Makalah Keperawatan Keluarga
Bantuan Pelayanan Kesehatan oleh Perawat untuk Ibu Dengan
Ketidakmampuan untuk Melakukan Laktasi atau Pemberian Asi Eksklusif
pada Tahap Keluarga dengan Bayi
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
LIZZA WIRMA 04021181320002
RANI AYU PUTRI UTAMI 04021181320015
PRASETA OKTA VIANA 04021181320039
ANUWAR IQBAL 04021281320003
POVI OLIVIA 04021281320021
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang mana telah melancarkan kami dalam proses pembuatan makalah tentang peran perawat kepada keluarga dengan bayi. Shalawat beiring salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang mana telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Pada makalah yang kami susun ini, kami menjelaskan secara keseluruhan tentang peran perawat kepada keluarga dengan bayi. Kami memaparkan manfaat yang bisa diambil dari makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada dosen yang membimbing dalam penyusunan makalah ini.
Dengan tersusunnya makalah ini, kami berharap pembaca dapat mendapatkan manfaat dari makalah ini. Dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf bila ada salah kata kami mohon maaf. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
2.1 Tahap Keluarga dengan Bayi (Birth of The First Child)...3
2.2 Tugas Bantuan Pelayanan Kesehatan yang Dapat Dilakukan Perawat...3
2.2.1 Memberikan informasi kepada Orang tua (Ayah dan Ibu) Bayi mengenai:...3
Produksi ASI (Prolaktin)...3
Refleks Prolaktin... 3
Refleks Aliran (Let Down Reflek)...4
Refleks Menangkap (Rooting Refleks)...5
Refleks Menghisap (Sucking Refleks)...5
Refleks Menelan (Swallowing Refleks)...5
Pengeluaran ASI (Oksitosin)...5
2.2.2 Mendemonstrasikan Breast Care dan Memantau Kemampuan Ibu Untuk Melakukan Secara Teratur...10
2.2.3 Mengajarkan Cara Memngeluarkan Asi Dengan Benar, Cara Menimpan, Cara Transportasi Sehingga Bisa Diterima Dengan Bayi...12
2.2.4 Memberikan Dukungan dan Semangat pada Ibu Untuk Melaksanakan Pemberian ASI Eksklusif...14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup. Produktifitas tenaga kerja angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak. menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori protein hal ini banyak ditemukan bayi dan anak yang merupakan golongan rentan. Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan social dan budaya yang negative dipandang dari segi gizi pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energy dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral utama untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak masih bayi, salah satu factor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarapan tentang peningkatan penggunaan ASI.
Namun demikian, berbagai maslah dialami oleh ibu-ibu yang memiliki bayi, antara lain adalah ibu merasa cemas ketika memiliki bayi, sehingga produksi ASI tidak keluar seperti seharusnya, akibatnya bayi tidak memperoleh ASI secara maksimal.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah bagaimanakah bentuk tugas bantuan pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan perawat pada tahap keluarga dengan bayi.
1.3Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bentuk tugas bantuan pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan perawat pada tahap keluarga dengan bayi.
1.4Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui bentuk tugas bantuan pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan perawat pada tahap keluarga dengan bayi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Tahap Keluarga dengan Bayi (Birth of The First Child)
Tahapan ini keluarga sudah mempunyai anggota keluarga baru, yaitu bayi. Yang dimaksud bayi adalah sampai dengan umur 30 bulan dan biasanya tahap ini berlangsung rata-rata selama 2,5 tahun.
keluarga besar masing-masing pasangan, pasangan kembali melakukan adaptasi karena kehadiran anggota keluarga termasuk siklus hubungan sex, mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.
2.2Tugas Bantuan Pelayanan Kesehatan yang Dapat Dilakukan Perawat
2.2.1 Memberikan informasi kepada Orang tua (Ayah dan Ibu) Bayi mengenai: a. Fisiologi Menyusui
Produksi ASI (Prolaktin)
Pembentukan payudara dimulai sejak embrio berusia 18-19 minggu, dan berakhir ketika mulai menstruasi. Hormon yang berperan adalah hormon esterogen dan progesteron yang membantu maturasi alveoli. Sedangkan hormon prolaktin berfungsi untuk produksi ASI.
Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketigapasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua reflek yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
Refleks Prolaktin
Akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peranan untuk membuat
kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan progesteron yang masih tinggi. Pasca persalinan, yaitu saat lepasnya plasenta dan berkurangnya fungsi korpus luteum maka estrogen dan progesteronjuga berkurang. Hisapan bayi akan merangsang puting susu dan kalang payudara, karena ujung-ujung saraf sensoris yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.
Faktor pemacu sekresi prolaktin akan merangsang hipofise anterior sehingga keluar prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu.
Kadar prolaktin pada ibu menyusui akan menjadi normal 3 bulan setelah melahirkan sampai penyapihan anak dan pada saat tersebut tidak akan ada peningkatan prolaktin walau ada isapan bayi, namun pengeluaran air susu tetap berlangsung.
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi normal pada minggu ke 2 – 3. Sedangkan pada ibu menyusui prolaktin akan meningkat dalam keadaan seperti: stress atau pengaruh psikis, anastesi, operasi dan rangsangan puting susu
Refleks Aliran (Let Down Reflek)
Bersamaan dengan pembentukan prolaktin oleh hipofise anterior, rangsangan yang berasal dari isapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior (neurohipofise) yang kemudian dikeluarkan oksitosin. Melalui aliran darah, hormon ini menuju uterus sehingga menimbulkan kontraksi. Kontraksi dari sel akan memeras air susu yang telah terbuat, keluar dari alveoli dan masuk ke sistem duktus dan selanjutnya mengalir melalui duktus lactiferus masuk ke mulut bayi.
Faktor-faktor yang meningkatkan letdown adalah: melihat bayi, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. Faktor-faktor yang menghambat reflekletdown adalah stress, seperti: keadaan bingung/ pikiran kacau, takut dan cemas.
Refleks yang penting dalam mekanisme hisapan bayi:
1. Refleks menangkap (rooting refleks)
2. Refleks menghisap
Refleks Menangkap (Rooting Refleks)
Timbul saat bayi baru lahir tersentuh pipinya, dan bayi akan menoleh ke arah sentuhan. Bibir bayi dirangsang dengan papillamamae, maka bayi akan membuka mulut dan berusaha menangkap puting susu.
Refleks Menghisap (Sucking Refleks)
Refleks ini timbul apabila langit-langit mulut bayi tersentuh oleh puting. Agar puting mencapai palatum, maka sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Dengan demikian sinus laktiferus yang berada di bawah areola, tertekan antara gusi, lidah dan palatum sehingga ASI keluar.
Refleks Menelan (Swallowing Refleks)
Refleks ini timbul apabila mulut bayi terisi oleh ASI, maka ia akan menelannya.
Pengeluaran ASI (Oksitosin)
Apabila bayi disusui, maka gerakan menghisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. Hal ini menyebabkan sel-sel miopitel di sekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong ASI masuk dalam pembuluh ampula. Pengeluaran oksitosinselain dipengaruhi oleh isapan bayi, juga oleh reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
b. Manfaat Menyusui
Manfaat menyusui bagi bayi
ASI sangat mudah dicerna oleh tubuh bayi dan membantu mencegah pup yang keras akibat kekurangan cairan pada tubuh bayi.
2) Mengurangi resiko kegemukan dan diabetes
ASI dapat mengurangi resiko anak mengalami kegemukan atau obesitas serta diabetes tipe 2 di kemudian hari.
3) Mengurangi resiko berbagai infeksi
Manfaat menyusui lainnya adalah mengurangi resiko bayi terkena berbagai infeksi, misalnya infeksi pada kuping, pernafasan, dan pencernaan.
4) Membantu mencegah alergi dan asma
Daya tahan tubuh bayi yang diciptakan oleh ASI membantu mencegah alergi dan asma.
5) Membantu mencegah SIDS
Kematian mendadak pada bayi atauSuddenInfantDeathSyndrome (SIDS) kadang terjadi pada bayi berusia di bawah 1 tahun. Pemberian ASI secara eksklusif dapat membantu mencegah terjadinya SIDS.
6) Membantu mencegah kerusakan gigi
ASI lebih baik dari susu formula yang pada umumnya mengandung gula, sehingga membantu mencegah kerusakan gigi.
7) Bayi lebih cerdas
Menurut penelitian, bayi yang meminum ASI secara rutin selama minimal 6 bulan pada umumnya lebih cerdas karena memiliki perkembangan otak yang baik
Manfaat bagi ibu dan keluarga :
Menyusui bayi akan meningkatkan kedekatan ibu dan bayi, terutama bila dilakukan dengan skintoskincontact.Metode ini umumnya diterapkan pada bayi yang baru lahir, di mana kulit bayi dan ibu disengaja bersentuhan secara langsung supaya ikatan emosional tersebut tercipta.
2) Membantu rahim kembali ke ukuran normal
Secara alami pemberian ASI membantu mengembalikan kondisi hormon ibu ke kondisi awal, sehingga mempercepat rahim kembali ke ukuran normal setelah melahirkan.
3) Membantu tubuh mengontrol pendarahan
Masih berkaitan dengan hormon, manfaat menyusui lainnya adalah membantu tubuh ibu dalam mengontrol pendarahan setelah melahirkan.
4) Mengurangi resiko kanker payudara dan rahim
Pemberian ASI dapat mencegah resiko ibu terkena kanker payudara dan kanker rahim di kemudian hari.
5) Membantu diet setelah melahirkan
Selain mengembalikan kondisi hormon ibu, menyusui akan menghabiskan kalori yang cukup banyak, sehingga membantu diet ibu setelah melahirkan.
6) Mengurangi biaya pembelian susu formula
Dari sisi ekonomis, ASI tidak membutuhkan biaya dan dapat membantu penghematan keuangan keluarga dengan manfaat yang besar.
7) Hemat waktu
Menyusui dengan ASI tidak membutuhkan persiapan dan selalu tersedia dalam kondisi segar serta terbaik untuk bayi.
c. Perawatan Payudara
memperlancarkan pengeluaran ASI. Perawatan payudara sebaiknya dilakukan dua kali sehari pada waktu mandi pagi dan sore hari. Untuk mengurangi rasa sakit pada payudara maka lakukan pengurutan payudara secara perlahan, kompres air hangat sebelum menyusui bayi karena panas dapat merangsang aliran ASI kemudian kompres air dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Perawatan payudara tersebut bermanfaat untuk merangsang payudara dan mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin mempengaruhi jumlah produksi ASI, sedangkan hormon oksitosin mempengaruhi proses pengeluaran ASI.
Untuk mengatasi masalah perawatan payudara yang kurang tersebut, maka pada ibu nifas yang malas melakukan perawatan payudara sebaiknya diberikan motivasi mengenai pentingnya perawatan payudara dan pada tiap kali kunjungan ibu nifas dianjurkan untuk menerapkan langkah perawatan payudara. Bagi ibu nifas yang menganggap bahwa langkah-langkah dalam perawatan payudara teralu rumit maka sebaiknya mengajarkan tiap-tiap langkah dalam melakukan perawatan payudara sampai ibu nifas benar-benar mengerti, memahami dan mampu melakukan perawatan payudara secara mandiri. Sedangkan untuk mengatasi masalah ketidaklancaran produksi ASI, maka anjurkan pada ibu nifas untuk makan makanan yang bergizi sehingga kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi dengan baik, anjurkan ibu nifas minum air putih yang banyak agar ibu nifas tidak mengalami dehidrasi sehingga suplai ASI dapat berjalan lancar dan ibu nifas harus banyak istirahat agar kondisinya tetap terjaga dengan baik.
d. Kebutuhan Diit Khusus Ibu Menyusui
Eksklusif ada beberapa makanan yang dapat mempengaruhi produksi ASI, yaitu:
1) Daun Katuk
Daun katuk dapat digunakan sebagai sayuran maupun jamu. Pada daun katuk terdapat vitamin A, C, B1, zat besi, kalium, protein, fosfor, sterol, alkaloid, asam seskuiterna.
2) Bayam Hijau dan Bayam Merah
Tumbuhan bayam banyak mengandung klorofil juga banyak mengandung vitamin A, B6, C, E, K, Asam Folat, Zat besi, Karoten, Thiamin.
3) Kacang Hijau
Kacang hijau mengandung banyak vitamin B1, protein, fosfor, tiamin, mangan, kalium, magnesium, dan asam folat. Selain itu mampu memproduksi banyak ASI, kacang hijau dapat mencakupi kebutuhan protein dan energi.
4) Pare
Buah pare mengandung vitamin K, likopen, fitokimia, lutein, anti oksidan yang berguna untuk memproduksi insulin, mampu menurunkan kadar gula di dalam darah, termasuk sebagai makanan anti kanker.
5) Bunga Pepaya
Bunga pepaya tebuktu mengandung vitamin A, C, fosfor, kalium, enzim papain,dan kelebihan bunga pepaya juga dapat meningkatkan nafsu makan.
6) Semangka
Menurut para ahli buah semangka mengandung vitamin A, C, asam folat, kalium, sangat cocok untuk membantu kesegaran seorang ibu dan membantu produksi ASI secara signifikan.
7) Labu Siam
2.2.2 Mendemonstrasikan Breast Care dan Memantau Kemampuan Ibu Untuk Melakukan Secara Teratur
Breast Care (PerawatanPayudara) adalahpemeliharaanbuah dada / payudarasehinggaproduksi ASI lancardanmenghindarikesulitandalammenyusui.
Tujuan perawatan payudara post natal adalah :
a. Memelihara kebersihan payudara
b. Melenturkan dan menguatkan putting susu
c. Mengeluarkan puting susu yang masuk kedalam / datar d. Memperlancar produksi ASI
e. Agar waktu menyusui, ASI dapat keluar dengan lancar dan menghindari kesulitan dalam menyusui.
Prinsip perawatan payudara
a. Dikerjakan secara sistematis b. Menjaga kebersihan sehari-hari
c. Memakai BH yang menopang payudara
Alat yang harus disiapkan
a. Baby Oil / Minyak kelapa dalam tempatnya b. Kapas
c. Dua Handuk besar yang bersih dan kering, dua buah waslap d. Bengkok
e. Gelas
f. Air hangat dan air dingin dalam baskom
Cara perawatan payudara post natal
Sumber: http://www.beritahu.me/2014/04/cuci-tangan-langkah-awal-hidup-sehat.html 1. Mencuci tangan
2. Basahi kapas dengan minyak / baby oil, dan kompres putting susu dengan kapas minyak tersebut selama 3-5 menit
4. Gerakan I : Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, Kedua tangan diletakkan diantara kedua payudara kearah atas, samping, bawah dan lepaskan kearah depan (lakukan gerakan 30 kali).
5. GerakanII : Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, dan jari-jari tangan saling dirapatkan, Sisi kelingking kanan mengurut payudara kiri dari pangkal payudara kearah puting, demikian pula pada payudara sebelah kanan (lakukan 30 kali). 6. Gerakan III : Licinkan kedua telapak tangan dengan minyak, Telapak tangan
kiri menopang payudara kiri, jari-jari tangan dikepalkan, tulang-tulang kepalan tangan kanan mengurut payudara dari pangkal kearah puting (lakukan 30 kali).
7. Lakukan gerakan memelintir puting payudara sampai elastic dan kenyal 8. Selanjutnya rangsang payudara dengan air hangat dingin bergantian, siram /
kompres payudara dengan air hangat dulu baru air dingin, siram bergantian sampai 5 menit.
9. Keringkan payudara dengan handuk.
10. Gunakan BH yang menopang payudara bukan yang menekan payudara. 11. Rapikan alat-alat
12. Cuci tangan
2.2.3 Mengajarkan Cara Memngeluarkan Asi Dengan Benar, Cara Menimpan, Cara Transportasi Sehingga Bisa Diterima Dengan Bayi
Cara Mengeluarkan ASI:
Pijat / urut payudara dari pangkal kearah putting susu untuk mengeluarkan ASI, bukan hanya memencet putting susunya saja karena dapat menyebabkan iritasi dan ASI tidak dapat keluar dengan lancar.
Sumber: http://www.fydanoh.com/2014/12/panduan-memerah-susu-ibu-untuk-hasil-yang-sangat-lumayan.html Letakkan kedua jari di atas dan di bawahputing
Regangkan daerah areola dengan menggerakkan kedua jari ke atas dan ke
bawah sebanyak 20 kali.
Letakkan kedua jari di samping kiri dan kanan putting.
Regangkan daerah areola dengan menggerakkan kedua jari kearah kiri dan
kanan sebanyak 20 kali.
Lakukan secara teratur sehingga putting susu menonjol.
Hal-hal yang harus diperhatikan :
Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya.
Hindari pemakaian sabun pada payudara.
Usahakan menyusui dengan kedua payudara secara bergantian kanan dan
kiri.
Hindari gerakan yang kasar yang dapat mememarkan payudara.
Hindari stress.
Gizi ibu harus diperhatikan untuk meningkatkan produksi ASI.
Cara Menyimpan ASI
Paling lama ASI dapat disimpan tidak lebih dari 6 bulan dalam keadaan beku. Penyimpanan ASI yang lebih dari 6 bulan akan menyebabkan lebih banyak komposisi zat gizi yang terkandung dalam ASI terurai (hilang).
Cara menyimpan ASI dan batas waktu penyimpanan:
Bila akan diberikan dalam waktu 6 jam setelah pengambilan dapat disimpan
dalam suhu ruangan, tidak perlu disimpan dalam lemari pendingin.
Disimpan dalam termos yang diberi es batu dapat bertahan 24 jam.
Bila akan diberikan dalam waktu 72 jam, ASI disimpan didalam lemari
pendingin (dibawah 5 derajat celcius, bukan dibekukan).
Bila akan diberikan dalam waktu 3 bulan, ASI disimpan di dalam freezer,
ketika ibu akan pergi dalam jangka waktu tertentu sehingga perlu mengumpulkan sejumah ASI sebelumnya.
Membekukan ASI akan merusak beberapa antibody tertentu, sebaiknya sedapat mungkin menggunakan ASI segar.
Cara Menghangatkan Dan Memberi Asi Yang Disimpan
Ambil ASI yang telah disimpan berdasarkan urutan penyimpanan, ASI yang
pertama diperah diberikan terlebih dahulu.
Untuk ASI yang di simpan dilemari pendingin cukup dihangatkan dengan
cara meletakkan botol yang berisi ASI di wadah yang berisi air hangat selama 15 menit sambil dikocok
Untuk ASI yang beku keluarkan botol ASI yang beku 30 menit sebelum
diberikan. Rendamlah dengan air hangat. Ganti air hangat beberapa kali sampai ASI menjadi cukup hangat. Atau pindahkan ASI beku kelemari pendingin bagian bawah (fridge) semalam sebelumnya. Saat akan digunakan esok hari ASI akan mencair, kemudian hangatkan. ASI beku yang dihangatkan dapat bertahan 24 jam dalam lemari pendingin. Jangan membekukan kembali ASI yang telah dipindahkan kelemari pendingin (fridge).
Jangan memanaskan di atas kompor atau microwave karena akan merusak
ASI.
Buang ASI sisa yang telah diberikan.
Berikan ASI dengan sendok kecil sesuap demi sesuap.
2.2.4 Memberikan Dukungan dan Semangat pada Ibu Untuk Melaksanakan Pemberian ASI Eksklusif
1) Manajemen klinis menyusui di rumah sakit
bila diperlukan bersama dengan ibu menyusui. Dengan cara ini, manajemen klinis menyusui, perawat harus bertindak langsung terhadap perawatan payudara, menonton baik kebersihan mereka sebagai saat menyusui, memanfaatkan komunikasi sederhana dan obyektif untuk dorongan dan dukungan untuk menyusui. Dengan demikian, pengetahuan perawat pada posisi yang benar dan harus bertindak langsung untuk memperbaiki praktek yang salah untuk mencegah komplikasi masa depan yang disebabkan oleh menyusui.
2) Secara aktif mendukung dan mempromosikan pentingnya menyusui kepada ibu dan keluarga
Peran perawat dalam hal ini adalah perhatian dan upaya upaya yang dapat mendukung keberhasilan menyusui.dalam hal ini,bentuk fasilitas dari perawat yaitu:
Mengatur regulasi ibu menyusui meliputi pengaturan jadwal ibu untuk
menyusui,dan porsi pemberian makan
Memfasilitasi ibu dalam menyusui yaitu membantu memudahkan ibu
dalam menyusui agar lancar,dan berhasil.hal ini dapat berupa memfasilitasi ibu dan bayi bersama dalam satu ruang,memfasilitasi ibu untuk pemberian asi dengan cangkir atau sendok.
2.2.5 Memberikan Penjelasan Tentang Tanda Dan Gejala Bendungan Payudara, Infeksi Payudara
1) Tanda dan gejala bendungan ASI
Bendungan ASI adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktiferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada putting susu. Bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. (Sarwono, 2005).
Tanda dan gejala terjadinya bendungan ASI antara lain (Wiknjosastro, 2005):
Suhu badan naik
Putting susu bisa mendatar dan dalam hal ini dapat menyukarkan bayi
untuk menyusu.
Kadang-kadang pengeluaran air susu terhalang
Gejala bendungan air susu adalah terjadinya pembengkakan payudara bilateral dan secara palpasi teraba keras, kadang kadang terasa nyeri serta sering kali disertai peningkatan suhu badan ibu, tetapi tidak terdapat tanda-tanda kemerahan dan demam. (Sarwono, 2009)
2) Tanda dan Gejala Infeksi Payudara (Mastitis)
Mastitis adalah suatu kondisi yang menyebabkan jaringan payudara wanita menjadi sakit dan meradang. Mastitis paling sering terjadi pada wanita menyusui. 1 dari setiap 10 wanita yang menyusui yang terkena, biasanya
dalam tiga bulan pertama setelah melahirkan.
Mastitis terkait dengan menyusui kadang-kadang disebut laktasi mastitis atau mastitis nifas oleh dokter.
Namun, perempuan yang tidak menyusui juga dapat mengembangkan mastitis. Wanita non-menyusui sering memiliki tipe yang disebut mastitis periductal. Dalam wanita menyusui, mastitis sering disebabkan oleh penumpukan susu dalam payudara. Hal ini dikenal sebagai susu stasis.
Gejala Mastitis
Mastitis biasanya hanya mempengaruhi satu payudara, dan gejala sering berkembang dengan cepat. Gejala mastitis dapat mencakup:
a. Gejala mastitis infeksiosa
Lemah, mialgia, nyeri kepala seperti gejala flu dan ada juga yang di
sertai takikardia
Demam suhu > 38,5 derajat celcius
Kulit payudara kemerahan atau mengkilat
Terasa keras dan tegang
Payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan yang
berbatas tegas
Peningkatan kadar natrium sehingga bayi tidak mau menyusu
karena ASI yang terasa asin
merah, daerah yang bengkak pada payudara Anda yang mungkin
merasa panas dan menyakitkan untuk disentuh
benjolan payudara atau daerah kekerasan pada payudara
nyeri terbakar di payudara Anda yang mungkin terus menerus, atau
hanya dapat terjadi ketika Anda sedang menyusui
Anda juga mungkin mengalami gejala seperti flu, seperti sakit, suhu
tinggi (demam), menggigil dan kelelahan.
b. Gejala mastitis non infeksiosa
Adanya bercak panas/nyeri tekan yang akut
Bercak kecil keras yang nyeri tekan
Tidak ada demam dan ibu masih merasa naik-baik saja.BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Namun demikian, berbagai maslah dialami oleh ibu-ibu yang memiliki bayi, antara lain adalah ibu merasa cemas ketika memiliki bayi, sehingga produksi ASI tidak keluar seperti seharusnya, akibatnya bayi tidak memperoleh ASI secara maksimal.
Oleh karena itu di sinilah peran dan tugas tenaga kesehatan khususnya perawat dalam memberikan edukasi kesehatan serta bentuan pelayanan kepada keluarga pada tahap keluarga dengan bayi.
Beberapa hal yang merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilakukan perawat antara lain:
Memberikan informasi kepada Orang tua (Ayah dan Ibu) Bayi
Mendemonstrasikan Breast Care dan Memantau Kemampuan Ibu Untuk
Melakukan Secara Teratur
Mengajarkan Cara Memngeluarkan Asi Dengan Benar, Cara Menimpan, Cara
Transportasi Sehingga Bisa Diterima Dengan Bayi
Memberikan Dukungan dan Semangat pada Ibu Untuk Melaksanakan Pemberian
ASI Eksklusif
Memberikan Penjelasan Tentang Tanda Dan Gejala Bendungan Payudara, Infeksi
Payudara
3.2Saran
Daftar Pustaka
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 10-11) Arianto, 2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Payudara. Diunduh Ahad, 6 September 2009; pukul 10:55 WIB sobatbaru.blogspot.com/2009/02/anatomi-payudara-dan-fisiologi-laktasi.html.
Aswanto.2014. Perawatan Payudara Post Partum. Online
(http://www.slideshare.net/septianraha/leaflet-perawatan-payudara-akper-raha-34444481, diakses 22
Januari 2016). Akper Pemerintahan Kabupaten Muna.
botefilia.com/index.php/archives/2009/01/10/asi-laktasi/ diunduh, Jumat, 22 Januari 2016; pukul 14.07 WIB.
Dewi Kartika Sari.2004. SatuanAcaraPengajaranPerawatanPayudaraPos Natal.Online (https://dcolz.files.wordpress.com/2010/12/sap-breast-care-post-natal.pdf, diakses 22 Januari
2016). Program PendidikanProfesiNers Program StudiIlmuKeperawatan FK UniversitasDiponogoro Semarang.
http://sahunie.blogspot.co.id/2013/05/konsep-bendungan-asi.html di unduh, 22 Januari 2016; pukul 06.15 WIB.
http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S1414-1452015000300439&script=sci_arttext&tlng=en di unduh, 21 Januari 2016; pukul 19.00 WIB.
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314114-T%2031191...full%20text.pdf di unduh, Kamis, 21 Januari 2016, pukul 17.00 WIB.
Program Manajemen Laktasi, 2004. Buku Bacaan Manajemen Laktasi. Jakarta. (hlm:3-5) Roesli, U., 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspaswara. (hlm: 10-17)
dr.surinah. 2009.BukuPintarMerawatBayi 0-12 Bulan. Jakarta: Gramedia