• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Keperawatan Vol.19 No.1 p-issn Maret 2021 hal e-issn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Jurnal Keperawatan Vol.19 No.1 p-issn Maret 2021 hal e-issn"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

18 Pengaruh encounter group discussion terhadap kepatuhan diet dan cairan

pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang menjalani hemodialisis Oleh:

Adelia Rochma1*

1Program Studi D-III Keperawatan STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Corresponding author :*adeliarochma@gmail.com

ABSTRAK

Pembatasan diet dan cairan masih menjadi permasalahan utama pada pasien yang menjalani hemodialisis. Kondisi ini disebabkan kurangnya kepatuhan pasien terhadap pembatasan diet dan cairan. Rendahnya kepatuhan terhadap diet dan pembatasan cairan pada pasien dapat megakibatkan komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler, edema paru, morbiditas dan mortalitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh encounter group discussion kepatuhan diet dan cairan pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis.

Penelitian ini merupakan penelitian Factorial True Experiment yang menggunakan desain randomized control group-pretest posttest design dan dilakukan random allocation. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien CKD yang menjalani HD di RUMKITAL dr.Ramelan Surabaya, yaitu sebanyak 200 pasien. Besar sampel pada penelitian ini adalah 54 responden dengan anggota pada masing-masing kelompok 27 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intervensi Encounter Group Discussion dan variabel dependen adalah kepatuhan diet dan cairan. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan nilai rata-rata setiap variabel dependen dalam kelompok. Uji yang digunakan adalah uji t sampel berpasangan.

Berdasarkan hasil analisis uji t sampel berpasangan pada kepatuhan diet dan cairan, dapat diketahui bahwa pada kelompok intervensi mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi p=0,000 (p<0,05).

Kesimpulan penelitian ini adalah Encounter Group Discussion dapat meningkatkan kepatuhan diet dan cairan pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis.

Kata kunci: Encounter Group Discussion, Kepatuhan diet dan cairan, Hemodialisis.

Effect of Encounter Group Discussion on Diet and Fluid Compliance in Chronic Kidney Disease (CKD) Patients Undergoing Hemodialysis

ABSTRACT

Dietary and fluid restriction is still a major problem in patients undergoing hemodialysis. This condition is caused by a lack of patient adherence to diet and fluid restrictions. Low adherence to diet and fluid restriction in patients can lead to complications such as cardiovascular disease, pulmonary edema, morbidity and

(2)

19 mortality. The aim of this study was to determine the effect of encounter group discussion on diet and fluid adherence in CKD patients undergoing hemodialysis.

This study is a Factorial True Experiment study that uses a randomized control group-pre-test post-test design by random allocation. The population in this study were all CKD patients who underwent HD at RUMKITAL dr. Ramelan Surabaya, as many as 200 patients. The sample size in this study was 54 respondents with 27 respondents in each group. The independent variable in this study was Encounter Group Discussion and the dependent variable was dietary and fluid adherence.

Bivariate analysis was carried out to see the difference in the mean value of each dependent variable in the group. The test used is the paired sample t test.

Based on the results of paired sample t-test analysis on dietary and fluid adherence, it can be seen that the intervention group experienced a significant increase. This is indicated by the significance value of p = 0.000 (p <0.05).

The conclusion of this study is that the Encounter Group Discussion increase dietary and fluid adherence in CKD patients undergoing hemodialysis.

Keywords: Encounter Group Discussion, Dietary and fluid Adherence, Hemodialysis.

A. PENDAHULUAN

Chronic Kidney Disease (CKD) mengakibatkan ginjal tidak dapat mengeliminasi cairan dengan sempurna. Pasien tergantung pada pengobatan dialisis, baik dialisis peritoneal atau lebih umum, hemodialisis (HD) untuk mengatasinya masalah. Namun, jumlah cairan yang dikeluarkan dengan dialisis dibatasi oleh beberapa faktor, yaitu durasi dan frekuensi sesi dialisis, status hemodinamik, dan sisa fungsi ginjal pasien individu. Intake cairan pada pasien harus dibatasi untuk mencegah penumpukan cairan dalam tubuh. Pembatasan diet dan cairan masih menjadi permasalahan utama pada pasien yang menjalani hemodialisis. Kondisi ini disebabkan kurangnya kepatuhan pasien terhadap pembatasan diet dan cairan. Rendahnya kepatuhan terhadap diet dan pembatasan cairan pada pasien dapat megakibatkan komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler, edema paru, morbiditas dan mortalitas (Welch, 2014).

Prevalensi penderita CKD di Amerika Serikat mencapai 661.648 penduduk (USRDS, 2015). Tahun 2013 tercatat sebanyak 499.800 penduduk Indonesia menderita penyakit CKD. Perkumpulan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) pada tahun 2015 menyatakan bahwa prevalensi penderita CKD diperkirakan meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan kejadian penyakit Diabetes Melitus (DM) serta hipertensi. Kepatuhan terhadap pembatasan diet dan cairan pada pasien hemodialisis dapat dikatakan kurang. Perkiraan ketidakpatuhan dari 2% hingga 57% untuk diet, 10% hingga 60% untuk asupan cairan, dan 12,5%

hingga 98,8% untuk pengobatan. Kondisi ini berkontribusi terhadap morbiditas, rawat inap yang dapat dihindari, dan kematian.

Perilaku kepatuhan diet dan cairan pada pasien yang menjalani hemodialisis perlu ditingkatkan untuk menjaga kondisi Kesehatan pasien.

(3)

20 Beberapa factor dapat mempengaruhi perubahan perilaku Kesehatan seseorang, yaitu pengetahuan, skill, Health Belief dan dukungan sosial. Beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan diet dan cairan pada pasien yang menjalani hemodialisis. Edukasi menjadi salah satu dasar untuk merubah perilaku kesehatan seseorang. Penelitian yang telah dilakukan Wu,et.al pada tahun 2016 menunjukkan bahwa perilaku kesehatan individu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan self-efficacy. Self-efficacy sebagai mediator dapat memperkuat efktivitas pengobatan individu. Hal ini menunjukkan bahwa dalam memberikan edukasi perlu melibatkan pasien secara aktif sehingga dapat meningkatkan self- efficacy. Partisipasi aktif dari pasien menjadi salah satu kunci keberhasilan edukasi pada pasien.

Bellomo pada tahun 2015 melakukan penelitian dengan memberikan intervensi diskusi bersama perawat untuk membantu pasien dalam manajemen cairan. Liu pada tahun 2015 juga memberikan intervensi berupa edukasi dan diskusi bersama perawat untuk self-management pada pasien HD. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Agapito pada tahun 2017 yang berfokus pada rekomendasi diet pasien CKD. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang signifikan baik melalui penggunaan teknologi maupun peran serta perawat.

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh encounter group discussion kepatuhan diet dan cairan pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian Factorial True Experiment yang menggunakan desain randomized control group-pretest posttest design dan dilakukan random allocation. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien CKD yang menjalani HD di RUMKITAL dr.Ramelan Surabaya, yaitu sebanyak 200 pasien. Besar sampel pada penelitian ini adalah 54 responden dengan anggota pada masing-masing kelompok 27 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intervensi Encounter Group Discussion dan Variabel dependen adalah kepatuhan diet dan cairan. Intervensi Encounter Group Discussion diberikan kepada kelompok intervensi yang dilaksanakan selama tiga kali dengan jarak setiap dua minggu. Kepatuhan diet dan cairan diukur menggunakan kuesioner kepatuhan diet yang dikembangkan oleh Lusviana pada tahun 2015. Peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas untuk menjamin/meningkatkan kualitas hasil penelitian. Uji ini dilakukan di RUMKITAL dr.Ramelan Surabaya, kepada 15 pasien CKD yang tidak termasuk ke dalam sampel. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat perbedaan nilai rata-rata setiap variabel dependen dalam kelompok.

Uji yang digunakan adalah uji t sampel berpasangan.

(4)

21 C. HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik responden berdasarkan usia

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Usia K1 K2

f % f %

26 – 35 Tahun 3 11,1 2 7,4

36 – 45 Tahun 10 37 10 37,0

46 – 55 Tahun 14 51,9 15 55,6

TOTAL 27 100 27 100

2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin K1 K2

f % f %

Laki-laki 15 55,6 16 59,3

Perempuan 12 44,4 11 40,7

TOTAL 27 100 27 100

3. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat Pendidikan

Usia K1 K2

f % f %

SMA 19 70,4 22 81,5

PT 8 29,6 5 18,5

TOTAL 27 100 27 100

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan K1 K2

f % f %

PNS 5 18,5 3 11,1

TNI 1 3,7 1 3,7

Karyawan Swasta 4 14,8 2 7,4

Wiraswasta 8 29,6 7 25,9

Tidak Bekerja 9 33,3 13 48,1

TOTAL 27 100 27 100

5. Karakteristik responden berdasarkan lama menjalani HD

Tabel 5. Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama menjalani HD

Lama Menjalani HD K1 K2

f % f %

0 – 12 Bulan 8 29,6 10 37,0

12 – 24 Bulan 10 37 11 40,7

> 24 Bulan 9 33,3 6 22,2

TOTAL 27 100 27 100

6. Pengaruh Encounter Group Discussion terhadap Kepatuhan Diet dan Cairan pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis

Tabel 6. Hasil uji t berpasangan pada kepatuhan diet dan cairan Kelompok Intervensi Rata-rata

nilai pre test

Rata- rata nilai

post test

df p Kesimpulan

(5)

22 Kelompok 1 (encounter

group discussion) 6,04 8,64 26 0,000 Signifikan Kelompok 2 (control/

intervensi sesuai standar rumah sakit)

6,22 7,04 26 0,000 Signifikan

D. PEMBAHASAN

1. Encounter Group Discussion

Encounter Group Discussion dengan perawat sebagai fasilitator adalah salah satu bentuk dari upaya edukasi yang menekankan self-efficacy didalamnya. Encounter Group Discussion merupakan modifikasi dari Person Centered Counseling yang bertujuan untuk menyelesaikan sebuah masalah kesehatan Perawat sebagai fasilitator membantu menciptakan lingkungan psikologis yang dapat meningkatkan partisipasi anggota kelompok selama kegiatan. Tujuan utama dari metode ini adalah mengembangkan kemampuan individu dalam pengelolaan penyakitnya dengan saran dari perawat (Bellomo, 2015).

Pelaksanaan Encounter Group Discussion akan bervariasi pada pelaksanaannya. Kesamaannya adalah terletak pada peran perawat sebagai fasilitator yang memotivasi dan menciptakan lingkungan psikologis yang nyaman untuk anggota kelompok mengungkapkan pendapatnya. Diharapkan kelompok dapat menemukan solusi dari masalah yang dihadapi melalui pendampingan fasilitator (Bellomo, 2015). Berdasarkan tahapan perubahan perilaku seseorang, dibutuhkan waktu 2 minggu sebagai proses seseorang menerima perubahan yang harus dilakukan. Oleh sebab itu Encounter Group Discussion dapat dilakukan satu kali dalam dua minggu (Liu, 2016).

Intervensi Encounter Group Discussion pada penelitian ini diberikan kepada kelompok intervensi yang dilaksanakan selama tiga kali dengan jarak setiap dua minggu Intervensi ini bertujuan memfasilitasi pasien untuk berdiskusi kelompok sesama penderita CKD tentang masalah kesehatannya bersama kelompok yang terdiri dari sesama pasien dengan perawat sebagai fasilitator. Tema setiap pertemuan meliputi:

a. Pertemuan 1 : Review CKD dan HD

b. Pertemuan 2 : Pentingnya pengaturan diet pada CKD c. Pertemuan 3 : Manajemen cairan yang tepat pada CKD

2. Kepatuhan Diet dan Cairan

Data sebelum dan sesudah dilakukan intervensi menunujukkan adanya perbedaan pada masing-masing kelompok memiliki kepatuhan diet dan cairan yang berbeda. Nilai rata-rata pre-test kelompok 1 (Encounter Group Discussion) adalah 6.04 sedangkan nilai post-test 8.48. Nilai rata-rata pre-test pada kelompok 2 (Kelompok kontrol) adalah 6.22 sedangkan post-test 7.04.

(6)

23 Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa nilai kepatuhan diet pada masing-masing kelompok perlakuan mengalami kenaikan dari data pre-test ke data post-test. Kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan peningkata pada nilai post-test , akan tetapi peningkatan nilai lebih tinggi ditunjukkan pada kelompok intervensi.

Data pre-test dan post-test tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan uji t sampel berpasangan.Berdasarkan hasil analisis uji t sampel berpasangan pada kepatuhan diet dan cairan, dapat diketahui bahwa pada masing-masing kelompok intervensi mengalami kenaikan yang signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 (p<0,05). Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bellomo pada tahun 2015 bahwa intervensi diskusi bersama perawat dapat membantu pasien dalam manajemen cairan. Liu pada tahun 2015 juga memberikan intervensi berupa edukasi dan diskusi bersama perawat untuk self-management pada pasien HD.

3. Pengaruh Encounter Group Discussion terhadap Kepatuhan Diet dan Cairan Edukasi bersama kelompok dianggap mampu untuk memberikan dampak positif terhadap perilaku kepatuhan. Hal ini didukung oleh Kafil (2018) yang menyatakan bahwa secara umum intervensi edukasi suportif berpengaruh positif terhadap kepatuhan pasien hemodialisa. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammadpour (2015) juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada pengetahuan, motivasi dan skill self-care yang signifikan pada kelompok intervensi edukasi suportif.

Pengaruh edukasi menimbulkan rasa kepercayaan serta motivasi, sehingga dapat menimbulkan sikap untuk membatasi asupan cairan dan nutrisi.

Setelah dilakukan edukasi dapat memberikan rasa nyaman sehingga pasien merasa diperhatikan karena banyaknya dukungan yang diberikan oleh anggota kelompok dan peneliti dengan cara memberikan motivasi untuk melakukan manajemen cairan dan nutrisi dengan baik.

Edukasi bersama kelompok dianggap mampu untuk memberikan dampak positif terhadap perilaku kepatuhan. Hal ini didukung oleh Kafil (2018) yang menyatakan bahwa secara umum intervensi edukasi suportif berpengaruh positif terhadap kepatuhan pasien hemodialisa. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammadpour (2015) juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada pengetahuan, motivasi dan skill self care yang signifikan pada kelompok intervensi edukasi suportif

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Encounter group discussion memiliki pengaruh terhadap peningkatan kepatuhan diet dan cairan pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis.

(7)

24 2. Saran

Pelayanan kesehatan diharapkan mampu menyediakan layanan edukasi dengan media yang sesuai dengan kebutuhan pasien yaitu encounter group discussion yang akan diberikan.

F. DAFTAR PUSTAKA

Agapito, G., Simeoni, M., Calabrese, B., Caré, I., Lamprinoudi, T., Guzzi, P. H., Cannataro, M. (2018). Computer Methods and Programs in Biomedicine DIETOS : A dietary recommender system for chronic diseases monitoring and management. Computer Methods and Programs in

Biomedicine, 153, 93–104.

https://doi.org/10.1016/j.cmpb.2017.10.014

Cheng, T., Tarng, D., Liao, Y., & Lin, P. (2016). Effects of systematic nursing instruction on a low-phosphorus diet , serum phosphorus level and pruritus of patients on haemodialysis, 1–10. Journal of Clinical Nusing.

https://doi.org/10.1111/jocn.13471

Dharma, K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.

Diamantidis, C. J., Zuckerman, M., Fink, W., Hu, P., Yang, S., & Fink, J. C. (2012).

Article Usability of a CKD Educational Website Targeted to Patients and Their Family Members, 1553–1560. Clinical Journal of the American Society of Nephrology. https://doi.org/10.2215/CJN.03690412

Düsing, Rainer, Lottermoser, K., & Mengden, T. (2001). Compliance to drug therapy - new answer to an old question. Nephrol Dial Transpl.

Griva, K., Nandakumar, M., Ng, J. H., Lam, K. F. Y., Mcbain, H., & Newman, S. P.

(2017). Hemodialysis Self-management Intervention Randomized Trial (HED-SMART): A Practical Low- Intensity Intervention to Improve Adherence and Clinical Markers in Patients Receiving Hemodialysis, 1–

11. American Journal Kidney Disease.

https://doi.org/10.1053/j.ajkd.2017.09.014

Howren, M. B., Cozad, A. J., & Christensen, A. J. (2016). The interactive effects of patient control beliefs on adherence to fluid-intake restrictions in hemodialysis : Results from a randomized controlled trial. Journal of Behavioral Medicine https://doi.org/10.1177/1359105316631813 Ishani, A., Christopher, J., Palmer, D., Otterness, S., Clothier, B., Nugent, S., &

Nelson, D. (2016). Original Investigation Telehealth by an Interprofessional Team in Patients With CKD: A Randomized Controlled Trial, 68(1), 41–49. American Journal Kidney Disease.https://doi.org/10.1053/j.ajkd.2016.01.018

Manuscript, A., & Intake, F. (2014). NIH Public Access, 36(3), 284–298.

https://doi.org/10.1002/nur.21539.Using

Nauta, J. M., Boog, P. J. M. Van Der, Slegten, J. T., Janssen, R., & Hettinga, M.

(2013). Web-based Lifestyle Management for Chronic Kidney Disease Patients in a Clinical Setting, (c), 141–146.

Navis, G., Vogt, L., & Boog, P. J. M. Van Der. (2017). Original Investigation Sodium Restriction in Patients With CKD: A Randomized Controlled Trial of

(8)

25

Self-management Support, 69(5), 576–586.

https://doi.org/10.1053/j.ajkd.2016.08.042

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan (Revisi, 20). Jakarta: Rineka Cipta.

Pasyar, N., Rambod, M., Sharif, F., Rafii, F., & Pourali-Mohammadi, N. (2015).

Improving adherence and biomedical markers in hemodialysis patients:

The effects of relaxation therapy. Complementary Therapies in Medicine, 23(1), 38–45. https://doi.org/10.1016/j.ctim.2014.10.011 Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2017). Situasi Penyakit Ginjal Kronis.

InfoDATIN. Retrieved from

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd

=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjmltCm4r_VAhXHkZQKHVn_CpQQF ggmMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.depkes.go.id%2Fdownload.php

%3Ffile%3Ddownload%2Fpusdatin%2Finfodatin%2Finfodatin%2520 ginjal%25202017.pdf&usg=A

Sabate, E. (2001). WHO Adherence Meeting Report. Geneva: World Health Organization.

Setiawati. (2008). Proses Pembelajaran dalam Pendidikan Kesehatan. Jakarta:

Trans Info Media.

Suliha, U. (2002). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan (Cetakan 1).

Jakarta: EGC.

Teng, H., Yen, M., Fetzer, S., Sung, J., & Hung, S. (2013). Effects of Targeted Interventions on Lifestyle Modifications of Chronic Kidney Disease Patients : Randomized Controlled Trial. Western Journal of Nursing Resarch. https://doi.org/10.1177/0193945913486202

Timmerman, G. M., Tahir, M. J., Lewis, R. M., Samoson, D., Temple, H., & Forman, M. R. (2017). Self-management of dietary intake using mindful eating to improve dietary intake for individuals with early stage chronic kidney

disease. Journal of Behavioral Medicine.

https://doi.org/10.1007/s10865-017-9835-1

USRDS. (2015). Chapter 1: Incidence, prevalence, patient characteristics, and treatment modalities. 2015 Annual Data Report, 2, 139–58.

WHO. (2015). Global Tuberculosis Report (20th ed.). France: WHO Library Cataloguing-in-Publication Data.

Wu, S. V., Hsieh, N., Lin, L., & Tsai, J. (2016). Prediction of self-care behaviour on the basis of knowledge about chronic kidney disease using self-efficacy as a mediator, (1), 1–10. Journal of Clinical Nusing.

https://doi.org/10.1111/jocn.13305

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia

Referensi

Dokumen terkait

Hasil nilai uji t sebesar 1,95, sedangkan nilai t tabel untuk db 31 adalah sebesar 2,03951, karena hasil hitung lebih kecil dari nilai t tabel maka dikatakan bahwa tidak

Nama Jurnal, Tahun terbit, Volume, Nomor,

1) Siswa ditekankan untuk lebih fokus dan teliti dalam membaca materi surat ad-Ḍuha agar bacaan fasih dan benar. 2) Guru lebih menekan pada penggunaan metode drill and

Berikut adalah pengumpulan data satu tahun lalu pada bulan Februari 2018 - januari 2019. yang digunakan penelitian ini pada PT Kayu Lapis Asli Murni. Failure and repair time

Berdasarkan Tabel 2 distribusi frekuensi stres psikososial keluarga pasien COVID-19 sesudah dilakukan pemberian terapi relaksasi otot progresif mayoritas responden

Dalam model analisis jalur yang digunakan pada penelitian ini terdapat empat variabel masukan, yaitu kinerja karyawan sebagai variabel dependen dilambangkan dengan

Dari hasil observasi dapat dilihat aktivitas guru adalah sebagai berikut; Guru telah menyiapkan rencana pelajaran dan media dengan baik sehingga dapat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode