• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Serambi Edukasi e-issn p-issn Vol 5, No. 1, Maret 2021, pp

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Serambi Edukasi e-issn p-issn Vol 5, No. 1, Maret 2021, pp"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Doi : This is an open access article under the CC–BY-SA license.

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran

Quantum Teaching pada Pokok Bahasan Rantai Makanan Siswa

Kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh Tahun Pelajaran 2017/2018

Improving Science Learning Results Through Quantum Teaching

Learning Models in Food Chain Discussion of Class Student VI/D

MIN 1 Banda Aceh City Academic Year 2017/2018

Ismaidar

Guru Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Kota Banda aceh, Provinsi Aceh, Indonesia Tanggal Submisi: 11 Maret 2021, Tanggal Penerimaan: 20 Maret 2021

Abstrak

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Kuantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh. Tehnik pengumpulan data menggunakan dokumen, observasi, dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: nilai rata-rata pada pra siklus diperoleh sebesar 33,24 (31%), pada siklus I sebesar 73,48 (67%) dan pada siklus II diperoleh sebesar 84,77 (100%). Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa model pembelajaran Kuantum Teaching mampu meningkatkan hasil belajar IPA.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kuantum Teaching

Abstract

The purpose of this classroom action research is to determine the use of quantum teaching learning models can improve learning outcomes in science class VI/D MIN 1 Banda Aceh. The form of this research is classroom action research consisting of two cycles, each cycle consisting of four stages, namely planning, implementing, observing and reflecting. The research subjects were students of class VI/D MIN 1 Banda Aceh City. Data collection techniques using documents, observation, and interviews. Based on the research results it can be concluded: the pre-cycle average value was 33.24 (31%), in the first cycle it was 73.48 (67%) and in the second cycle it was 84.77 (100%). Based on the research results, it can be seen that the Quantum Teaching learning model can improve science learning outcomes.

(2)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

PENDAHULUAN

Proses kegiatan belajar mengajar berlangsung suatu proses pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang berkualitas diharapkan kedua proses tersebut hendaknya dikelola dan dilaksanakan dengan baik dan berarti. Suatu proses pengajaran dikatakan berhasil bila terjadi strukturisasi situasi perubahan tingkah laku siswa.

Tujuan setiap proses pembelajaran adalah diperolehnya hasil yang optimal. Hal ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun emosional. Tujuan pembelajaran bidang pendidikan sebagaimana tercantum dalam SISDIKNAS 2003 yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berakhlak, berkeahlian, berdaya saing, maju dan sejahtera dalam wadah negara Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air, berdasarkan hukum dan lingkungannya, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggi serta disiplin (BSPN, 2006:5).

Salah satu unsur yang turut menentukan kualitas Sumber Daya Manusia yaitu penguasaan IPA. Salah satu mata pelajaran yang ada di SD/MIN yang perlu ditingkatkan kualitasnya adalah IPA dan SD/MIN merupakan tempat pertama siswa mengenal konsep-konsep dasar IPA, karena itu pengetahuan yang diterima siswa hendaknya menjadi dasar yang dapat dikembangkan di tingkat sekolah yang lebih tinggi di samping mempunyai kegiatan praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Abdullah (1998: 18) IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan

(3)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain.

Tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar seperti yang diamanatkan dalam Kurikulum 2013 tidaklah hanya sekedar siswa memiliki pemahaman tentang alam semesta saja. Melainkan melalui pendidikan IPA siswa juga diharapkan memiliki kemampuan, (1) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, (2) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Oleh karena itu IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang penting bagi siswa karena perannya sangat penting berguna dalam kehidupan sehari-hari. (Sri Sulistyorini, 2007: 42).

Kenyataan yang terjadi, mata pelajaran IPA tidak begitu diminati dan kurang disukai siswa. Bahkan siswa beranggapan mata pelajaran IPA sulit untuk dipelajari. Akibatnya rata-rata hasil belajar siswa cenderung lebih rendah dibanding mata pelajaran lainnya. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh pada tanggal 15 Agustus 2017 dan data hasil ulangan materi rantai makanan, prestasi belajar siswa masih rendah. Persentasi siswa tuntas hanya 33% persen dari 45 siswa dan untuk siswa seluruhnya diperlukan remedial.

Rendahnya hasil belajar IPA siswa dibanding mata pelajaran lain karena guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa sebagai penerima pengetahuan yang pasif. Siswa yang belajar tinggal datang ke sekolah duduk mendengarkan, mencatat, dan mengulang kembali di rumah serta menghafal untuk menghadapi ulangan. Pembelajaran seperti ini membuat siswa pasif karena siswa berada pada rutinitas yang membosankan sehingga pembelajaran kurang menarik. Pada

(4)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

umumnya pembelajaran lebih banyak memaparkan fakta, pengetahuan, hukum, kemudian biasa dihafalkan bukan berlatih berpikir memecahkan masalah dan mengaitkannya dengan pengalaman empiris dalam kehidupan nyata sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna.

Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti harus menerapkan model pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik agar minat dan kemauannya untuk mencapai hasil belajar bisa maksimal. Model pembelajaran yang dipilih peneliti adalah model pembelajaran Kuantum Teaching. Ernawati (2013:169) menyatakan pembelajaran Quantum merupakan suatu cara pandang baru yang memudahkan proses belajar siswa dengan pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansa yang ada di dalam dan di sekitar situasi lingkungan belajar melalui interaksi yang ada di sekitar kelas.

Pembelajaran Kuantum Teaching adalah mengorganisasikan berbagai interaksi proses pembelajaran menjadi cahaya yang melejitkan prestasi siswa menyingkirkan hambatan belajar melalui penggunaan cara dan alat yang tepat. Seperti memanfaatkan ikon-ikon sugesti yang membangkitkan semangat belajar siswa, penyajian materi yang prima sehingga siswa belajar secara mudah dan alami (Bobbi De Porter dan Mark Reardon, 2005 : 5).

Pembelajaran Kuantum Teaching merupakan refleksi pentingnya guru mengelola proses pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dan kreatif baik dari segi fisik, mental dan emosional (DePorter; 2011:32). Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti tergerak untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kuantum Teaching

(5)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

Pada Pokok Bahasan Rantai Makanan Siswa Kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh Tahun Pelajaran 2017/2018”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertempat di MIN 1 Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober semester ganjil tahun pelajaran 2017-2018. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh tahun ajaran 2017-2018, dengan jumlah siswa 45 siswa terdiri dari 24 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Hal ini dikarenakan penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi di lapangan yaitu pembelajaran materi luas permukaan bangun ruang yang bersifat abstrak dan berpengaruh terhadap penguasaan konsep IPA.

Adapun desain penelitian tindakan yang ditempuh dalam penelitian ini mengikuti alur penelitian tindakan yang dikemukakan oleh Kemmis & McTaggart (dalam Depdikbud, 1999:6) yang meliputi 4 komponen antara lain: (1) kegiatan perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data mengenai partisipasi dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola KBM. Kemudian data hasil tes dianalisis secara deskriptif, yakni dengan membandingkan hasil tes antar siklus. Yang dianalisis adalah perubahan hasil belajar sebelum dan sesudah mengalami tindakan tergantung dari berapa banyak siklusnya.

(6)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I

1. Perencanaan

Berdasarkan data hasil pengamatan langsung tanggal 05 September 2017 terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru dalam menyampaikan belajar IPA materi rantai makanan untuk mengetahui gambaran awal kegiatan pembelajaran di kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh masih terdapat banyak kekurangan, antara lain guru kurang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (respon siswa kurang), aktivitas siswa kurang, dan masih kurangnya ketuntasan belajar siswa kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh.

Tabel Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus

No Ketuntasan Jumlah Siswa Jumlah Persen (%) 1 Tuntas 15 33 % 2 Belum Tuntas 30 67 % Jumlah 45 100% 2. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah atau tindakan yang dilakukan, direncanakan secara teliti oleh peneliti yang kemudian dikonsultasikan dengan guru pengampu untuk dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan. Peneliti menyusun lembar observasi yang akan digunakan untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa selama proses pembelajaran dan observasi keterampilan mengajar guru dengan menggunakan model pembelajaran Kuantum Teaching, sedangkan sebagai alat evaluasinya guru dan peneliti

(7)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

membuat soal ulangan berbentuk uraian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi rantai makanan.

3. Observasi

a. Hasil observasi bagi guru

Dari data observasi dalam siklus 1 selama 3 kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai berikut; Guru telah menyiapkan rencana pembelajaran dengan baik, guru telah membuka pelajaran dengan baik, guru telah memberi pengantar dan tanya jawab mengenai materi yang diajarkan guna meningkatkan motivasi siswa, guru dalam bertanya jawab hanya menunjuk siswa yang duduk di bagian depan dan belakang, untuk yang dibagian tengah kurang diperhatikan, memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas, guru belum memberikan teguran secara tegas pada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, guru belum optimal dalam memberi pujian kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan pengelolaan waktu pada langkah-langkah pembelajaran kurang ditaati oleh guru, jadi aplikasi pengajaran kurang terealisasi dengan baik.

b. Hasil observasi bagi siswa

Dari data observasi pada siklus I diperoleh data hasil belajar afektif siswa sebagai berikut; Kemauan siswa untuk menerima pelajaran sudah menunjukkan peningkatan, perhatikan siswa sudah baik dalam memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru tapi masih perlu ditingkatkan, perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru, dua per tiga dari keseluruhan siswa sudah berani mengajukan pertanyaan dan pendapat, siswa menunjukkan peningkatan kerjasama dalam kelompok, keberanian siswa maju ke depan untuk mempresentasikan hasil tugas observasi masih kurang, kemauan dalam berdiskusi dengan teman kelompok sudah baik.

(8)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

Tabel Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I

No Ketuntasan Jumlah Siswa Jumlah Persen (%) 1 Tuntas 30 67 % 2 Belum Tuntas 15 33 % Jumlah 45 100 %

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan siklus 1, siswa memperoleh nilai 60-64 sebanyak 6 siswa atau 13,33 %, siswa memperoleh nilai 65-69 sebanyak 6 siswa atau 13,33 %, siswa mendapat nilai 70-74 sebanyak 3 siswa atau 6,67 %, siswa mendapat nilai 75-80 sebanyak 23 siswa atau 51,11 %, dan siswa mendapat nilai 81-85 sebanyak 7 siswa atau 15,56 %.

4. Refleksi

Dalam penelitian tindakan kelas siklus I masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan, antara lain:

1) Bagi Guru

Guru masih belum optimal dalam meningkatkan perhatian siswa pada saat proses belajar mengajar; Guru kurang tegas dalam menegur siswa yang kurang memperhatikan pelajaran; Guru hanya menunjuk siswa yang berada di barisan belakang (belum menyeluruh); Guru belum optimal memberikan pujian bagi siswa yang telah menjawab pertanyaan dengan benar; Guru belum melaksanakan alokasi waktu KBM dengan baik; Guru belum optimal dalam memantau kegiatan siswa dalam kelas.

2) Bagi Siswa

Masih ada beberapa siswa yang sulit memahami rantai makanan; Beberapa siswa kesulitan memahami materi tentang rantai makanan; Siswa sudah lumayan aktif

(9)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

dalam kegiatan belajar mengajar, namun masih perlu ditingkatkan lagi agar hasil belajar lebih maksimal.

Siklus II

1. Perencanaan

Pada tahapan perencanaan ini peneliti membuat perancanaan sebagai berikut: Menyusun kembali rencana pelaksanaan pembelajaran; Lebih mengoptimalkan pembelajaran Kuantum Teaching dalam pembelajaran; Memberikan pengulangan pada materi tentang rantai makanan.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Kuantum Teaching dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

3. Observasi

a. Hasil observasi guru

Dari hasil observasi dapat dilihat aktivitas guru adalah sebagai berikut; Guru telah menyiapkan rencana pelajaran dan media dengan baik sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi rantai makanan, guru telah mampu mengelola kelas dengan menciptakan suasana kelas sesenang mungkin dan menegur siswa yang kurang memperhatikan pelajaran atau yang berintermeso (rame) selama diskusi, guru lebih merespon pertanyaan dan pendapat siswa, guru sudah memberi pujian kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dan pada kelompok yang melakukan percobaan dengan baik dan kooperatif, serta merayakan keberhasilan dengan bernyanyi bersama, guru sudah memberi bimbingan pada individu siswa dan pada kelompok yang mengalami kesulitan pada saat melakukan percobaan maupun berdiskusi.

(10)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran) b. Hasil observasi siswa

Dari data observasi pada siklus II diperoleh data hasil belajar afektif siswa sebagai berikut; Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh, kemauan untuk menerima pelajaran dari guru meningkat, perhatian, minat, dan motivasi terhadap penjelasan guru meningkat, siswa aktif dalam pembelajaran, sudah banyak siswa yang berani mengajukan pertanyaan dan pendapat, kerjasama dalam kelompok meningkat, dan seluruh siswa mengerjakan tugas baik tugas individu atau tugas kelompok.

Tabel Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II

No Ketuntasan Jumlah Siswa

Jumlah Persen (%)

1 Tuntas 45 100 %

2 Belum Tuntas 0 0 %

Jumlah 45 100 %

Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2017

Dari data frekuensi nilai hasil belajar IPA siklus II pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 75-80 sebanyak 22 siswa atau 48,89 %, siswa yang mendapat nilai 81-85 sebanyak 6 siswa atau 13,33 %, siswa mendapat nilai 86-90 sebanyak 7 siswa atau 15,56 %, dan siswa yang memperoleh nilai 91-95 sebanyak 10 siswa atau 22,22 %.

Tabel Hasil Tes Kognitif Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Keterangan Pra Siklus Siklus I Siklus II

Nilai Terendah 50 60 75

Nilai Tertinggi 75 83 95

Rata-Rata Nilai 33,24 73,48 84,77

(11)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

Gambar Diagram Perkembangan Prestasi Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I & II

Nilai terendah yang diperoleh siswa pada pra siklus 50, pada siklus I naik menjadi 60, dan pada siklus II naik lagi menjadi 75. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada pra siklus I sebesar 75, pada siklus I naik menjadi 83, dan pada siklus II naik lagi menjadi 95. Nilai rata-rata kelas juga terjadi peningkatan yaitu pada pra siklus sebesar 33,24, siklus I 73,48, dan pada siklus II 84,77. Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 75) pada pra siklus 33 %, tes siklus I 67 % setelah dilakukan refleksi terdapat 15 siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 75), namun secara keseluruhan sudah meningkat hasil belajarnya bila dilihat dari presentase ketuntasan siswa, dan pada tes siklus II menjadi 100 % setelah dilakukan refleksi II semua siswa sudah mencapai ketuntasan.

Dari data di atas diperoleh hasil bahwa adanya peningkatan dan penurunan indikator penilaian yang terjadi pada pra siklus, tes siklus I, tes siklus II. Peningkatan ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran Kuantum Teaching menjadikan kegiatan belajar mengajar lebih efektif, sebab siswa lebih banyak mengeluarkan pendapat, tidak hanya mendengar menyimak dan mencatat. Siswa diberi

Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-Rata Nilai Siswa Belajar Tuntas 50 75 33,24 33 60 83 73,48 67 75 95 84,77 100

Perkembangan Prestasi Siswa

(12)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

kesempatan berdiskusi, melakukan percobaan dan mendemonstrasikan hasil percobaan, siswa juga diberi penguatan dan pujian sehingga lebih termotivasi belajar.

4. Refleksi

Dalam penelitian tindakan kelas siklus II sudah mengalami banyak peningkatan. 1) Bagi guru

Guru dapat meningkatkan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran; Guru sudah menegur siswa yang kurang memperhatikan proses pembelajaran; Guru meningkatkan interaksi dengan siswa; Guru sudah memberi bimbingan individu/kelompok; Guru sudah memberi pujian dan perayaan bagi siswa yang menjawab pertanyaan dengan baik dan kelompok yang bekerja atau melakukan kegiatan dengan baik dan kooperatif.

2) Bagi siswa

Sebagian besar siswa sudah paham mengenai rantai makanan; Siswa mampu menyebutkan jaring-jaring makanan. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat, baik hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Kuantum Teaching pada pembelajaran IPA rantai makanan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh pada materi rantai makanan meningkat dengan menerapkan model pembelajaran Kuantum Teaching baik dilihat dari aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada pra siklus sebesar 33,24, siklus I 73,48, dan pada siklus II 84,77.

(13)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

Untuk siswa tuntas belajar (nilai ketuntasan 75) pada pra siklus 33 %, tes siklus I 67 % setelah dilakukan refleksi terdapat 15 siswa yang tidak tuntas (nilai ulangan dibawah 75), namun secara keseluruhan sudah meningkat hasil belajarnya bila dilihat dari presentase ketuntasan siswa, dan pada tes siklus II menjadi 100 % semua siswa sudah mencapai ketuntasan.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Kuantum Teaching pada kelas VI/D MIN 1 Kota Banda Aceh Tahun Pelajaran 2017/2018, maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi peserta didik MIN 1 Kota Banda Aceh pada khususnya sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah, Penelitian dengan class-room action research membantu dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.

2. Bagi Guru, Untuk meningkatkan hasil belajar materi rantai makanan, kreativitas siswa dan keefektivan pembelajaran diharapkan menggunakan model pembelajaran Kuantum Teaching.

3. Bagi Siswa, hendaknya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide atau pemikiran pada proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga memperoleh hasil belajar yang optimal.

4. Bagi Peneliti Lain, dapat menjadikan laporan ini sebagai rujukan dalam hal penyusunan Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sehingga menjadikan peneliti- peneliti yang berkualitas demi mencerdaskan anak bangsa.

(14)

Ismaidar (Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Aly dan Eny Rahma. 1998. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Bobbi dan Mike Henarchi. 2005. Quantum Learning. Terjemahan Aliyah

Abdurrahman Cetakan ke-18, Bandung: Kaifa.

BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

Depdiknas. 2003. KBK, Kurikulum dan Hasil Belajar, Kompetensi Dasar Mapel Sains SD dan MI. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

DePorter, Bobbi, dkk. 2011. Quantum Teaching. Bandung: KAIFA.

Ernawati. (2013). “Development of Interactive Media for ICT Learning at Elementary School Based on Student Self Learning”. Journal of Education and Learning. Sri Sulistyorini. 2007. Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Yogyakarta: Tiara Karya.

Gambar

Tabel Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus
Tabel Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus I
Tabel Hasil Tes Kognitif Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Gambar Diagram Perkembangan Prestasi Siswa Pada Pra Siklus, Siklus I & II

Referensi

Dokumen terkait

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan

menggambarkan mengenai alasan penulis mengambil pokok masalah yang berjudul “Studi tentang pemahaman para pendeta jemaat di GPM Klasis Pulau Ambon terhadap konflik yang

Sistem yang mampu untuk menangani permasalahan tersebut adalah sistem pakar Hasil penelitian merupakan terciptanya sebuah aplikasi Sistem Pakar yang dapat digunakan dalam

Berdasarkan Tabel 2 distribusi frekuensi stres psikososial keluarga pasien COVID-19 sesudah dilakukan pemberian terapi relaksasi otot progresif mayoritas responden

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing PENDAPATAN (BEBAN) NON

Komunikasi sebagai suatu proses artinya bahwa komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta berkaitan satu

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode