• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KINERJA UPSTREAM SUPPL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KINERJA UPSTREAM SUPPL"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KINERJA UPSTREAM SUPPLY CHAIN

TERHADAP KINERJA OPERASIONAL PERUSAHAAN

*(studi kasus pada PT. Industri Jamu Cap Jago Semarang)

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian

Disusun oleh:

RAFFI HAKIM DANANJAYA

NIM 12010111140224

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era global saat ini, tekanan persaingan bisnis sangat besar. Pemain bisnis dituntut untuk dapat memenuhi keinginan konsumen yang sangat tinggi bukan lagi dituntut apa yang diinginkan oleh pasar. Kebutuhan konsumen yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya selalu menuntut kualitas yang terbaik dan harga yang terjangkau. Oleh karena itu setiap perusahaan akan berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, pelayanan yang cepat, mudah, dan terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan bertahan di pasar.

(3)

diharapkan organisasi dapat mempetahankan posisi bersaingnya terhadap kompetitor (Porter ME, 1985).

(Pujawan dan Mahendrawati,2010 ; dalam Ariani, 2013) menjelasakan bahwa pentingnya peran semua pihak mulai dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer dalam menciptakan produk yang murah, berkualitas, dan cepat inilah yang kemudian melahirkan konsep baru yaitu Supply Chain Management. Teori dan praktik pada manajemen rantai pasokan telah banyak diterapkan pada perusahaan – perusahaan. Menurut Heyzer dan Render (2010), membangun sebuah rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Heizer dan Render juga menambahkan persaingan bukan lagi antarperusahaan, melainkan antarrantai pemasok. Manajemen rantai pasokan telah menjadi satu strategi yang digunakan oleh perusahaan. Karena dengan adanya hubungan yang terintegrasi antara pemasok dengan perusahaan dapat meminimalisasi total biaya yang terdiri atas biaya bahan baku, biaya transportasi, biaya fasilitas, biaya produksi, biaya persediaan, dan sebagainya. Bagi perusahaan manajemen rantai pasokan dapat menjadi perbadaan kompetitif.

Perusahaan juga dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang berubah-ubah. (Menurut Heizer dan Render, 2010) rantai pasokan dalam era global harus mampu:

(4)

2. Menggunakan teknologi transmisi dan komputer tercanggih untuk menjadwalkan seta mengelola pengiriman komponen dan produk jadi ke luar.

3. Memiliki karyawan lokal yang terampil menangani tugas-tugas, perdagangan, pengiriman, imigrasi, dan permasalahan politis. Rantai pasokan juga tidak hanya terdiri dari perusahaan manufaktur dan supplier, tetapi termasuk juga didalamnya transportasi, gudang, retail, dan pelanggan itu sendiri (chopra dan meindl, 2010). Hubungan antara pemasok dengan produsen harus sehat dan tetap dipelihara, karena tingkat ketergantungan perusahaan terhadap supplier (pemasok) sangat tinggi dan bersifat jangka panjang, karena baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil selalu melakukan kegiatan logistik. Untuk itu dibutuhkan supply chain yang terintegrasi dengan benar sehingga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif terhadap produk yang dihasilkan. Dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan tidak semuanya mengurusi sendiri bahan bakunya. Disana terdapat supplier atau pemasok yang memasok bahan baku perusahaan untuk selanjutnya diolah menjadi barang jadi. Di sanalah terdapat upstream supply chain atau rantai suplai hulu yang berhubungan pada pengadaan bahan baku perusahaan. Before SCM can be developed, the supply chain members must first have specific behaviors, called

supply chain orientation (SCO), like trust, commitment, common vision and goals

or top management support (Miguel dan Luiz, 2011).

(5)

seorang tokoh bernama TK Suprana dari Wonogiri Jawa Tengah. Visi Jamu Jago, yaitu menyehatkan masyarakat dengan cara yang aman, alami, mudah dan terjangkau. Dengan sekarang ini banyaknya perusahaan-perusahaan jamu lain yang berkembang, penerapan strategi supply chain management harus menjadi pilihan utama bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan.

1.2 Perumusah Masalah

Saat ini persaingan industri dalam olahan obat-obatan tradisional sangat ketat. Karena kesadaran akan kesehatan bagi masyarakat global ini sangat penting. Industri obat-obatan tradisional juga telah banyak mengeluarkan produk-produk yang bervariasi.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dilihat untuk dapat menciptakan kinerja operasional yang baik, perusahaan harus dapat mengoptimalkan supply chain salah satunya pada bagian pengadaan bahan baku untuk meningkatkan kinerja operasional. Dengan demikian rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengaruh kepercayaan upstreeam supply chain terhadap kinerja operasional perusahaan.

2. Pengaruh informasi upstreeam supply chain terhadap kinerja operasional perusahaan.

3. Pengaruh komitmen upstreeam supply chain terhadap kinerja operasional perusahaan.

(6)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis hubungan kepercayaan upstreeam supply chain terhadap kinerja operasional perusahaan.

2. Untuk menganalisis hubungan informasi yang di dapat upstreeam supply chain terhadap kinerja operasional perusahaan.

3. Untuk menganalisis hubungan komitmen upstreeam supply chain

terhadap kinerja operasional perusahaan.

4. Untuk menganalisis hubungan kinerja upstreeam supply chain

terhadap kinerja operasional perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan pertimbangan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok, terutama pada upstream supply chain dan kinerja operasional perusahaan. 2. Bagi Akademik

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai manajemen operasional serta referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengetahui supply chain management.

1.5 Sistematika Penulisan

(7)

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Dalam bab ini dibahas tentang latar belakang permasalahan yang ada, dan tujuan diadakannya penelitian.

Bab II Telaah pustaka

Dalam bab ini diuraikan tentang landasan teori yang mendukung penelitian ini, merupakan penjabaran dari konsep supply chain management, informasi, kepercayaan, komitmen, kinerja operasional perusahaan dan kinerja upstreeam supply chain perusahaan, hipotesis yang didapat dari landasan-landasan teori tersebut, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran teoritis.

Bab III Metode Penelitian

Berisi penjelasan mengenai bagaimana penelitian ini akan dilaksanakan disertai penjelasan mengenai variabel penelitian, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang objek deskripsi penelitian, hasil analisis data, dan pembahasan tentang hasil analisis tersebut.

Bab V Penutup

Bab ini berisi tentang simpulan, data, dan keterbatasan penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(8)

2.1.1 Kepercayaan upstreeam supply chain

(9)

yang efektif dan efisien (Heizer dan Render, 2010). kepercayaan kepada partner bisnis yang tumbuh dari sifat open mind dan sering mengandalkan kerjasama dengan partner secara garis besar mampu meningkatkan kinerja operasi (Yaqoub, 2012). Kerjasama yang terjalin antara pelaku bisnis dengan mitra-mitranya dapat membantu pelaku bisnis untuk memenuhi kegiatan produksinya. Dengan terpenuhinya kegiatan produksi perusahaan maka perusahaan dapat bersaing dengan pesaing di luar sana.

H1: kepercayaan upstream supply chain berpengaruh possitif terhadap kinerja

operasional.

2.1.2 Informasi supply chain management

(10)

pasokan lebih responsif dan lebih efisien. Chopra dan meindl, 2010 juga menyatakan informasi ikut berperan di dalam rantai pasokan. Kunci dari informasi dengan pengambilan keputusan di dalam rantai pasok manajer harus memerhatikan hal berikut ini:

1. Peran dalam rantai pasokan

Informasi sangat memengaruhi setiap bagian dari rantai pasokan dan memberikan impact terhadap setiap pemasok. Informasi yang baik mengenai penawaran dan permintaan dapat membantu perusahaan. Informasi merupakan salah satu kunci dalam meningkatkan efisiensi. 2. Peran dalam strategi kompetitif

Informasi merupakan salah satu penggerak yang penting di dalam perusahaan. Karena informasi dapat meningkatkan efisiensi dan responsif. Informasi juga dapat mengurangi biaya dan menjalin hubungan di dalam rantai pasokan.

Komponen dari keputusan mengenai informasi adalah (Chopra dan Meindl, 2010):

A. Push versus Pull

Sistem push biasanya menggunakan MRP untuk jadwal produksi, jadwal kepada pemasoknya untuk menentukan kapan, jenis dan banyak barang yang dikirimkan ke perusahaan, sedangkan tipe pull menggunakan informasi atas permintaan aktual konsumen, sehingga perusahaan dapat dengan tepat memenuhi permintaan tersebut.

(11)

Koordinasi dari supply chain terjadi ketika semua tingkatan dari supply chain bekerja menuju tujuan yang memaksimalkan keuntungan total supply chain dibandingkan dengan bekerja sendiri-sendiri. Kekurangan koordinasi berpengaruh pada kerugian yang besar atau keuntungan supply chain. Ini bisa dilakukan dengan pertukaran data antara tiap-tiap bagian dalam supply chain itu sendiri.

C. Forecasting and Aggregate Planning

Peramalan adalah ilmu pengetahuan dan seni untuk membuat rencana mengenai kebutuhan masa depan dan kondisinya. Peramalan digunakan dalam pengambilan keputusan. Setelah menciptakan peramalan, maka perusahaan mengubah menjadi rencana aktivitas untuk memenuhi permintaan yang telah diperhitungkan.

D. Enabling Technologies

Untuk mencapai komunikasi yang terintregasi dalam supply chain, maka terdapat teknologi-teknologi yang digunakan yaitu:

Electronic Data Interchange (EDI). EDI memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien, juga menurunkan waktu yang dibutuhkan produk untuk sampai ke konsumen, transaksi menjadi lebih akurat dan lebih cepat dibandingkan tanpa EDI.

Internet. Internet sendiri mendukung penggunaan EDI. Dengan internet maka akan menjadi sebuah faktor penting dalam supply chain.

(12)

informasi dari tiap-tiap bagian perusahaan dan memungkinkan supply chain membuat keputusan yang ‘cerdas’.

Supply Chain Management (SCM) Software. Yaitu program yang menyediakan dukungan terhadap analisis keputusan dalam penambahan kemampuan melihat secara keseluruhan terhadap informasi.

Keberhasilan supply chain sangat tergantung kepada sistem informasinya, dengan adanya informasi partner bisnis dalam rantai pasok dapat diperhitungkan (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010 ; dalam Ariani, 2013). Menurut Choi, (2010)

This sharing can be particularly important when the upstream supply chain

member has processes with yield losses or output uncertainty. Output uncertainty

could be caused by such things as capacity shortages, equipment problems or

quality problems. When the upstream member is a wholesaler without production

facilities, there is still the chance that insufficient stock is available and only part

of an order can be shipped. In this case, if the retailer is not notified in advance,

the smaller-thanexpected shipment causes problems for the retailer. Sebuah sistem informasi yang akurat mengenai banyaknya produk yang sebenarnya sedang ditarik melalu rantai pasok. Informasi yang tidak akurat dilakukan secara tidak sengaja, tetapi mengakibatkan penyimpangan dan fluktuasi dalam rantai pasokan serta menjadi penyebab sesuatu yang dikenal sebagai efek bullwhip

(13)

ditingkatkan, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor kunci untuk meningkatkan efisiensi. Sehingga dapat ditarik hipotes:

H2: Informasi upstream supply chain berpengaruh possitif terhadap kinerja

operasional.

2.1.3 Komitmen upstream supply chain

(14)

efisiensi, produktivitas dan keefektifan suatu hubungan (Zineldin dan Johnson, 2000; dalam Bernard, 2011). Dari uraian diatas dapat ditarik hipotesis:

H3: Komitmen upstream supply chain berpengaruh possitif terhadap kinerja

operasional..

2.1.4 Kinerja supply chain management perusahaan

Menurut (heizer dan render, 2010) manajemen rantai pasokan (supply chain management) integrasi ativitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Di dalam SCM terdapat tiga komponen, salah satunya adanya

upstream supply chain. Upstream supply chain itu sendiri menurut (Nugroho, 2008) merupakan keseluruhan kegiatan perusahaan manufaktur dengan pendistribusiannya (manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan hubungan antara manufaktur, assembler, atau kedua-duanya dengan distributor ( second-trier). Hubungan para distributor dapat diperluas menjadi beberapa tingkatan, semua jalur dari asal bahan baku/material. Kegiatan utama dalam upstream supply chain adalah pengadaan barang. Sementara itu (Tolliver dan Joseph 2012) menyatakan The upstream supply chain activities consist of various operations such as; explorations, which involve seismic, geophysical and geological studies,

while production operations involve drilling, production, facility engineering and

reservoir. Historically, the upstream sector has remarkable influence on the

operation of the overall supply chain since it has the ability to ‘push’ large

(15)

its essence, assumes that firms set up alliances with members of the same chain to

improve its competitive advantage revealed by superior operational performance

of all chain members. (Miguel dan Luiz, 2011). Bernard, (2011) kinerja rantai pasokan dapat ditingkatkan melalui lima indikator kepercayaan, yaitu: komunikasi terbuka, berbagi informasi yang penting, kejujuran, tanggung jawab, dan pengamalan serta kinerja rantai pasokan dapat ditingkatkan melalui empat indikator komitmen, yaitu: afektif, kontinuan, normatif, dan keyakinan.. Heizer dan Render, (2010) juga menambahkan manajemen rantai pasokan yang efektif menjadikan para pemasok sebagai “mitra” dalam strategi perusahaan untuk memenuhi pasar yang selalu berubah. Rantai pasokan pada lingkungan global harus mampu (Heizer dan Render, 2010):

1) Menanggapi perubahan mendadak dalam hal ketersediaan komponen, saluran distribusi atau pengiriman, bea impor, dan nilai mata uang.

2) Menggunakan teknologi transmisi dan komputer tercanggih untuk menjadwalkan serta mengelola pengiriman komponen dan produk jadi ke luar.

3) Memiliki karyawan lokal yang termapil menangani tugas-tugas, perdagangan, pengiriman, imigrasi, dan permasalahan politis.

Chopra dan meindl, 2010 mengatakan,

Supply chain design, planning, and operation decisions play a significant role in

the success or failure of a firm. (Miguel dan Luiz, 2011) Improvements in performance can manifest themselves in different aspects like inventory reduction,

(16)
(17)
(18)
(19)

Gambar

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Tanggung jawab PR dalam melayani organisasi dan publik mencakup berbagai hal antara lain: membuat program PR secara terencana dan berkelanjutan di dalam organsasi;

Berdasarkan uraian dan hasil analisa yang telah dilakukan selama pengembangan Aplikasi Deteksi Kemiripan Source Code Pada Bahasa Pemrograman Java Menggunakan Metode

'4. /indakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk masalah personal hygiene yang kurang pada klien D& meliputi*. a. &emotong kuku klien sampai pendek   b.

Bravais lattice,miller indices 3,4 Mampu menjelaskan kurva stress and strain pada material teknik serta mengidentifikasi material teknik berdasarkan mechanical

Menurut Wahyudin (Hulu, 2009:3) bahwa pada masa sekarang ini para siswa sekolah menengah mesti mempersiapkan diri untuk hidup dalam masyarakat yang menuntut

Apabila dibandingkan dengan jumlah produksi ikan budidaya menggunakan karamba pada saat ini yaitu sebesar 2,4 ton ikan per tahun x 452 unit karamba = 1.084,80

DDUPB PP Evaluasi  Penyerapan  BLM 12 SULAWESI TENGGARA 3 Kota Bau‐Bau 3

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan, informasi dari hasil wawancara yang dilakukan bersama dengan narasumber serta hasil dokemntasi yang berupa puisi yang