ASPEK HUKUM
ASPEK HUKUM
PENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
ASPEK HUKUM
ASPEK HUKUM
PENYELENGGARAAN
PENYELENGGARAAN
PELAYANAN KESEHATAN
PELAYANAN KESEHATAN
FRESLEY HUTAPEA, SH, MH, MARS.
S2- MARS
Tujuan
•
Mahasiswa dapat menyebutkan tujuan mata ajar
Aspek
Hukum
Penyelenggaraan
Pelayanan
Kesehatan
•
Mahasiswa dapat menguraikan topik- topik dan
jadwal mata ajar Aspek Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan
•
Mahasiswa
dapat
menggambarkan
sistem
evaluasi pembelajaran dan buku wajib
•
Mahasiswa mampu memahami kompetensi yang
diharapkan dari mata ajar
MATERI PEMBAHASAN
•
Penyelenggaraan Praktek
Kedokteran
•
Penyelenggaraan Praktek
Keperawatan
•
Penyelenggaraan Praktek
Kebidanan.
1.Undang-Undang Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktek Kedokteran;
2.Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan;
3.Undang-Undang Nomor 44 Tahun
2009 tentang Rumah Sakit
4.Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan;
4
5. Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.
HK.02.02/Menkes /148/I/2010 tentang
Izin dan Penyelenggaraan Praktek
Perawat
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin
dan Penyelenggaraan dan Praktik
Bidan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1796/MENKES/PER/VIII/2011
tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan No: 2052/
Menkes
tentang
Izin
dan
Penyelenggaraan Praktek Kedokteran
PENYELENGGARAAN
PRAKTEK KEDOKTERAN
7
Tujuan Pengaturan Praktik
Kedokteran
1. Memberikan perlindungan pada pasien
2. Mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayanan medis yang diberikan
oleh dokter dan dokter gigi
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
( KKI )
•
Untuk melindungi masyarakat
penerima jasa pelayanan kesehatan,
meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan dari dokter dan dokter gigi
dibentuk Konsil Kedokteran Indonesia
yang terdiri dari :
–
Konsil Kedokteran
–
Konsil Kedokteran Gigi
9
PENYELENG
GARAAN
SIP
PELAKSANAAN
STANDAR
PERSETUJUAN
TINDAKAN MEDIS
REKAM MEDIS
RAHASIA KEDOKTERAN
KENDALI MUTU DAN BIAYA
HAK DAN
KEWAJIBA
N DOKTER
HAK DAN
KEWAJIBA
N PASIEN
PEMBINAAN
10
SUBSTANSI DALAM UU PRAKTIK
KEDOKTERAN
REGISTRASI
SURAT IZIN PRAKTIK
STANDAR PENDIDIKAN
STANDAR KOMPETENSI
STANDAR PROFESI
STANDAR PELAYANAN
REGISTRASI DOKTER
•
Setiap dokter/dokter gigi yang melakukan
praktik wajib memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) dokter/dokter gigi.
•
Jenis:
–
STR berlaku 5 th
(diregistrasi ulang setiap
5 th)
–
STR sementara
(WNA yang malakukan
kegiatan Diklat, pelayanan kesehatan
bersifat sementara)
–
STR bersyarat
(WNA yang mengikuti
SURAT IZIN PRAKTIK (SIP)
12
Praktek wajib memiliki SIP
SIP diterbitkan dinas kesehatan
kabupaten/kota
Maksimum 3 tempat, satu SIP satu tempat
Syarat:
Memiliki STR
SIP INTERSHIP
—
Dokter dapat memperoleh SIP
Intership
—
STR Intership dari KKI
—
Harus ada Rekomendasi dari Komite
Intership Dokter Indonesia dan
Organisasi Profesi
—
SIP Intership berlaku 1 Thn
—
( Permenkes 2052-PS 11
)SIP PPDS / PPDGS
•
Diajukan Dekan Fakultas secara
kolektif
•
Ditetapkan jejaring RS
•
Kewenangan sesuai kompetensi yang
ditetapkan KPS
•
Hanya berlaku di RS dan Jejaringnya
•
SIP berlaku selama 5 Tahun
15
WEWENANG DOKTER PEMEGANG
S.T.R.
•
PRAKTIK KEDOKTERAN SESUAI KOMPETENSI,
TERDIRI DARI:
–
MEWAWANCARAI PASIEN
–
MEMERIKSA FISIK DAN MENTAL
–
MENENTUKAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
–
MENEGAKKAN DIAGNOSIS
–
MENENTUKAN PENATALAKSANAAN
–
MELAKUKAN TINDAKAN MEDIS
–
MENULIS RESEP
–
MENERBITKAN SURAT KETERANGAN
–
MENYIMPAN OBAT
PENYELENGGARAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
A. Surat Izin Praktik ( SIP)
• Setiap dr/drg wajib memiliki SIP
• SIP dikeluarkan Dinkes Kab/Kota setempat
• SIP max 3 tempat dan 1 SIP berlaku satu
tempat
• SIP diperoleh bila Surat Tanda Registrasi dr/
drg yang masih berlaku
• Mempunyai tempat praktik
• Rekomendasi dari organisasi profesi
• Dr/drg praktik wajib memasang nama
praktik kedokteran
B. PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN
1. Praktik dokter dilaksanakan atas kesepakatan
dr/drg dengan pasien (consent)
2. Berhalangan Tunjuk Dokter Pengganti
memiliki SIP
Ada pemberitahuan
3. Wajib mengikuti standar pelayanan kedokteran
atau kedokteran gigi
4. Setiap tindakan kedokteran / kedokteran gigi
harus mendapat persetujuan
5. Persetujuan diberikan setelah pasien mendapat
penjelasan
6. Wajib membuat rekam medis (dibubuhi nama,
waktu,anamnese, tindakan dan pengobatan)
7. Wajib menyimpan rahasia kedokteran
8. Wajib menyelenggarakan kendali
mutu, kendali biaya dan audit
medis
• Kendali mutu
Sistem pemberian pelayanan yang efsien,
efektif dan berkualitas sesuai dengan
kebutuhan pasien
•
Kendali biaya
Pembiayaan sesuai kebutuhan medis pasien
•
Audit Medis
TEKNIS PELAKSANAAN
PRAKTIK
•
Dasar Pelaksanaan: Kesepakatan
dokter-pasien
•
Bila berhalangan : Pemberitahuan atau
tunjuk pengganti, yang juga punya SIP
•
Wajib memasang papan praktik atau
bila di RS daftar dokter
•
Fasyankes dilarang mempekerjakan
SURAT TUGAS
•
Untuk kepentingan pelayanan kedokteran,
Dinkes Prov a/n Mentri dapat memberi
Surat tugas bekerja di Fasyankes atau RS
tertentu tanpa SIP baru
•
Atas permintaan Dinkes Kab/Kota
•
Berlaku 1 Tahun
•
Diberikan bila belum ada spesialis tertentu
di Fasyankes
•
Menjaga keseimbangan pelayanan
( Permenkes 2052-PS 15 )
DR / DRG ASING
•
Dapat diberi SIP
•
Telah di evaluasi / diadaptasi
•
Memiliki izin kerja dan izin
tinggal
•
Mampu berbahasa Indonesia
•
Wewenang hanya alih teknologi
•
Tidak boleh praktek mandiri
22
STANDAR PENDIDIKAN
•
DISAHKAN OLEH K.K.I.
•
DISUSUN OLEH AIPKI / AIPKGI
UNTUK PENDIDIKAN DOKTER
–
BERKOORDINASI DG ORG PROFESI,
KOLEGIUM, IRSPI, DEPDIKNAS, DEPKES
•
DISUSUN OLEH KOLEGIUM K/KG
UNTUK PENDIDIKAN SPESIALIS
–
BERKOORDINASI DG ORG PROF, AIPKI,
IRSPI, DEPDIKNAS, DEPKES
23
STANDAR KOMPETENSI
•
KKI MENGESAHKAN STANDAR
KOMPETENSI DOKTER / DOKTER GIGI
•
STANDAR DISUSUN OLEH ASOSIASI
INSTITUSI PENDIDIKAN
KEDOKTERAN / KEDOKTERAN GIGI
DAN KOLEGIUM KEDOKTERAN /
24
STANDAR PROFESI
•
PEDOMAN YANG HARUS DIIKUTI OLEH TENAGA
KESEHATAN DALAM MENJALANKAN PRAKTIK /
PEKERJAANNYA
•
BATASAN KEMAMPUAN ( KNOWLEDGE, SKILL DAN
PROFESIONAL ATTITUDE ) MINIMAL YANG HARUS
DIKUASAI OLEH SEORANG INDIVIDU UNTUK DAPAT
MELAKUKAN KEGIATAN PROFESIONALNYA PADA
25
STANDAR PELAYANAN
•
PEDOMAN YANG HARUS DIIKUTI
OLEH DOKTER / DOKTER GIGI DALAM
MENYELENGGARAKAN PRAKTIK
KEDOKTERAN
•
DIBEDAKAN MENURUT JENIS &
STRATA PELAYANAN
•
DIATUR DENGAN PERATURAN
26
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
•
SUATU PERANGKAT INSTRUKSI / LANGKAH LANGKAH
YANG DIBAKUKAN UNTUK MENYELESAIKAN SUATU
PROSES KERJA RUTIN TERTENTU
27
PENDIDIKAN & PELATIHAN
•
PENDIDIKAN UNTUK BERI
KOMPETENSI DILAKSANAKAN SESUAI
STANDAR
•
WAJIB MENGIKUTI PENDIDIKAN
BERKELANJUTAN YG
DISELENGGARAKAN ORG PROF ATAU
DIAKREDITASI ORG PROF
•
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN JUGA
SESUAI STANDAR DARI ORG.PROF.
MAJELIS KEHORMATAN
DISIPLIN KEDOKTERAN
INDONESIA (MKDKI)
•
Menegakkan disiplin
•
Otonom, Independen
•
Bertanggung jawab kpd KKI
•
MKDKI Pusat
•
MKDKI Propinsi usul Pusat
PIMPINAN MKDKI 3
PIMPINAN MKDKI 3
KEANGGOTAAN MKDKI 11
KEANGGOTAAN MKDKI 11
•IDI
: 3 orang
•PDGI
: 3 orang
•Asosiasi RS
: 2 orang (1dr & 1 drg)
•SH
: 3 orang
•IDI
: 3 orang
•PDGI
: 3 orang
MEKANISME KERJA MKDKI
1. Pengaduan (Identitas lengkap) ke Ketua
MKDKI
• Nama, tempat teradu
• Alamat pengaduan
2. MKDKI
• Memeriksa, memilah kasus
• Meneruskan ke organisasi profesi
3. Keputusan MKDKI
• Mengikat dr, drg, dan KKI
• Sanksi:
Pernyataan tertulis
30
KETENTUAN
PIDANA
1. Praktek tanpa STR penjara 3 th atau denda 100 juta
2. Praktek tanpa SIP penjara 3 th atau denda 100 juta
3. Praktik Dr, drg asing tanpa STR sementara penjara 3 th atau
denda 100 juta
4. Praktik Dr, drg asing tanpa STR bersyarat penjara 3 th atau
denda 100 juta
5. Menggunakan identitas palsu atau dipalsukan penjara 5 th atau
denda 150 juta
6. Menggunakan alat metode seolah-olah seperti Dr / Drg penjara 5
th atau denda 150 juta
7. Praktek tidak memasang papan nama penjara 1 th atau denda 50
juta
8. Praktek tidak membuat rekam medis penjara 1 th atau denda 50
juta
PENYELENGGARAAN
PRAKTEK
KEPERAWATAN
UU NO.38 TAHUN 2014 TTG
KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
:
KEGIATAN
PEMBERIAN
ASUHAN
KEPADA
INDIVIDU,
KELUARGA,
KELOMPOK, ATAU MASYARAKAT BAIK DALAM
KEADAAN SAKIT MAUPUN SEHAT
PERAWAT
: SESORANG YANG TELAH LULUS
PENDIDIKAN
TINGGI
KEPERAWATAN, BAIK DI
DALAM MAUPUN DI LUAR NEGERI YANG DIAKUI
OLEH
PEMERINTAH
SESUAI
DENGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TUJUAN UU KEPERAWATAN
TUJUAN UU KEPERAWATAN
1.
MENINGKATKAN MUTU PERAWAT
2. MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN
3. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN DAN KEPASTIAN HUKUM
KEPADA PERAWAT DAN KLIEN; DAN
UU NO.38 TAHUN 2014 TTG
KEPERAWATAN
PRAKTIK KEPERAWATAN
: PELAYANAN YANG
DISELENGGARAKAN
OLEH
PERAWAT
DALAM
BENTUK ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
: RANGKAIAN INTERAKSI
PERAWAT.DENGAN KLIEN DAN LINGKUNGANNYA
UNTUK
MENCAPAI
TUJUAN
PEMENUHAN
KEBUTUHAN DAN KEMANDIRIAN KLIEN
KLIEN
: perseorangan, keluarga, kelompok,
ataumasyarakat
yang
menggunakan
jasa
Pelayanan Keperawatan
35
Hakikat “Hospital Care”
Hospital
Masyarakat/
Pasien
Hak
Kontrak Sosial
Kewajiban
JENIS PERAWAT
Perawat
Profesi
-Ners
(gelar yg
diperloleh setelah
pendidikan profesi
perawat)
- Ners Spesialis
Perawat
Profesi
-Ners
(gelar yg
diperloleh setelah
pendidikan profesi
perawat)
- Ners Spesialis
Perawat
vokasi
Perawat
vokasi
1
1
2
2
36
PMK 1
WEWENANG
1
2
3
4
5
TUGAS
PERAWA
T
Bersama-sama
atau sendiri
Bertanggung
jawab dan
akuntabel
PELAKSANA TUGAS DALAM
PELIMPAHAN WEWENANG
DELEGATIF
tanggung jawab berpindah
hanya dapat diberikan
kepada perawat
Profesi
/Vokasi terlatih
sesui
kompetensi yg
dibutuhkan
DELEGATIF
tanggung jawab berpindah
hanya dapat diberikan
kepada perawat
Profesi
/Vokasi terlatih
sesui
kompetensi yg
dibutuhkan
MANDAT
tindakan medis
dibawah
pengawasan
Tanggung jawab
berada
pada pemberi
wewenang
MANDAT
tindakan medis
dibawah
pengawasan
Tanggung jawab
berada
pada pemberi
wewenang
1
1
2
2
39
Diatur PMK
Tertulis dari tenaga medis ke perawat dan
di evaluasi pelaksanaannya
40
ASPEK HUKUM PRAKTIK KEPERAWATAN
1. Fungsi Pengaturan .
a. menentukan kerangka tindakan keperawatan
b. membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi
lain
c. menentukan batas kewenangan
d. membantu mempertahankan standar praktik
keperawatan
2. Standar Praktik Keperawatan
3. Kredensial praktik keperawatan (Registrasi + Sertifikasi)
4. Tanggung Jawab dalam praktik keperawatan
PELAYANAN KEPERAWATAN
•
Keperawatan adalah kegiatan pemberian
asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat baik dlm
keadaan sakit maupun sehat. (UU
Keperawatan)
•
Pelayanan keperawatan adalah bentuk
pelayanan profesional yg merupakan
bagian integral dr pelayanan kes yg
Tugas Perawat dalam Praktik Keperawatan
Tugas Perawat dalam Praktik Keperawatan
( UU keperawatan pasal 29(1) :
( UU keperawatan pasal 29(1) :
a
.
pemberian asuhan keperawatan
b. penyuluh dan konselor bagi klien
c. pengelola pelayanan keperawatan
d. peneliti keperawatan
Kewenangan Perawat dlm Upaya Kes Perorangan
Kewenangan Perawat dlm Upaya Kes Perorangan
( Psl 30 (1) UU Keperawatan ):
( Psl 30 (1) UU Keperawatan ):
1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
2. Menetapkan diagnosis keperawatan
3. Merencanakan tindakan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan
6. Melakukan rujukan
7. Memberikan tindakan pd keadaan gawat darurat
sesuai kompotensi
8. Memberikan konsultasi keperawatan dan
berkolaborasi dgn dokter
9. Melakukan penyuluhan kes dan konseling
Kewenangan Perawat dlm asuhan
perawatan upaya kes masyarakat
(Psl 30(2)
UU Keperawatan )
:
1. Melakukan pengkajian keperawatan kes masyarakat ditingkat
keluaarga dan kelompok masyarakat
2. menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat
3. membantu penemuan kasus penyakit
4. merencanakan tindakan keperawatan kes masyarakat
5. melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat
6. melakukan rujukan kasus
7. mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kes masyarakat
8. melakukan pemberdayaan masyarakat
9. melaksanakan advokasi dlm perawatan kes masyarakat
10. Menjalin kemitraan dlm perawatan kes masyarakat
Legalitas Kewenangan Perawat ada 2 :
1. Kewenangan berdasarkan kompetensi
(STR Perawat)
2. Kewenangan untuk melakukan Praktik
di tempat tertentu (SIPP
Perawat,
TANGGUNG JAWAB
KEPERAWATAN
•
ASPEK HUKUM KEPERAWATAN
. HUKUM PIDANA
. HUKUM PERDATA DAN
. HUKUM ADMINISTRASI.
NORMA YG MENGATUR
HUBUNGAN HUKUM PERAWAT DENGAN PASIEN
HUBUNGAN HUKUM PERAWAT DENGAN PASIEN
PERAWAT
PRODUSEN
JASA
HAK &
KEWAJIBAN
DOKTER
klien/pasien/mas
KONSUMEN
JASA
HAK &
KEWAJIBAN
PASIEN
OBYEK UPAYA
YANKES
CERMAT
HATI-HATI
TRANSAKSI / hub TERAPEUTIK
Pasal 73 Undang-undang Praktik Kedokteran
Pasal 73 Undang-undang Praktik Kedokteran
2. Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode atau cara lain
dalam memberikan Pelayanan Kepada masyarakat yang
menimbulkan kesan yang seolah-olah yang bersangkutan
adalah dokter atau dokter gigi yang telah memiliki STR dan atau
SIP
3. Ayat (1) & (2) tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang
Dalam Permenkes 2052 Thn 2012 tentang
Penyelenggaraan Praktik kedokteran, diatur:
(1)Dokter dan dokter Gigi memberikan pelimpahan suatu tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi kepada perawat, bidan atau tenaga
kesehatan tertentu lainnya secara tertulis dalam melaksanakan
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi
(2)TIndakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus sesuai dengan kemampuan dan kompetensi
yang dimiliki dan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
PELIMPAHAN KEWENANGAN DOKTER KE
PERAWAT
Dr/Drg
Dapat
Perawat
Syarat :
• Ada STR
• Ada SIP
• Tertulis
• Tidak ada dokter di
tempat tersebut
Syarat :
• Kewenangan
Kompetensi (STRP)
• Kewenagan untuk
PELIMPAHAN KEWENANGAN DARI DOKTER
KE BIDAN
Dr/Drg
Dapat
Bidan
Syarat :
•Ada STR
•Ada SIP
Tertulis
Syarat :
• Kewenangan
Kompetensi (STRB)
• Kewenagan untuk
melakukan Praktik
(SIPB)
• Tertulis
1. TANGGUNG GUGAT BEDASARKAN ADANYA KESALAHAN :
a) Schuld aansprakelijkheid adalah tanggung gugat berdasarkan adanya
kesalahan yang dilakukan Contoh : Psl 1365 BW (Perbuatan Melawan
Hukum)
b) Schuld aanprakelijkheid met omkering van de bewijslast adalah
tanggung gugat berdasarkan adanya kesalahan dengan pembalikan
beban pembuktian Contoh : Psl 1367 ayat (2) BW (tidak hati-hati)
c) Risico aansprakelijkheid adalah tanggung gugat berdasarkan risiko
atau majikan bertanggung gugat terhadap bawahan (pelimpahan
kewenangan)Contoh : Psl 1367 ayat (3) dan 1369 BW
HUKUM PERDATA
HUKUM PERDATA
TANGGUNG GUGAT DIBAGI 2 :
2. TANGGUNG GUGAT TIDAK DI DASARI ADANYA KESALAHAN :
a)
Tanggung gugat mutlak (
Strict liability
) yaitu kerugian yang dialami
pengguna atas suatu produk baik kerugian tersebut sudah maupun
belum dapat diperkirakan sebelumnya, menjadi beban produsen
sepenuhnya.
b)
Tanggung gugat absolut yaitu semua kerugian akan di ganti
berdasarkan sebab akibat dari kerugian yang timbul tidak dipersoalkan
ada atau tidaknya kesalahan yang dilakukan produsen
Tanggung jawab Hukum
•
Dlm UU No 44 tentang Rumah Sakit
psl 46 diatur :
Rumah Sakit bertanggung jawab
secara hukum terhadap semua
kerugian yg ditimbulkan atas
kelalaian yg dilakukan oleh
UU No 38 tentang
Keperawatan
•
Dlm UU Keperawatan tdk mengatur
Ketentuan Pidana, tapi hanya mengatur
ketentuan administrasi ( sanksi
administrasi).
•
Berdasarkan UU Keperawatan bila di
kaitkan dgn KUHP maka tdk berlaku
asas
lex spesialis derogat legi generalis.
artinya bahwa bila terjadi pelanggaran
Sanksi dalam UU
Keperawatan
•
Sanksi administrasi psl 58 UU
Keperawatan, berupa:
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
WEWENANG PERAWAT
•
Perawat dalam mekakukan praktik harus sesuai
dengan kewenangan yang dimiliki.
•
Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan
nyawa seseorang/pasien dan tidak ada dokter di
tempat kejadian, perawat dapat melakukan
pelayanan kesehatan diluar kewenangan
•
Bagi perawat yang menjalankan praktik di
daerah yang tidak memiliki dokter dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintah, dapat
melakukan pelayanan kesehatan diluar
kewenangan
•
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan
harus mempertimbangkan kompetensi, tingkat
kedaruratan dan kemungkinan untuk dirujuk.
•
Daerah yang tidak memiliki dokter adalah
kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
•
Dalam hal daerah telah terdapat dokter,
HAK PERAWAT
a.memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan praktik keperawatan
sesuai standar;
b.memperoleh informasi yang lengkap
dan jujur dari kiien dan/atau
keluarganya;
c. melaksanakan tugas sesuai dengan
kompetensi;
d.menerima imbalan jasa profesi; dan
e.memperoleh jaminan perlindungan
KEWAJIBAN PERAWAT
1. menghormati hak pasien;
2. melakukan rujukan;
3. menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan;
4. memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien/
klien dan pelayanan yang dibutuhkan;
5. meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan
dilakukan;
6. melakukan pencatatan asuhan keperawatan secara
sistematis; dan
7. mematuhi standar.
8. Perawat dalam menjalankan praktik senantiasa
meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
60
Perawat berwenang dalam keadaan darurat :
- melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangannya
dengan memberikan pertolongan
- Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk penyelamatan
jiwa
61
LARANGAN
Perawat yang telah mendapatkan SIK atau SIPP
dilarang :
a. Menjalankan praktik selain ketentuan yang
tercantum dalam izin tersebut
Dilarang Perawat yang
sengaja :
a. Melakukan praktik keperawatan
tanpa mendapat pengakuan /
adaptasi
b. Melakukan praktik keperawatan
tanpa ijin
c. Melakukan praktik keperawatan yang
tidak sesuai dengan ketentuan
d. Tidak melaksanakan kewajiban
PENYELENGARAAN
PRAKTEK
KEBIDANAN
PELAYANAN KEBIDANAN
KODE
ETIK
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009
TENTANG KESEHATAN
PASAL 24
STANDAR
PROFESI
FOKUS pd.
PASIEN
STANDAR
PELAYANAN
IZIN PRAKTIK BIDAN
BIDAN <
D3
BIDAN ≥
D3
SIKB
SIPB
PRAKTIK
DI FASYANKES
PRAKTIK
MANDIRI
STR
REKOM. KADINKES KAB/KOTA
REKOM. ORGANISASI PROFESI
1. Pelayanan
Kesehatan Ibu;
2. Pelayanan
Kesehatan Anak;
3. Pelayanan
Kesehatan
IZIN PRAKTEK BIDAN
(
Permenke1464/Menkes/2010
Pelayanan kesehatan ibu diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan. Pelayanan kesehatan ibu meliputi:
a. Pelayanan konseling pada masa pra hamil b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal c. Pelayanan persalinan normal
d. Pelayanan ibu nifas normal e. Pelayanan ibu menyusui, dan
f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan. Bidan dalam memberikan pelayanan ibu, berwenang untuk:
a. Episiotomi
b. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
c. Penanganan kegawatdaruratan, dilakukan dengan perujukan d. Pemberian rablet Fe pada ibu hamil
e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
f. Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
g. Pemberian uterotonikla pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
h. Penyuluhan dan konseling
i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil
j. Pemberian surat keterangan kematian dan k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin
•
Pelayanan kesehatan anak diberikan pada bayi baru
lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah
•
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan anak:
a.
Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk
resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi menyusu dini,
injeksi Vitamin K1, perawatan bayi baru lahir pada masa
neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat;
b.
Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera
merujuk ;
c.
Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan
d.
Pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah
e.
Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan
anak pra sekolah;
f.
Pemberian konseling dan penyuluhan;
g.
Pemberian surat keterangan kelahiran; dan
h.
Pemberian surat keterangan kematian.
• Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana untuk:
a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana; dan
b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
• Bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi:
a. Pemberian alat kontrasepsi suntukan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit b. Asuhan antenatal terintegrasi dan intervensi khusu penyakit kronis
tertentu dilakukan di bawah supervisi dokter;
c. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuan dengan pedoman yang ditetapkan.
d. Melakukan pembinanan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan;
e. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah, dan anak sekolah;
f. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas;
g. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian
kondom, dan penyakit lainnya;
h. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui informasi dan edukasi; dan
i. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah.
•
Pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan
antenatal terintegrasi, penanganan bayi dan
anak balita sakit dan pelaksanaan deteksi dini,
merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap
Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit
lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropoka dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) hanya dapat dilakukan oleh bidan yang
dilatih untuk itu
•
Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah
yang tidak memiliki dokter, dapat melakukan
pelayanan kesehatan di luar kewenangan
•
Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana
dimaksud diatas adalah kecamatan atau
kelurahan/desa yang ditetapkan oleh kepala
dinas kesehatan kabupaten/kota
•
Dalam daerah sebagaimana dimaksud diatas
telah terdapat dokter maka kewenangan bidan
dimaksud tidak berlaku
Terima
kasih