terhadap Amerika Serikat. Kemudian secara serentak Jepang bergerak masuk ke Asia Tenggara dengan taktik gerak cepat. Sasarannya adalah Indo­Cina, Muang Thai, Birma, Malaya, Filipina dan Hindia Belanda (Indonesia).

Di   Indonesia   Jepang   memperoleh   kemajuan   yang   pesat.   Berturut­turut   kota   minyak seperti Tarakan, Balikpapan jatuh pada bulan Januari 1942, kemudian Pontianak dan Palembang pada bulan  Pebruari 1942. Dalam pertempuran di Laut Jawa pada tanggal 19 Februari 1942, Jepang berhasil menghancurkan armada gabungan Sekutu. Sehingga terbukalah pintu gerbang ke  Pulau   Jawa.   Mengetahui  kenyataan   itu,  Gubemur   Jendral  Hindia­Belanda   memindahkan pemerintahannya ke Bandung.

Pimpinan tentara sekutu di Jawa adalah Letnan Jendral H. Ter Poorten.Sedangkan tentara Jepang   yang   dikerahkan   merebut   Pulau   Jawa   dipimpin   oleh LetnanJendral Hitosyi

Imamura. Pada tanggal 1 Maret 1942 mereka mendarat di tiga tempat sekaligus, yaitu Teluk

Banten, di Eretan (Jawa Barat) dan di Kragan (Jawa Tengah). Tanggal 5 Oktober 1942 dengan mudah Jepang memasuki kota  Jakarta  (Batavia). Dalam rangka  menyerbu  Bandung, Jepang menduduki   Subang   dan   Pangkalan   Udara   Kalijati.   Kemudian   mereka   bergerak   ke   pusat pertahanan Belanda/Sekutu di Bandung dan Pegunungan Priangan.

(21)

perjanjian yang dikenal sebagai Kapitulasi Kalijati. Perjanjian tersebut berisi penyerahan tanpa syarat Belanda/Sekutu terhadap Jepang. Dalam perundingan tersebut pihak Sekutu diwakili oleh Letnan Jendral Ter Poorten. Dalam perjanjian ituhadir pula Gubemur Jendral Belanda di Indonesia, Tjarda Van Starkenborg Stachouwer.Sedangkan   pihak   Jepang   diwakili Letnan

Jendral Hitoshi Imamura.

Setelah penyerahan kedaulatan tersebut, Indonesia dibagi atas tiga wilayah pemerintahan militer pendudukan, yaitu:

1. Tentara   ke   enam   belas   (Angkatan   Darat)   memerintah   di   Jawa   dan   Madura,   dengan   pusat pemerintahan di Jakarta/Batavia.

2. Tentara ke duapuluh lima, memerintah di Sumatera, berpusat di Bukit Tinggi

3. Armada Selatan Kedua memerintah Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku dan Irian Jaya, pusatnya di Ujung Pandang

PERGERAKAN NASIONAL PADA ZAMAN JEPANG

GERAKAN 3 A

Untuk   mendapatkan   dukungan   rakyat   Indonesia,   Jepang   mempropagandakan   dirinya sebagai   saudara   tua   yang   akan   membantu   bangsa   Indonesia   untuk   membebaskan  diri   dari cengkeraman bangsa Barat. Untuk itu kemudian pemerintah pendudukan Jepang membentuk Gerakan 3 A, yaitu:

1. Nippon Cahaya Asia 2. Nippon Pelindung Asia 3. Nippon Pemimpin Asia

Namun  gerakan  ini  tidak   berumur  lama,  karena   tidak  mendapat  simpati  dari  rakyat. Untuk dapat menarik simpati rakyat Indonesia, Jepang menawarkan kerjasama kepada tokoh­ tokoh   Pergerakan   Nasional.   Pemimpin­pemimpin   Indonesia   sepertilr. Soekarno, Moh.

HattaSutan Syahrir, dan lain­lain dibebaskan dari penahanan Belanda.

Kemudian   empat   orang   nasionalis   terkemuka,   yang   dikenal   dengan   sebutan Empat Serangkai,   yakni   : Ir. Soekarno, Drs.   Moh.   Hatta, K.H.   Mas   Mansyur dan Ki   Hajar

Dewantara mendapat kepercayaan untuk membentuk gerakan baru, yang diberi nama PUTERA

(Pusat   Tenaga   Rakyat)   pada   tanggal   16   April   1943.   Sebenarnya   tujuan   Jepang   membentuk PUTERA adalah untuk membujuk kaum nasionalis sekuler dan golongan intelektual agar mau mengabdi kepada kepentingan Jepang. Namun dalam prakteknya, para pemimpin Indonesia malah memanfaatkan PUTERA untuk kepentingan bangsa Indonesia. Dengan menggunakan media komunikasi massa milik Jepang, seperti surat kabar dan radio, pemimpin Indonesia dapat komunikasi dengan rakyat secara lebih luas.

Dalam perkembangannya, Jepang menganggap bahwa PUTERA lebih bermanfaat bagi pihak Indonesia daripada untuk Jepang. Oleh karena itulah Jepang membentuk organisasi baru, yaitu Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa). Alasan pembentukan organisasi ini adalah rakyat perlu dihimpun tenaganya  lahir­batin sesuai denganHokoseisyin (semangat kebaktian). Sebagai   organisasi   sentral   terkendali,   Jawa   Hokokai,   terdiri   dari   beberapa   macam Hokokai Profesi seperti: lzi Hokokai, Fujinkai, Keimin BunkaSyidoso, dan lain­lain.

(22)

Walaupun pemerintah militer Jepang mengekang aktifitas kaum nasionalis, akan tetapi golongan nasionalis Islam mendapat perlakuan lain. Golongan ini memperoleh kelonggaran, karena Jepang menilai golongan ini paling anti Barat dan mudah dirangkul. Oleh karena itu pada bulan   November   1943,   Jepang   memperkenankan   berdirinya   MIAI(Majelis   Islam   ‘Ala Indonesia) yang   sebenarnya   sudah   dibentuk   sejak   zaman   penjajahan   Belanda.   Dalam   waktu singkat MIAI tumbuh menjadi sebuah organisasi yang besar. Hal ini  tidak diperkirakan oleh Jepang sebelumnya. Sehingga tokoh­tokoh MIAI mulai diawasi. Pada bulan Oktober 1943 MIAI dibubarkan   dan   diganti   dengan   organisasi   lain   yaitu   MASYUMI (Majelis   Syuro   Muslimin Indonesia). Masyumi   dipimpin   oleh K.H.   Hasyim   Asy'ari,   K.H.   Mas   Mansyur,   K.H.   Farid

Ma'ruf, Kartosudarmo. K.H. Nahrowi danZainul Arifin.

PENGERAHAN TENAGA UNTUK USAHA PERANG JEPANG

Sejak awal tahun 1943 situasi Perang Pasifik mulai berubah. Jepang mulai merasakan serangan   Sekutu   di   Pasifik,   terutama   dalam   pertempuran   laut   di sekitarMidway dan di Laut Karang. Karena kehabisan tenaga manusia untuk keperluan perang, maka Jepang berupaya mendapatkannya dari negeri jajahan. Sehingga memasuki tahun kedua dari   pendudukannya,   Jepang   secara   intensif   melatih   pemuda­pemuda   Indonesia   di   bidang militer.

Pada tanggal 9 Maret 1943 didirikan Seinendan (barisan pemuda). Anggota Seinendan adalah   pemuda­pemuda   berusia   14­22   tahun.   Sedangkan   di   sekolah­sekolah,   para   pelajar diwajibkan   bergabung   dengan Gokutotai (barisan   pelajar).   Tanpa   disadari   Jepang   di   dalam kedua organisasi tersebut telah bersemi semangat nasionalisme. Bahkan pada pucuk pimpinan Seinendan duduk beberapa nasionalis muda seperti Sukarni,Abdul Latif, dan lain­lain. Selain Seinendan dibentuk pula Keibodan (barisan bantu polisi) bagi semua laki­laki berbadan sehat berusia 23 ­25 tahun.

Untuk   pengerahan   tenaga   wanita,   maka   pada   bulan   Agustus   1943 dibentukFujinkai (himpunan   wanita).  Memasuki   tahun   1944,   Jepang   semakin   terdesak,   satu demi satu wilayah pendudukan Jepang jatuh ke tangan sekutu, bahkan serangan Sekutu mulai diarahkan langsung ke negeri Jepang. Dalam keadaan demikian, pemerintah Jepang membentuk barisan­barisan   semi   militer   lainnya.   Pada   tanggal   1   November   1944 dibentuk Suishintai (barisan   pelopor)   yang   merupakan   hasil   sidang Cuo   Sangi   In(Dewan Pertimbangan   Pusat) pada   pertengahan   tahun   1944.   Barisan   pelopor   merupakan   organisasi pemuda   yang   dipimpin   oleh   kaum   nasionalis   Indonesia,   seperti lr.   Soekarno(ketua), R.P.

Soeroso (wakil), Otto lskandardinata, Dr. Buntaran Martoatmodjo, dan lain­lain. Barisan pelopor

merupakan "onderbouw" dari Jawa Hokokai. Disamping itu pada tanggal 8 Desember 1944 dibentuk Jibakutai (Barisan   Berani   Mati).   Sedangkan   pada   tanggal   15   Desember   1944 dibentuk Kaikoseinen Teishintai, yaitu barisan semi militer dari kaum muda Islam yang lebih dikenal sebagai Hizbullah (Tentara Allah).

Pada   bulan   April   1943   dikeluarkan   pengumuman   yang   isinya   memberi   kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk menjadi Heiho (pembantu prajurit Jepang). Heiho langsung ditempatkan dalam organisasi militer Jepang. Sebagai pembantu prajurit Jepang sebenarnya Heiho lebih terlatih dibandingkan Peta. Bhakan diantara anggota Heiho ada yang dipercaya sebagai pemegang senjata anti pesawat tank, artileri medan, pengemudi, dan lain­lain. Mereka juga ikut bertempur di front Solomon, Irian, Birma dan lain­lain.

(23)

Sebelum   pembentukan   Peta,   Jepang   melatih   pemuda­pemuda   Indonesia   untuk   tugas intelejen.   Latihan   yang   dipimpin   oleh Letnan   Yanagawa ini,   akhirnya   berkembang   menjadi latihan khusus dalam Seinen Dojo (panti latihan pemuda) yang terletak di Tangerang. Panglima tentara ke­16 Letnan Jendral Kumakici Harada menghendaki agar pembentukan tentara Peta dibuat   sedemikian   rupa   seolah­olah   merupakan   usul   dari   bangsa   Indonesia   sendiri.   Maka dipilihlah Gatot   Mangkupraja untuk   mengajukan   permohonan   kepada Gunseikan,   agar dibentuk  tentara  yang   segenap  anggotanya   terdiri  dari  orang   Indonesia.  Surat  permohonan tersebut   dikabulkan   melalui Osamuseirei No.   44,   3   Oktober   1943   yang   isinya   menetapkan dibentuknya   Tentara   PETA   (Pembela   Tanah   Air).   Berbeda   dengan   Heiho,   di   dalam   PETA terdapat jenjang kepangkatan, sebagai berikut :

1. Daidanco (komandan batalyon) 2. Cudanco (komandan kompi) 3. Shodanco (komandan peleton) 4. Budanco (komandan regu) 5. Geyuhei (prajurit sukarela)

Calon perwira Tentara Peta mendapat latihan militer untuk pertama kalinya di Bogor. Setelah   lulus   mereka   ditempatkan   di daidan­daidan Jawa,   Madura,   dan   Bali   sebagaiDaidanco. Adapun tempat latihan untuk para calon Budanco terdapat di Magelang dan di Cimahi. Tentara Peta berperan  penting selama Perang Kemerdekaan Indonesia dan sesudahnya.

PEMERAHAN SOSIAL­EKONOMI

A. PEMERAHAN BAHAN MAKANAN

Ketika   Jepang   menduduki   Indonesia,   obyek­obyek   vital   dan   perangkat­perangkat produksi telah hancur.  Sehingga  pada  awal pendudukan Jepang, sebagian besar kehidupan ekonomi lumpuh. Untuk mencegah meningkatnya harga barang, maka dikeluarkan peraturan pengendalian   harga   dan   pelanggarnya   dijatuhi   hukuman   berat.   Semua   harta   benda   dan perusahaan perkebunan bekas milik orang sekutu disita dan beberapa perusahaan vital seperti pertambangan, listrik, telekomunikasi dan perusahaan transport langsung dikuasai pemerintah pendudukan Jepang.

Dalam kondisi perang, Jepang menerapkan sistim ekonomi Autarki, artinya setiap daerah harus   dapat   memenuhi   kebutuhannya   sendiri   dan  harus   pula   dapat  menunjang   kebutuhan perang. Tanaman kopi, teh, dan tembukau dikategorikan tanaman untuk kenikmatan dan kurang berguna untuk usaha perang Jepang. Maka perkebunan untuk ketiga tanaman tersebut diganti dengan tanaman pangan dan tanaman jarak untuk pelumas yang berguna dalam situasi perang. Sedangkan   tanaman Kina dan Karet yang   diperlukan   untuk   perang   dipelihara   dengan   baik. Karena persediaan gula dianggap cukup, maka rakyat dilarang menanam tebu dan membuat gula.

Pada   tahun   1944   keadaan   perang   semakin   kritis,   maka   kebutuhan   perang   semakin meningkat pula. Maka dilancarkan kampaye pengerahan barang dan bahan makanan secara besar­besaran. Pengerahan ini dilakukan oleh Jawa Hokokai, Nogyo Kumiai(Koperasi Pertanian) dan instansi­instansi resmi pemerintah lainnya.

(24)

diserahkan kepada pemerintah melaluiKumiai Penggilingan Padi dan dibeli dengan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah. Sisanya sebanyak 30% lainnya disediakan untuk bibit dan disetorkan ke lumbung desa.

B. PEMERAHAN TENAGA KERJA

Untuk   keperluan   perang,   Jepang   membutuhkan   tenaga   kerja   yang   banyak   untuk membangun sarana pertahanannya, seperti kubu­kubu pertahanan, gua­gua, gudang­gudang bawah   tanah,   lapangan   udara   darurat,   dan   sebagainya.   Desa­desa   diwajibkan   meyediakan sejumlah   tenaga Romusha menurut   jatah   tertentu.   Panitia   pengerahan   romusha   itu disebut Romukyokai yang ada di setiap daerah. Karena tenaga kerja Romusha umumnya petani, maka besar pengaruhnya bagi merosotnya perkonomian desa.

Di  tempat­tempat  mereka   bekerja,   mereka   diperlakukan   dengan  kasar,  kesehatan   dan makanan tidak terjamin, sehingga banyak diantara mereka yang meninggal. Oleh karena itu banyak orang takut menjadi romusha. Untuk menghilangkan ketakutan penduduk, sejak tahun 1943   Jepang   melancarkan  kampanye   baru,   bahwa   romusha   sebagai  "prajurit  ekonomi''  atau "pahlawan   pekerja".   Pada   bulan   Januari   1944,   Jepang   memperkenalkan sistem Tonarigumi (rukun   tetangga),   yang   terdiri   10­20   rumah   tangga. Beberapa tonarigumi dikelompokkan   menjadi kru (desa   atau   kota).   Maksud diadakantonarigumi adalah untuk mempermudah mengawasi dan mengendalikan penduduk, dan memperlancar kewajiban­kewajiban yang dibebankan pada penduduk.

SOAL­SOAL EVALUASI

A.  PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT !

1. Serbuan tentara Jepang ke Indonesia, menyebabkan Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 di ....

A. Tuntang B. Kalijati C. Batavia D. Bandung E. Linggarjati

2. Dalam   penyerahan   tanpa   syarat   Belanda   kepada   tentara   Jepang,   8   Maret   1942,   pemerintah kolonial Belanda diwakili oleh ....

A. Jendral Spoor B. Van der Plas

C. Tjarda van Starkenborg Stachouwer D. Vander Cappellen

E. Jendral Christison

3. Pada masa penjajahan Jepang, Indonesia dibagi atas tiga pemerintahan militer. Tentara keenam belas menguasai wilayah ....

A. Sumatera dan Kalimantan

B. Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Irian C. Jawa dan Madura

(25)

4. Pada mulanya Jepang datang ke Indonesia dengan membawa semboyan yang simpatik, yaitu .... A. pendidikan adalah untuk masyarakat umum

B. membebaskan bangsa Asia dari penjajahan bangsa barat C. kemakmuran merata bagi seluruh rakyat Indonesia D. pembangunan teknologi dan militer yang kuat E. tunjangan sosial bagi kaum yang lemah 5. Gerakan 3 A tidak berumur lama, karena .... A. dipelopori oleh lr. Soekarno

B. mengekang kehendak rakyat C. menimbulkan kesengsaraan rakyat D. merencanakan program anti Jepang E. tidak mendapat simpati rakyat

6. Setelah Gerakan 3A bubar, sebagai penggantinya Jepang membentuk .... A. MIAI       D. Putera

B. Suishintai      E. Heiho C. Keibodan

7. Tujuan pemerintah Jepang membentuk PUTERA adalah .... A. mengembangkan kesadaran politik para pemuda

B. melatih militer kaum muda pribumi

C. membujuk kaum nasionalis sekuler dan intelektual D. menghilangkan kecurigaan terhadap Jepang E. membujuk kaum nasionalis Islam

8. Barisan   pembantu   prajurit   Jepang   yang   pernah   dilibatkan   pemerintah   pendudukan   Jepang dalam perang Pasifik adalah ....

A. Seinendan B. Keibodan C. Fujinkai D. Heiho E. Peta

9. Pemerintah pendudukan Jepang di bawah pimpinan Kapten Yanagawa juga melatih barisan berani mati yang disebut ....

A. Kamikaze      C.  Heiho B. Harakiri         D.  Suishintai C. Jibakutai

10. Tokoh yang mengajukan permohonan kepada Gunseikan agar dibentuk Peta adalah .... A. Supriyadi

B. Sukarni C. Adam Malik D. Gatot Subroto E. Gatot Mangkupraja

11. Pada   masa   pendudukan   Jepang   daerah   yang   paling   menderita   karena   kekurangan   gizi, kelaparan dan kematian adalah ....

Referensi

Dokumen terkait

perkembangan sistem birokrasi, militer, ekonomi dan sosial pada masa Pemerintah Herman Willem Daedels  Mendeskrips ikan perkembangan sistem birokrasi, ekonomi, sosial

perkembangan sistem birokrasi dan ekonomi di Hindia Belanda pada masa Pemerintah Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal).  Mendeskripsikan perkembangan sistem Tanam

(Tujuan, Faktor Pendorong dan Agenda Reformasi) - Sejak 13 Mei 1998 rakyat meminta agar Presiden Soeharto mengundurkan diri. Tanggal 14 Mei 1998 terjadi kerusuhan di Jakarta dan

Kerajaan Medang (atau sering juga disebut Kerajaan Mataram Kuno atau Kerajaan Mataram Hindu) adalah nama sebuah kerajaan yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8, kemudian

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan perwujudan niat dan tekad rakyat Indonesia untuk merdeka melepaskan diri

Dibawah ini yang bukan merupakan pemimpin perlawanan rakyat Aceh melawan Belanda adalah..... Terbunuhnya Raja Sisingamangaraja X merupakan penyebab khusus pecahnya

4.2 Mengolah informasi tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan abad ke-20

Terbentuknya kantong-kantong niaga atau istilahnya emporium menjadi berkembang dalam tatanan politik besar sehingga proses penyiaran agama masehi pada jalur ini tidak terelakkan di