• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA GUNA LAHAN ( LAND USE)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TATA GUNA LAHAN ( LAND USE)"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

KOMPONEN SISTEM

Asal mula istilah

tata-guna lahan (land

use)

berawal dari ilmu ekonomi

pertanian. Istilah ini mengacu pada

sebidang lahan dan manfaat ekonomi

yang dimiliki oleh lahan

tersebut-peternakan, pembudidayaan tanaman,

pertambangan, atau pembangunan

gedung.

Perencanaan penggunaan lahan

(4)

KOMPONEN SISTEM

Pertama, perencanaan tataguna lahan

mencakup seluruh bentuk perencanaan.

Sebagai contoh, perencanaan transportasi

dapat dianggap sebagai salah satu bentuk

perencanaan tata-guna lahan karena

perencanaan transportasi sebenarnya

adalah perencanaan terhadap sebagian

lahan yang akan digunakan untuk

transportasi.

Kedua, perencanaan tata-guna lahan adalah

sebuah disiplin ilmu tersendiri, yang

(5)

DEFINISI DAN KONSEP

1.

URBAN FORM (Bentuk Perkotaan)

:

Pola spasial atau "pengaturan" elemen individual

-seperti bangunan, jalan, taman, dan penggunaan lahan

lainnya (secara kolektif disebut lingkungan jadi (built

environment)), serta kelompok-kelompok sosial,

kegiatan ekonomi, dan lembaga-lembaga publik, dalam

suatu daerah perkotaan.

2.

URBAN INTERACTION (Interaksi Perkotaan)

:

Ini adalah satu kesatuan hubungan, keterkaitan, dan

arus yang menyatukan pola dan perilaku tata-guna

Iahan, kelompok, dan aktivitas individu menjadi

(6)
(7)

DEFINISI DAN KONSEP

3.

URBAN SPACIAL STRUCTURE (

Struktur ruang

wilayah perkotaan):

Struktur ini secara formal menggabungkan bentuk

wilayah perkotaan melalui interaksi wilayah perkotaan

dengan seperangkat aturan menjadi suatu sistem kota.

4.

COMPREHENSIVE PLAN (Rencana Komprehensif)

:

Rencana keseluruhan dasar biasanya merupakan

rencana komprehensifnya, kadangkala disebut sebagai

master plan

atau rencana umum. Rencana ini, pada

tingkat yang paling sederhana, adalah pernyataan

(8)

DEFINISI DAN KONSEP

5.

GUIDELINES (Panduan)

:

Pada beberapa kasus, sejumlah panduan

(guideline)

pembangunan dapat digunakan sebagai altematif yang

dianjurkan dalam penyusunan rencana tata-guna

lahan. Panduan dapat ditingkatkan perannya sebagai

suatu teknik implementasi dengan cara menuangkan

panduan-panduan ini menjadi ketentuan hukum.

6.

LEGISLATION (Ketentuan Hukum)

:

Beberapa rekomendasi dari rencana tata-guna lahan

dapat ditrans- formasikan menjadi rancangan

(9)

DEFINISI DAN KONSEP

7.

CODES (Kode)

:

Kode (peraturan) perumahan dan bangunan adalah

teknik implementasi yang penting untuk manajemen

tata-guna lahan. Kode-kode tersebut menjamin

kualitas pertumbuhan komunitas dengan cara

menetapkan standar-standar tertentu. Kode biasanya

banyak digunakan pada tingkat pemerintahan daerah.

8.

ZONING (Pembagian Zona)

:

(10)

DEFINISI DAN KONSEP

9.

SUBVISION REGULATIONS (Peraturan

Subdivisi)

:

Peraturan ini melengkapi pembagian zona setempat

tetapi tidak dapat menggantikannya. Pembagian

peraturan mengendalikan pembangunan dan perubahan

di dalam suatu komunitas dan mendukung pelayanan

lokal yang efisien dan sesuai harapan.

10.

INFRASTRUCTURE (Infrastruktur)

:

Semua fasilitas pendukung kehidupan di dalam suatu

unit geografis secara kolektif disebut sebagai

infrastruktur. Infrastruktur terdiri dari elemen dasar yang

membuat suatu wilayah perkotaan berfungsi, seperti

(11)

KRITERIA UNTUK MENGUKUR DAN

MEMBANDINGKAN STRUKTUR WILAYAH

PERKOTAAN

11. Tingkat pemusatan

12. Tingkat pembagian 13. Tingkat hubungan 14. Tingkat pengarahan 15. Tingkat kesinambungan 16. Tingkat penggantian 17. Prinsip-prinsip

Uraian dan Contoh Waktu dan tahap pembangunan

Moda dan tipe produksi yang dominan (misalnya, pusat layanan, kota

pertambangan)

Lingkungan sosioekonomi dan budaya di rnana suatu kota terletak

Posisi di dalarn sistem wilayah perkotaan yang lebih besar (misalnya,

Kepadatan rata-rata pembangunan; bentuk kemiringan/kecenderungan

kepadatan (misalnya, populasi penduduk)

Tingkat percampuran (atau pemisahan) dari penggunaan, aktivitas, dan kelompok sosial dapat digunakan (diganti) untuk fungsi lainnya

(12)
(13)
(14)

BEBERAPA TEORI DAN TOPIK

AKSESIBILITAS

Konsep yang mendasari hubungan antara

tata-guna lahan dan transportasi adalah

aksesibilitas.

Dalam konteks yang paling luas, aksesibilitas

berarti kemudahan melakukan pergerakan di

antara dua tempat. Aksesibilitas

meningkat-dari sisi waktu atau uang-ketika pergerakan

menjadi lebih murah.

(15)

CONTOH 1

Dari

Ke

A B

Titik

c

D I Perubahan

(16)

GAMBAR 3-E1

(17)

JAWABAN

Matriks di atas memperlihatkan waktu

perjalanan sebelum dan setelah peningkatan

transportasi. Jumlah baris adalah ukuran

aksesibilitas pada setiap titik. Dapat dilihat

bahwa semakin kecil waktu tempuh berarti

semakin besar aksesibilitasnya. Pada seluruh

kasus, terdapat pengurangan waktu tempuh:

A,

-18%;

B,

-31 %; C, -20%; dan

D,

-25%.

Tampak jelas bahwa pusat aktivitas

B

(18)

CONTOH 2

Sebuah pusat kota

(D)

dihubungkan dengan

jalan-jalan arteri ke pusat aktivitas/pemukiman

A, B,

dan C

dan antara satu jalan dengan lainnya dengan waktu

tempuh diperlihatkan pada penghubung

(link).

Jalan

arteri semakin padat, terlihat dari waktu tempuh

(dalam menit) yang meningkat, seperti diperlihatkan

pada Gambar 3-E2, dan hampir semua pusat

(19)
(20)

GAMBAR 3-E2

(21)
(22)

AKSESIBILITAS PERORANGAN

Aksesibilitas perorangan biasanya

diukur dengan cara menghitung

jumlah lokasi kegiatan (disebut juga

peluang-opportunity)

yang tersedia

pada jarak tertentu dari rumah orang

tersebut dan memfaktorkan jumlah

tersebut dengan jarak di antaranya.

Perhitungan aksesibilitas dapat

dilakukan untuk berbagai jenis

(23)
(24)

AKSESIBILITAS PERORANGAN

Indeks aksesibilitas seperti ini

merupakan ukuran dari seberapa

banyak tujuan potensial yang

tersedia bagi seseorang dan

semudah apa orang tersebut dapat

mencapainya. Aksesibilitas suatu

tempat dari tempat-tempat lainnya

di dalam suatu kota dapat diukur

dengan cara yang sama, di mana

dalam kasus ini

Ai

adalah

(25)
(26)
(27)

JAWABAN

(28)

TEORI LOKASI

Teori tentang lokasi aktivitas, khususnya

pemukiman, telah dikembangkan pada tahun

1960-an oleh beberapa ilmuwan perwilayahan.

Dengan mengambil contoh-contoh dari

ekonomi lahan pertanian, kita dapat

memastikan bahwa penggunaan spesifik

suatu lahan adalah fungsi dari jaraknya

terhadap pasar, dengan asumsi bahwa

terdapat satu pasar yang terletak di pusat

suatu daerah yang tidak memiliki fitur.

Penggunaan spesifik suatu lahan pada suatu

lokasi akan bergantung pada tarif sewanya

(29)
(30)

GAMBAR 3.3

(31)

GAMBAR 3.3

(32)

GAMBAR 3.3

(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

JAWABAN

1. T

a

n

ama

n

A

s

e

ba

ikn

y

a dit

a

n

a

m mul

ai

dari pu

s

at

k

o

t

a

h

ingga seja

uh

2

,

3

0

8 sat

u

a

n j

ara

k d

ari pas

ar.

2. Tanaman

C

sebaiknya ditanam mulai dari di

mana

A

berhenti (2,308 satuan jarak:) hingga

sejauh 8,182 satuan jarak dari pasar.

3. Tanaman

D

sebaiknya ditanam mulai dari di

mana

C

berhenti (8,182 satuan jarak:) hingga

sejauh 12,12 satuan jarak: dari pasar.

4. Tanaman

B

tidak perlu ditanam sama sekali,

(39)

AKIBAT-AKIBAT

PEMBAGIAN ZONA

Aktivitas, manusia, dan lokasi semuanya

berinteraksi dengan cara yang sedemikian

rupa sehingga setiap orang berharap dapat

memaksimalkan lokasi tempat tinggalnya.

Setiap orang mempunyai alasan untuk

tinggal di tempat yang mereka kehendaki.

Bisnis dan industri juga mempunyai pilihan

lokasi. Pilihan lokasi ini menghasilkan

pola-pola konsentrasi.

Para ahli perencana tata-guna lahan

mengatur kesesuaian antara pola-pola

(40)

NILAI LAHAN

Sebuah persamaan sederhana

tentang nilai lahan dapat

dinyatakan dalam sebuah fungsi

linier sebagai berikut:

di mana LV adalah nilai lahan, D

adalah jarak dari DPB, dan a dan b

adalah konstanta.

i

i

a

bD

(41)

NILAI LAHAN

Sebuah persamaan yang agak: lebih

rumit dapat dinyatak:an dalam sebuah

fungsi pangkat sebagai berikut:

di mana nilai lahan menurun dengan

tingkat penurunan yang semakin rendah.

Pada kedua persamaan di atas, faktor

yang tidak diketahui dapat ditentukan

dengan analisis regresi.

b

i

i

aD

(42)

NILAI LAHAN

Persamaan-persamaan nilai lahan

untuk daerah metropolitan bisa saja

cukup rumit. Sebagai contoh, model

konseptual untuk sebuah kota

(43)

NILAI LAHAN

di mana LV

i

; adalah nilai lahan pada

lokasi i; Ci adalah jarak: dari DPB; M;

adalah jarak dari garis pantai; Ei adalah

jarak dari stasiun kereta api bawah tanah

terdekat; dan Si adalah jarak dari pusat

perbelanjaan terdekat.

Persamaan-persamaan lain yang serupa

dengan persamaan di

atas juga

(44)

TATA GUNA LAHAN DAN

TRANSPORTASI

Hubungan antara transportasi dan pengembangan

lahan dapat dijelaskan dalam tiga konteks berikut

ini:

1)

hubungan fisik dalam skala makro, yang memiliki pengaruh

jangka panjang dan umumnya dianggap sebagai bagian dari

proses perencanaan;

2)

hubungan fisik dalam skala mikro, yang memiliki pengaruh

jangka-pendek dan jangka-panjang dan umumnya dianggap

sebagai masalah desain wilayah perkotaan (seringkali pada

skala lokasi-lokasi atau fasilitasfasilitas tertentu); dan

3)

hubungan proses, yang berhubungan dengan aspek hukum,

administrasi,

keuangan,

dan

aspek-aspek

institusional

(45)

TATA GUNA LAHAN DAN

TRANSPORTASI

Bangkitan perjalanan menyediakan

hubungan antara tata-guna lahan dan

perjalanan. Tataguna lahan untuk tujuan

membangkitkan perjalanan biasanya

(46)
(47)

CONTOH 5

,

(48)
(49)

PEMBAHASAN

Perjalanan belanja per karyawan untuk

pusat-pusat perbelanjaan adalah yang tertinggi, diikuti

oleh pasar lokal dan DPB. Analisis yang dilakukan

tidak perlu terikat dengan zona, tetapi dapat

dilakukan secara individual. Sebagai contoh,

ciri-ciri pusat perbelanjaan 1 mungkin sangat berbeda

dengan pusat perbelanjaan 2.

(50)
(51)
(52)
(53)
(54)

PERTUMBUHAN/PENURUNAN

Sebuah diagram sederhana (Gambar 3-5)

menjelaskan hubungan atau saling

ketergantungan di dalam sistem wilayah

perkotaan.

Diagram ini memperlihatkan bahwa setiap

alokasi finansial untuk meningkatkan fasilitas

transportasi di dalam suatu wilayah perkotaan

pada akhirnya akan berdampak bagi wilayah

itu sendiri.

Diagram ini juga memperlihatkan bahwa

(55)
(56)

PERENCANAAN

TATA GUNA LAHAN

Gambar 3-6 memperlihatkan kerangka

kerja dari sektor sosioekonomi.

Perhatikan situasi sebagai berikut:

semakin banyak lahan yang disediakan

untuk pengembangan bisnis di pusat kota,

bisnis akan meningkat, dan

struktur-struktur bisnis pun meningkat, yang pada

gilirannya akan meningkatkan peluang

kerja dan memberikan dampak positif

bagi masyarakat. Dan yang terakhir,

(57)

PERENCANAAN

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

JAWABAN

Kita asumsikan eksponen sebesar 2 berdasarkan penelitian

yang dilakukan terhadap kota- kota lain yang berukuran sama.

Jika populasi kota ini diperkirakan meningkat menjadi 8000

orang pada jangka waktu 20 tahun mendatang,

bagaimanakah populasi didistribusikan berdasarkan zonanya?

Asumsikan bahwa total pekerjaan di tiap zona berbanding

(63)
(64)

METODE GRADIEN

PENINGKATAN-KEPADATAN

Metode gradien peningkatan-kepadatan

(density-saturation gradient,

DSG) pertama kali

digunakan dalam studi transportasi daerah

Chicago (

Chicago Area Transportation

Study/CATS)

Tiga acuan empiris digunakan dalam metode

ini: (1) intensitas tata-guna lahan menurun

ketika jarak atau waktu tempuh ke DPB

meningkat; (2) perbandingan jumlah lahan

yang digunakan dengan jumlah lahan yang

tersedia menurun ketika jarak dari DPB

meningkat; (3) proporsi lahan yang

(65)

METODE GRADIEN

(66)

METODE GRADIEN

(67)
(68)

MODEL-MODEL TATA-GUNA

LAHAN OPERASIONAL

Model ini pada dasarnya adalah model lokasional

yang memperkirakan pemukiman dan tempat kerja.

Dasar teoretisnya adalah sebagai berikut.

(69)
(70)

JAWABAN

Gambar

GAMBAR 3-E1JARINGAN UNTUK CONTOH 1
GAMBAR 3-E2JARINGAN UNTUK CONTOH 2
GAMBAR 3.3Tarif Sewa versus Jarak dari Pusat Pasar.
GAMBAR 3.3Tarif Sewa versus Jarak dari Pusat Pasar.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Peserta harus melaporkan secara tertulis kepada PKL dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh

Dengan pertimbangan bahwa pada saat ini dana perbankan kurang tersedia untuk mendukung pembiayaan pembangunan agribisnis karet (tingkat suku bunga terlampau tinggi)

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala PKBM Tunas Bangsa Brebes serta tutor kejar paket C ternyata tidak semua warga belajar kurang memiliki motivasi belajar, tidak

Parameter kuantum untuk senyawa anti korosi seperti energi orbital (EHOMO dan ELUMO), potensial ionisasi (I), afinitas elektron (A) dan elektronegativitas (χ)

Menurut Sugiyono (2013: 121) menytakan bahwa “teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat

Hasil penelitian terhadap serat Wulangputra menunjukkan beberapa temuan sebagai berikut: (1) penggunaan aspek bunyi ditemukan penggunaan purwakanthi swara,

Manfaat setelah pengembangan yaitu hasil dari penelitian yaitu tercapainya optimalisasi proses degasing dalam penyelesaian masalah cacat, dan prototip produk dengan

Analisis Efisiensi Relatif dan Perilaku Petani terhadap Risiko Usahatani Bawang Merah di Kabupaten Bantul (Tesis).. Universitas