• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK DAN PERIKLANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN POLIS ASURANSI RIDHO PAHLAWAN TOBING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK DAN PERIKLANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN POLIS ASURANSI RIDHO PAHLAWAN TOBING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

73

PENGARUH CITRA MEREK DAN PERIKLANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN POLIS ASURANSI

RIDHO PAHLAWAN TOBING1, LILA BISMALA2

1

Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

2

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

2

lila1976bismala@gmail.com

Abstract

The aim of this research was to determine the effect of brand image and advertising on consumer purchasing decisions are made. The results showed that there is influence between the variables of brand image on purchase decisions of customers insurance policy. The second hypothesis is rejected, there is no influence of advertising on purchase decisions of insurance policies. The third hypothesis is accepted, that there is a positive influence between the brand image and the negative impact of advertising on purchase decisions of insurance policies.

Keywords: brand image, advertising, purchasing decisions.

Abstrak

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra merek dan periklanan terhadap keputusan pembelian yang dilakukan konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara variabel citra merek terhadap keputusan pembelian nasabah polis asuransi. Hipotesis kedua ditolak, yaitu tidak ada pengaruh antara periklanan terhadap keputusan pembelian polis asuransi. Hipotesis ketiga diterima, yaitu ada pengaruh positif antara citra merek dan pengaruh negatif periklanan terhadap keputusan pembelian polis asuransi.

(2)

74

PENDAHULUAN

Keputusan pembelian merupakan hal yang lazim dipertimbangkan konsumen dalam proses pemenuhan kebutuhan akan barang maupun jasa. Dalam usaha mengenal konsumen, perusahaan perlu mempelajari perilaku-perilaku konsumen yang merupakan perwujudan dari seluruh aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

Pengambilan keputusan pembelian adalah bagian dari proses perilaku konsumen yang memiliki arti sebagai suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan produk atau jasa yang ditawarkan. Sebelum melakukan keputusan pembelian, calon konsumen akan mengidentifikasi semua pilihan yang mungkin bisa memecahkan persoalan kebutuhannya dengan menilai pilihan-pilihan yang tersedia secara sistematis dan obyektif serta menentukan keuntungan dan kerugiannya.

Keputusan pembelian yang tinggi terjadi jika seorang konsumen ketika memutuskan akan membeli suatu produk pada jenis yang paling tinggi dan harga yang paling mahal. Namun harapan perusahaan tidak selalu sejalan dengan keadaan yang terjadi di lapangan. Seringkali konsumen terlalu berbelit-belit sebelum memutuskan untuk membeli dan terlalu banyak pertimbangan karena masih ragu terhadap produk.

Keputusan untuk membeli jasa sebuah asuransi akan dipengaruhi salah satunya oleh citra perusahaan. Jika perusahaan memiliki citra yang baik, terutama dalam pengurusan klaim, tentunya akan memberikan sebuah peluang pemilihan alternatif, demikian

sebaliknya. Konsumen akan melakukan observasi dan pencarian informasi terkait citra merek, sebelum memutuskan untuk membeli jasa asuransi. Hal lainnya yang menjadi dasar pemilihan adalah iklan yang ditayangkan. Seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan atas iklan dan seberapa sering iklan muncul di media, akan mempengaruhi keputusan konsumen, karena ikla bersifat mempengaruhi konsumen untuk menjatuhkan pilihannya pada produk tersebut. Perusahaan membuat iklan yang atraktif untuk menarik minat calon konsumen.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa periklanan dan citra merek memiliki pengaruh pada keputusan konsumen. Hasil penelitian Maisya (2013) menunjukkan bahwa periklanan dan hubungan masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan menabung di PT. Bank Negara Indonesia Tbk, Cabang Bukittinggi. Periklanan dan hubungan masyarakat adalah faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan menabung konsumen. Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan Nadia, dkk, 2013, menunjukkan bahwa variabel citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Toyota Avanza.

LANDASAN TEORITIS Keputusan Pembelian

Dalam mengkonsumsi sebuah produk atau jasa, konsumen memerlukan kepastian untuk menentukan produk mana yang akan mereka pilih. Kepastian tersebut berupa keputusan pembelian yang tepat untuk memilih salah satu di antara banyaknya penawaran produk atau jasa yang mereka terima.

(3)

75 membuat sebuah keputusan pembelian, konsumen tidak terlepas dari berbagai hal yang mempengaruhi dan memotivasinya untuk mengadakan pembelian. Dari itulah maka konsumen akan melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif pilihan dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Menurut J. Supranto dan Nandan Limakrisna (2011), pembuatan keputusan konsumen sebenarnya merupakan suatu aliran interaksi antara proses faktor lingkungan, kognitif dan afektif dan tindakan perilaku. Pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian didasarkan pada keyakinan dan rasa percaya diri yang kuat dalam mengambil suatu keputusan dalam menggunakan jasa asuransi pada perusahaan ini dan meyakini bahwa keputusan pembelian yang telah diambilnya adalah hal yang tepat. Danang Sunyoto (2013) menyatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan proses kognitif yang mempersatukan memori, pemikiran, pemrosesan informasi dan penilaian-penilaian secara evaluatif. Situasi di mana keputusan diambil, mendeterminasi sifat eksak dari proses yang bersangkutan.

Pembahasan mengenai keputusan pembelian juga perlu didahului oleh penegasan bahwa masalah keputusan pembelian bukanlah hal yang sederhana bagi para calon konsumen, baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya. Karena calon konsumen akan sangat berhati-hati untuk mengeluarkan uangnya demi sebuah produk yang belum dikenalnya.

Dari beberapa defenisi di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan pembelian itu merupakan suatu proses yang mengkombinasikan pengetahuan dan suatu pilihan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen

Henry Assael dalam Tatik Suryani (2008) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang selanjutnya akan menentukan respon konsumen:

1) Pertama adalah konsumen itu sendiri yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan yaitu pikiran konsumen yang meliputi kebutuhan atau motivasi, persepsi, sikap, dan karakteristik konsumen yang meliputi demografi, gaya hidup dan kepribadian konsumen.

2) Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan yang terdiri atas nilai budaya, pengaruh sub dan lintas budaya, kelas sosial, face to face group dan situasi lain yang menentukan. Faktor lingkungan ini melalui komunikasi akan menyediakan informasi yang dapat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen.

Dalam penelitian Ritawati Tedjakusuma, dkk (2001) ditemukan bahwa faktor pendidikan, faktor penghasilan, faktor kualitas, factor distribusi dan faktor promosi mempunyai hubungan positif dengan perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral, sedangkan faktor harga mempunyai hubungan negatif dengan perilaku konsumen. MW Zulfikar (2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa variabel harga memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian batik, kemudian diikuti oleh variabel produk dan variabel distribusi sebesar. Sedangkan variabel promosi mempunyai pengaruh paling rendah dibandingkan variabel lain.

(4)

76 variabel media iklan televisi, radio, majalah, surat kabar dan papan reklame berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli produk pasta gigi Pepsodent. Lebih lanjut bahwa variabel media iklan televisi, majalah, surat kabar dan papan reklame secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen membeli produk pasta gigi Pepsodent. Iklan harus dirancang secara logis dan sesuai fakta yang ada serta dalam menyusun sebuah iklan isi pesan harus diperhatikan dengan baik, sehingga audiens mudah untuk menangkap isi pesan iklan yang terkandung di dalamnya. Hasil penelitian Setyo Ferry Wibowo, 2012, memberikan hasil yang sama, yaitu variabel iklan televisi dan harga memberikan dampak kepada keputusan pembelian. Harga merupakan variabel yang cukup penting dalam keputusan konsumen, karena bagaimanapun konsumen masih memiliki kebutuhan lain yang harus dipenuhi, sehingga mau tidak mau variabel harga akan menjadi pertimbangan yang harus dipikirkan secara cermat. Hal ini senada dengan Natalia, 2014, di mana hasil penelitiannya menemukan bahwa faktor yang sangat menentukan keputusan pembelian adalah faktor harga di mana hal ini sangat berpengaruh terutama ketika ada potongan harga dan promo harga maka pelanggan tidak terlalu banyak berpikir dalam melakukan pembelian produk. Untuk variable brand image, kualitas produk, dan harga memiliki pengaruh baik secara partial maupun bersama-sama terhadap keputusan pembelian.

Setelah melakukan penelitian terhadap Teh Botol Sosro, Lukman (2014) menemukan bahwa faktor-faktor ekuitas merek yang terdiri dari brand awareness dan brand image berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Kemudian variabel keputusan pembelian berpengaruh secara signifikan

terhadap kepuasan konsumen. Dan faktor ekuitas merek yang terdiri dari brand awareness dan brand image berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen dalam melakukan pembelian akan mempertimbangkan faktor merk produk dan memiliki kepercayaan yang lebih besar kepada produk yang memiliki merk yang sudah terkenal.

Hal yang berlawanan terjadi dalam penelitian Rindang Lista Sari, dkk (2014) di mana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial citra merek tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sedangkan harga dan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurutnya, dalam penerapan strategi pemasarannya sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan citra merek, mengingat citra merek perhiasan emas pada konsumen belum tertanam dengan baik. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara meningkatkan program pemasaran dan komunikasi pemasaran untuk mengedukasi konsumen akan manfaat dan pencitraan merek, melalui strategi iklan yang tepat. Hasil yang berbeda ini dapat disebabkan karena PT. Pegadaian bukan merupakan sebuah jasa penjualan perhiasan emas yang cukup mumpuni dibandingkan dengan toko emas yang sesungguhnya.

(5)

77 produk terhadap loyalitas merek adalah sama dengan efek langsung ditambah efek langsung. Citra merek memiliki pengaruh tidak langsung terhadap loyalitas merek melalui keputusan mediasi pembelian. Hal ini dapat dipahami karena produk telepon seluler akan dinilai dari kualitas produknya.

Mawara (2013) dalam

penelitiannya, menemukan bahwa periklanan dan citra merek berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian kendaraan bermotor Yamaha. Selanjutnya periklanan berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan pembelian motor Yamaha. Citra Merek berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan pembelian motor Yamaha. Dan variabel citra merek memberikan pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian motor Yamaha

Indikator yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Ada beberapa indikator atau tolak ukur menurut Kotler dan Keller (2003) yang dapat digunakan dalam penelitian ini, di antaranya adalah:

1. Produk pilihan, adalah hasil atas keputusan pembelian akan segala sesuatu baik menguntungkan maupun tidak, yang diperoleh seseorang melalui pertukaran.

2. Merek pilihan, merupakan alat utama yang digunakan oleh pemasar untuk membedakan produk mereka dari produk orang lain.

3. Penentuan saat pembelian, merupakan suatu keputusan akhir atas pengevaluasian alternatif yang ada untuk melakukan suatu pembelian. 4. Situasi saat pembelian, yaitu pembeli

yang menghadapi banyak keputusan dalam melakukan pembelian.

Citra Merek

Perusahaan mengidentifikasikan produk mereka berdasarkan dari sebuah

merek. Pemberian merek melibatkan lebih dari sekedar pemilihan nama produk. Dengan merek tertentu perusahaan dapat mengetahui produk apa saja yang disukai oleh pelanggan serta apa yang membuat mereka menyukai jenis produk dengan merek tertentu. Keterkaitan konsumen pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada

banyak pengalaman untuk

mengkomunikasikannya sehingga akan tercipta citra merek (brand image). Citra merek yang baik akan mendorong untuk meningkatkan volume penjualan.

American Marketing Associaton dalam Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendeferensiasikannya dari barang atau jasa pesaing. Menurut Fandi Tjiptono dan Gregorius Chandra (2010) merek sering diinterpretasikan secara berbeda-beda, di antaranya sebagai logo, instrumen legal (hak kepemilikan), perusahaan, shorthand notation, risk, reducer, postioning, kepribadian, rangkaian nilai, visi, penambah nilai, identitas, citra, relasi, dan envolving entity.

(6)

78 situasi seperti ini maka pemasar harus mampu mempopulerkan merek mereka agar dapat bersaing di pasar.

Selain definisi di atas, Kotler dan Keller (2009) mendefinisikan merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan beberapa cara dari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau nyata, berhubungan dengan kinerja produk dari merek. Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata, berhubungan dengan apa yang direpresentasikan merek.

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa citra merek adalah sebuah kesan positif dari sebuah produk yang melekat di benak konsumen karena produk tersebut memiliki ciri khas atau karakteristik sendiri yang berbeda dengan produk dari perusahaan lain.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra Merek

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi citra merek di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Kualitas atau mutu

Berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu. 2) Dapat dipercaya atau diandalkan.

Berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3) Kegunaan atau manfaat

berkaitan dengan fungsi dari suatu produk barang yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4) Pelayanan

Berkaitan dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya. 5) Resiko

Berkaitan dengan besar kecilnya akibat atau untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen. 6) Harga

Berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnya jumlah uang yang dikeluarkan konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.

7) Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri

Berupa pandangan, kesepakatan dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu.

Indikator yang Mempengaruhi Brand Image

Indikator yang mempengaruhi brand image menurut (Ramadan Kareem, 2008, menyatakan:

1) Corporate Image (Citra Pembuat) Yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu barang atau jasa. Citra pembuat meliputi: popularitas, kredibilitas, jaringan perusahaan, serta pemakai itu sendiri/penggunanya.

2) User Image (Citra Pemakai)

Yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan suatu barang atau jasa. Meliputi: pemakai itu sendiri, serta status sosialnya. 3) Product Image (Citra Produk)

Yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Meliputi: atribut dari produk, manfaat bagi konsumen, serta jaminan.

Periklanan

(7)

79 ditawarkan, untuk membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut dan untuk membedakan perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.

Menurut M. Mursid (2010) periklanan dipandang sebagai kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat baik secara langsung (lisan) maupun dengan penglihatan (berupa berita) tentang suatu produk, jasa atau ide. Tetapi periklanan dilakukan dengan mengeluarkan sejumlah biaya, berbeda dengan publisitas yang disiarkan tanpa mengeluarkan biaya. Menurut Paulus Lilik Kristianto (2011) iklan adalah bagian dari strategi komunikasi massa yang bertujuan mempengaruhi pikiran dan pendapat public mengenai sesuatu. Iklan dipandang berhasil bila dapat memberikan pengaruh ke publik secara permanen.

Menurut Rambat dan Hamdani dalam (Danang Sunyoto, 2013) periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa periklanan yang dilaksanakan perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai media massa, penjualan yang paling persuasif yang ditujukan untuk para calon konsumen dan bukan merupakan bentuk dorongan pribadi atau promosi melainkan bertujuan untuk meningkatkan penjualan.

Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali dalam Pujiyanto, 2003). Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto, 2003). Iklan merupakan media informasi yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau

khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan. Ralph S. Alexander dalam Pujiyanto (2003) merumuskan dengan Association Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan empat pokok batasan, yaitu; 1) penyajian gagasan terhadap barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan berdasarkan konsep produknya, 2) iklan ditujukan kepada kalayak, yaitu iklan dapat menjangkau masyarakat kelompok besar yang dipersempit menjadi kelompok pasar, 3) iklan mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa perusahaan yang membiayainya, 4) iklan dikenai biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya perusahaan.

Indikator Periklanan

Menurut Kotler dan Keller (2009), indikator yang sangat penting dilakukan perusahaan dalam memasarkan produknya adalah:

1) Mission (Tujuan Periklanan)

Menetapkan tujuan periklanan adalah langkah pertama dalam membuat program periklanan.

2) Message (Memilih Pesan Iklan) Faktor kreatifitas dalam iklan lebih penting daripada jumlah uang yang dikeluarkan. Suatu iklan baru dapat membantu meningkatkan penjualan hanya setelah mendapat perhatian. 3) Media (Keputusan tentang Media)

Pemilihan media merupakan penemuan media dengan biaya yang paling efektif untuk menyampaikan pesan iklan kepada konsumen.

METODE PENELITIAN Definisi Operasional

(8)

80 alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Indikatornya adalah produk pilihan, merek pilihan, penentuan saat pembelian, situasi saat pembelian, yaitu pembeli yang menghadapi banyak keputusan dalam melakukan pembelian.

2) Citra merek adalah sebuah kesan positif dari sebuah produk yang melekat di benak konsumen karena produk tersebut memiliki ciri khas atau karakteristik sendiri yang berbeda dengan produk dari perusahaan lain. Indikatornya adalah corporate image, user image, product image.

3) Periklanan merupakan kegiatan penawaran kepada suatu kelompok masyarakat baik secara langsung (lisan) maupun dengan penglihatan (berupa berita) tentang suatu produk, jasa atau ide. Indikatornya adalah mission, message, media

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil regresi dari data primer yang telah diolah dengan menggunakan software pengolahan data Statistical Package For Social Sciences (SPSS 16.0)

Tabel 1. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil dari proses pengolahan data, dapat dilihat bahwa variabel citra merek (X1) terhadap keputusan pembelian signifikan 0,000 < 0,05 dengan t-hitung 4,153 > t-tabel 2,00. Tetapi variabel periklanan ditemukan tidak signifikan yaitu 0,232 < 0,05 terhadap keputusan pembelian dengan t-hitung -1,208 < t-tabel 2,00.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan periklanan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dalam hal ini konsumen memandang bahwa citra merek merupakan jaminan / cerminan dari kualitas produk. Jika sebuah produk memiliki kualitas yang baik, maka akan memiliki citra merek yang kuat dan akan selalu diidentikkan untuk kategori produk tertentu.

Periklanan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian mengandung makna bahwa konsumen cenderung lebih memperhatikan hal lain di luar periklanan, misalnya kualitas produk, harga maupun kemampuan membeli. Maka dapatlah dinyatakan bagaimanapun perusahaan beriklan, jika memang produk tidak memiliki kualitas yang baik maka konsumen tidak akan tertarik untuk membelinya.

Selanjutnya adalah menguji pengaruh kedua variable bebas secara simultan. Hasilnya ditunjukkan pada table berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Korelasi Ganda

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai f-tabel sebesar 3,155 maka dapat dilihat nilai untuk citra merek dan

(9)

81 Variabel terikat (keputusan pembelian) akan dapat dijelaskan oleh variable periklanan dan variable citra merek. Adapun besarnya koefisien determinasi ditunjukkan pada table berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Determinasi

Nilai R Square adalah sebesar 0,281 (28,10%). Artinya hubungan keputusan pembelian dijelaskan oleh Citra Merek (X1) dan Periklanan (X2) sebesar 28,10%. Sisanya sebesar 71,9 % merupakan kontribusi dari variabel lain yang tidak diikut sertakan di dalam model penelitian ini.

Dapat dinyatakan bahwa keputusan konsumen dalam memilih asuransi dijelaskan oleh variable lain, seperti gaya hidup, status social, keadaan ekonomi serta banyak hal lainnya. Keadaan ini seharusnya akan menjadi inspirasi bagi perusahaan untuk lebih aktif menggali keadaan konsumen sehingga mampu membentuk strategi yang lebih baik untuk meraih lebih banyak konsumen.

KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas dalam penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Adanya pengaruh antara variabel citra merek terhadap keputusan pembelian nasabah dalam membeli polis asuransi.

2. Tidak adanya pengaruh antara periklanan terhadap keputusan pembelian nasabah dalam membeli polis asuransi.

3. Adanya pengaruh positif antara citra merek dan pengaruh negatif periklanan terhadap keputusan

pembelian nasabah dalam membeli polis asuransi.

DAFTAR PUSTAKA

Danang Sunyoto (2013). Perilaku Konsumen (cetakan pertama). Yogyakarta : Center For Academic Publishing Service (CAPS).

Endang Tjahjaningsih, Maurine Yuliani (2009). Analisis Kualitas Produk Dan Citra Merek Dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian Dan Dampaknya Terhadap Loyalitas Merek HP Nokia. Jurnal Telaah Manajemen (TEMA) , 104 ‐ 118.

Fandi Tjiptono dan Gregorius Chandra (2010). Pemasaran Strategik, Edisi Ke-2. Yogyakarta: Penerbit Andi. Johanes Supranto dan Nandan Limakrisna

(2011). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran untuk Memenangkan Persaingan Bisnis. Jakarta: Mitra Wacana Media. Kotler, Philip dan Gary Armstrong

(2003). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Indeks

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller (2009). Manajemen Pemasaran, Edisi Tiga Belas. Jakarta: Erlangga.

Lukman, M. D. (2014). Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen Produk Teh Botol Sosro Kemasan Kotak. Jurnal Administrasi Bisnis , 64-81.

M. Mursid (2010). Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

(10)

82 Mawara, Z. R. (2013). Periklanan Dan

Citra Merek Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha. Jurnal EMBA , 826-835.

Muhamad Wimman Zulfikar, 2011, Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada Oase Batik Pekalongan), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang

Nadia Lona Trista, Apriatni EP, Saryadi (2013). Pengaruh Citra Merek (Brand Image) Dan Kepercayaan Merek (Brand Trust) Terhadap Keputusan Toyota Avanza Di Kota Semarang. PDII LIPI , 1-8.

Natalia, F. (2014). Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Pt Chandra Jaya Sukses (Produk Kursi Recliner Merek Lazboy). Jurnal Akuntansi Dan Manajemen Esa Unggul , 1-11. Pantri Heriyati, Septi. (2012). Analisis

Pengaruh Brand Image Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Handphone Nexian. Journal of Business Strategy and Execution , 171-205.

Paulus Lilik Kristianto (2011). Psikologi Pemasaran Integrasi Ilmu Psikologi Dalam Kegiatan Pemasaran. Yogyakarta: Center For Academic Publishing Service (CAPS).

Pujiyanto, 2003, Strategi Pemasaran Produk Melalui Media Periklanan, NIRMANA Vol. 5, No. 1, Januari 2003: 96 - 109

Ramadan Kareem, (2008), Hubungan Citra Merek (Brand Image) dan Keputusan Pembelian (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia Palembang),

http://thewinnerlife.blogspot.com/ 2008/04/hubungan-citra-merek-brand-image-dan.html, (20 April, 2008)

Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat. Rindang Lista Sari, Silvya L. Mandey,

Agus Supandi Soegoto (2014). Citra Merek, Harga Dan Promosi Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Perhiasan Emas Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Manado Utara. Jurnal EMBA , 1222-1232.

Ritawati Tedjakusuma, Sri Hartini, Muryani, 2001, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pembelian Air Minum Mineral, Jurnal Penelitian Dinamika Sosial Vol. 2 No. 3 Desember 2001: 48 -58

Setyo Ferry Wibowo, Maya Puspita Karimah (2012). Pengaruh Iklan Televisi Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Lux (Survei Pada Pengunjung Mega Bekasi Hypermall). Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI) , 1-15.

Tatik Suryani (2008). Perilaku Konsumen, Implikasi pada Strategi Pemasaran. Jakarta: Graha Ilmu Taufik. (2013). Pengaruh Media Iklan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa metode Fuzzy C-Means dapat digunakan untuk mengelompokkan kabupaten/kota di Provinsi NTB berdasarkan

Perhatikan Gambar 4.2.8, misalkan a, b, c dan z bertutut-turut adalah bilangan kompleks yang bersesuaian dengan titik-titik A, B, C dan Z. Misalkan pula M

Para pengelola informasi baik di berbagai tingkatan bersama-sama membahas masalah pengelolaan informasi, agar koleksi yang kita miliki sebagai aset instansi mempunyai daya guna

10/16 Yayasan Al Haya TK Nurul Athfal 1 ABA Pertiwi Masjid Al Hawi.. 1

kinerja tenaga klinis, analisis, dan tindak lanjut dalam peningkatan mutu klinis 40.Dokumentasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dalam peningkatan kompetensi tenaga

[r]

Pada hari kedua ret ret , beliau mengingat kan dan menekankan kepada kami – pesert a ret ret , bahwa pada kenyat aannya sekarang ini pola pikir kit a berlawanan dengan realit

I: Tuhan Yesus Kristus, Putera Allah yang hidup, karena kehendak Bapa dan kuasa Roh Kudus, Engkau telah memberi hidup kepada dunia dengan kematian-Mu: bebaskanlah aku