• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMUNISME INTERNASIONAL (KOMINTERN)

Dalam dokumen Materi Kelas XI sejarah (Halaman 40-42)

PENGARUH REVOLUSI RUSIA TERHADAP PERKEMBANGAN PERGERAKAN NASIONAL DI INDONESIA

4.    PENGARUH KOMUNISME INTERNASIONAL (KOMINTERN)

Setelah para pimpinannya diusir dari Indonesia, ISDV pun mulai kehilangan kendali. Juga  mulai dijauhi massa  akibat prinsip­prinsip  radikal mereka  yang  masih belum  bisa dipahami.  Pada   kongres  ISDV  ke­7   bulan  Mei  1920   dibahas  mengenai  perubahan  nama ISDV   menjadi   Partai   Komunis   Hindia.   Tujuan   dari   perubahan   nama   ini   adalah   untuk membedakan   dengan   kelompok   sosialis   revisionis   yang   mereka   sebut   sebagai   Kaum Spsialis   Palsu.   Selain   itu   perubahan   nama   ini   juga   untuk   menunjukkan   hubungan kekeluargaannya dengan Partai Komunis yang di Rusia. Pada tanggal 23 Mei 1920 ISDV menjadi   Partai  Komunis   Hindia.   Tujuh   bulan   kemudian,   partai  ini  mengubah   namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Semaun terpilih sebagai ketua.

Ketika   Komintern   (Komunisme   Internasional)   tebentuk   pada   tahun   1919 pengaruhnya   telah   terasa   di  Indonesia.  Sejak   saat   itu   pula   langkah­langkah   politik   PKI senantiasa   mengikuti   doktrin­doktrin   dari   Komintern   di   Rusia.   Diantaranya   karean kegagalan dalam merencanakan program komunis di Asia, maka Lenin menyatakan bahwa untuk   Asia   garis   politik   Komintern   harus   mendekati   dan   bekerjasama   dengan   kaum borjuis   nasional   dan   organisasi   nasional   rakyat   terjajah.   Kaum   borjis   nasional   yang dimaksudkan adalah kaum cendekiawan yang merupakan pelopor pergerakan nasional di Asia. Pada Kongres Komintern yang kedua pada bulan Juli 1920, Kongres Komintern juga menyetujui taktik PKI untuk bekerja di dalam tubuh SI. Akan tetapi Komintern menolak gagasan Pan Islamisme yang dilontarkan oleh tokoh­tokoh SI. 5.   DOKTRIN DIMITROV Karena kegagalannya dalam pemberontakan yang ceroboh pada tahun 1926, maka kegiatan PKI di Indonesia dibubarkan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda. Hampir sepuluh tahun kemudian komintern mengirimkan seorang tokoh PKI ke Indonesia. Tokoh itu adalah Muso yang pada bulan April 1935 mendarat di Surabaya. Dengan bantuan Joko Suyono, Pamuji dan Achmad Sumadi ia berhasil membentuk organisasi yang diberi nama “PKI   Ilegal”.   Muso   dikirim   ke   Indonesia   untuk   menjalankan   kebijakan   baru   dari Komintern   yang   kemudian   dikenal   dengan   sebutan   Doktrin   Dimitrov   (Georgi   Dimitrov adalah   Sekjen   Komintern   tahun   1935   –   1943).   Doktrin   itu   berbunyi   “Gerakan   Komunis harus bekerjasama dengan kekuatan manapun juga, termasuk kaum imperialis, asal saja mengahadapi kaum Fasis”. Pada waktu bayang­bayang bahaya fasisme Jerman dan Jepang sedang menghantui dunia.

Sesuai   dengan   doktrin   tersebut   diharapkan   pemerintah   Belanda   melunakkan sikapnya   terhadap   kaum   komunis   di   Indonesia.   Namun   harapan   itu   ternyata   tidak dipenuhi oleh Pemerintah Kolonial Hindia­Belanda. Bahkan Muso sendiri pada tahun 1936 sudah   meninggalkan   Indonesia   lagi.   Kegiatan   utama   PKI   kemudian   disalurkan lewat Gerindo (Gerakan Rakyat Indonesia) yang dipimpin oleh Amir Syarifuddin.

B. REVOLUSI INDUSTRI

1. Inggris kaya bahan tambang sebagai bahan mentah / baku industri.

2. Letak Inggris yang strategis di Atlantik pada lalu lintas perdagangan Eropa – Amerika, sehingga Inggris kaya karena perdagangan.

3. Inggris relatif aman dibandingkan negara­negara Eropa yang lainnya.

4. Adanya hubungan yang baik antara pemerintah dengan kaum “enterpreneur” (pengusaha). 5. Ketekunan  rakyat  Inggris  untuk  mengadakan  penelitian didukung   oleh  pemerintah  dengan

mendirikan “Royal Society For Improving Natural Knowledge”, 1662. 6. Jumlah penduduk Inggris yang besar, sebagai tenaga kerja di pabrik­pabrik.

7. Terjadinya Revolusi Agraria, yaitu perubahan fungsi tanah pertanian kaum bangsawan menjadi tanah untuk peternakan domba sebab ekspor kain wol lebih menguntungkan. Sehingga banyak petani kehilangan pekerjaan dan urbanisasi ke kota.

Revolusi Industri ditandai dengan banyaknya penemuan­penemuan baru oleh para ahli seperti Abraham Darby, James Watt, John Kay, Symington, Niepce, dan lain­lain.

Akibat­akibat dari Revolusi Industri : 1. Timbul Industri besar­besaran 2. Timbul golongan Borjuis dan Proletar 3. Urbanisasi besar­besaran 4. Muncul Kapitalisme dan Imperialisme Modern 5. Timbul Revolusi Sosial

PENGARUH REVOLUSI INDUSTRI DI INDONESIA

Revolusi   Industri   yang   terjadi   di   Inggris   tidak   terlepas   dari   adanya   jajahan Inggris   di   India.   Salah   satu   syarat   dari   munculnya   revolusi   industri   itu   adalah tersedianya   kekayaan   akan   uang   dan   emas.   Pemerasan   yang   dilakukan   Inggris   di India, memberikan sumbangan modal terjadinya revolusi industri tersebut.

Dengan kemajuan yang dicapai setelah Revolusi Industri, maka Inggris menjadi negara   pertama   yang   menentang   politik   ekonomi   merkantilisme   dan   menghendaki perdagangan   bebas.   Pada   mulanya   perdagangan   bebas   yang   diterapkan   Inggris ditentang oleh negara­negara Eropa lainnya yang masih menerapkan proteksionisme dalam   perdagangan.   Akan   tetapi   setelah   negara­negara   Eropa   juga   melaksanakan industrialisasi, maka perdagangan bebas dan faham liberalisme berkembang di Eropa.

Sebagai   negara   industri,   Inggris   memelopori   penerapan   imperialisme   modern. Dengan imperialisme modern, Inggris ingin menjadikan tanah jajahan sebagai tempat pemasaran hasil industrinya, tempat untuk mendapatkan bahan mentah industrinya dan tempat untuk menanamkan modalnya di negeri jajahan yang memiliki tenaga kerja yang murah. Inggris sudah memiliki kain­kain tenun sebagai hasil Revolusi Industri yang dapat  diperdagangkan di Asia dengan harga yang lebih murah daripada kain tenun buatan penduduk pribumi. Bagi Inggris, dengan industrinya yang sudah maju, perdagangan dianggap lebih menguntungkan daripada pemungutan upeti, dan tanah­ tanah jajahannya. Untuk itu daya beli masyarakat negeri jajahan perlu ditingkatkan. PENERAPAN LIBERALISME OLEH THOMAS STAMFORD RAFFLES (1811 – 1816)

Pemerintahan raffles didasarkan atas prinsip­prinsip liberalisme seperti yang telah diterapkan Inggris di negaranya maupun di negeri­negeri jajahannya seperti India. Dengan prinsip   liberalisme   itu   Raffles   hendak   mewujudkan   kebebasan   dan   kepastian   hukum. Prinsip kebebasan itu mencakup kebebasan untuk menanam dan kebebasan perdagangan. Keduanya akan menjamin kebebasn produksi untuk ekspor.

Dibandingkan dengan Belanda, Inggris jauh lebih maju perkembangan industrinya. Lebih­lebih setelah adanya Revolusi Industri di negara tersebut. Sebagai negara industri Inggris memandang negeri jajahan sebagai daerah untuk mendapatkan bahan mentah dan tempat   pemasaran   hasil   industrinya.   Sistem   pasar   bebas   dan   kesejahteraan   jajahan merupakan   faktor   penentu   keberhasilan   politik   imperialismenya.   Dengan   diberikan diharapkan   dapat   meningkatkan   kesejahteraan   rakyat   .   Dan   rakyat   yang   cukup kesejahteraannya   akan   memiliki   daya   beli   yang   cukup   untuk   membeli   barang­barang industri Inggris.

Raffles menerapkan sistem pajak tanah (landrent system) seperti yang diterapkan di India. Kesejahteraan rakyat akan dicapai dengan cara memberikan kebebasan dan jaminan hukum   sehingga   rakyat   tidak   menjadi   korban   kesewenang­wenangan   para   penguasa. Beberapa hal yang menjadi pokok sistem yang diterapkan Raffles adalah sebagai berikut : 1.   Penghapusan seluruh pengerahan wajib dan  kerja  wajib  dengan memberikan kebebasan

menanam dan berdagang.

2.   Pemerintah   secara   langsung   mengawasi   tanah.   Pajak   tanah   dipungut   langsung   oleh pemerintah   tanpa   perantaraan   bupati.   Tugas   bupati   hanya   terbatas   pada   dinas­dinas umum.

3.   Penyewaan tanah di beberapa daerah dilakukan berdasarkan kontrak dalam waktu yang terbatas.

Pelaksanaan  politk   liberal  itu   berarti   struktur   masyarakat  feodal  dan  feodal   perlu dirombak   dan   diganti   dengan   dengan   sistem   baru   atas   prinsip   legal   dan   rasional. Pemerintahan   harus   disusun   dalam   suatu   birokrasi   dengan   melepaskan   fungsi­fungsi tradisional   dan   feodal.   Maka   sistem   pemerintahan   tidak   langsung   (inderect rule)  peninggalan VOC, karena dalam sistem itu VOC memanfaatkan peran bupati untuk pengerahan tenaga dan pemungutan hasil bumi.

Hambatan utama dalam pelaksanaan politik ekonomi liberal oleh Raffles ini adalah masih kuatnya kedudukan unsur­unsur feodal dan sistem ekonomi yang masih tertutup sehingga   menyulitkan   penerapan   sistem   ekonomi   uang   (monetisasi)   sebagai   alat pembayaran pajak dan alat pertukaran dalam perdagangan.

Dalam dokumen Materi Kelas XI sejarah (Halaman 40-42)

Dokumen terkait