• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMASARAN KERIPIK UBI JALAR PADA USAHA “SUMBER REZEKI” DI KOTA PALU Marketing analysis of Sweet Potato Chips at “Sumber Rezeki” Business in Palu City

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PEMASARAN KERIPIK UBI JALAR PADA USAHA “SUMBER REZEKI” DI KOTA PALU Marketing analysis of Sweet Potato Chips at “Sumber Rezeki” Business in Palu City"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

26

ANALISIS PEMASARAN KERIPIK UBI JALAR

PADA USAHA

SUMBER REZEKI

DI KOTA PALU

Marketing analysis of Sweet Potato Chips

a

t “Sumber Rezeki” Business in P

alu City

Nurhasana Anwar1), Hadayani2), Abdul Muis2)

1)

Mahasiswa Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.

2)

Staf Dosen Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.

E-mail: Nurhasanah_1074@yahoo.co.id. E-mail: Yaniansar@ymail.com. E-mail: Abdulmuis.oke11@gmail.com ABSTRACT

The purpose of this study to determine the from of marketing channels, marketing margin, part of the the price received by producers and efficiency marketing of sweet potato chips efforts on the Sumber Rezeki Business. The samples were done intentionally (purposive) business is sweet potato chips at “Sumber Rezeki”. Respondents in this study is the leader of the company and its employees. The data used comes from the primary data and secondary data. The analysis used is descriptive analysis, marketing margin, part of the price received by producers and marketing efficiency. The results show that the marketing channels of sweet potato chips at ”Sumber Rezeki” consists of two channel, namely, The first way consisting of producer  retailer  consumer. The second channel consists of producer  retailer I  retailer II  consumer. The first channel is the total margin is Rp 7.500 and the second way margin totaling Rp 12.500. part of the price received by the producer on the first line for the packaging of 500 gr and 1.000 gr packs by 85,7 percent, while the second way has a section price received by producers of 71,4 percent for the packaging of 500 gr and 1.000 gr. The efficiency value of the first way was 5,14 percent and the efficiency value of the second way at 5,48 percent, so it can be seen that the first way is more efficient than the second way was. It was caused by the amount of costs spent by the second way.

Keywords : marketing efficiency, marketing margin, producer price share, sweet potato chips.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk saluran pemasaran, margin pemasaran, bagian harga yang diterima oleh produsen dan efisiensi pemasaran keripik ubi jalar pada usaha Sumber Rezeki. Penentuan sampel lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yakni Usaha keripik ubi jalar “Sumber Rezeki”. Responden dalam penelitian ini adalah pimpinan perusahaan dan karyawan. Data yang digunakan bersumber dari data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, margin pemasaran, bagian harga yang diterima produsen dan efisiensi pemasaran. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa saluran pemasaran keripik ubi jalar “Sumber Rezeki” terdiri atas dua saluran yaitu, saluran pertama terdiri atas produsen  pedagang pengecer  konsumen. Saluran kedua terdiri atas produsen  pedagang pengecer I  pedagang pengecer II  konsumen. Saluran pertama margin total ialah Rp 7.500 dan pada saluran kedua margin totalnya Rp 12.500. Bagian harga yang diterima oleh produsen pada saluran pertama untuk kemasan 500 gr dan kemasan 1.000 gr sebesar 85,7%, sedangkan pada saluran kedua mempunyai bagian harga yang diterima produsen sebesar 71,4% untuk kemasan 500 gr dan 1.000 gr. Nilai efisiensi pada saluran pertama sebesar 5,14% dan nilai efisiensi pada saluran kedua sebesar 5,48%, sehingga dapat dilihat bahwa saluran pertama lebih efisien dibandingkan saluran kedua hal ini disebabkan karena biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh saluran kedua lebih besar dari pada saluran pertama.

(2)

27 PENDAHULUAN

Secara umum pembangunan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, meningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja, dan mendorong pemerataan kesempatan berusaha. Sektor industri sebagai leading sektor diharapkan mampu meningkatkan produktivitas faktor produksi secara efisien (Arinong dan Edi, 2008).

Agribisnis dan agroindustri merupakan pendekatan yang ditempuh untuk pengembangan pertanian industri pada masa yang akan datang karena industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri) yang ditangani secara utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran, dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (agribisnis) bukan saja mampu sebagai sumber pertumbuhan baru bagi sektor pertanian tetapi juga mampu menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah (Soekartawi, 1991).

Pemasaran merupakan proses yang harus dilalui petani sebagai produsen untuk menyalurkan produknya hingga sampai ke tangan konsumen. Seringkali dijumpai adanya rantai pemasaran yang panjang dengan banyak pelaku pemasaran yang terlibat. Akibatnya, balas jasa yang harus diambil oleh para pelaku pemasaran menjadi besar yang akhirnya akan mempengaruhi tingkat harga. Hal ini mengindikasikan bahwa sistem pemasaran yang terjadi belum efisien (Mubyarto, 1989).

Keripik ubi jalar merupakan salah satu produk makanan ringan berbahan baku pangan ubi jalar yang di produksi oleh sumber rezeki ini merupakan satu-satunya produksi keripik ubi jalar di Kota Palu dengan prospek pemasaran masih dalam kawasan Kota Palu. Kegiatan pemasaran dalam menyalurkan produksi keripik ubi jalar dari produsen ke pedagang-pedagang perantara akan membutuhkan biaya sehingga akan berpengaruh terhadap harga yang

dibayar oleh konsumen dengan harga yang ada pada tingkat produsen. Biaya pemasaran terdiri dari biaya pengangkutan, biaya pengemasan, biaya resiko rusak, dan biaya lain-lain. Proses penyaluran produk tersebut dari produsen atau lembaga pemasaran bisa disalurkan melalui lebih dari satu saluran pemasaran. Pola saluran pemasaran ini bukan hanya terletak pada panjang pendeknya saluran pemasaran, tetapi saluran pemasaran mana yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi.

Pemasaran keripik ubi jalar Sumber Rezeki ini menunjukkan perbedaan harga yang relatif besar antara jumlah yang dibayarkan oleh konsumen dengan jumlah harga yang ditentukan oleh produsen yang tentunya berpengaruh terhadap margin pemasaran. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti memandang perlu melakukan penelitian tentang analisis pemasaran keripik ubi jalar pada Usaha Sumber Rezeki.

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui (1) bentuk saluran pemasaran keripik ubi jalar pada Usaha Sumber Rezeki di Kota Palu, (2) margin keripik ubi jalar pada Usaha Sumber Rezeki di Kota Palu, (3) bagian harga yang diterima oleh produsen keripik ubi jalar pada Usaha

Sumber Rezeki di Kota Palu dan (4) efisiensi dari keripik ubi jalar pada

Usaha Sumber Rezeki di Kota Palu.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada usaha ”Sumber Rezeki” di Jalan Kelor, Kelurahan Boyaoge, Kecamatan Palu Barat Kota Palu. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (Purpossive), dengan pertimbangan bahwa usaha “Sumber Rezeki” merupakan satu satunya usaha keripik ubi jalar di Kota Palu, namun lingkup pemasarannya masih berada dalam lingkup Kota Palu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015.

(3)

28

pimpinan industri dan 2 orang tenaga kerja. Penentuan responden pedagang dilakukan dengan menggunakan metode penjajakan

(Tracing Sampling) yaitu pengambilan

sampel berdasarkan informasi dari produsen. Hasil penjajakan diketahui lembaga pemasaran yang terlibat didapatkan 3 orang pedagang pengecer. Ketiganya merupakan pedagang di Kota Palu.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data-data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara langsung dengan responden yaitu pemilik atau pimpinan perusahaan dengan menggunakan daftar pertanyaan (questionnaire). Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dan literatur yang relavan dan menunjang dalam penelitian ini.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis margin pemasaran, analisis bagian harga yang diterima produsen dan analisis efisiensi pemasaran.

Menghitung besar margin pemasaran dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Anindita, 2004) :

M = Hk – Hp

Dimana :

M = Margin Pemasaran (Rp) Hk = Harga Konsumen (Rp) Hp = Harga Produsen (Rp).

Margin total pemasaran (MT) adalah jumlah margin dari semua lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran keripik ubi

jalar “Sumber Rezeki” dihitung dengan menggunakan rumus (Anindita, 2004) :

Mt = M1 + M2 + M3 +. . .+ Mn

Dimana :

Mt = Margin Total Pemasaran (Rp) M1 = Margin Pemasaran pada Pedagang

Pengumpul (Rp)

M2 = Margin Pemasaran pada Pedagang

Pengecer (Rp).

Mengetahui bagian harga yang diterima oleh produsen dari harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir dapat digunakan rumus (Swastha, 2002) :

Dimana :

Sf = Bagian harga yang diterima oleh produsen (%)

Pf = Harga di tingkat produsen (Rp) Pr = Harga di tingkat konsumen (Rp).

Mengetahui efisiensi pemasaran keripik ubi jalar “Sumber Rezeki” dari produsen atau pedagang pengecer I ke pedagang pengecer II digunakan rumus (Soekartawi, 2002):

Dimana :

Ep = Efisiensi Pemasaran (%) Bp = Biaya Pemasaran (Rp)

Np = Nilai Produk yang di Pasarkan (Rp).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Usaha Sumber Rezeki berdiri pada

tahun 2004 dibawah pimpinan Ibu Hj. Nuraini. S, Usaha Sumber Rezeki

merupakan usaha keluarga dan merupakan salah satu industri yang bergerak dalam bidang agroindustri di kota palu. Agroindustri ini mengolah produk primer menjadi produk sekunder yaitu mengolah ubi jalar menjadi keripik ubi jalar. Usaha Sumber Rezeki ini terletak di Bagian Barat Kota Palu tepatnya di Jalan Kelor No. 5 Kota Palu, Sulawesi Tengah. Usaha milik Ibu Hj. Nuraini ini menghasilkan beberapa produk seperti bawang goreng, abon daging sapi, abon ikan, sambal ikan roa dan aneka macam keripik yang salah satu di antaranya keripik ubi jalar.

Struktur Organisasi. Struktur organisasi Usaha Sumber Rezeki terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Usaha Sumber Rezeki.

PIMPINAN Hj. NURAINI, S

BAGIAN PRODUKSI H. Dahang

(4)

29

Pimpinan. Pimpinan bertanggung jawab langsung terhadap jalannya operasional perusahaan secara keseluruhan. Pimpinan usaha bertugas mengawasi jalannya proses produksi keripik ubi jalar.

Bagian Produksi. Bagian produksi menangani proses pembuatan keripik ubi jalar secara keseluruhan dari awal hingga akhir proses produksi sampai pada proses pengemasan.

Bagian Pemasaran.Bagian pemasaran bertugas mengetahui keadaan pasar, permintaan akan produk, mengecek serta mengantarkan produk keripik ubi jalar ke tempat-tempat penjualan.

Proses Produksi. Proses produksi ialah rangakaian pengolahan bahan baku dengan menggunakan peralatan dan tenaga kerja yang menghasilkan suatu barang atau produk. Proses produksi usaha keripik ubi jalar “Sumber Rezeki” menentukan jumlah produk yang akan dihasilkan dalam satu periode mempertimbangkan pangsa pasarnya, kegiatan produksi rutin dilakukan setiap Minggu, tergantung dari bahan baku yang ada.

Proses produksi usaha “Sumber Rezeki” memproduksi keripik ubi jalar dalam bentuk kemasan plastik 500 gr dan kemasan 1.000 gr. Penggunaan bahan baku dalam tiap proses produksi pada usaha

“Sumber Rezeki” selalu sama. Frekuensi produksi yang dilakukan tiap minggunya sama. Bahan baku yang diperlukan dalam satu kali produksi keripik ubi jalar

“Sumber Rezeki” terlihat pada Tabel 1. Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk 10 karung ubi jalar dapat menghasilkan 200

bungkus untuk kemasan 500 gr dan 200 bungkus untuk kemasan 1.000 gr yang siap untuk dipasarkan dalam satu kali produksi, proses produksi biasanya dilakukan 4 kali dalam sebulan.

Biaya bahan baku dan bahan pelengkap yang digunakan pada Usaha Sumber Rezeki dalam pembuatan keripik ubi jalar dalam satu kali produksi terlihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Bahan Baku yang digunakan dalam Satu Kali Produksi Keripik Ubi Jalar Sumber Rezeki untuk Bulan April, Tahun 2015

Ubi Jalar (Karung)

Kemasan (kg)

Jumlah (kemasan)

10 500 gr

1.000 gr

200 200

Jumlah 400

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2015.

Gambar 2. Proses Produksi Keripik Ubi Jalar pada Usaha Sumber Rezeki.

Tabel 2. Biaya Bahan Baku dan Bahan Pelengkap dalam Pembuatan Keripik Ubi Jalar pada Usaha Sumber Rezeki dalam Satu Kali Produksi untuk Bulan April Tahun 2015.

No Bahan Baku Jumlah Harga (Rp) Jumlah (Rp)

1. 2. 3. 4.

Ubi Jalar Minyak goreng Pewarna makanan Kapur sirih

10 Karung 5 Karton 2 Botol 1 Liter

220.000/krg 250.000/krtn 12.000/btl 10.000/ltr

2.200.000 1.250.000 24.000 10.000

Jumlah 3.484.000

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.

Pengupasan dan PencucianUbi Jalar

Pengirisan Ubi Jalar

Pencucian dan Perendaman Ubi Jalar

dengan Kapur Sirih

Penirisan Air

Penggorengan Ubi jalar

Penirisan Minyak

Pendinginan Keripik Ubi Jalar

(5)

30

Tabel 2 menunjukkan bahwa total biaya pembelian bahan baku dan bahan pelengkap dalam pembuatan keripik ubi jalar pada usaha Sumber Rezeki yang digunakan dalam satu kali produksi sebesar Rp. 3.484.000, jadi selama 4 kali produksi dalam sebulan sama dengan Rp. 13.936.000. Bahan-bahan pembuatan keripik ubi jalar pada usaha Sumber Rezeki diperoleh di pasar tradisional Kota Palu yaitu pasar impres, dengan alasan pasar impres merupakan pasar yang terdekat dari tempat produksi, sehingga jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh dan mudah diperoleh.

Proses produksi keripik ubi jalar pada Usaha Sumber Rezeki terlihat pada Gambar 2.

Karakteristik Responden. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian dan wawancara langsung dengan produsen keripik ubi jalar dan pedagang perantara, maka karakteristik responden dapat diketahui. Karakteristik responden yang dimaksud dalam penelitian adalah umur responden, tingkat pendidikan dan pengalaman berusaha.

Umur Responden. Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik, cara berpikir dan sikapnya dalam mengelola industrinya terutama dalam pengambilan keputusan. Reponden yang berumur relatif muda dan sehat akan memiliki kemampuan fisik yang lebih besar dan lebih terbuka dalam penerimaan inovasi yang dianggap bermanfaat bagi kelangsungan usahanya, sedangkan yang umurnya lebih tua memiliki kemampuan fisik yang terbatas dan cenderung lemah tetapi lebih banyak pengalaman sehingga dalam berusaha sangatlah berhati-hati. Umur responden pedagang pada Usaha Sumber Rezeki terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Rata-rata Umur Responden Pedagang

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2015.

Tabel 4. Rata-rata Tingkat Pendidikan Responden Pedagang Keripik Ubi Jalar Sumber Rezeki, Tahun 2015

No. Responden Tingkat Pendidikan

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2015.

Tabel 5. Rata-rata Pengalaman Berindustri

Responden Keripik Ubi Jalar

Sumber Rezeki, Tahun 2015

No. Responden Pengalaman Berusaha (Tahun)

Sumber : Data Primer yang Diolah, 2015.

Tingkat Pendidikan Responden. Tingkat pendidikan merupakan faktor yang sangat mendukung kemampuan berpikir maupun bekerja setiap individu dalam melakukan usaha terutama menerima dan menerapkan teknologi yang berkaitan dengan kegiatan usaha tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimilki oleh produsen maka akan semakin mudah untuk menerima inovasi untuk mengembangkan usahanya dibandingkan mereka yang memilki tingkat pendidikan yang lebih rendah, pendidikan responden terlihat pada Tabel 4.

Pengalaman Berindustri. Pengalaman berindustri juga merupakan faktor penentu keberhasilan responden dalam mengelola usahanya karena erat kaitannya dengan kemampuan dan keahlian responden. Semakin lama seseorang menekuni bidang usahanya maka semakin terampil dalam pekerjaan maupun meminimalisir hal-hal yang menghambat usahanya. Pengalaman berindustri responden terlihat pada Tabel 5.

(6)

31

Gambar 3. Proses Produksi Keripik Ubi Jalar pada Usaha Sumber Rezeki.

Gambar 4. Proses Produksi Keripik Ubi Jalar pada Usaha Sumber Rezeki.

Saluran Pemasaran. Berdasarkan hasil penelitian analisis pemasaran keripik ubi jalar Sumber Rezeki di Jln. Kelor kelurahan boyaoge terdapat dua bentuk saluran pemasaran. Saluran pemasaran pertama terlihat pada Gambar 3.

Saluran pertama dimana hanya terdapat satu pedagang perantara yaitu pedagang pengecer, pada bentuk saluran ini pedagang pengecer keripik ubi jalar langsung mendatangi produsen untuk melakukan proses pembelian keripik ubi jalar. Pedagang pengecer kemudian menjual keripik ubi jalar kepada konsumen akhir. Saluran pemasaran kedua terlihat pada Gambar 4.

Saluran kedua terdapat dua pedagang perantara yaitu pedagang pengecer I dan pedagang pengecer II. Proses penjualan keripik ubi jalar pada saluran dua, produsen mendatangi pedagang pengecer I, kemudian pedagang pengecer I menjual ke pedagang pengecer II. Proses pembeliannya pedagang pengecer I yang datang langsung kepada pedagang pengecer II dan pedagang pengecer II menjual kepada konsumen akhir.

Pemasaran Keripik Ubi Jalar pada Saluran Pertama. Pemasaran keripik ubi jalar pada Sumber Rezeki ini umumnya pedagang pengecer membeli keripik ubi jalar dari produsen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pengambilan keripik ubi jalar dalam satu kali produksi (1 bulan 4 kali produksi) pada kemasan 500 gr sebanyak 50 bungkus dengan harga per bungkusnya Rp. 15.000 dan kemasan 1.000 gr sebanyak 75 bungkus dengan harga per bungkus Rp. 30.000. Sistem pembayaran ialah tunai, umumnya pedagang pengecer membeli keripik ubi jalar dari produsen yang merupakan pedagang yang berada dekat dengan tempat pembuatan keripik ubi jalar. Keripik ubi jalar yang dibeli oleh pedagang pengecer ialah keripik ubi jalar yang sudah dikemas dan transaksi dilakukan ditempat produsen keripik ubi jalar Sumber Rezeki. Keripik ubi jalar yang dibeli dari produsen kemudian dijual kepada konsumen dengan harga Rp. 17.500 untuk kemasan dengan berat 500 gr dan Rp. 35.000 untuk kemasan 1.000 gr.

Pemasaran Keripik Ubi Jalar pada Saluran Dua. Pemasaran keripik ubi jalar pada Sumber Rezeki ini umumnya pedagang pengecer I membeli keripik ubi jalar dari produsen kemudian memasarkan kembali pada pedagang pengecer II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jumlah pengambilan keripik ubi jalar pada kemasan 500 gr sebanyak 150 bungkus dengan harga per bungkusnya Rp. 12.500 dan kemasan 1.000 gr sebanyak 125 bungkus dengan harga per bungkus Rp. 25.000. perbedaaan harga yang diberikan oleh produsen pada saluran pertama dan saluran kedua dikarenakan pada saluran kedua pengambilan produk lebih banyak sehingga harga yang diberikan berbeda. Penjualan keripik ubi jalar melalui pedagang pengecer I ini ada biaya yang dikeluarkan oleh produsen keripik ubi jalar sebesar Rp. 200.000 diperuntukkan sebagai biaya mengantarkan keripik ubi jalar (transportasi) karena produsen yang mengantarkan langsung keripik ubi jalar ke tempat pedagang pengecer I untuk memasarkan keripik ubi jalar dan sistem pembayaran ialah secara tunai dari pedagang pengecer I ke produsen pada saluran dua.

Produsen Pedagang Pengecer I

Pedagang Pengecer II Konsumen

Produsen Pedagang Pengecer I

(7)

32

Pemasaran keripik ubi jalar oleh pedagang pengecer I kepada pedagang pengecer II dilakukan ditempat pedagang pengecer II.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jumlah pengambilan keripik ubi jalar pada kemasan 500 gr sebanyak 150 bungkus dengan harga per bungkusnya Rp. 16.000 dan kemasan 1.000 gr sebanyak 125 bungkus dengan harga per bungkus Rp. 31.000. Pedagang pengecer II menjual kembali kepada konsumen dengan dengan harga Rp. 17.500 untuk kemasan 500 gr dan Rp. 35.000 untuk kemasan 1.000 gr.

Biaya Pemasaran. Biaya pemasaran keripik ubi jalar pada Usaha Sumber Rezeki yang dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran meliputi : biaya transportasi, biaya pengepakan, dan biaya tenaga kerja. Mengenai biaya dan keuntungan yang diperoleh.

Total biaya yang dikeluarkan oleh pedagang pengecer sebesar Rp. 5.000/produksi, jadi keuntungan penjualan yang diperoleh ditingkat produsen sebesar Rp. 495.000/produksi

(dalam 1 bulan 4 kali produksi), sehingga keuntungan ditingkat pedagang pengecer sebesar Rp. 1.980.000/bulan.

Biaya dan keuntungan yang diterima oleh pedagang pengecer I dan pedagang pengecer II yang terlibat dalam pemasaran keripik ubi jalar sumber rezeki pada saluran dua menunjukkan bahwa total biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer I sebesar Rp. 25.000/produksi (4 kali produksi dalam satu bulan), jadi keuntungan penjualan yang diperoleh di tingkat pedagang pengecer I sebesar Rp. 1.250.000/produksi, sehingga keuntungan ditingkat pedagang pengecer I adalah Rp. 5.000.000/bulan. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengecer II tidak ada, karena pedagang pengecer I yang mengantarkan keripik ubi jalar langsung ke pedagang pengecer II, jadi keuntungan penjualan yang diperoleh ditingkat pedagang pengecer II sebesar Rp. 725.000/produksi, sehingga keuntungan di tingkat pedagang pengecer II sebesar Rp. 2.900.000/bulan, jadi total keuntungan yang diperoleh pada saluran dua sebesar Rp. 7.900.000/bulan.

Margin Pemasaran Keripik Ubi Jalar.

Margin pemasaran setiap lembaga pemasaran berbeda-beda baik pada saluran pertama maupun saluran kedua. Margin pemasaran keripik ubi jalar pada saluran pertama terlihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Margin Pemasaran Keripik Ubi Jalar pada Saluran Pertama, Bulan April, Tahun 2015

No. Produsen/Lembaga

Margin Total 7.500

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.

Tabel 7. Margin Pemasaran Keripik Ubi Jalar pada Saluran Kedua Bulan April, Tahun 2015

No. Produsen/Lembaga

(8)

33

Tabel 8. Bagian Harga yang Diterima Produsen pada Saluran Pertama dan Saluran Kedua

No. Uraian Pf (Rp) Pr (Rp) Sf (%)

1.

2.

Saluran I

-Kemasan 500 gr -Kemasan 1.000 gr Saluran II

-Kemasan 500 gr -kemasan 1.000 gr

15.000 30.000

12.500 25.000

17.500 35.000

17.50035.000

85,7 85,7

71,4 71,4

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.

Tabel 9. Efisiensi Pemasaran Keripik Ubi Jalar Sumber Rezeki Perbulan, pada Bulan April, Tahun 2015

No. Saluran Pemasaran Bp (Rp) Np (Rp) Efisiensi Pemasaran (%)

1. 2.

Saluran I Saluran II

4.320.000 4.600.000

84.000.000 84.000.000

5,14 % 5,48 %

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2015.

Tabel 6 menunjukkan bahwa Saluran pertama mempunyai margin pemasaran sebesar Rp. 2.500/ 500 gr dan Rp. 5.000/1.000 gr, jadi margin pemasaran pada saluran pertama adalah Rp. 7.500/produksi sehingga margin pada saluran pertama sebesar Rp. 30.000/bulan. Hal ini disebabkan karena lembaga pemasaran yang terlibat didalamnya hanya satu yaitu pedagang pengecer.

Margin pemasaran dan total margin keripik ubi jalar pada saluran kedua terlihat pada Tabel 7.

Tabel 7 menunjukkan bahwa saluran kedua mempunyai margin pemasaran sebesar Rp. 5.000/500 gr dan Rp. 10.000/1.000 gr, jadi total margin pemasaran adalah Rp. 15.000/produksi, sehingga margin total sebesar Rp. 60.000/bulan. Hal ini disebabkan karena pada saluran kedua memiliki dua lembaga pemasaran.

Bagian Harga yang Diterima Produsen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian harga yang diterima oleh produsen Usaha Sumber Rezeki dapat terlihat pada Tabel 8.

Tabel 8 menunjukkan bahwa bagian harga yang diterima produsen pada saluran pertama untuk kemasan 500 gr dan kemasan 1.000 gr sebesar 85,7% dan bagian harga yang diterima oleh produsen pada saluran kedua untuk kemasan 500 gr dan kemasan 1.000 gr sebesar 71,4%.

Efisiensi Pemasaran Keripik Ubi Jalar.

Berdasarkasn hasil penelitian efisiensi pemasaran keripik ubi jalar pada Usaha Sumber Rezeki pada kedua bentuk saluran pemasaran terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9 menunjukkan bahwa saluran pemasaran pertama lebih efisien dari saluran pemasaran kedua, hal ini disebabkan perbandingan total nilai biaya pemasaran yang dikeluarkan lebih kecil dari pada saluran pemasaran yang kedua karena saluran pemasaran kedua lebih banyak terlibat dan lebih panjang dari saluran pemasaran pertama.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh serta hasil analisis yang telah diuraikan sebelumnya mengenai pemasaran keripik ubi jalar pada usaha sumber rezeki dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Saluran pemasaran Keripik Ubi Jalar

“Sumber Rezeki” terdiri atas dua saluran

pemasaran yaitu : a. Saluran Pertama

Produsen  Pedagang Pengecer  Konsumen

b. Saluran Kedua

(9)

34

2. Margin pemasaran pada saluran pertama mempunyai magin pemasaran dari produsen ke konsumen sebesar Rp. 2.500 untuk kemasan 500 gr dan Rp. 5.000 untuk kemasan 1.000 gr, sedangkan pada saluran kedua mempunyai margin pemasaran dari produsen ke pedagang besar sebesar Rp. 5.000 untuk kemasan 500 gr dan Rp. 10.000 untuk kemasan 1.000 gr. jadi pada saluran pertama marginnya sebesar Rp. 7.500 dan saluran pemasaran kedua margin totalnya sebesar Rp. 15.000.

3. Bagian harga yang diterima oleh produsen keripik ubi jalar sumber rezeki

pada saluran pertama adalah 85,7% untuk kemasan 500 gr dan 85,7% untuk kemasan 1.000 gr, sedangkan pada saluran kedua 71,4% untuk kemasan 500 gr dan 71,4% untuk kemasan 1.000 gr. 4. Saluran pemasaran yang paling efisien

adalah saluran pertama (5,14%).

Saran

Melalui penelitian ini, disarankan kepada para pelaku pemasaran keripik ubi jalar sumber rezeki dapat melakukan perluasan pemasaran keripik ubi jalar dengan memasarkan produknya ke pasara modern (swalayan).

DAFTAR PUSTAKA

Anindita A., 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Papyrus. Surabaya.

Arinong AR dan Edi K., 2008. Analisis Saluran dan Margin Pemasaran Kakao di Desa Timbuseng, Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa. J. Agrisistem. Vol. 4 (2). 1-7.

Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. Edisi Ke-Tiga. LP3ES. Jakarta.

Soekartawi, 1991. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

, 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Gambar

Gambar 2. Proses Produksi Keripik Ubi Jalar pada Usaha Sumber Rezeki.
Tabel 5. Rata-rata Pengalaman Berindustri
Gambar 4. Proses Produksi Keripik Ubi Jalar pada Usaha Sumber Rezeki.
Tabel 6. Margin Pemasaran Keripik Ubi Jalar pada Saluran Pertama, Bulan April, Tahun 2015
+2

Referensi

Dokumen terkait

Khomsan (2002) menyebutkan bahwa jajanan bagi anak SD merupakan fenomena yang menarik untuk ditelaah karena berbagai hal (a) merupakan upaya untuk memenuhi

Jalan Raya Karangploso km 4, Kotak Pos 199 Malang 65152, Indonesia Telp. Hama pada tanaman tebu menyebabkan penurunan produksi gula sekitar 10%. Hama penting pada

1). Strategi pengamatan ini menggunakan 12 stasiun IGS yang dijadikan sebagai titik ikat. Strategi pengamatan ini menggunakan 12 stasiun IGS yang dijadikan sebagai

Kata sandang dalam tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu لا, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh

Tujuan dan manfaat perencanaan ini adalah untuk mengetahui dan memberikan informasi waktu pelaksanaan yang paling mungkin dalam peleksanaan proyek pada

Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan jingle iklan Pesona Indonesia dengan respon afektif khalayak, terdapat pengaruh jingle iklan Pesona

Kegiatan guru untuk mengoptimalkan pemanfaatan bahan yang berasal dari internet dapat dilakukan dengan mengembangkan media pembelajaran yang terdiri dari berbagai unsur

Sel miokard yang mengalami injuri tidak akan berdepolarisasi sempurna, secara elektrik lebih bermuatan positif dibanding daerah yang tidak mengalami injuri dan pada EKG