MERAJALELANYA KEMISKINAN DI INDONESIA
Pendahuluan
Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah laten dalam kehidupan masyarakat manusia.
Kemiskinan adalah suatu fakta kehidupan sosial yang menggambarkan kondisi kemanusiaan
yang tidak sesuai dengan harkat kemanusiaannya. Oleh karena itu, baik secara individual,
maupun secara kelompok, manusia senantiasa berupa untuk menanggulangi, memberantas dan
mengurangi jumlah kemiskinan yang ada di masyarakatnya. Tidak terhitung banyaknya upaya
yang telah dilaksanakan untuk mengurangi tingkat kemiskinan, namum faktanya fenomena
kemiskinan masih tetap eksis dalam kehidupan manusia dan seakan tidak akan pernah sirna dari
kehidupan manusia.
Masalah kemiskinan bukanlah sekedar masalah statistik atau angka semata, melainkan persoalan
nyata mengenai sulitnya kondisi kehidupan rakyat, masalah hidup dan mati bagi sebagian rakyat
yang kurang beruntung. Maka harus ditangani secara substantif dan mendasar, dan bukan sekedar
siasat statistik dan manipulasi angka-angka demi popularitas di mata rakyat.
Fenomena kemiskinan di Indonesia tersebar luas di hampir seluruh pelosok negeri ini baik di
daerah perkotaan maupun daerah pedesaaan. Hal ini masih nyata bahwa tidak ada satupun daerah
di Indonesia yang bebas dari garis kemiskinan serta tersebar di berbagai daerah pedesaan dalam
wilayah kecamatan. Hal ini menunjukan bahwa ada sessuatu yang tidak benar dari konsep dan
implementasi kebijakan dalam penanggulangan kemiskinan, yang secara nyata masih belum
komprehensif menyentuh hajat hidup masyarakat miskin.
Sebuah fakta yang tidak menyenangkan bahwa masih cukup banyak rakyat Indonesia yang masih
hidup di bawah garis kemiskinan. ‘Jargon’ pemerataan hasil pembangunan yang selama ini
disosialisasikan hanya menjadi slogan ideologis dan pilitis yang tidak mempunyai makna.
Meskipun berbagai produk kebijakan pembangunan yang telah ditetapkan, diarahkan dan
dilaksanakan untuk mengurangi angka kemiskinan namum tidak mudah menanggulangi
kemiskinan itu sendiri, kegalalan memberantas kemiskinan disesbabkan oleh kecenderungan
generalisasi formulasi kebijakan yang serba terpusat dan seragam secara nasional. Hal ini terjadi
dikarenakan ketidaksepahaman terhadap konsep, dimensi, ukuran dan kriteria kemiskinan di
tiap-tiap daerah sehingga menjadi kendala dalam upaya penanggulangan kemiskinan di
Indonesia.
Fenomena Kemiskinan di Indonesia
Kemiskinan merupakan fenomena kehidupan manusia, yang pada umumnya menggambarkan
ketidakmampuan manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar, biasanya kemiskinan identik
dengan kelaparan, ketidakmampuan mengendalikan sumberdaya-sumberdaya yang ada.
Kemiskinan berkaitan dengan rendahnya derajat kesehatan dan gizi yang diindikasikan dengan
kemampuan orang untuk tetap sehat, kemampuan untuk pergi ke dokter, rendahnya akses
terhadap fasilitas air bersih dan sanitasi. Kemiskinan berkaitan dengan situasi “powerlessness”
yang mengakibatkan ketidakmampuan atau ketidakberdayaan orang atau sekelompok orang
untuk melindungi dirinya sendiri, sehingga mreka rentan terhadap goncangan, kekerasan dan
kriminalitas. Dengan demikian, kemiskinan merupakan fenomena multidimensional, berwajah
majemuk, beruba dari waktu ke waktu, berpindah-pindah tempat dan dapat dijelaskan dengan
berbagai cara. Apabila kita mau melihat apa dan bagaimana kemiskinan itu, kita perlu
memahami dan mencermati sejumlah indikator yang menggambarkan kemiskinan atau kita dapat
mendengarkan suara-suara dari orang miskin (listen to the voice of the poor).
Untuk mengetahui dan menetapkan bantuan atau berbagai macam program kegiatan yang diperlukan dalam menanggulangi maslah kemiskinan, apa yang harus dan apa yang sebaliknya tidak dilakukan, apa dan bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat dari waktu ke waktu, terlebih dahulu perlu untuk mendefenisikan kemiskinan, membuat ukuran-ukuran atau tolok ukur serta melakukan kajian mendalam tentang kemiskinan yang terjadi. Demikian pula persoalannya, tidaklah mudah untuk mendefenisikan kemiskinan Indonesia, kemiskinan sebagai fenomena ekonomi tentu akan berbeda dengan kemiskinan sebagai fenomena sosial, dan akan berbeda pula dengan kemiskinan sebagai fenomena politik atau fenomena kebudayaan kemiskinan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah dirilis bahwa masih banyaknya rakyat miskin di Indonesia yang mencapai angka 26,58 juta orang atau 10,12 % pada september 2017, angka ini sedikit mengalami penurunan jika dibandungkan dengan bulan maret 2017 yaitu sebesar 27,77 juta orang atau 10,64 % dari total jumlah penduduk Indonesia.
Berdasarkan data yang telah dirilis yang berkaitan dengan masalah kemiskian yang terjadi di berbagai wilayah tanah air yaitu kemiskinan masih terpusat di Indonesia bagian Timur di mana Maluku dan Papua masih yang tertinggi yaitu 21,23 % dan yang terendah di Kalimantan sebesar 6,18 %. Sementara itu presentase kemiskinan di Sumatera sebesar 10,44 %, Jawa sebesar 9,38 %, Sulawesi sebesar 10,93 % serta Bali dan Nusa Tenggara sebesar 14,17 %. Jika dilihat dari jumlah penduduk miskin, pulau Jawa masih mendominisai dengan jumlah 13,94 juta orang dan terndah di Kalimantan 0,98 juta orang atau 980.0000. sementara untuk Sumatera berjumlah 5,97 juta orang, Sulawesi berjumlah 10,93 juta orang, Bali dan Nusa Tenggara berjumlah 2,06 juta orang sedangkan Maluku-Papua berjumlah 1,52 juta orang. Kemiskinan di Indonesia masih di dominasi oleh daerah pedesaan yang selalu tinggi jika dibandingkan dengan daerah perkotaan.
Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia
mereka bodoh ?, karena mereka tidak sekolah !, mengapa mereka tidak sekolah ?, karena mereka miskin !.
Kelompok miskin terjebak dalam “vicious circle of poverty”. Mereka dalam lingkaran kemiskinan yang terus berputar, dan pada akhirnya “kemiskinan hanya akan menyebabkan kemiskinan”. Siapa yang terjebak dalam kemiskinan pada umumnya hanya bisa pasrah. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa masalah kemiskinan di Indonesia sangatlah kompleks atau rumit yang berkaitan dengan persoalan ekonomi, politik, dan sosial budaya. Untuk menanggulangi, memberantas dan mengurangi kemiskinan tersebut harus membutuhkan kekuatan yang besar dan kemauan yang kuat untuk secara konsisten mengangkat orang miskin dari lingkungan kemiskinan yang tidak berujung.
Upaya yang dilakukan bagi pembangunan kesejahteraan masyarakat adlah melakukan berbagai perbaikan, pembaharuan sistem maupun praktek dalam pemerintahan yang dapat memenuhi dan memuaskan kepentingan publik. Menanggulangi dan mengurangi kemiskinan yang semakin menggejala dalam kehidupan nasional saat ini merupakan salah satu permaslahan dasar dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat yang sangat penting dan harus sesegera mungkin ditangani.
Penanganan masalah kemiskinan di atas memerluakan strategis yang tepat. Hal pertama yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah menyesuaikan dan pengadaptasi rancangan strategi penanggulangan kemiskinan yang sedang berjalan, kemudian pemerintah dapat mengambil langkah dalam mengimolementasikan strategi penanggulangan kemiskinan diantaranya: meningkatkan fasilitas infrastruktur dan listrik di pedesaaan, perbaikan fasilitas kesehatan dan juga fasilitas sanitasi yang mumpuni, mengupayakan penghapusan larangan impor beras, pembatasan pajak dan retribusi daerah yang merugikan usaha lokal dan orang miskin, pendistribusian sertifikat tanah yang merata bagi penduduk miskin, mendidikan lembaga-lembaga pembiayaan mikro yang memberi manfaat pada rakyat miskin, perbaikan kualitas pendidikan, upaya mengurangi kematian ibu melahirkan, merancang perlindungan sosial yang lebih tetap sasaran.