14 FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMBERIAN
SUSU FORMULA PADA BAYI USIA 0-6 BULAN Factors of formula feeding in baby 0-6 month
Darah Ifalahma, Ratna Kumalasari Nugraheni Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT
Breast Milk (ASI) is the best food for babies, all the best nutrition a baby needs is contained in breast milk. For any reason formula milk should be avoided because formula milk is easily contaminated by germs and in formula feeding should be adjusted to the dose of milk and age of the baby. A preliminary study was conducted on 6 mothers, 2 mothers were given formula milk because the mother had to work and the distance from work place to home did not allow the mother to go home, 2 mothers said that mother gave formula milk so that baby not fussy, formula milk Breast milk, while 2 other mothers said the production of breast milk decreased. This study aims to determine the factors that underlie the provision of infant formula in infants aged 0-6 months.
Quantitative descriptive research design, the population is all mothers who have infants aged 0-6 months as many as 36 respondents with non probability sampling technique by means of saturated sampling, research instruments using questionnaires, univariate analysis using frequency distribution.
The result of the research is that there are 14 respondents (38,8%), low educational factor, 22 respondents (61,0%), mother's job factor is 25 respondents 69,4%), age factor> 20-35 years old there are 26 respondents (72,2%), enough economic factor there are 24 respondents (66,7%) and primigravida parity factor there are 19 respondents (52,8%).
Keywords: factor of formula feeding, baby 0-6 month
ABSTRAK
15 memberikan susu formula agar bayi tidak rewel, kandungan susu formula sama dengan ASI, sementara 2 orang ibu lainnya mengatakan produksi Air Susu Ibu berkurang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang melatarbelakangi pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan.
Desain penelitian deskriptif kuantitatif, populasi adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan sebanyak 36 responden dengan tekhnik non probability sampling dengan cara sampling jenuh, instrumen penelitian menggunakan kuesioner, analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian faktor yang melatarbelakangi pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan didapatkan faktor pengetahuan cukup ada 14 responden (38,8%), diikuti faktor pendidikan rendah ada 22 responden (61,0%), faktor pekerjaan ibu ada 25 responden (69,4%), faktor umur >20-35 tahun ada 26 responden (72,2%), faktor ekonomi cukup ada 24 responden (66,7%) dan faktor paritas primigravida ada 19 responden (52,8%).
Kata kunci : faktor pemberian susu formula, bayi 0-6 bulan PENDAHULUAN
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi, semua nutrisi terbaik yang dibutuhkan seorang
bayi terkandung dalam ASI, sehingga tidak ada alasan seorang ibu untuk tidak menyusui anaknya Bahkan (WHO) telah merekomendasikan bahwa 6 bulan
pertama kehidupan manusia wajib dan hanya boleh diberi ASI atau sering
disebut ASI Eksklusif (Roslan, 2013). Menurut Prawirohardjo (2009) Berdasarkan rekomendasi dari WHO dan UNICEF di Geneva pada tahun
1979 menyusui merupakan bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara ideal
dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Menurut WHO (2013) Setiap tahun terdapat 1-1,5 juta bayi di dunia meninggal karena tidak diberi ASI
secara Eksklusif kepada bayinya. Akan tetapi, masih banyak ibu yang kurang memahami manfaat pentingnya pemberian ASI untuk bayi, ASI
Eksklusif sangat penting sekali bagi bayi usia 0-6 bulan karena semua kandungan gizi ada pada ASI yang sangat berguna.
Setiap macam susu formula
16 buatan paling baik adalah susu sapi.
Menurut SDKI (2007) Hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia menunjukkan cakupan ASI Eksklusif bayi 0-6 bulan sebesar 32% yang
menunjukkan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012.
Sedangkan menurut World
Breastfeeding Trends Initiative (WTBI)
pada tahun 2012 hanya 27,5 % ibu di Indonesia yang berhasil memberi ASI eksklusif. Sebelumnya pada tahun 2010, prevalensi ASI eksklusif hanya 15,3%.
Menurut Kemenkes (2013) Pada tahun 2013 presentase pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan sebesar 54,3%. Rendahnya presentase
pemberian ASI eksklusif karena banyaknya faktor diantaranya adalah ibu yang bekerja, pengetahuan, pendidikan, umur ,ekonomi dan paritas ibu. Data Penelitian di Desa Malangjiwan
Colomadu Karanganyar pada tanggal 24 Januari 2015 didapatkan bahwa terdapat 36 bayi usia 0-6 bulan mendapatkan susu formula.
Tujuan penelitian ini adalah
Mengetahui Gambaran faktor-faktor yang melatarbelakangi Pemberian Susu
Formula pada Bayi Usia 0-6 Bulan di
Desa Malangjiwan Colomadu Karanganyar.
METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di Desa Malangjiwan Colomadu Karanganyar.
Sampel penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang mengkonsumsi susu formula sebanyak 35 bayi. Teknik pengambilan
sampel atau teknik sampling adalah teknik NonProbability Sampling. Teknik Pengumpulan Data yaitu data primer dan data sekunder dengan instrumen kuesioner.
Rancangan Penelitian Jenis/Desain Penelitian metode penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara objektif.
Analisa univariat adalah dilakukan bertujuan untuk menjelaskan/
17 Perhitungan prosentase menurut
Budiarto ( 2002 ) Yaitu:
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi hasil pencapaian N = Jumlah Seluruh Observasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Tabel 1. Faktor yang melatarbelakangi pemberian susu formula
Berdasarkan tabel 1 bahwa faktor-faktor pemberian susu formula pada bayi usia
0-6 bulan, lebih dominan faktor umur yaitu 26 responden sebesar (72,2%).
Tabel 2. Faktor pengetahuan
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa
dari 36 responden mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu 14 responden (38,8 %).
Tabel 3. Faktor pendidikan
No Pendidikan Fekuensi (%)
1. SD 8 22,2 %
2. 3. 4.
SMP SMA PT
14 12 2
38,8 % 33,3 % 5,56 %
Jumlah 36 100 %
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa dari 36 responden mayoritas responden berpendidikan SMP yaitu 14 responden
(38,8% ).
Tabel 4. Faktor pekerjaan
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa dari 36 responden mayoritas responden bekerja yaitu 25 responden ( 69,4% ).
No Faktor Frekuensi (%)
1 Pengetahuan 14 30,6%
2 Pendidikan 22 61,0%
3 Pekerjaan 25 69,4%
4 Umur 26 72,2%
5 Ekonomi 24 66,7%
6 Paritas 19 52,8%
No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)
1 Tinggi 11 30,6%
2 Cukup 14 38,8%
3 Rendah 11 30,6%
Jumlah 36 100%
No Pekerjaan Frekuensi (%)
1 Bekerja 25 69,4%
2 Tidak Bekerja 11 30,6%
Jumlah 36 100%
18 Tabel 5. Faktor umur
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa dari 36 responden mayoritas responden berumur > 20-35 tahun yaitu 26
responden (72,2%).
Tabel 6. Faktor ekonomi
No Pendapatan Frekuensi (%) 1 Rp. < 1.000.000 7 19,4% 2 Rp.1.000.000 -
2.500.000
24 66,7%
3 Rp. > 2.500.000 5 13,9%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa
dari 36 responden mayoritas responden berpendapatan Rp 1.000.000–2.500.000 yaitu 24 responden ( 66,7% ).
Tabel 7. Faktor paritas
No Paritas Frekuensi (%)
1 Primigravida 19 52,8%
2 Multigravida 13 36,1%
3 Grandmultigravida 4 11,1%
Jumlah 36 100%
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 36 responden mayoritas responden dengan primigravida yaitu 19 responden (52,8%).
Pembahasan
Menurut Fikawati (2010) mengatakan bahwa usia produktif dimana seorang ibu sudah lebih matang dan berfikir baik dalam pemberian ASI,
namun kegagalan dalam pemberian ASI Eksklusif usia produktif ibu dipengaruhi budaya memberikan makanan pralaktal, memberikan tambahan susu formula
karena ASI tidak keluar, asi sedikit, menghentikan pemberian ASI karena bayi atau ibu sakit, ibu harus bekerja, serta ibu ingin mencoba susu formula.
Faktor Pengetahuan
Bbu yang memiliki pengetahuan baik akan lebih cenderung memberikan ASI daripada susu formula, sedangkan
ibu yang memiliki pengetahuan cukup akan cenderung memberikan ASI bisa sesekali diselingi dengan susu formula, dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang pentingnya pemberian
ASI Eksklusif cenderung memiliki kurang baik dalam pemberian ASI dan menyamakan dengan susu formula.
Faktor Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya
No Umur Fekuensi (%)
1. < 20 th 4 11,1 %
2. 3.
20-35 th >35 th
26 6
72,2 % 16,7 %
19 makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Hal ini menjadikan dimana seseorang berpendidikan tinggi dan berpengetahuan luas akan lebih bisa menerima alasan untuk memberikan ASI
esklusif karena pola pikirnya yang lebih realitis dibandingkan yang tingkat pendidikan rendah.
Faktor Pekerjaan
Para ibu sering keluar rumah, karena bekerja ataupun tugas-tugas sosial sehingga menjadikan susu formula dianggap satu-satunya jalan
keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggal dirumah, dengan alasan jarak rumah yang jauh dari tempat bekerja dan kesibukan di tempat
kerja yang memungkinkan kurangnya waktu untuk memberikan ASI pada bayinya ( Khasanah, 2011).
Faktor Umur
Menurut pendapat peneliti bahwa
umur ibu pada usia produktif memberikan ASI juga susu formula dikarenakan faktor lain yang mempengaruhinya yaitu tidak keluarnya ASI, ibu bekerja, dan faktor
pengetahuan.
Menurut Lisa (2011) mengatakan
bahwa jika umur ibu >20-35 tahun biasanya sudah siap dan matang dalam mengasuh anak karena dari umur yang sudah cukup dan berpengalaman
melahirkan serta produksi ASI yang cukup, namun usia 20-35 tahun adalah usia produktif dimana pada usia tersebut ibu memiliki kesempatan untuk bekerja,
sehingga ibu yang bekerja karena kesibukan, waktu yang kurang, serta jarak rumah dengan kantor yang jauh akan mempengaruhi pemberian susu
formula pada bayi. Faktor Ekonomi
Menurut Khasanah (2011) mengatakan bahwa hal ini sesuai dengan
teori adanya anggapan bahwa memberikan susu formula kepada bayi sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, dan mengikuti perkembangan
zaman membuat para ibu enggan menyusui bayinya, sehingga ibu yang berpenghasilan cukup mampu membeli susu formula.
Faktor Paritas
20 pada ibu Primigravida yang baru
mempunyai pengalaman memiliki anak pertama kalinya, dan anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak penampilan karena merasa takut bentuk
payudara akan rusak apabila menyusui dan kecantikannya hilang.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Faktor - faktor yang
melatarbelakangi Pemberian Susu Formula pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Malangjiwan Colomadu Karanganyar adalah faktor pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, umur, ekonomi
dan paritas ibu.
Saran
Bagi ibu menyusui diharapkan
dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan dan penggunaan susu formula tepat pada waktunya.
Bagi tenaga kesehatan diharapkan bagi petugas kesehatan untuk mengoptimalkan pelaksanaan
penyuluhan pada ibu menyusui tentang
ASI Esklusif dan panduan tepat pemberian susu formula.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarto. Biostatistik untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC; 2002. h. 37
Fikawati. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan orangtua memberikan susu formula pada anak 0-2 tahun. Bekasi; 2010
Kemenkes. Presentase Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta: Kemenkes 2013
Khasanah.N. ASI atau Susu Formula. Jogjakarta : FlashBooks; 2011. h. 187; 189; 196; 197-8; 207-8; 211-8; 236
Prawirohardjo,S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009
Roslan. Warta Gizi dan KIA; Penerbit Edisi 1 Jakarta Selatan; 2013 (email: wartakesmas@yahoo.com)
21 Lisa, V. Faktor - faktor yang
melatarbelakangi pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan: Wonogiri; 2011. h. 5; 10; 12
WHO. Kematian Bayi Tidak Diberi Susu Formula. Jakarta: WHO
2013. Didapat dari: