• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 19"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 19+ KARYA BOIM LEBON

BERDASARKAN TINJAUAN PSIKOANALISIS FREUD

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Psikologi Sastra

Menurut Wellek dan Austin (1989: 90) psikologi secara sempit dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa. Sedangkan sastra adalah ilmu tentang karya seni dengan tulis-menulis. Maka jika diartikan secara keseluruhan, psikologi sastra merupakan ilmu yang mengkaji karya sastra dari sudut kejiwaannya.

Beberapa tokoh psikologi terkemuka seperti Jung, Adler, Freud, dan Brill memberikan inspirasi yang banyak tentang pemecahan misteri tingkah laku manusia melalui teori-teori psikologi.

Akan tetapi, di antara mereka, Freudlah yang secara langsung berbicara tentang proses penciptaan seni sebagai akibat tekanan dan timbunan masalah di alam bawah sadar yang kemudian disublimasikan ke dalam bentuk penciptaan karya seni. Psikologi yang dikembangkan oleh Freud ini dinamakan

psikoanalisis. Oleh sebab itu, teori psikoanalisis ini yang banyak diterapkan dalam pendekatan psikologis.

Istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Yang kedua adalah studi proses kreatif. Yang ketiga studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra dan yang keempat mempelajari dampak sastra pada pembaca (psikologi pembaca).

(2)

pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan dipusatkannya perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin yang terkandung dalam karya sastra.

Menurut Harjana (1991: 60) pendekatan psikologi sastra dapat diartikan sebagai suatu cara analisis berdasarkan sudut pandang psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam menghayati dan mensikapi kehidupan. Disini fungsi psikologi itu sendiri adalah melakukan penjelajahan kedalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh yang terdapat dalam karya sastra dan untuk mengetahui lebih jauh tentang seluk-beluk tindakan manusia dan responnya terhadap tindakan lainnya.

Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli mengenai psikologi sastra. Jadi, psikologi sastra adalah cabang ilmu sastra yang mengkaji sudut kejiwaan karya sastra tersebut baik dari unsur pengarang, tokoh, maupun pembacanya. Dengan dipusatkannya perhatian pada tokoh-tokoh, maka akan dapat dianalisis konflik batin yang terkandung dalam karya sastra.

B. Pengertian Penokohan

Penokohan merupakan salah satu unsur intrinsik yang terdapat dalam karya sastra. Tokoh cerita menurut Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2000: 165) adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa tokoh adalah individu rekaan pada sebuah cerita sebagai pelaku yang mengalami peristiwa dalam cerita.

Aminuddin (dalam Nurgiyantoro, 1995:79-80) menyatakan terdapat dua macam tokoh dalam suatu cerita, yaitu :

1. Tokoh utama

(3)

sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.Bahkan pada novel-novel tertentu, tokoh utama senantiasa hadir dalam setiap kejadian dan dapat ditemui dalam tiap halaman buku cerita yang bersangkutan.

2. Tokoh pembantu

Tokoh pembantu adalah tokoh yang memiliki peranan tidak penting dalam cerita dan kehadiran tokoh ini hanya sekedar menunjang tokoh utama.

C. Teori Kepribadian Psikoanalisis Berdasarkan Sigmund Freud

Freud sebagai pemikir besar abad ke-20 yang turut menentukan cara bagaimana kita memandang dunia dan diri kita sendiri. Penemuan yang mengakibatkan nama Freud menjadi mashur adalah psikoanalisa. Sebagai pendiri psikoanalisa,1 walaupun psikoanalisa ini berasal dari campur tangan ide-ide Josep Breuer namun istilah ini diciptakan oleh Freud sendiri dan muncul untuk pertama kali pada tahun 1896. Di sini Freud tidak memberikan suatu batasan dalam arti yang sebenarnya. Secara agak umum boleh dikatakan bahwa psikonalisa merupakan suatu pandangan baru tentang manusia pada abad 20-an, dimana ketidaksadaran memainkan peranan sentral. Pandangan ini mempunyai relevansi praktis, karena dapat digunakan dalam mengobati pasien-pasien yang mengalami gangguan-gangguan psikis. Teori psikoanalisa lahir dari praktek dan tidak dari sebaliknya.2

Maka dari itu untuk mempelajari seseorang kita harus menganalisa jiwa orang tersebut sampai kita dapat melihat keadaan dalam alam ketidaksadarannya, yang selama ini tertutup oleh alam sadar. Sehubungan dengan eksperimen-eksperimen yang dilakukan dan teori-teori yang dikemukakannya, maka dalam psikoanalisa dikenal adanya tiga aspek yaitu

(4)

psikoanalisa sebagai teori kepribadian, psikoanalisa sebagai teknik evaluasi kepribadian dan psikoanalisa sebagai teknik terapi (penyembuhan).3

1. Psikoanalisa Sebagai Teori Kepribadian Struktur kepribadian

Menurut Freud kepribadian terdiri atas tiga sistem atau aspek yaitu:

id (aspek biologis), ego (aspek psikologis) dan superego (aspek sosiologis).4

Untuk mempelajari dan memahami sistem kepribadian manusia, Freud berusaha mengembangkan model kepribadian yang saling berhubungan dan menimbulkan ketegangan antara satu dengan yang lainnya. Konflik dasar ketiga sistem kepribadian tersebut dapat menciptakan energi psikis individu dan memiliki sistem kerja, sifat serta fungsi yang berbeda. Meskipun demikian antara satu dengan yang lainnya merupakan satu tim yang saling bekerja sama dalam mempengaruhi perilaku manusia.

Id merupakan lapisan psikis yang paling dasariah, kawasan eros dan thanos berkuasa. Dalam id terdapat naluri-naluri bawaan biologis (seksual dan agresif, tidak ada pertimbangan akal atau etika dan yang menjadi pertimbangan kesenangan) serta keinginan-keinginan yang direpresi. Hidup psikis janin sebelum lahir dan bayi yang baru dilahirkan terdiri dari id saja. Jadi id sebagai bawaan waktu lahir merupakan bahan dasar bagi pembentukan hidup psikis lebih lanjut.5 Sedangkan naluri id merupakan prinsip kehidupan yang asli atau pertama, yang oleh Freud dinamakan prinsip kesenangan, yang tujuannya adalah untuk membebaskan seseorang dari ketegangan atau mengurangi jumlah ketegangan sehinga menjadi lebih sedikit dan untuk menekannya sehingga sedapat mungkin

3 Dr. Singgih Dirgagunarsa, Pengantar Psikoogi (Jakarata: Mutiara, 1978), hlm. 61-62

(5)

menjadi tetap. Ketegangan dirasakan sebagai penderitaan atau kegerahan sedangkan pertolongan dari ketegangan dirasakan sebagai kesenangan.6

Id tidak diperintahkan oleh hukum akal atau logika dan tidak memiliki nilai etika ataupun akhlak. Id hanya didorong oleh satu pertimbangan yaitu mencapai kepuasan bagi keinginan nalurinya, sesuai dengan prinsip kesenangan.7

Menurut Freud ada dua cara yang dilakukan oleh id dalam memenuhi kebutuhannya untuk meredakan ketegangan yang timbul yaitu melalui reflek seperti berkedip dan melalui proses primer seperti membayangkan makanan pada saat lapar. Sudah pasti dengan membayangkan saja kebutuhan kita tidak akan terpenuhi melainkan hanya membantu meredekan ketegangan dalam diri kita. Agar tidak terjadi konflek maka dari itu diperlukan sistem lain yang dapat merealisasikan imajinasi itu menjadi kenyataan sistem tersebut adalah ego.8

Ego merupakan pelaksanaan dari kepribadian, yang mengontrol dan memerintahkan id dan superego serta memelihara hubungan dengan dunia luar untuk kepentingan seluruh kepribadian yang keperluannya luas. Jika ego melakukan faal pelaksanaannya dengan bijaksana akan terdapat keharmonisan dan keselarasan. Kalau ego mengarah atau menyerahkan kekususannya terlalu banyak kepada id, kepada superego ataupun kepada dunia luar akan terjadi kejanggalan dan kesadarannya pun tidak teratur.

Selain itu ego juga merupakan hasil dari tindakan saling mempengaruhi lingkungan garis perkembangan idividu yang ditetapkan oleh keturunan dan dibimbing oleh proses-proses pertumbuhan yang wajar. Ini berarti bahwa setiap orang memiliki potensi pembawaan untuk berpikir dan menggunakan akalnya. Sehingga dapat dikatakan bahwaa kebanyakaan ego bekerja di bidang kesadaran, terkadang juga pada alam ketidaksadaran

6 Calvin S. Hall, Freud Seks Obresi Trauma Dan Katarsis, terj. Dudi Misky (Jakarta: Debapratesa, 1995), hlm. 29-30

7 Ibid., hlm. 35

(6)

dan melindungi individu dari gangguan kecemasan yang disebabkan oleh tuntutan id dan superego.

Superego memiliki kode moral dan pertimbangan hukum. Hal ini mengarahkan superego untuk berbicara tentang nilai-nilai seperti baik dan buruk, benar atau salah, pantas atau tidak pantas. Superego meletakkan segala sesuatunya tidak berdasarkan pada kesenangan lebih pada kesempurnaan.

Dengan kata lain superego dianggap pula sebagai moral kepribadian. Adapun fungsi pokok dari superego jika dilihat dari hubungan dengan ketiga aspek kepribadian adalah merintangi impuls-impuls ego terutama impuls-impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat ditentang oleh masyarakat dan mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralistis daripada yang realistis serta mengejar kesempurnaan yang diserap individu dari lingkungannya.

Sedangkan dalam superego yang bersifat ideal, Freud membaginya kedalam dua kumpulan yaitu suara hati (cansience) dan ego ideal. Kata hati didapat melalui hukuman oleh orang tua, sedangkan ego ideal dipelajari melalui penggunaan penghargaan.

(7)

BAB III PEMBAHASAN

Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Sigmund Freud bahwa terdapat tiga aspek yang mempengaruhi psikologis seseorang, yaitu Id, Ego dan Superego. Dalam novel 19+ karya Boim Lebon, peneliti akan menganalisis karakter tokoh utama Wanita yaitu tokoh Fida.

1. Aspek Id (terletak dibagian tak sadar) yang merupakan sumber energi psikis.

Aspek Id yang terdapat pada tokoh Fida dalam novel 19+ karya Boim Lebon tergambar pada keinginan Fida untuk langsung menikah kalau ada cowok yang suka dengannya.

Berikut kutipan dalam novel:

“Ya, gue...pengin langsun nikah kalo ada cowok yang suka sama gue dan gue suka ama tuh cowok,” jawab gue lagi, pasti

2. Aspek Ego (terletak di antara alam sadar dan tak sadar) sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan dan larangan superego.

Aspek ego yang terdapat pada tokoh Fida adalah baginya nikah pada usia sembilan belas itu sah dan cukup walau ia juga baru masuk kuliah.

Berikut kutipan dalam novel:

Aneh, ya. Bagi anak muda zaman sekarang diajak ngomong soal nikah, kenapa jadi alergi gitu? Padahal nikah itu sah-sah saja. Dan nikah pada usia sembilan belas itu menurut gue cukup, meskipun gue baru masuk kuliah.

(8)

Aspek superego yang terdapat pada tokoh Fida adalah ia memilih menikah di usia muda dan ada proses taaruf atau perkenalan tetapi tanpa ada status pacaran yang merugikan.

Berikut kutipan dalam novel:

“yach...,gitu” jawab gue sedikit bingung. “Tapi ya, tetap ada proses taaruf-nya dulu agar satu sama lain memiliki rasa saling suka, enggak kayak sekarang ini tiba-tiba lo nembak gue buat jadi pacar. Emangnya gue cilok rasa duren yang menarik dan kemudian bisa langsung lo beli gitu aja?”

1. Aspek Id (terletak dibagian tak sadar) yang merupakan sumber energi psikis.

Aspek Id yang terdapat pada tokoh Fida dalam novel 19+ karya Boim Lebon tergambar pada keinginan Fida untuk menerima permintaan tolong Sairaji yang meminta untuk menjaga dan menemani ibunya yang sedang sakit di rumah karena Sairaji harus mengantar neneknya ke rumah sakit.

Berikut kutipan dalam novel:

“Oke, gue ke sana!” jawab gue kemudian memecahkan kebingungan Sairaji.

2. Aspek Ego (terletak di antara alam sadar dan tak sadar) sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan dan larangan superego.

Aspek ego yang terdapat pada tokoh Fida adalah sebelum berangkat ke rumah Sairaji, ia harus memberi tahu Bapaknya yang sedang di luar rumah untuk mengaji sedangkan Bapaknya tidak membawa HP. Ia mempertimbangkan apakah harus menunggu Bapaknya sampai pulang atau tidak.

Berikut kutipan dalam novel:

Tapi, sebelum berangkat, gue harus ngasih tahu Bokap. Sayang, HP Bokap ada di rumah, berarti dia ngaji enggak bawa HP dan enggak akan bisa ditelpon.

Apa harus menunggu sampai Bokap pulang? Yah, sebaiknya begitu. Mendingan nunggu Bokap pulang baru bilang bahwa gue akan main ke rumah teman karena ada sesuatu yang sangat penting.

(9)

3. Aspek Superego (terletak sebagian di bagian sadar dan sebagian lagi di bagian taksadar) bertugas mengawasi dan menghalangi pemuasan.

Aspek superego yang terdapat pada tokoh Fida adalah ia memilih langsung pergi tanpa menunggu Bapaknya yang terlalu lama tidak pulang-pulang,

sedangkan Sairaji sudah menelponnya untuk segera datang.

Berikut kutipan dalam novel:

Gue pun siap-siap.

Lalu gue tulis surat. Dalam surat itu gue izin ke rumah teman, ‘bahwa dikarenakan nenek teman Fida sakit, maka Fida harus menjaga ibunya...’

Setelah itu gue pergi.

1. Aspek Id (terletak dibagian tak sadar) yang merupakan sumber energi psikis.

Aspek Id yang terdapat pada tokoh Fida dalam novel 19+ karya Boim Lebon tergambar pada keinginan Fida untuk bertemu dengan Sairaji.

Berikut kutipan dalam novel:

Jadi ceritanya sehabis ngambil setoran roti, kebetulan ada sebuah warung yang enggak jauh dari rumah Sairaji. Gue bisa mampir ngantarin roti untuk dia, Ibunya, dan Neneknya. Hm, ini alasan yan kuat untuk ketemu dia lagi.

2. Aspek Ego (terletak di antara alam sadar dan tak sadar) sebagai penengah yang mendamaikan tuntutan dan larangan superego.

Aspek ego yang terdapat pada tokoh Fida adalah ia tak ingin berterus terang kepada Rohimah kemana ia akan pergi. Tetapi berbohong itu juga tidak baik.

Berikut kutipan dalam novel:

Berbohong itu enggak baik. Tapi, kalau berterus terang mau mengantar roti ke rumah seseorang, dia pasti akan bertanya banyak. Jadi bingung, nih.

(10)

Aspek superego yang terdapat pada tokoh Fida adalah ia memilih untuk tidak memberi tahu kepada Rohimah.

Berikut kutipan dalam novel:

Padahal, hak gue untuk enggak nyeritain segalanya kepada siapa pun juga.

Kali ini gue nyimpen sebuah rahasia lagi tentang cowok yang menurut gue cocok menjadi pendamping.

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

Struktur kepribadian tokoh dalam novel 19+ karya Boim Lebon memiliki tiga unsur, yaitu id, ego, dan superego. Ketiga unsur dari struktur kepribadian tersebut memengaruhi tingkah laku, pola pikir, dan kejiwaan tokoh Fida dalam novel 19+ karya Boim Lebon. Dari analisis psikologi di atas, dapat diketahui bahwa tokoh Fida memiliki id yang kuat. Keinginan Fida untuk menikah di usia sembilan belas sangat besar. Aspek ego tergambar pada pertimbangan bahwa baginya nikah pada usia sembilan belas itu sah dan cukup walau ia juga baru masuk kuliah . Pada superego, tokoh telah memilih berdasarkan pertimbangannya untuk melakukan suatu hal yaitu tetap menikah di usia muda dan ada proses

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Lebon, Boim. 2015. 19+ Saya terima rotinya, eh, nikahnya. Bandung: Pastel Books.

Suryabrata, S. 2000. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1995. Teori Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh model uji kompetensi akuntansi terhadap kompetensi lulusan yang siap kerja, hasilnya positif dan signifikan, artinya model uji kompetensi yang memenuhi

Memedi memiliki sifat suka mengganggu manusia , sedangkan dhemit tidak akan menakuti jika manusia juga tidak mengganggunya (Khasanah, 2020: 8). Dari penjelasan tersebut

Membawa dokumen asli dan 1 (satu) set fotocopy dari data-data formulir isian kualifikasi yang diinput di dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat website LPSE,

Dalam proses pengukuran tersebut diperlukan data yang terdiri dari transaksi dan kejadian yang jelas berhubungan dengan tindakan yang dialami oleh perusahaan, data-data tersebut

Menurut Bengen (2001) yang diacu oleh Fachrul (2007), penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh berbagai faktor lingkungan. Salah satu tipe zonasi hutan

Golongan ini sejak dari kecil telah memiliki keperibadian tertutup kerana menerima tekanan dari masyarakat sehingga menjadi seorang yang pendiam, pemalu dan tidak

Kegiatan Pokok pengelolaan TAHURA minimal ada tujuh kegiatan, antara lain: pemantapan kawasan, penyusunan rencana pengelolaan, pembangunan sarana prasarana, pengelolaan

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik inferensial. Statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis