• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan dan pengukuran kapasitas erobik dan daya tahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemeriksaan dan pengukuran kapasitas erobik dan daya tahan"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Pemeriksaan dan pengukuran

kapasitas erobik dan daya tahan

Disampaikan oleh:

Slamet somarno

Pada:Pelatihan asuhan fisioterapi

Di babelkes cilandak jak sel

(2)

11/12/18 2

Pemeriksaan dan pengukuran

kapasitas erobik dan daya tahan

I. PENDAHULUAN.

A. Pengertian: kapasitas erobik dan daya

tahan merupakan kemampuan tubuh dalam penyediaan oksigen guna

metabolisme agar gerak fungsional tercapai dalam waktu yang lama.

1. Penyedia oksigen dan sirkulasi

2. Memberikan kehidupan sel

3. Mengatur suhu

(3)

Beberapa istilah.

Daya tahan jantung paru.

Cardiaorespiratory endurance.

Kapasitas aerobik maksimum

(4)

11/12/18 4

Hubungan antar organ

Jantung

Paru

Ginjal

Integument

(5)

Yang mempengaruhi

kapasitas erobik dan daya

tahan

1.

Umur

2.

Sek

3.

Kebiasaan kerja fisik

4.

Lingkungan

5.

Adat istiadat

6.

Status sosial.

(6)

11/12/18 6

Yang mempengaruhi

kapasitas erobik dan daya

tahan

Patologis:

Cardiovaskuler problem.

Pulmonal problem.

Aaendokrin dan metabolik sistem

Multiple sistem (trauma).

(7)

Klasifikasi

kapasitas erobik dan daya

tahan

Sakit

Sehat

Sehat optimal

(8)

11/12/18 8

II. Metode pemeriksaan

dan pengukuran

A. Pengukuran kapasitas erobik dan daya tahan tubuh

Syarat pengukuran. 1. Metode yg tepat 2. Parameter baku. 3. Alat ukur standart.

4. Telah di periksa awal(IPPA), prediksi dosis dan metode yg cocok.

(9)

Fungsi hasil Pengukuran

Seleksi.

Menentukan kemampuan organ.

Prediksi patologis.

Menentukan kemampuan gerak

fungsioanal

(10)

11/12/18 10

Fisioterapi.

Pelayan kes profesional.

Bertanggung jawab : gerak

fungsional

Bertujuan meningkatkan derajat

kesehatan optimal.

Modalitas : latihan, manupulasi,

(11)

Faktor yang menimbulkan kerugian kapasitas erobik dan daya tahan tubuh

Patologis.

Gangguan,

kelemahan,keterbatasan, ketidak

mampuan jantung paru dalam

penyediaan oksigen tubuh.

(12)

11/12/18 12

Klasifikasi

Tingkat kemampuan

Berdasarkan satuan ukur: Jenis satuan ukur:

1. HR.

2. VO2MAKS 3. METS.

4. Kpm/Kgm 5. WAAT

(13)

Klasifikasi tingkat kapasitas

erobik dan daya tahan tubuh.

Tempat

Intensitas Mets VO2

maks HR maks ICCU UMUM POLI Maentenance Kerja. < 2 2-5 5-8 8-12 > 12 <7 7-17,5 17,5-28 28-42 > 42 Naik 20(55%) Naik 30

(60-70)

(14)

11/12/18 14

Klasifikasi

Tingkat kemampuan

clasification based on maximal oxigen uptake volues

Classification

tahun 20-30 31-40 41-50 51-60 Baik Men

Women >50 >47 >47 >43 >43 >40 >40 >37 Cuku Men

Women 42-49 40-46 39-46 37-42 36-42 33-39 32-39 29-36

(15)

Kalsifikasi Patologis.

Mets

10 --Sehat kurang-=---| 35 ml/kg/min

8---Recavery-=---| 28 ml/kg/min

6---Sakit ringan-| 21 ml/kg/min

4----xx---|14 ml/kg/min

2---x---|7 ml/kg/min

(16)

11/12/18 16

Pemeriksaan

Dibagi dalam 4 tahap. 1. Anamnesa.

Langka awal seleksi gangguaan. 2. Pengukuran (Rutin-khusus).

Data obyektif keyakinan. 3. Analisa.

Prediksi: gangguan, kelemahan,

(17)

faktor yang di periksa.

1.

Tanggal dan Identitas

2.

Pekerjaan

3.

Status tumbuh kembang

4.

Lingkungan

5.

Riwayat problem

6.

Riwatat kemampuan

(18)

11/12/18 18

Lanjutan.1

8. Test penunjang: lab, test diagnostik 9. Riwayat sebelum sakit.

10. Analisa system

11. Pengukuran kapasitas aerobik 12. Antopometri

13. Ergonomi

(19)

Lanjutan.2

15. Kemampuan kerja (ADL).

16. Posture (dinamik dan statik).

17. ROM.

18. Ventilasi

(20)

11/12/18 20

III. Pengukuran

Kapasitas erobik

1. KRITERIA PEMILIHAN METODE

a. SESUAI UNSUR YG DIPERIKSA.

b. REABILITY, KONSISTEN

satuan ukur yg tepat

c. NORMA

(21)

b

. OBYEK PEMERIKSAAN

Kapasitas Erobik (KE).

1.

Pemeriksaan symtom.

a. sesak nafas .

Jalan nafas, ventilasi, sirkulasi.

b. angina pectoris. kompetensinya:

frekuensi, Intensitas, Time, dan

(22)

11/12/18 22

2

. OBYEK PEMERIKSAAN

Kapasitas Erobik (KE).

1. Pemeriksaan obyektif.

Vital sign (sebelum saat dan sesudah aktivitas 2 min).

Kompetensi:

a. Metode (waktu: 15’,30’,60’). b. Posisi dan faktor penghambat. c. Standart alat ukur.

(23)

Pemeriksaan nadi dan pernafasan

(HR dan RR).

 Posisi fleksibel; berdiri, duduk dan tiduran.  Waktu pengukuran : 15“, 30” dan 60”

 Tehnik: menggunakan tiga jari: telunjuk.

Tengan dan manis.

 Daerah pengukuran HR: a. temporalis. Karotis

kominis eksterna. Brachialis. Radialis. Dorsal pedis atau langsung pada jantung di

(24)

11/12/18 24

Pengukuran RR.

Sebaiknya dilakukan setelah HR dan

jangan diberitahukan RR mau dihitung.

Tehnik hitung saat tarik nafas atau saat

buang nafas selama 15” untuk berobat

jalan atau sehat, 30” untuk rawat

(25)

Mengukur tekanan darah.

 Alat ukur: Spigmanometer (tensimeter).  Jenis: air raksa, pegas, digital.

 Kosongkan udara dalam maset.  Buka tutup air raksa.

 Periksa alat layak pakai/kalibrasi.

 Lingkarkan maset pada lengan atas diatas siku lebih 5 Cm.  Hindarkan pipa udara tertekan /terhalang pasien.

 Bebaskan maset dari hambatan pakaian.  Tutup pompa maset.

 Cari nadi brachialai dan letakkan stetoskop diatas nadi brachialis  Pompa maset sampai 180-220 mmHg.

 Lanjutkan dengan membuka pompa maset dengan pelan dan

(26)

11/12/18 26

Mengukur tensi tanpa stetoskop

 Prinsip sama tapi tidak menggunakan

stetoskop tapi dengan menggunakan palpasi nadi. Hasil hanya mengetahui sistol saja dan diastol tapa teraba.

 Pengukuran tensi tanpa stetoskop hanya

(27)

Pemeriksaan auskultasi

fungsi organ jantung

Bunyi jantung satu.

Bunyi jantung dua.

Daerah auskultasi

(28)

11/12/18 28

Pemeriksaan auskultasi

fungsi organ paru

Dengkur.

Kumur

Lengking.

Wezing.

area : 1,2,3,4,5,6 depan

area : 1,2,3,4,5,6 belakan

area : 1,2,3,4,5,6 samping

(29)

Claudication time test.

Lakukan aktivitas kerja dan berapa

kemampuan menimbulkan keluan.

Exercises diberikan menimbulkan

symtom : pusing, lelah, nyeri dll.

Hitung Satuan ukur yang anda

(30)

11/12/18 30

Interprestasi analisa gas darah

Skema asam

Skema asam//basa arteribasa arteri

• Asidosis Asidosis acutacut respiratory acidosisrespiratory acidosis

a 7.1

a 7.1 metabolik metabolik acidosis acidosis

r 7.2

r 7.2 chronic respiratorychronic respiratory

t 7.3

t 7.3 acidosisacidosis

e 7.4

e 7.4

r 7.5

r 7.5 metabolikmetabolik alkalosisalkalosis

I 7.6

I 7.6 respiratory alkalosisrespiratory alkalosis

7.7 2 4 6 8 10 12

7.7 2 4 6 8 10 12

(31)

Analisis EKG.

(32)

11/12/18 32

Menghitung HR pada EKG.

(33)

3. OUTOMATIC RESPONSE

1.

Pemeriksaan symtom setelah aktivitas.

Pengukuran (KE) berdasarkan

symtom/sign yang muncul

akibat perubahan sikap.

(34)

11/12/18 34

4.

MEMERIKSA

KOMPOSISI TUBUH

a. BERAT BADAN.

1). BB IDEAL DEWASA NORMAL

RUMUS:

T B DIKURANGI 100 = X

X – 10 % = BB IDEAL.

(35)

CONTOH

X TB 165 CM

BERAT BADAN IDEAL =

165 – 100 = 65 – 10 % = 65 – 6,5=

58,5 Kg IDEAL

NORMAL : 58,5 – 5,8 = 52,7 Kg

58,5 + 5,8 = 64,3 Kg

(36)

11/12/18 36

a. 2). INDEKS MASA TUBUH (IMT)

BODY MASS INDEX (BMI)

RUMUS:

B B Dlm Kg.

T B Dlm METER

BB:TB(kuadrat)

(37)

CONTOH

BERAT BADAN : 75 Kg.

TINGGI BADAN : 1,62 METER

BB/ TB KUADRAT.

75 : 1,62 X1,62 =

(38)

11/12/18 38

STANDART

NO IMT INTERPRESTASI

1 < 18,50 BERAT BADAN

KURAANG

2 18,50-24,00 NORMAL

3 25,00-29,99 OVER WEIGHT

TK I (RINGAN)

4 30,00-39,99 OVER WEUGHT

TK II (Sedang)

5 > 39,99 OVER WEIGHT

(39)

b. TEBAL LEMAK

1. MENGUKUR TEBAL LEMAK DENGAN

ALAT SKINFOLD CALIPER.

2. DIUKUR PADA 2 TEMPAT YANG

DOMINAN .

(40)

11/12/18 40

RUMUS PERHITUNGAN

(41)

11/12/18 41

NORMS FOR BODY FAT

PERCENTAGE CF DEWASA

CLASSIFICATION

% FAAT %

FAAT MEN

WOMEN

ESSENTIAL FAT 11.0–14.0

3.0-5.0 STORAGE FAT

LEAN < 12 <7

HEALTTY 13-20 8-15

(42)

11/12/18 42

IV. Jenis test daya tahan.

1.DAYA TAHAN OTOT.

2. STEP TEST.

3. BICYCLE ERGO METER.

4. LARI 12 MENIT.

(43)

A. UNSUR NILAI

1. INTENSITAS.

2. TIME

(44)

11/12/18 44

B. INTENSITAS

1. MAKSIMAL.

2. SUB MAKSIMAL

(45)

C. INTENSITAS SUBMaks

NADI CADANGAN

RUMUS.

HR CADANGAN = (220-Umur) -

HRrest

INTENSITAS=

(46)

11/12/18 46

D. CONTOH INTENSITAS

NADI CADANGAN

JANNE UMUR 30 Th

HR CADANGAN =

(220-30)–Hrrest(60)

190-60 = 130/min

INTENSITAS= 175

(47)

E. CONTOH INTENSITAS

NADI MAKSIMAL

JANNE UMUR 30 Th

HR Maks = 220-30=190

Sub Maks Dosis

85% X190= 161/min

Maks Dosis= 190/min

(48)

11/12/18 48

Energie Expenditure in Mets During Step testing.

frekuensi steps / min

Step Height Cm

12 18 24 30 0 1,2 1,8 2,4 3,0 4 1,5 2,3 3,1 3,8 8 1,9 2,8 3,7 4,6 12 2,2 3,3 4,4 5,5 16 2,5 3,8 5,0 6,3 20 2,8 4,3 5,7 7,1 24 3,2 4,8 6,3 7,9 28 3,5 5,2 7,0 8,7 32 3,8 5,7 7,7 9,6 36 4,1 6,2 8,3 10,4 40 4,5 6,7 9,0 11,2(Vivian H Heyward 1984)

Contoh penghitungan:

Mampu melakukan sampai 8 menit atau tinggi bangku 28 Cm dengan

repetisi 18 kali/min

Nilainya = 5,2 mets nilai maksimal.

(49)

5. LARI 12 MENIT

RUMUS.

WAKTU TEST=12/min

X= Jarak Tempuh 12/min

Y= Jarak Tempuh 1 min

X: 12= ? M.

Z= Y-133.

P=ZX0,1172

(50)

11/12/18 50

6. CONTOH TES LARI 12 min

TONO umur 30 Th BB= 60 Kg. Jarak Tem12/min=2250m (x)

Jarak Tempuh 1 min = 2250:12 = 187,5 m(y) Z= 187,5-133= 54,5.

P= 54,5X0,1172= 9,374

VO2 Maks= 9,374+ 33,3= 42, 674 ml/kg/min Dalam liter= 42,7 X 60= 2,562

(51)

Rumus test 6 menit wolk test.

(0,06Xjarak tempuh(meter)-(0,104 X Usia(th) +(0,052X Berat Badan(kg) + 2,9 : 3,5 =

0,06 jarak tempuh – 0,104 usia +0,052 BB +2,9 : 3,5 = mets.

Contoh: Tuan A.

Umur :61 th, B B :71,5 Kg, TB: 170 Cm Jarak tempuh selama 6 menit= 523 m

(0,06x523)-(0,104x61)+(0,052X71,5)+2,9 = 9,04 Mets.

(52)

11/12/18 52

1). ERGO CYCLE TEST (MEN)

HR 300 600 900 1200 1500 120 2.2 3.5 4.8

125 2.0 3.2 4.4 5.9 130 1.9 3.0 4.1 5.5 135 1.7 2.8 3.8 5.1

(53)

2). ERGO CYCLE TEST

(WOMEN)

HR 300 450 600 750 900 120 2.6 3.4 4.1 4.8

125 2.3 3.0 3.7 4.4 130 2.1 2.7 3.4 4.0

(54)

11/12/18 54

3). CARDIORESPIRATORY

FITNESS CLASSIFICATION

Umur

20-29 <24 24-30 31-37 38-48 >49

30-39 <20 20-27 28-33 34-44 >45

40-49 <17 17-23 24-30 31-41 >42

50-59 <15 15-20 21-27 28-37 >38

60-69 <13 13-17 18-23 24-34 >35

20-29 <25 25-33 34-42 43-52 >53

30-39 <23 23-30 31-38 39-48 >49

40-49 <20 20-26 27-35 36-44 >45

50-59 <18 18-24 25-33 34-42 >43

60-69 <16 16-22 23-30 31-40 >41

(55)

Terimakasih

Demikian semoga bermanfaat

Delam pegembangan

(56)

11/12/18 56

Modul.

Praktek memahami TV,IRV, ERV

 Merasakan nafas biasa dan menyadari bahwa saat

nafas biasa adalah merupakan tidal volume.

 Merasakan tarik nafas maksimal setelah nafas biasa

dan menyadari bahwa gerakan nafas itu merupakan IRV dan capasitas inspirasi.

 Merasakan buang nafas maksimal dan menyadari

bahwa gerakan itu adalah ERV dan Capasitas ekspirasi.

 Merasakan buang nafas maksimal dan tarik nafas

(57)

Modul pemeriksaan Wizeeng.

 Mendengarkan denganstetoskop alur nafas

atau suara nafas.

 Lokasi:

1. Mid stenum intercostal 2-3 kanan dan kiri

(paru atas depak kanan dan kiri).

2. Mid sternum di intercostal 4-5. untuk paru

tengah depan kanan dan kiri.

3. Mid sternum intercostal 7-8 untuk paru

(58)

11/12/18 58

Modul pemeriksaan wizeen.

Paru samping kanan dan kiri.

 Auskultasi dengan stetoskop pada:  Paru atas samping kanan dan kiri.  Lokasi mid axila bagian atas.

 Mid axila bagian tengah samping kanan dan

kiri (intercostal 4-5).

 Lokasi mid axila bawah, samping kanan dan

kiri (intercostal 7-8).

 Didengarkan saat inspirasi dan ekspirasi

Referensi

Dokumen terkait

 Inflasi terjadi karena naiknya semua Indeks yang ada pada kelompok pengeluaran yaitu berturut turut: kelompok bahan makanan naik 3,24 persen, kelompok makanan

merupakan model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif yang menunjukkan langkah- langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk, (2) tahap-tahap pengembangan

Arsitektur yang erat kaitannya dengan dunia seni dan bangunan tentu mempunyai beberapa istilah yang hanya digunakan dalam dunia arsitektur dan tidak digunakan

Pembimbing akademik diharapkan memiliki akses informasi yang luas, khususnya terhadap sarana/prasarana atau fasilitas lain yang dapat membantu menyelesaikan masalah

Pada setiap rumah tradisional selalu memiliki sebuah tempat suci yang letaknya di luar rumah dan berada di hulu rumah yang terbuat dari bambu disebut dengan Sanggah

Dekomposisi kain ialah !uatu cara menganalisis kain contoh, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh data%data yang dapat dipakai untuk membuat kembali kain

Merujuk pada perumusan masalah di atas maka dapat ditetapkan tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan Sistem Informasi