• Tidak ada hasil yang ditemukan

mereka dapat menjawab pertanyaan atau masalah penelitian (Lapau, 2012).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "mereka dapat menjawab pertanyaan atau masalah penelitian (Lapau, 2012)."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

39 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah pedoman atau teknik dalam penelitian yang digunakan oleh para peneliti untuk mendapatkan data dan fakta sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan atau masalah penelitian (Lapau, 2012).

Penelitian ini menggunakan desain penelitian literatur review. Penelitian literatur review merupakan Penelitian hanya digunakan berdasarkan pekerjaan tertulis, termasuk hasil penelitian yang diterbitkan dan dipublikasikan dengan baik. Studi literatur tidak perlu pergi ke lapangan dan merespons langsung kepada responden, data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat diperoleh dari sumber literatur atau dokumen (Melfianora, 2019).

3.2 Tahapan Literature Review

Dalam penelitian ini menggunakan literatur review, beberapa

langkah harus dilakukan sehingga hasil studi literatur dapat diakui untuk

kredibilitas. Langkah-langkah digambarkan sebagai berikut:

(2)

40 Gambar 1 : 3.1 Flowchart Tahapan Pencarian Literatur

Identifikasi Masalah

Science Direct (n = 12.465)

BMJ Open (n = 16.525)

Jama Network (n = 154) Pencarian Data

Hasil jurnal keseluruhan (n = 19.463)

Screening (n = 16.001) Screening

1. Rentang waktu 8 tahun 2. Jurnal bahasa Inggris - pubmed (n=364) - Science Direct (n=1.065) - BMJ Open (n=14.533) - Jama Net (n=39)

Jurnal Yang Dapat Diakses Full Text

(n = 15.326)

4. Jurnal yang termasuk metode RCT - Pubmed (n=10)

- Science Direct (n=3) - BMJ Open (n=6) - Jama Net (n=1)

Jurnal akhir yang sesuai dengan kriteria inklusi

(n=20) PUBMED

(n = 575)

Kata Kunci:

“self management” or “effect of self management” and “COPD” and

“self management” AND “quality of life” or “quality of life COPD”.

3. Full Text

- pubmed (n=359)

- Science Direct (n= 436)

- BMJ Open (n=14.528)

- Jama Net (n=3)

(3)

41 3.2.1 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah tindakan deteksi, pemantauan, menjelaskan aspek-aspek masalah yang terjadi dan terkait dengan judul penelitian atau variabel yang akan dipelajari. (Siregar & harahap, 2019). Hasil identifikasi masalah dapat dinamai hasil Pengaruh perlakuan saling tergantung satu sama lain. Dalam penelitian ini, peneliti memeriksa Pengaruh melalui jurnal internasional. Yang diangkat dalam penelitian ini adalah adanya Pengaruh Manajemen Diri Terhadap Kualitas Hidup Pasien PPOK.

3.2.2 Pencarian Data

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian data menggunakan beberapa situs penelitian pencarian jurnal termasuk diantaranya PubMed, Science Direct, BMJ Open, Jama Network Berdasarkan judul penelitian ini yaitu Pengaruh Manajemen

Diri Terhadap Kualitas Hidup Pasien PPOK. Kemudian, peneliti menggunakan kata

kunci pencarian, yaitu Self Management dan Quality of Life COPD. Untuk mendapatkan

jurnal yang diinginkan, peneliti menggunakan database dengan kata kunci dan

Boolean yang dirumuskan dengan metode PICO berdasarkan tujuan penelitian ini :

(4)

42 Sinonim

P : Chronic Obstructive Pulmonary Disease

Chronic Obstructive Pulmonary Disease OR PPOK

Keyword 1 I : Self Management Self Management for QOL COPD OR Effect of self Management Boolean : AND

Keyword 2 O : quality of life patient

with COPD Quality of Life COPD OR Quality of Life During Self-Management Tabel 1 : 3.2.2 Keyword & Boolean Pencarian Data

3.2.3 Screening

Skrining adalah proses penyaringan atau pemilihan data yang sesuai dengan subjek yang akan dipelajari. Subjek akan diperiksa dalam penelitian ini, yaitu Pengaruh Manajemen Diri Terhadap Kualitas Hidup Pasien PPOK. Sesuai dengan subjek, jurnal yang akan digunakan dalam penelitian ini harus melalui proses penyaringan, termasuk:

1. Jurnal yang terkait dengan Manajemen Diri Terhadap Kualitas Hidup Pasien PPOK.

2. Jurnal delapan tahun terakhir (2013-2020) 3. Memilih jurnal yang dapat diakses penuh 4. Jurnal Internasional berbahasa Inggris

5. Jurnal Penelitian dengan desain Randomized Controlled Trial

(5)

43 3.2.4 Penilaian Kualitas

Penilaian kualitas adalah penilaian berdasarkan sumber data pada sumber data dengan kriteria tertentu untuk menentukan kelayakan dalam data analisis yang lebih dalam. Dalam penelitian ini untuk menilai kualitas jurnal, peneliti menggunakan instrumen JBI (Joanna Briggs Institute).

3.2.5 Ekstraksi Data

Ekstraksi data adalah tindak lanjut dari proses skrining yang dilakukan, maka data akan dianalisis lebih dalam. Ekstraksi data dapat dilakukan jika semua data yang diperoleh telah menyelesaikan persyaratan yang ditentukan. Jumlah data yang akan diekstraksi harus mematuhi jumlah data yang telah disaring (Kemenkes, 2017).

Jurnal yang sudah didapatkan oleh peneliti tersebut akan dianalisis dan

dijelaskan dalam tabel ekstraksi yang didalamnya meliputi Author, Publication year,

Country of origin, Study Design, Quality Score, Population, Sample, Intervention, Comparation,

Outcome, dan Comments. Untuk Quality Score jurnal peneliti memilih untuk

menggunakan JBI (Joanna Briggs Institute) sebagai instrumen penilaian (PRISMA,

2020).

(6)

45 Tabel 2 : 3.2.5 Ekstraksi Data

No Author, Publication

year

Country of origin

Study Design Quality Score

Population Sample Intervention Comparation Outcome Comments

1. Claire LA Bourne, Pratiksha Kanabar, Katy Mitchell, Sally Schreder,Linzy Houchen- Wolloff, M John G Bankart, Lindsay Apps, Stacey Hewitt, Theresa Harvey- Dunstan, Sally J Singh.

Tahun 2017.

UK (United Kingdom)

single- blinded randomised controlled trial (RCT)

11/13 (84%)

150 Participant

75 Kelompok Intervensi & 75 Kelompok Kontrol

Dilakukan program SPACE for COPD (C) untuk mendukung orang dengan COPD dalam mengelola tugas sehari-hari, meminimalkan beban gejala, memprovokasi peningkatan Kesehatan, perubahan perilaku dan meningkatkan

kesejahteraan emosional.

Program ini disusun untuk pasien PPOK, yang menggabungkan keterampilan manajemen diri generik dan tugas khusus penyakit.

Programnya, dan difasilitasi oleh pelatih terlatih.

Dalam penelitian ini menghitung detail menggunakan skala skala khusus untuk kapasitas latihannya, aktifitas fisik, kuisioner, kecemasan dan depresi, dan penggetahuan pasien dengan PPOK.

Peserta dalam grup control melanjutkan sesi perawatan biasa, tidak ada tambahan maupun perawatan yang diikurangi, tidak ada saran tambahan maupun informasi juga rekomendasi yang diberikan kepada peserta dalam kelompok control.

Hasil utama adalah status kesehatan, yang diukur dengan COPD Assessment Test (CAT) pada 6 bulan pasca

perlakuan.Penghitungan kekuatan didasarkan pada hasil utama di 6 bulan. Untuk mendeteksi perbedaan rata-rata

± SD antar-grup sebesar 2,5 ± 5,0 dalam perubahan CAT dengan 80% berpengaruh.uji-t pengukuran dan analisis varians) signifikansi statistik akan ditetapkan pada p = 0,05.

Hasil sekunder termasuk domain lain dari CRQ-SR, shuttle walking tes, pengetahuan penyakit, kecemasan, depresi, self- efficacy, status merokok dan pemanfaatan layanan kesehatan diukur pada tindak lanjut awal, 6 minggu dan 6 bulan. Hasil menunjukkan peningkatan jangka pendek yang signifikan dalam CRQ-SR skor dispnea, kecemasan, kelelahan dan emosi, kinerja latihan dan pengetahuan penyakit.

-

2. Alda Marques , PhD , PT ; Cristina Jácome , MSc

; Joana Cruz ,

Kanada Randomized Controlled Trial

11/13 (84%)

56 Participannt

28 Peserta pada kelompok intervensi dan 28 pada kelompok

Pasien dari kedua kelompok menjalani pelatihan olahraga tiga kali seminggu dan dukungan psikososial dan pendidikan seminggu sekali, selama 12 minggu. Anggota keluarga dari PR berbasis keluarga menghadiri sesi

Kelompok control hanya dilakukan perawatan biasa, tidak

Empat puluh dua diad berpartisipasi (pasien: FEV1 , 70,4% 22,1% diprediksi).

Pasien (P5,048) dan anggota keluarga (P5,004) pada PR berbasis keluarga memiliki perbaikan koping keluarga yang signifikan lebih besar daripada

(7)

46

MSc ; Raquel Gabriel , MSc

; Dina Brooks , PhD ; and Daniela Figueiredo , PhD

Tahun 2015

kontrol dukungan psikososial dan pendidikan bersama dengan pasien. Dalam PR

konvensional, anggota keluarga tidak berpartisipasi. Koping keluarga dan penyesuaian psikososial terhadap penyakit dinilai pada pasien dan anggota keluarga dari kedua kelompok.

Toleransi latihan pasien, keseimbangan fungsional, kekuatan otot, dan kualitas hidup terkait kesehatan juga diukur. Semua tindakan dikumpulkan sebelum/sesudah program.

berpatisipasi, hanya meniliai perspektifnya saja

kelompok kontrol. Anggota keluarga dari PR berbasis keluarga memiliki perubahan yang signifikan lebih besar dalam hubungan seksual (P5.026) dan dalam tekanan psikologis (P5.033) dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pasien dari kedua kelompok mengalami perbaikan yang signifikan dalam toleransi latihan, keseimbangan fungsional, kekuatan ekstensor lutut, dan kualitas hidup yang

berpengaruh dengan kesehatan setelah intervensi (P, .001).

Penelitian ini mendukung program PR berbasis keluarga untuk meningkatkan koping dan penyesuaian psikososial terhadap penyakit dalam sistem keluarga.

3. Sema Ozoglu Aytaca, Serap Parlar Kilicb,*, Nimet Ovayolu Tahun 2019.

Turki Rnadomized Conntrolled Trial

11/13 (84%)

85 Partisipan

43 Kelompok intervensi, 42 Kelompok kontrol

“Buku untuk Pasien PPOK yang Menggunakan Obat Inhaler” disiapkan untuk memberikan pendidikan tentang penggunaan terapi inhalasi yang efisien untuk pasien yang didiagnosis dengan PPOK. Panduan ini dikembangkan dengan menggunakan pengetahuan terkini dari literatur di bawah bimbingan anggota akademik yang menasihati. Panduan ini terdiri dari dua bagian: bagian pertama berisi informasi dan saran tentang definisi, alasan, dan gejala PPOK, dan bagian kedua berisi informasi dan saran tentang terapi obat inhaler, termasuk jenis obat inhaler dan penggunaannya.

kelompok kontrol terus menerima pengobatan rutin mereka tanpa pendidikan.

Ditentukan bahwa setelah 4 minggu pendidikan obat inhaler, skor rata-rata CAFS menurun menjadi 35,32 14,36, skor rata-rata keparahan dispnea menurun menjadi 4,76 2,50, dan skor rata-rata tes fungsi pernapasan meningkat menjadi volume ekspirasi paksa dalam 1 detik (FEV1) = 58,83 25,48, kapasitas vital paksa (FVC) = 59,04 19,19, dan FEV1/FVC = 88,39 21,59 pada kelompok intervensi (p

<0,05). Tidak ada perubahan yang diamati pada pasien dalam kelompok kontrol kecuali untuk skor rata-rata FEV1 dan FVC (p > 0,05).

Hasil ini menunjukkan bahwa pendidikan obat inhaler dapat

(8)

47

Para pasien yang ingin menerima pelatihan dengan hadir relatif diperbolehkan untuk melakukannya. Di awal penyuluhan, peserta ditanya obat apa yang sedang mereka konsumsi dan bagaimana cara menggunakannya. Dengan demikian, poin pengajaran ditekankan secara khusus dengan mengamati jenis kesalahan yang dibuat oleh pasien.

meningkatkan efektifitas dengan indikator peningkatan nilai hasil kelelahan, keparahan dispnea, dan tes fungsi pernapasan pasien PPOK.

4. Hanan Aboumatar, MD, MPH;

Mohammad Naqibuddin, MBBS, MPH;

Suna Chung, MPH; Hina Chaudhry, MPH; Samuel W. Tahun 2019.

Baltimore USA

RCT 13/13

(100%)

240 partisipan

120 perserta kelompok intervensi, 120 peserta kelompok control.

Intervensi (n = 120) melibatkan program 3 bulan yang komprehensif untuk membantu pasien dan pengasuh keluarga mereka dengan manajemen diri PPOK jangka panjang. Hal tersebut disampaikan oleh perawat dengan pelatihan khusus dalam menunjang pasien PPOK menggunakan alat yang terstandarisasi.

Intervensi diberikan oleh COPD Perawat (yaitu, perawat dengan pelatihan khusus dan mendukung pasien dengan COPD menggunakan alat standar). Kemudian perawatan dilakukan dengan pasien (dan pengasuh bila memungkinkan) selama tinggal di rumah sakit

Peserta dalam kelompok pembanding menerima perawatan transisi yang biasa disediakan di lokasi penelitian. Ini termasuk menugaskan seorang pelatih transisi umum untuk

menindaklanjuti pasien selama 30 hari setelah pulang, dengan fokus pada kepatuhan pada rencana pulang,

Di antara 240 pasien yang diacak (usia rata-rata [SD], 64,9 [9,8] tahun; 61,7% wanita), 203 (85%) menyelesaikan penelitian. Rata-rata skor SGRQ dasar (SD) adalah 62,3 (18,8) pada kelompok intervensi dan 63,6 (17,4) pada kelompok perawatan biasa.

Jumlah rata-rata kejadian perawatan akut terkait PPOK per peserta pada 6 bulan adalah 1,40 (95% CI, 1,01-1,79) pada kelompok intervensi vs 0,72 (95% CI, 0,45-0,97) pada kelompok perawatan biasa (perbedaan, 0,68 [95% CI, 0,22-1,15]; P = 0,004).

Perubahan rata-rata dalam skor total SGRQ peserta pada 6 bulan adalah 2,81 pada

(9)

48

dan selama 3 bulan setelah dipulangkan. Program ini mengikuti pendekatan kemitraan yang berpusat pada pasien dan dikirimkan melalui sesi-sesi yang diadakan di rumah sakit dan setelah dikeluarkan dari rumah ke telepon.

dan

menghubungkan ke perawatan rawat jalan.

kelompok intervensi dan -2,69 pada kelompok perawatan biasa (perbedaan yang disesuaikan, 5,18 [95% CI, - 2,15 sampai 12,51]; P = 0,11).

Selama masa penelitian, terdapat 15 kematian (intervensi: 8; perawatan biasa:

7) dan 339 rawat inap (intervensi: 202; perawatan biasa: 137).

5. Beatrice Huang, Rachel Willard-Grace, Denise De Vore, Jessica Wolf1, Chris Chirinos, Stephanie Tsao, Danielle Hessler, George Su, and David H.

Thom Tahun 2017

San Francisco, CA, USA

multi-site, single blinded, randomized controlled trial

11/13 (84%)

3.553 Participant

Partisipan ditempatkan dan

dikelompokkan dengan klaasifikasi gejala. Bronkitis kronis (491), emfisema (492), obstruksi saluran napas kronis, tidak diklasifikasikan di tempat lain (496), bronkitis + gangguan penggunaan tembakau (490 + 305.1), asma + gangguan penggunaan tembakau (493 + 305.1) , dan gejala yang melibatkan sistem pernapasan dan

Intervensi yang dilakukan adalah kemanjuran pelatih kesehatan untuk memfasilitasi manajemen penyakit pasien sendiri dan meningkatkan kualitas hidup pasien dengan PPOK sedang hingga berat.

Spirometri, survei, dan tes kapasitas latihan dilakukan pada awal dan pada 9 bulan.

Survei singkat dilakukan melalui telepon pada 3 dan 6 bulan setelah pendaftaran.

Intervensi pelatihan kesehatan selama sembilan bulan berfokus pada peningkatan pemahaman penyakit dan kesadaran gejala, peningkatan penggunaan inhaler; membuat rencana pribadi untuk meningkatkan aktivitas fisik, berhenti merokok, atau memperbaiki manajemen penyakit; dan memfasilitasi koordinasi perawatan.

- Ukuran sampel dan

perhitungan daya dilakukan untuk hasil primer dan sekunder. Mendaftarkan 190 pasien dan memungkinkan 20% gesekan disediakan untuk kekuatan 0,8 untuk mendeteksi perbedaan klinis yang sangat penting (MCID) 0,5 dalam skor domain dispnea SFCRQ dan jumlah eksaserbasi dan power over. untuk mendeteksi MCID 0,5 untuk total skor SFCRQ dan 50 m untuk tes jalan kaki 6 menit menggunakan ambang standar untuk perbedaan signifikan 0,05 (2-sisi).

Hasil penelitian ini memberikan bukti mengenai efikasi dan kelayakan health coaching untuk meningkatkan Manajemen Diri Terhadap Kualitas Hidup pasien kurang terlayani perkotaan dengan PPOK sedang hingga berat.

(10)

49

gejala dada lainnya + gangguan penggunaan tembakau (786 + 305.1).

6. Kristina Luhr, Ann C Eldh, Kersti Theander, and Marie Holmefur Tahun 2018

Sweden RCT 12/13

(92%)

108 Partisipan

Kelompok intervensi 59, kelompok control 59

Uji coba terkontrol secara acak dengan program intervensi enam sesi, termasuk penyusunan rencana tindakan individu dan diskusi kelompok tentang masalah pasien.

Program manajemen diri memfokuskan kemampuan pasien untuk memahami dan mengelola gejala dan keterbatasan fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Mampu dan melaksanakan manajemen diri sebelumnya telah dianggap sebagai ‘partisipasi pasien’, menurut pasien dengan kondisi jangka panjang dan lain-lain.

Program ini mencakup alat pedagogis: penguasaan kinerja, menandakan umpan balik positif; pemodelan, yaitu menemukan cara baru untuk menangani masalah sehari-hari;

penafsiran ulang gejala, menandakan perluasan dari penafsiran pasien terhadap gejala mereka; dan persuasi sosial, yaitu menggunakan tekanan kelompok dalam arti positif untuk mendukung perubahan perilaku, misalnya berhenti merokok. Pedagogi memasukkan pasien sebagai rekan yang berbagi pengetahuan satu sama lain.

Kelompok kontrol menerima perawatan primer standar untuk kondisi mereka

Program kelompok swa- manajemen yang dipimpin oleh staf perawatan kesehatan primer yang terlatih dalam perawatan primer berfungsi sebagai sarana untuk mempengaruhi pengalaman pasien tentang partisipasi pasien dalam perawatan kondisi jangka panjang mereka.

Hasil utama adalah skor subskala dispnea rata-rata pada Short Form Chronic Respiratory Disease Questionnaire (SFCRQ). Hasil sekunder termasuk skor SFCRQ total, efikasi diri untuk mengelola PPOK, jumlah eksaserbasi PPOK (eksaserbasi didefinisikan sebagai kunjungan ke perawatan mendesak atau bagian gawat darurat untuk PPOK, rawat inap untuk PPOK, atau resep steroid oral dan / atau antibiotik untuk gejala PPOK yang memburuk), dan kapasitas olahraga yang diukur dengan tes jalan kaki 6 menit.

7. Ann-Britt

Zakrisson Sweden Randomized

Controled 12/13 202 Kelompok

intervensi 94 Selain perawatan biasa,

kelompok intervensi (n = 94) . Kelompok

kontrol Peserta dalam kelompok intervensi lebih puas dengan

(11)

50

PhD,RN, Mats Arne RPT, PhD, Karin Lisspers MD, AP, Lena Lundh PhD, RN, Hanna Sandelowsky MD, PhD, Björn Ställberg MD, AP, Eva Thors Adolfsson DS,AP, Kersti Theander RN,AP Tahun 2020

Trial (92%) Partisipan peserta, kelompok control 108 peserta

melengkapi formulir PRISMS untuk menunjukkan area di mana mereka menginginkan dukungan manajemen diri sebelum konsultasi dengan perawat PPOK. Formulir ini terdiri dari 17 item yang umumnya dialami oleh pasien PPOK sebagai masalah.

menerima perawatan biasa (n = 108). Hasil utama adalah kepuasan pasien dengan kualitas perawatan, dinilai menggunakan kuesioner Kualitas dari Perspektif Pasien (QPP).

Sarana dan (SD) disajikan jika memungkinkan.

“perhatian pribadi” utama QPP, mengenai “realitas yang dirasakan” (p = .021) dan

“kepentingan subyektif” (p = .012). Formulir PRISMS mengungkapkan “sesak napas”

sebagai masalah yang paling sering dialami dan masalah yang paling ingin didiskusikan.

Kesimpulan: Formulir PRISMS meningkatkan kepuasan pasien dengan kualitas perawatan terkait perhatian pribadi, yang merupakan faktor penting dalam partisipasi pasien dan meningkatkan hubungan dan komunikasi

8. Vicki Johnson- Warrington, Karen rees, Colin gelder, Mike D Morgan, sally J singh Tahun. 2016

Leicester,

UK Randomised Controlled

Trial

13/13 (100%)

78 partisipan

Kelompok control 39 peserta dan kelompok intervennsi 39

Intervennsi terdiri dari informasi pendidikan tertulis dan program latihan berbasis rumah (terdiri dari program aerobik berjalan harian dan tiga kali latihan ketahanan mingguan menggunakan beban bebas pada tungkai atas dan bawah). Peserta diperkenalkan dengan manual dan latihan oleh fisioterapis terlatih (VJ-W) dalam sesi satu-ke-satu yang berlangsung selama 30-45 menit, menggunakan teknik wawancara motivasi untuk memfasilitasi perubahan perilaku, penetapan tujuan, dan pemecahan masalah. Peserta diberi tahu bagaimana membuat kemajuan dan bahwa manual tersebut dapat bermanfaat di masa depan untuk memperkuat perubahan gaya hidup seumur hidup.

Peserta menerima panggilan telepon terstruktur dalam 72 jam dan pada 2 minggu, 4 minggu, 6 minggu, 8 minggu,

Partisipasn dalam kelompok control tetap menerima perawatan seperti biasa

Sepuluh pasien kontrol masuk kembali dalam 30 hari dibandingkan dengan lima pasien dalam kelompok intervensi (P.0.05). Kedua kelompok secara signifikan meningkatkan toleransi latihan mereka dan hasil Kuesioner Pernafasan Kronis (CRQ-SR), dengan perbedaan antar kelompok mendekati signifikansi statistik untuk CRQ-dispnea dan CRQ-emosi, mendukung intervensi. Survei

“Ready for Home”

mengungkapkan bahwa pasien yang menerima intervensi dilaporkan merasa lebih mampu mengatur hidup mereka untuk mengatasi COPD, tahu kapan harus mencari bantuan tentang perasaan tidak enak badan, dan lebih sering minum obat sesuai resep, dibandingkan dengan perawatan biasa (P , 0,05).

SPASI untuk COPD tidak mengurangi tingkat masuk

(12)

51

dan 10 minggu setelah keluar dari rumah sakit dengan tujuan

untuk memperkuat

keterampilan, membantu mengidentifikasi dan mengelola eksaserbasi, mempromosikan gaya hidup aktif, dan menyediakan dorongan, sambil menyesuaikan dengan kebutuhan pasien. Jika peserta diterima kembali selama periode tindak lanjut 3 bulan, mereka melanjutkan intervensi sesuai rencana.

kembali pada 3 bulan di atas perawatan biasa. Namun, hasil yang menggembirakan terlihat pada hasil sekunder bagi mereka yang menerima intervensi. Yang terpenting,

SPACE untuk COPD

tampaknya aman dan dapat

membantu mencegah

pendaftaran kembali dalam 30 hari.

9. Roberto Benzo , MD, MSc ; Kristin Vickers , PhD ; Denise Ernst , PhD ; Sharon Tucker , PhD, RN ; Charlene McEvoy , MD, MPH ; Kate Lorig , DrPH, RN Tahun. 2013.

Californnia Randomised Controlled, qualitative.

10/13 (77%)

11 partisipan

11 Partisipan intervensi manajemen diri menggunakan keterampilan wawancara motivasi, yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan dan komitmen pada pasien PPOK yang parah.

Semua 11 peserta diwawancarai oleh peneliti studi, yang tidak memberikan intervensi.

Wawancara ini dilakukan melalui telepon dan dipandu oleh panduan wawancara semi- terstruktur, yang mencakup pertanyaan terbuka dan skala penilaian. Pertanyaan- pertanyaan ini menilai kepuasan dengan isi dan penyampaian program, manfaat yang dirasakan dari program, dan perubahan perilaku yang dihasilkan dari program.

- Pertanyaan penskalaan

mengungkapkan bahwa peserta memandang program tersebut sangat praktis (peringkat rata- rata 8.19 pada skala 10 poin, di mana 10 paling praktis), melaporkan diri mereka sangat mungkin menggunakan rencana darurat mereka (antibiotik dan prednison) ketika sesak napas (peringkat rata-rata 9,72, 10 sangat mungkin) dan sangat mungkin menggunakan rencana darurat mereka, mengerutkan bibir pernapasan (nilai rata-rata 9.72, 10 sangat mungkin). Mayoritas (90%) peserta menilai program secara keseluruhan sebagai

“sangat baik” atau “sangat baik”. Peserta merasa puas dengan lamanya sesi, tetapi

banyak (18%)

merekomendasikan untuk menambah jumlah sesi.

Data dari pertanyaan wawancara dianalisis secara independen oleh 2 peneliti studi, menggunakan metode analisis isi. Data wawancara

(13)

52

sangat positif, dan tanggapan peserta mengungkapkan beberapa tema utama:

intervensi dan buku kerja yang menyertainya memberikan pengetahuan baru tentang PPOK dan manajemen diri PPOK, intervensi membantu peserta meningkatkan aktivitas fisik dan pernapasan mereka, dan peserta menghargai hubungan dengan dan dukungan dari intervensionis.

Analisis responden menunjukkan bahwa 7 dari 11 pasien yang diuji membaik dalam setidaknya satu domain CRQ dengan perbedaan penting klinis minimal 0,5.

10. Lian Hong Wang, Yan Zhao, Ling Yun Che, Li Zhang, Yong Mei Zhang.

Tahun 2019.

Guizhou,

china A

Randomized Controlled

13/13 (100%)

154 partisipan

77 peserta kelompok intervensi, 77 peserta kelompok kontrol

Intervensi program manajemen diri yang dipimpin perawat pada hasil pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Dalam studi ini, program dibagi menjadi dua fase. Pada fase pertama (kira- kira 6 hingga 7 hari sebelum pulang), setiap peserta PPOK umum dan kebutuhan pengelolaan diri aktivitas fisik dinilai menggunakan pertanyaan terbuka, termasuk kekhawatiran dan ketakutan, kebutuhan belajar, pengalaman sebelumnya, dukungan sosial, hambatan untuk diri sendiri - manajemen, identifikasi aktivitas fisik yang menyenangkan, hambatan yang dirasakan untuk aktivitas fisik dan dukungan sosial untuk aktivitas fisik, oleh empat perawat pernapasan tingkat lanjut. Setelah penilaian

Peserta dalam kelompok kontrol hanya menerima perawatan biasa.

Para peserta diberikan pendidikan kesehatan untuk PPOK oleh perawat pernapasan sebelum keluar dari rumah sakit.

Selama masa tindak lanjut, peserta memiliki akses normal ke dokter dan perawat pernapasan mereka.

Dibandingkan dengan kelompok kontrol, peserta dalam kelompok intervensi menunjukkan secara signifikan lebih sedikit masuk rumah sakit terkait PPOK (P = 0,03) dan kunjungan gawat darurat (P = 0,001) dan total skor CTCPSQ yang lebih tinggi (P = 0,001) pada 12 bulan. . Sementara itu, analisis varian menunjukkan peningkatan yang secara signifikan lebih besar dalam kapasitas latihan dan status kesehatan dari waktu ke waktu pada kelompok program yang

dipimpin perawat

dibandingkan pada kelompok kontrol, P <0,001.

Studi ini menunjukkan bahwa program swa-manajemen yang dipimpin perawat efektif dalam mengurangi kunjungan kembali ke rumah sakit dan kunjungan ke gawat darurat dan

(14)

53

komprehensif, setiap peserta menerima lima hingga enam sesi pendidikan yang disesuaikan secara individu dan tatap muka sebelum pulang.

Setiap sesi berlangsung selama 45 menit, ditawarkan setiap hari dan difasilitasi oleh perawat pernafasan tingkat lanjut.

meningkatkan kapasitas latihan, kualitas hidup yang berpengaruh dengan kesehatan dan kepuasan untuk pasien dengan PPOK.

11. Helga Jonsdottir, Olof R.

Amundadottir, Gunnar Gudmundsson, Bryndis S.

Halldorsdottir, Birgir Hrafnkelsson, Thorbjorg Soley Ingadottir, Rosa Jonsdottir, Jon Steinar Jonsson, Ellen D.

Sigurjonsdottir

& Ingibjorg K. Stefansdottir Tahun, 2015.

Reykjavik,

Iceland a pragmatic randomized controlled

tria

13/13 (100%)

100 partiisipan

Kelompok eksperimen 48 peserta.

Kelompok kontrol 52 peserta.

Intervensi program manajemen mandiri berbasis kemitraan selama 6 bulan untuk pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik ringan dan sedang. Kelompok eksperimen berpartisipasi dalam 6 bulan, program manajemen diri berbasis kemitraan yang terdiri dari: (a) tiga sampai empat percakapan antara perawat dan pasien-anggota keluarga; (b) 6 bulan berhenti merokok; dan (c) pertemuan kelompok anggota tim-pasien-keluarga interdisipliner.

Kelompok kontrol menerima perawatan biasa.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan ke nol, keenam dan 12.

Merokok lebih umum pada kelompok kontrol. Partisipan dalam kelompok kontrol merasakan gangguan kurang dari COPD dan pengobatannya seperti yang ditunjukkan oleh skor total pada Skala Penilaian Intrusivitas Penyakit (P = 0049) dan subskala ‘hubungan dan pengembangan pribadi’ (P

= 0047).

Pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik ringan dan sedang yang berpartisipasi dalam program manajemen diri berbasis kemitraan merasa gangguan penyakit dan pengobatannya lebih sedikit dibandingkan pasien dalam kelompok kontrol. Pasien dalam kelompok eksperimen tidak memiliki kualitas hidup terkait kesehatan yang lebih baik, kecemasan atau depresi yang lebih sedikit, aktivitas fisik yang meningkat, lebih sedikit eksaserbasi atau status merokok yang lebih baik daripada pasien dalam kelompok kontrol. Pasien di kedua kelompok menemukan partisipasi dalam penelitian berguna dan penting.

(15)

54

12. Jamile Ashmore , Rennie Russo, Jennifer Peoples, John Sloan, Bradford E.

Jackson, Sejong Bae, Karan P.

Singh, Steven N. Blair, David Coultas Tahun. 2013.

Columbia,

USA A single-site parallel

group randomized

trial

13/13 (100%)

258

partisipan 129 peserta kelompok intervensi, 129 peserta kelompok control

intervensi aktivitas fisik gaya hidup manajemen diri akan meningkatkan fungsi fisik dan dispnea. COPD-SMART dirancang untuk memeriksa keefektifan intervensi pengelolaan diri berbasis rumah. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk meningkatkan fungsi pasien dengan meningkatkan manajemen diri PPOK dan meningkatkan aktivitas fisik gaya hidup di antara populasi PPOK yang kurang terlayani. Selama enam minggu pertama setelah pendaftaran, pasien menerima pendidikan manajemen diri PPOK yang disampaikan oleh pelatih kesehatan menggunakan buku kerja dan panggilan telepon mingguan. Pasien kemudian diacak untuk perawatan biasa atau intervensi aktivitas fisik. Intervensi aktivitas fisik selama 20 minggu disampaikan oleh pelatih kesehatan menggunakan buku kerja yang didukung oleh konseling telepon empat mata dan panggilan telepon dengan bantuan komputer. Landasan teoritis meliputi teori kognitif sosial dan model

transtheoretical.

Kelompok control hanya melakukan perawatan biasa

Hasil utama termasuk perubahan domain dispnea Kuesioner Pernafasan Kronis (CRQ) dan jarak berjalan 6 menit diukur pada 6, 12-, dan 18 bulan setelah pengacakan.

Hasil sekunder termasuk domain CRQ lainnya (kelelahan, emosi, dan penguasaan), SF-12, dan pemanfaatan layanan kesehatan.

Intervensi perilaku inovatif untuk meningkatkan manajemen diri dan aktivitas fisik

13. Anke Lenferink, Peter Frith, Paul van der Valk, Julie Buckman, Ruth Sladek, Paul Cafarella, Job van der

Australia Randomized Controlled

Trial

11/13 (84%)

300

Partisipan 150 peserta kelompok intervensi dan 150 peserta kelompok control

intervensi pendekatan ini, selama 12 bulan menggabungkan rencana tindakan yang dimulai sendiri dan dukungan perawat, akan mempercepat tindakan pengobatan yang tepat dan mengarah pada pengendalian gejala yang memburuk dengan

Pada kelompok control hanya menyelesaikan buku harian dan tetap menjalani perawatan seperti biasa.

Hasil utama adalah jumlah hari eksaserbasi PPOK. Hasil sekunder termasuk rawat inap, kualitas hidup, efikasi diri, kepatuhan, kepuasan dan kepercayaan pasien, penggunaan perawatan kesehatan dan data biaya.

pendekatan ini menghasilkan

(16)

55

Palen, Tanja Effing.

Tahun 2013

lebih baik. Semua pasien akan belajar menyelesaikan buku harian gejala harian selama 12 bulan. Pasien kelompok intervensi akan berpartisipasi dalam sesi pelatihan manajemen diri untuk mempelajari penggunaan rencana tindakan individual untuk COPD dan penyakit penyerta, terkait dengan buku harian.

85% tingkat penyelesaian buku harian yang tinggi dan kondisi total membaik selama 12 bulan, dibandingkan dengan perawatan biasa, intervensi akan mengurangi hari eksaserbasi PPOK. Selain itu, ini akan mengurangi hari rawat inap untuk PPOK dan penyakit penyerta, pengurangan keparahan eksaserbasi gagal jantung kronis, gejala kecemasan atau depresi dan penggunaan perawatan kesehatan, dan status kesehatan umum dan khusus PPOK yang lebih baik. Selain itu, ini akan mengarah pada peningkatan efikasi diri, tingkat kepatuhan yang tinggi, kepuasan dan kepercayaan pasien, dan penghematan langsung dalam biaya perawatan kesehatan.

14. Hang Ding, Mohan Karunanithi, Derek Ireland, Lisa McCarthy, Rekha Hakim, Kirsten Phillips, Rahul Pradhan, E- Hong Seah, Rayleen V Bowman, Kwun Fong, Philip Masel, Ian A Yang.

Tahun 2019

Brisbane,

Australia Protocol of Randomized

control trial 11/13 (84%)

100

partisipan 50 dalam kelompok control dan 50 dalam kelompok intervensi

Intervensi selama 6 bulan.

Program MH-COPD telah dirancang untuk mengintegrasikan sistem mHealth dalam layanan perawatan PPOK klinis. Dalam program tersebut, peserta akan menggunakan aplikasi mHealth di rumah untuk mereview video edukasi, memantau gejala COPD, menggunakan rencana tindakan elektronik, memodifikasi faktor risiko.

merokok dan aktivitas fisik teratur, serta belajar menggunakan inhaler secara optimal. Semua peserta akan dinilai pada awal, 3 bulan dan 6 bulan.

Kelompok control hanhya melakukan perawatan biasa

Ukuran sampel telah dihitung berdasarkan hasil utama dari skor CAT dan skor SGRQ.

Seratus pasien, secara acak 1: 1 untuk intervensi (MH-COPD) atau perawatan biasa (UC- COPD), akan memiliki kekuatan 80% pada tingkat signifikansi (alpha) 0,05 untuk mendeteksi pengurangan penting secara klinis 3 dalam skor CAT38 ( hasil primer) di

~ 50% pasien intervensi, dibandingkan dengan 20%

pada kelompok kontrol, bahkan dengan 40 pasien di setiap kelompok akhir (memungkinkan hingga 20%

penarikan). Hasil utama adalah gejala PPOK dan kualitas hidup. Hasil sekunder adalah

(17)

56

kepatuhan pasien, aktivitas fisik, berhenti merokok, penggunaan obat PPOK, frekuensi eksaserbasi PPOK dan kunjungan kembali ke rumah sakit, dan pengalaman pengguna aplikasi seluler.

Program MH-COPD sengaja dirancang untuk mengatasi hambatan yang disebutkan sebelumnya, dan untuk fokus pada peningkatan kepatuhan pasien terhadap swa- manajemen, sesuai dengan pedoman klinis berbasis bukti.4 Dalam program ini, pasien akan menggunakan aplikasi seluler untuk mengakses video pendidikan dengan mudah guna mendapatkan

pengetahuan dan keterampilan penting seperti yang direkomendasikan oleh pedoman. Aplikasi ini juga akan membantu pasien dalam memantau gejala PPOK dan faktor risiko (aktivitas fisik rendah dan merokok). Pasien akan berinteraksi dengan rencana tindakan PPOK elektronik untuk membuat keputusan untuk perubahan signifikan pada gejala, dan menerima pesan motivasi otomatis untuk modifikasi faktor risiko. Data pasien, termasuk gejala pemantauan, faktor risiko dan kepatuhan, akan secara otomatis diunggah ke portal. Dengan

menggunakan portal tersebut, penyedia layanan dapat memantau kondisi dan kepatuhan pasien dari jarak jauh, dan karenanya

(18)

57

memberikan intervensi tepat waktu.

15. Manbinder S Sidhu, Amanda Daley, Rachel Jordan, Peter A Coventry, Carl

Heneghan, Sue Jowett, Sally Singh, Jennifer Marsh, Peymane Adab Jinu Varghese, David Nunan, Amy Blakemore, Jenny Steven, Lee Dowson, David Fitzmaurice, and Kate Jolly.

Tahun 2015

UK Randomized

Controlled Trial

12/13 (92%)

556

partisipan 278 peserta dalam kelompok intervensi dan 278 dalam kelompok control

Intervensi dalam 12 bulan melakukan program manajemen diri melalui Telephone Health Coaching pelatihan kesehatan telepon yang dipimpin perawat untuk mendukung manajemen diri dalam perawatan primer untuk orang yang melaporkan hanya gejala ringan COPD mereka (MRC grade 1 dan 2) dibandingkan dengan perawatan biasa. Intervensi tersebut berfokus pada mengambil layanan berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, manajemen pengobatan dan perencanaan tindakan dan didukung oleh teori perubahan perilaku.

Kelompok dalam control melakukan perawatan biasa

Hasil utama adalah kualitas hidup yang berpengaruh dengan kesehatan dengan menggunakan St Georges Respiratory Questionnaire (SGRQ). Spirometri dan BMI diukur pada awal. Hasil sekunder meliputi perilaku kesehatan yang dilaporkan sendiri (merokok dan aktivitas fisik), aktivitas fisik yang diukur dengan akselerometri (pada 12 bulan), morbiditas psikologis, efikasi diri, dan efektivitas biaya dari intervensi. Wawancara kualitatif longitudinal akan mengeksplorasi bagaimana peserta terlibat dengan intervensi dan bagaimana perubahan perilaku yang tertanam dalam praktik setiap hari. Dan penelitian ini percobaan ini akan

memberikan bukti kuat tentang keefektifan intervensi pelatihan kesehatan telepon baru untuk mendorong perubahan perilaku dan mencegah perkembangan penyakit pada pasien dengan gejala dispnea ringan dalam perawatan primer.

16. Andrew Farmer, Christy Toms, Maxine Hardinge, Veronika Williams, Heather Rutter, Lionel Tarassenko.

Oxford,

UK Protocol of

Randomized Controlled

Trial

10/13 (76%)

165

partisipan 110 pada kelompok intervensi dan 55 pada kelompokk control

intervensi berbasis telehealth untuk memberikan dukungan jarak jauh, pendidikan dan meningkatkan manajemen diri untuk kondisi jangka panjang semakin diakui. EDGE (manajemen sElf dan program dukungan) untuk COPD adalah uji coba terkontrol secara acak di berbagai pusat

Dalam kelompok control hanya dilakukan perawtan standar

Hasil utama dari kualitas hidup diukur dengan menggunakan St George's Respiratory Questionnaire untuk pasien COPD (SGRQ-C) baseline, 6 dan 12 bulan. Penelitian ini memiliki sejumlah kekuatan dibandingkan dengan uji coba sistem telehealth sebelumnya.

Secara khusus, informasi yang

(19)

58

Tahun 2014. yang dirancang untuk menilai

kemanjuran intervensi berbasis komputer tablet yang terhubung ke Internet (platform EDGE) dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dengan COPD sedang hingga sangat parah dibandingkan dengan perawatan biasa. Sebuah studi kualitatif tertanam akan melibatkan wawancara individu dengan subkelompok hingga 30 pasien dalam kelompok intervensi yang diundang untuk ambil bagian. Wawancara akan dilakukan pada awal (setelah pasien dilanggar dan sebelum pemberian intervensi berbasis platform EDGE) dan setelah kunjungan 12 bulan, dan akan dilakukan oleh peneliti kualitatif. Tujuan dari wawancara dasar adalah untuk mengeksplorasi strategi manajemen diri pasien saat ini, sedangkan wawancara kedua akan berfokus pada bagaimana intervensi platform EDGE berdampak pada manajemen diri mereka terhadap COPD dan mengeksplorasi masalah penerimaan, penggunaan sehari-hari, dan kegunaan. Efek intervensi akan dinilai dengan analisis subkelompok yang didefinisikan berdasarkan keparahan PPOK, status merokok, masuk rumah sakit pada tahun sebelumnya, kehadiran pada program rehabilitasi paru pada tahun sebelumnya dan ada atau tidak adanya dukungan dalam kehidupan. Rencana analisis

diberikan oleh platform ini tepat waktu, dan segera tersedia, tetapi tidak memberikan aliran data yang berlebihan. Platform telah dievaluasi untuk penerimaan dan kelayakan dalam studi kohort selama 6 bulan di mana tablet digunakan setiap hari oleh lebih dari 80% peserta.

Proses menyelesaikan buku harian dan mengukur saturasi oksigen membutuhkan waktu kurang dari 3 menit, dengan rata-rata lima segmen video ditonton oleh setiap peserta selama 6 bulan partisipasi mereka dalam studi kohort.

Evaluasi proses kualitatif menambah kekuatan desain.

Alokasi yang tidak dibiayai akan memberikan kekuatan tambahan untuk memeriksa Pengaruh platform EDGE di berbagai peserta.

(20)

59

statistik terperinci lengkap, termasuk subkelompok yang telah ditentukan sebelumnya dan analisis sensitivitas, akan disiapkan sebelum analisis akhir oleh ahli statistik uji coba.

17. Tobias Stenlund, André Nyberg, Sara Lundell, Karin Wadell.

Tahun 2019.

Sweeden a pragmatic randomised controlled trial

11/13 (84%)

144

partisipan 72 pada kelompok intervensi dan 72 pada kelompok kontrol

Intervensi penggunaan strategi manajemen diri selama 12 bulan yang memadai untuk orang dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) untuk meningkatkan tingkat aktivitas fisik (PA), meningkatkan kualitas hidup yang berpengaruh dengan kesehatan (HRQoL) dan mengurangi penggunaan perawatan kesehatan. Semua peserta akan mendapatkan perawatan biasa, pedometer, dan brosur tentang pentingnya PA. Selain itu, peserta intervensi mendapatkan akses ke Web COPD, situs web interaktif yang dikelola sendiri yang bertujuan untuk mendukung orang-orang dengan COPD dalam strategi pengelolaan mandiri. Mereka juga akan terus mendapat dukungan dari petunjuk dengan fokus pada perubahan perilaku.

Kelompok kontrol akan, serupa dengan kelompok intervensi, menerima pedometer dengan instruksi, serta selebaran tentang pentingnya PA selain perawatan biasa.

Uji coba acak pragmatis ini memberikan informasi yang relevan secara klinis tentang efek penggunaan COPD Web pada orang dengan PPOK dalam konteks PHC mengenai tingkat PA, dispnea, HRQoL, gejala terkait PPOK dan ekonomi kesehatan dalam hubungannya untuk penggunaan perawatan kesehatan, serta hambatan dan pemungkin untuk

menggunakan dukungan berbasis web dengan solusi seperti COPD Web.

18. Julia Walters, Helen Cameron- Tucker, Karen Wills, Natalie Schüz, Jenn Scott, Andrew Robinson, Mark Nelson, Paul Turner, Richard

Cameron RCT 11/13

(92%)

182 partisipan 90 pada kelompok intervensi dan 92 pada kelompok kontrol

Intervensi Telephone Monitoring Coach Healt melalui jadwal yang telah ditentukan sebelumnya untuk panggilan telepon mentor kepada peserta adalah 16 × 30 menit selama 12 bulan, dengan bertambahnya waktu antar panggilan. Pada setiap kesempatan, mentor menyelesaikan daftar periksa

Pasien dalam kelompok kontrol menerima perawatan biasa (UC) yang disediakan oleh dokter umum ditambah panggilan telepon bulanan

Hasil: Diukur pada 6 dan 12 bulan, Formulir Pendek 36 (SF-36) dan St George’s Respiratory Questionnaire (SGRQ, primer); Skala Mitra Dalam Kesehatan (PIH) untuk kapasitas manajemen diri, Skala Kecemasan dan Depresi Rumah Sakit (HADS), kuesioner Pusat Studi Epidemiologi-Depresi (CES-

(21)

60

Wood-Baker, E Haydn Walters. Tahun 2013.

kepatuhan sesi. Peserta menetapkan tujuan jangka menengah hingga jangka panjang bekerja sama dengan HM mereka menggunakan kerangka kerja tertentu dari target perilaku kesehatan, yaitu:

Merokok, Gizi, Alkohol, Aktivitas Fisik, Kesejahteraan Psikososial dan Manajemen gejala ('SNAPPS'). Rencana 'tindakan' individual untuk mencapai tujuan mereka ditentukan oleh peserta dalam negosiasi dengan HM selama panggilan telepon. Pencapaian rencana dan tujuan tersebut ditinjau dan revisi dilakukan secara kolaboratif. Panggilan telepon direkam untuk pengendalian kualitas. Mentor mencatat tujuan dan rencana terkait menggunakan database online, kepercayaan peringkat (kemanjuran diri untuk perilaku target), kepentingan dan kemajuan selanjutnya untuk setiap 'rencana tindakan' yang terkait dengan tujuan.

reguler dari perawat penelitian, untuk menghindari perancu oleh perbedaan kontak berkala.

Panggilan telepon tidak memberikan nasihat psikologis khusus atau pelatihan keterampilan tetapi direkam untuk analisis isi.

D), Daftar Periksa Gangguan Stres Pasca Trauma, Kepuasan dengan kehidupan dan penerimaan rumah sakit (sekunder ). Analisis regresi model campuran menghitung pengelompokan, menyesuaikan usia, jenis kelamin, status merokok, dan pembatasan aliran udara yang dinilai kemanjurannya (koefisien regresi, β, dilaporkan per kunjungan 6 bulan). Tidak ada perbedaan kualitas hidup antar kelompok, tetapi kapasitas manajemen diri meningkat pada kelompok HM (PIH keseluruhan 0,15, 95% CI 0,03 hingga 0,29; domain

pengetahuan 0,25, 95% CI 0,00 hingga 0,50). Kecemasan menurun pada kedua kelompok (HADS A 0,35; 95%

CI -0,65 hingga -0,04) dan kapasitas koping meningkat (PIH koping 0,15; 95% CI 0,04 menjadi 0,26).

19. G. Paré a,∗, P. Poba- Nzaou b, C.

Sicotte c, A.

Beaupré d, É.

Lefranc¸ois d, D. Nault d, D. Saint-Jules Tahun 2013

Kanada Randomized Controlled

Trial

11/13 (84%)

120

partisipan 60 peserta kelompok intervensi jarak jauh, 60 peserta perawatan biasa dirumah

Solusi teknologi termasuk menyediakan pasien dengan layar sentuh dengan modem terintegrasi (TELUSTM).

Protokol tindak lanjut khusus diprogram ke dalam perangkat untuk memantau berbagai parameter, dan pasien diajari cara mengikuti protokol selama pertemuan awal mereka dengan salah satu dari dua manajer kasus perawat. Kemudian pasien harus mengirim data klinis melalui Internet setiap kali mereka dikumpulkan.

Kelompok Kontrol menerima perawtan biasa dirumah

hasil yang signifikan (t = 2,8; P

= 0,006). Mengingat bahwa rata-rata jumlah hari rawat inap turun dari 8,1 (pra) menjadi 7,4 (per) menjadi 5,7 (pasca penyesuaian), jumlah total hari rawat inap menurun dari 843 (pra) menjadi 419 (per dan pasca penyesuaian). Ini menunjukkan penurunan 50%

(t = 3,2; P <0,001).

Analisis statistik menunjukkan bahwa program tele-care yang didirikan di SRSAD telah menyebabkan penurunan yang

(22)

61

Lebih khusus lagi, setiap hari pasien harus mengisi tabel entri data yang mendokumentasikan gejala dan obat yang dikonsumsi. Mereka juga harus membaca pelajaran khusus ing kapsul pada COPD diadaptasi dari program yang disebut '' Hidup dengan baik dengan COPD ''. agar pasien mengerti

manajemen diri Alat itu digunakan hubungan antara kondisinya, lingkungan, kebiasaan hidup dan manajemen pengobatan, sehingga memberdayakan pasien untuk mengelola penyakitnya dengan lebih baik dengan mengikuti terapi.

rencana aksi.

Informasinya terasa pada server di mana

oleh Internet disimpan dengan aman, manajer kasus dapat berkonsultasi dengan data setiap hari, pemantauan jarak jauh status kesehatan pasien dan kepatuhan terhadap terapi yang ditentukan.

signifikan dalam jumlah rawat inap di rumah sakit dan, pada tingkat yang lebih rendah, dalam jumlah kunjungan ruang gawat darurat. Secara ekonomi, program telecare menghasilkan penghematan tahunan sebesar

$ 1613 per pasien dibandingkan dengan perawatan di rumah tradisional, yang mewakili keuntungan bersih sebesar 14%.

Terlepas dari hasil yang menggembirakan ini, penelitian di masa depan harus dilakukan untuk mengkonfirmasi kelayakan ekonomi dari telehomecare dalam konteks COPD. Ini harus

memperhitungkan tidak hanya parameter ekonomi yang dipertimbangkan dalam penelitian ini tetapi juga berbagai indikator klinis, termasuk kualitas hidup per¸

jumlah dekompensasi dihindari.

20. Kate Jolly, Manbinder S Sidhu, Catherine A Hewitt, Peter A Coventry, Amanda Daley, Rachel Jordan, Carl Heneghan, Sally Singh, Natalie Ives, Peymane Adab, Susan Jowett, Jinu

Leicester,

UK Randomized

Controlled Trial

12/13 (92%)

577

partisipan 289 pada kelompok intervensi dan 288 pada kelompok kontrol

Intervensi pembinaan kesehatan telepon yang disampaikan oleh perawat, didukung oleh Teori Kognitif Sosial. Pembinaan

mempromosikan akses layanan berhenti merokok,

meningkatkan aktivitas fisik, manajemen pengobatan, dan perencanaan tindakan (4 sesi selama 11 minggu; informasi pos pada minggu ke 16 dan 24).

Kelompok control melakukan perawatan standar PPOK.

Hasil utama adalah kualitas hidup terkait kesehatan pada 12 bulan menggunakan versi singkat St George’s Respiratory Questionnaire (SGRQ-C).

Intervensi disampaikan dengan ketepatan yang baik: 86% dari panggilan terjadwal terkirim;

75% pasien menerima keempat panggilan tersebut. 92% pasien ditindaklanjuti pada enam bulan dan 89% pada 12 bulan.

Tidak ada perbedaan dalam skor total SGRQ-C pada 12 bulan (perbedaan rata-rata -1,3,

(23)

62

Varghese, David Nunan, Khaled Ahmed, Lee Dowson, David Fitzmaurice.

Tahun 2018.

interval kepercayaan 95% -3,6 hingga 0,9, P = 0,23).

Dibandingkan dengan pasien dalam kelompok perawatan biasa, pada enam bulan masa tindak lanjut, kelompok intervensi melaporkan aktivitas fisik yang lebih besar, lebih banyak telah menerima rencana perawatan (44% v 30%), paket penyelamatan antibiotik (37% v 29%), dan pemeriksaan teknik penggunaan inhaler (68% v 55%).

Intervensi pelatihan kesehatan telepon baru untuk

mempromosikan perubahan perilaku pada pasien perawatan primer dengan gejala dispnea ringan menyebabkan perubahan dalam aktivitas manajemen diri.

(24)

63 3.2.6 Analisa Data

Analisis data merupakan bagian penting dari penelitian untuk mencapai tujuan penelitian utama, yaitu untuk menjawab pertanyaan penelitian yang mengungkapkan fenomena tersebut (Nursalam, 2017). Dalam penelitian ini, metode menganalisis data yang digunakan adalah metode thematic analysis yang melalui beberapa tahapan diantaranya yaitu memahami data (memahami isi data yang diperoleh, dan melalui beberapa hal didalam data yang terkait dengan pertanyaan penelitian), menyusun kode (menentukan subyek atau menemukan pikiran utama dari literature yang digunakan), dan mencari tema (menggambarkan fenomena yang diteliti) (Heriyanto, 2018).

Didalam penelitian ini peneliti akan menjabarkan tahapan Analisa data berdasarkan metode Thematic Analysis berdasarkan panduan penyusunan oleh Heriyanto (2018), sebagai berikut:

A. Memahami Data

Peneliti memahami data dalam penelitian ini dengan cara membaca berulang- ulang literatur yang ditemukan sesuai dengan pertanyaan pada rumusan masalah penelitian ini agar memudahkan penyeleksian literatur yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu terkait dengan Manajemen Diri Terhadap Kualitas Hidup pasien PPOK

B. Menyusun Kode

Kode yang disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut:

(25)

64

Literatur Kode

-Health Coaching -Aktivitas Fisik

-Program Perawatan & Penunjang -Intervensi 6 sesi dengan SPACE -Edukasi & Promkes

Mentoring/pendampingan

-Program Ponsel Inovatif -Telephone Health Coaching -Dukungan Kesehatan basis WEB -Telemonitoring

Telehealth

Tabel 3 : 3.2.6 Kode

Tahap selanjutnya adalah pembuatan kelompok dari kode yang telah dibuat sebelumnya antara kode dengan literatur yang memiliki persamaan makna terhadap pikiran utama literatur yang akan digunakan.

Kelompok Kode Deskripsi Hasil Utama

Mentoring/pendampingan terhadap kualitas hidup pasien PPOK

-Health Coaching -Aktivitas Fisik

-Program Perawatan &

Penunjang

-Intervensi 6sesi dgn SPACE

-Edukasi & Promkes

Manajemen diri melalui mentoring serta

pendampingan terhadap kualitas hidup pasien PPOK

-Frekuensi -Durasi

-Pengaruh manajemen diri Telemonitoring

terhadap kualitas hidup pasien PPOK

-Program Ponsel Inovatif -Telephone Health Coaching

-Dukungan Kesehatan basis WEB

-Telemonitoring

Manajemen diri melalui

telemonitoring terhadap kualitas hidup pasien PPOK

-Indikator kualitas hidup yang berpengaruh dengan manajemen diri

Tabel 4 : 3.2.6 Kode dan Kelompok

(26)

65 C. Mencari Tema

Untuk penelitian ini tema yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Manajemen diri dengan Mentoring atau pendampingan 2. Manajemen diri dengan Telehealth

Deskripsi singkat masing masing tema yang dapat peneliti jelaskan, antara lain:

Tema pertama, yaitu tentang manajemen diri dengan mentoring atau pendampingan menjelaskan tentang perlakuan yang dilakukan kepada pasien dengan PPOK yaitu dengan adanya pihak yang mendampingi dalam menunjang keberhasilan manajemen diri yang direncakanan dan diteliti pada pasien PPOK terkait dengan kualitas hidup.

Tema kedua, yaitu tentang menejemen diri dengan telehealth program

menjelaskan tentang proses penunjang dukungan manejemen diri menggunakan

system pendukung berupa teknologi sebagai program edukasi, pemberdayaan, dan

pengawasan kepada pasien terkait dengan kualitas hidup pasien dengan PPOK.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaturan lalu lintas 3 fase yang dilakukan pada simpang Jalan Siliwangi / Jalan Gatot Subroto / Jalan Subali Raya adalah pengalihan jalan Subali Raya menjadi jalan

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Gorontalo pada Triwulan I-2015 sebesar 95,18, yang berarti kondisi ekonomi konsumen pada Triwulan I-2015 menurun dari triwulan

Tahap II membuat usulan posisi perangkat proyektor LCD yang ergonomis dengan kriteria tinggi layar proyektor, dan tinggi tombol power LCD, sudut pandang horintal

Jadi, pemberian tepung cangkang udang 11,4 % yang mengandung pigmen astaxanthin 1 % cukup untuk meningkatkan warna menjadi lebih terang dan cemerlang, khususnya

tertutup oleh vegetasi, aliran permu- kaan menjadi kecil, karena lebih ban yak air yang mendapat kesempatan untuk meresap kedalam tanah, melalui infiltrasi atau bahkan

Menampilkan video 3D hologram objek Tandu yang bergerak, objek bergerak memutar serta mendekat kearah depan dan belakang, dengan diiringi alunan musik untuk

Tugas akhir yang berjudul “ Sistem Pemilihan Guru Terbaik Menggunakan Metode MOORA (Studi Kasus : SDN Prajegsari 1 Kecamatan Tempuran) ” disusun sebaga i salah satu syarat untuk

EVA &gt; 0, maka telah tejadi nilai tambah ekonomis (NITAMI) dalam perusahaan, sehingga semakin besar EVA yang dihasilkan maka harapan para penyandang dana dapat