• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resensi Jurnal Identifikasi Sektor Basis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resensi Jurnal Identifikasi Sektor Basis"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Identifikasi Sektor Basis (Unggulan) dan Hierarki Pusat Pelayanan Berdasarkan Tingkat Kemampuan Fasilitas Dalam Rangka Pengembangan Wilayah (Studi Kasus :

Kecamatan Kasiman dan Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro)

Deskripsi Issue Pokok

Sektor basis merupakan sektor-sektor yang mengekspor barang dan jasa ke tempat lain, di mana sektor tersebut mampu melayani permintaan akan barang dan jasa baik di pasar domestic maupun pasar di luar daerah tersebut. Douglas C. North dalam Arsyad (1999) menyatakan bahwa sektor ekspor berperan penting dalam pembangunan daerah, karena sektor tersebut dapat memberikan konstribusi penting kepada perekonomian daerah, yaitu : (a) ekspor akan secara langsung meningkatkan pendapatan faktor-faktor produksi dan pendapatan daerah, dan (b) perkembangan ekspor akan menciptakan permintaan terhadap produksi industri lokal yaitu industri yang produknya dipakai untuk melayani pasar di daerah.

Sektor basis (unggulan) ini menjadi faktor penggerak suatu perekonomian daerah karena mempunyai keuntungan kompetitif (competitife advantage) yang cukup tinggi, sehingga identifikasi sektor basis (unggulan) sangat penting terutama dalam rangka

menentukan prioritas dan perencanaan pembangunan ekonomi di daerah. Hal ini diperlukan untuk mengidentifikasi kegiatan ekonomi daerah yang bersifat ekspor dan non ekspor dan mengetahui laju pertumbuhan sektor basis dari tahun ke tahun.

Identifikasi sektor basis (unggulan) di Kecamatan Kasiman dan Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro dilakukan untuk menentukan sektor unggulan yang terdapat pada dua kecamatan perbatasan tersebut sehingga dapat diperoleh kebijakan penataan ruang khususnya pengembangan perekonomian yang lebih baik. Selain itu, hirarki pusat pelayanan

(2)

Penjelasan Issue Pokok

Faktor pertumbuhan ekonomi suatu daerah didasarkan atas adanya permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Permintaan akan barang dan jasa dari luar daerah akan terjadi jika barang dan jasa dari daerah tersebut mempunyai keunggulan kompetitif dibandingkan dengan daerah lain. Keunggulan kompetitif suatu wilayah tergantung dari potensi ekonomi yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Potensi ekonomi tidak akan ada artinya bagi daerah jika tidak ada upaya untuk memanfaatkan dan mengembangkan potensi sektor-sektor ekonomi basis yang ada secara optimal. Keberhasilan pengembangan kecamatan sebagai subpusat

pertumbuhan ini tergantung pada pilihan sektor-subsektor basis yang dikembangkan.

Dalam pembahasan ini terdapat dua issue pokok, yaitu sektor basis (unggulan) dan hirarki pusat pelayanan berdasarkan tingkat kemampuan fasilitas dalam pengembangan wilayah. Studi kasus dalam jurnal adalah di Kecamatan Kasiman dan Kecamatan Padangan, karena daerah tersebut merupakan daerah perbatasan yang mempunyai potensi perekonomian yang baik untuk dikembangkan. Berikut peta wilayah studi Kabupaten Bojonegoro :

Gambar 1. Wilayah Studi Kabupaten Bojonegoro

(3)

Untuk issue pokok pertama yaitu identifikasi sektor basis (unggulan) di Kecamatan Kasiman dan Kecamatan Padangan. Dalam menentukan komoditas unggulan yang terdapat pada daerah tersebut dilakukan dengan menggunakan analisis LQ (Location Quotient). Berdasarkan hasil analisis LQ, Kecamatan Padangan merupakan kecamatan dengan tingkat komoditi unggulan yang besar dibandingkan kecamatan lain, yaitu sebanyak 11 komoditi meliputi padi, ubi kayu, kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kelapa, sapi, pasir, penggalian lainnya, tahu dan ledre. Sedangkan Kecamatan Kasiman memiliki komoditi unggulan sebanyak 9 komoditi, meliputi padi, kacang tanah, kacang hijau, tebu, kelapa, sapi, bubut kayu, genteng dan kolam. Sehingga berdasarkan hasil analisis tersebut, Kecamatan Padangan merupakan kecamatan yang unggul karena jumlah komoditi yang paling banyak.

Analisis dalam jurnal ini sesuai dengan analisis yang digunakan oleh Burhanudin dalam artikel yang berjudul “Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Dharmasraya : Identifikasi Potensi Wilayah dan Kota sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pusat Pelayanan”. Dalam melakukan identifikasi potensi wilayah Kabupaten Dharmasraya menggunakan analisis LQ (Location Quotient) di mana diperoleh 4 sektor basis ekonomi yang menjadi potensi perekonomian Kabupaten tersebut, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik dan air bersih, serta sektor bangunan.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, oleh Burhanudin dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan dalam kehidupan dan struktur perekonomian di masing-masing subwilayah di Kabupaten. Hal ini dikarenakan lebih dari seperempat kegiatan perekonomian di empat subwilayah dalam kabupaten ini berasal dari sektor pertanian, yaitu dengan kegiatan budidaya tanaman pangan dan hortikultura, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, dan perikanan dengan rata-rata berkisar antara 27,67 persen sampai dengan 42,22 persen.

(4)

skalogram dapat ditentukan hirarki atau ranking/tingkatan kota kecil dan kecamatan di wilayah Kabupaten berdasarkan fasilitas/sarana pelayanan yang tersedia.

Hasil analisis dalam jurnal “Identifikasi Sektor Basis (Unggulan) dan Hierarki Pusat Pelayanan Berdasarkan Tingkat Kemampuan Fasilitas Dalam Rangka Pengembangan Wilayah (Studi Kasus : Kecamatan Kasiman dan Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro)” adalah kecamatan yang memiliki peringkat 1 dari keseluruhan unit fasilitas kecamatan yaitu kecamatan Kasiman, dimana kecamatan ini memiliki fasilitas kesehatan dan fasilitas ekonomi terlengkap dibanding dengan kecamatan lain. Sehingga, kecamatan

Kasiman menjadi kecamatan utama dan menjadi daya tarik bagi kecamatan sekitarnya (hinterlandnya) karena mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat serta mampu menjadi pusat pertumbuhan. Sedangkan Kecamatan Padangan memiliki hirarki atau peringkat 2.

Sedikit berbeda dari jurnal di atas, hasil analisis yang dilakukan oleh Burhanudin dalam artikelnya dengan mengelompokkan kecamatan-kecamatan dalam beberapa kategori. Keempat kecamatan yang memiliki sejumlah fasilitas pelayanan di wilayah Kabupaten Dharmasraya dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :

1. Kategori kecamatan yang memiliki fasilitas pelayanan tinggi, merupakan hirarki I adalah Kecamatan Pulau Punjung yang beribukota kecamatan di Kota Sungai Dareh dan Kecamatan Koto Baru yang beribukota kecamatan di Kota Koto Baru.

2. Kategori kecamatan yang memiliki fasilitas pelayanan sedang, merupakan hirarki II ternyata tidak ada satupun kecamatan di Kabupaten Dharmasraya yang termasuk kategori ini.

3. Kategori kecamatan yang memiliki fasilitas pelayanan rendah, merupakan hirarki III adalah terdiri dari Kecamatan Sitiung yang beribukota kecamatan di Kota Sitiung dan Kecamatan Sungai Rumbai yang beribukota kecamatan di Kota Sungai Rumbai.

(5)

Berdasarkan kedua pembahasan di atas dapat dilihat bahwa dalam penentuan hirarki pusat pelayanan dapat dilakukan dengan menggunakan analisis Scalogram. Penentuan hirarki pusat pelayanan berdasarkan tingkat kemampuan fasilitas tersebut dilakukan untuk

mengetahui kemampuan suatu daerah dalam melayani kebutuhan fasilitas masyarakat serta mampu menjadi pusat pertumbuhan. Sehingga nantinya dapat dilakukan perencanaan yang baik, yaitu pemerataan pelayanan fasilitas agar tidak terjadi kesenjangan antar daerah.

Kesimpulan Pembahasan Issue Pokok

Berdasarkan kedua studi kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil identifikasi sektor basis (unggulan) yang dilakukan di Kecamatan Kasiman dan Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro serta di Kabupaten Dharmasraya, sektor basis yang

menjadi potensi di daerah tersebut adalah sektor pertanian. Dimana sektor tersebutn memiliki jumlah komoditi yang banyak dan presentase yang tinggi dalam PDRB. Dengan

teridentifikasinya sektor basis (unggulan) tersebut dapat dilakukan perencanaan

pengembangan komoditi sehingga pembangunan perekonomian sesuai dengan potensi daerah yang ada. Selain itu, untuk menentukan kecamatan yang menjadi pusat pertumbuhan

khususnya dalam hal pelayanan fasilitas dilakukan hirarki atau pengelompokan kecamatan berdasarkan tingkatan tertentu. Kecamatan yang memiliki pelayanan fasilitas tinggi termasuk dalam hirarki 1, yaitu Kecamatan Kasiman Kabupaten Bojonegoro dan Kecamatan Pulau Punjung yang beribukota kecamatan di Kota Sungai Dareh. Sedangkan kecamatan yang memiliki pelayanan fasilitas sedang termasuk dalam hirarki 2, yaitu Kecamatan Padangan di Kabupaten bojonegoro. Namun, di Kabupaten Dharmasraya tidak terdapat hirarki 2

melainkan hirarki 3 dengan tingkat fasilitas pelayanan rendah yang terdapat di Kecamatan Sitiung yang beribukota kecamatan di Kota Sitiung dan Kecamatan Sungai Rumbai yang beribukota kecamatan di Kota Sungai Rumbai

Lesson Learned

Identifikasi sektor basis (unggulan) sangat diperlukan dalam pengembangan

perekonomian suatu daerah. Hal ini dikarenakan dengan melakukan identifikasi sektor basis (unggulan) dapat mewujudkan pembangunan yang sinergis sesuai karakteristik dan sektor ekonomi potensial yang dimiliki masing-masing daerah/kecamatan. Selain itu, perlu adanya hirarki pusat pelayanan daerah berdasarkan tingkat kemampuan fasilitas yang dapat

(6)

suatu wilayah yang mampu melayani kebutuhan daerah sendiri maupun luar daerah dengan dengan didukung fasilitas yang memadai. Dalam pengembangan ekonomi wilayah, sektor basis (unggulan) sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas penunjang perekonomian, dimana dua hal tersebut saling berkaitan. Sehingga perlu adanya perencanaan pembangunan yang terpadu agar mampu mendorong pengembangan kawasan sekitarnya (hinterland), pemerataan pembangunan serta dapat memaksimalkan pelayanan publik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara konsisten berdasarkan skala prioritas pengembangan sektor basis (unggulan) masing-masing wilayah.

Daftar Pustaka

Burhanuddin; 2007; Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Dharmasraya : Identifikasi Potensi Wilayah dan Kota sebagai Pusat Pertumbuhan dan Pusat Pelayanan; Padang; Universitas Andalas.

Peta Kabupaten Bojonegoro www.wikipedia.org diakses pada 11 Maret 2014.

Gambar

Gambar 1. Wilayah Studi Kabupaten Bojonegoro

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis menggunakan metode SLQ dapat disimpulan bahwa sektor pertanian merupakan sektor basis/ unggulan dalam perekonomian wilayah Provinsi Jawa Tengah

Analisis Penentu Sektor Basis dan Daya Saing Sektor Pertanian Antar Wilayah Kecamatan Di Kabupaten Banyuwangi.. Andryan

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Sektor ekonomi manakah yang menjadi sektor basis selama tahun 2000-2008, apakah sektor basis ekonomi berpengaruh

Hasil analisis dengan menggunakan metode LQ menunjukkan bahwa di Provinsi Lampung terdapat 3 sektor basis yang merupakan sektor unggulan yaitu: sektor pertanian,

Setelah teridentifikasi sektor basis dan non basis pada perekonomian di kota kediri kemudian dilakukan analisis lebih mendalam lagi dengan metode Dynamic Location Quotient

Pada kota-kota di Indonesia yang sebagian besar berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi wilayah belakangnya, sektor basis didominasi oleh kegiatan berbasis non agraris

Dua belas sektor yang diprediksi sebagai sektor basis di waktu yang akan datang ini pada dasarnya dapat menopang perekonomian Kota Metro dimasa mendatang seperti

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada wilayah kabupaten Kubu Raya memiliki sektor unggulan, yaitu sektor transportasi dan komunikasi, disusul dengan sektor lain yaitu sektor