• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar pembangunan. Pembangunan pada dasarnya adalah suatu proses untuk melakukan perubahan pada indikator sosial maupun ekonomi masyarakat menuju ke arah yang lebih baik dan berkesinambungan (Kuncoro, 2006 dan Todaro, 2009). Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati hidup sehat, umur panjang dan menjalankan kehidupan yang produktif. Untuk menciptakan ketiga unsur tersebut dilakukan upaya konkrit dan berkesinambungan. Misalnya untuk mencapai umur yang panjang ataupun angka harapan hidup yang tinggi, harus didukung oleh tingkat kesehatan yang baik, status gizi yang baik dan semua prasarana lingkungan yang baik. Untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan, manusia harus meningkatkan kualitas pendidikannya, pembangunan pendidikan harus diutamakan di mana angka melek huruf ditingkatkan. Untuk itu rata-rata lama bersekolah harus di atas 12 tahun atau setingkat tamat SLTA.

(2)
(3)

Salah satu cara untuk mengukur keberhasilan atau kinerja (performance) suatu negara atau wilayah dalam bidang pembangunan manusia, digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Hubungan pembangunan manusia dengan pertumbuhan ekonomi sangat erat sekali dan merupakan prasyarat tercapainya pembangunan manusia, karena peningkatan pembangunan ekonomi akan mendukung peningkatan produktivitas melalui pengisian kesempatan kerja dengan usaha-usaha produktif sehingga tercipta peningkatan pendapatan (UNDP, 1996). Pembangunan manusia memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih komprehensif yang mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia pada semua golongan masyarakat dan semua tahap pembangunan. Pembangunan manusia merupakan perwujudan tujuan jangka panjang dari suatu masyarakat dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan.

Pembangunan manusia menurut UNDP (United Nations Development Programme) adalah proses memperluas pilihan-pilihan penduduk. Dari sekian banyak pilihan, ada tiga pilihan yang dianggap paling penting, yaitu: panjang umur dan sehat, berpendidikan dan akses ke sumber daya yang dapat memenuhi standar hidup yang layak. Pilihan lain yang dianggap mendukung tiga pilihan di atas adalah kebebasan politik, hak asasi manusia dan penghormatan hak pribadi. Dengan demikian, pembangunan manusia lebih dari sekedar pertumbuhan ekonomi, lebih dari sekedar peningkatan pendapatan dan lebih dari sekedar proses produksi komoditas serta akumulasi modal. (Ginting, 2008)

(4)

tergambar pula keterbatasan kemampuan untuk mengelola baik dari Pemerintahan Daerah maupun dari masyarakat. Sehingga untuk mendukung koordinasi antarpelaku pembangunan, mengoptimalkan partisipasi masyarakat, menjamin tercapainya sumber daya secara efisien dan berkeadilan serta menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergis diperlukan suatu dokumen perencanaan, yaitu melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).

(5)

kantong-kantong kemiskinan dan kawasan tertinggal serta kondisi ekologi dan lingkungan hidup daerah dan (4) kapasitas fiskal dan keuangan daerah. RPJM pada periode 2010-2014 disusun dengan maksud menyediakan acuan resmi bagi Pemerintah Daerah (berupa RKPD) dan DPRD dalam menyusun Renstra SKPD, Renja SKPD sekaligus merupakan acuan pilihan-pilihan program kegiatan tahunan daerah yang akan dibahas dalam rangkaian forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Daerah secara berjenjang, yaitu mulai dari desa, kecamatan sampai tingkat kabupaten. Oleh karena itu isi dan substansinya mencakup indikasi rencana program dan kegiatan secara lintas sumber pembiayaan dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten. Alokasi sumber pembiayaan dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten yang tertuang dalam RPJM tersebut diperkirakan belum menunjukkan kontribusi pengaruh yang bermanfaat dalam upaya menanggulangi tingkat kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk mengukur pemenuhan ketiga unsur IPM yaitu kesehatan, pendidikan dan kemampuan daya beli, badan dunia yang menangani program-program pembangunan, yaitu United Nation Development Program (UNDP) telah menyusun indeks komposit berdasarkan 3 (tiga) indikator. Ketiga indikator tersebut adalah sebagai berikut:

1. Angka Harapan Hidup (life expectancy at age: e0). 2. Indikator Pendidikan, yang terdiri dari:

a. Angka Melek Huruf (adult literacy rate: Lit).

(6)

3. Purchasing Power Parity (PPP) yang merupakan ukuran pendapatan yang telah disesuaikan dengan paritas daya beli.

Indikator pertama mengukur umur panjang dan kesehatan, kemudian dua indikator berikutnya mengukur tingkat pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill), sedang indikator ketiga mengukur kemampuan mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas. Ketiga indikator inilah yang digunakan sebagai komponen dasar dalam penyusunan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Indeks pembangunan manusia bermanfaat untuk membandingkan kinerja pembangunan manusia baik antarnegara maupun antardaerah (Mudrajad, 2006). Pembangunan manusia menjadi penting karena apabila suatu daerah tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang potensial maka dapat menggunakan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk membangun dan memajukan daerahnya. Jadi, sumber daya manusia sangat berperan penting dalam pembangunan suatu daerah.

(7)

IPM juga digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup (UNDP, 1996). IPM mulai digunakan oleh UNDP sejak tahun 1990 untuk mengukur upaya pencapaian pembangunan manusia suatu negara. IPM merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah (UNDP, 2004). Walaupun tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan, namun mampu mengukur dimensi pokok pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Sumber daya manusia menunjuk pada manusia sebagai salah satu faktor produksi, yaitu sebagai tenaga kerja yang produktivitasnya harus ditingkatkan. Dalam hal ini manusia hanya sebagai alat (input) untuk mencapai tujuan yaitu peningkatan output barang dan jasa. Sedangkan manusia di dalam IPM lebih diartikan sebagai tujuan pembangunan yang berorientasi akhirnya pada peningkatan kesejahteraan manusia. Salah satu ukuran IPM adalah besarnya pendapatan nasional yang digunakan untuk belanja pendidikan. (Kuncoro, 2004)

(8)

yang dilakukan oleh Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), Pemerintah Indonesia, dan Badan Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ).

Nilai IPM Indonesia pada tahun 2013 meningkat menjadi 0,684, meski mengalami kenaikan sebesar 0,003 poin belum mampu menaikkan peringkat dari tahun 2012 (0,681) yaitu di peringkat 108 dari 187 negara. Di ASEAN, IPM Indonesia berada di atas Myanmar, Laos, Kamboja, Timor-Leste, Vietnam dan Filipina, dan berada di bawah Singapura, Brunei, Malaysia dan Thailand

IPM Indonesia masih di bawah rata-rata dunia yaitu sebesar 0,694 (pemberlakuan perhitungan baru). Indonesia dikategorikan sebagai Negara Pembangunan Menengah.

(9)

Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi/Nasional Tahun 2004-2013

Catatan: Mulai tahun 2005, angka IPM Provinsi dan Kabupaten/Kota disajikan dalam dua digit atau dua desimal dibelakang koma.

(10)

memiliki IPM tertinggi dari provinsi lainnya selama sepuluh tahun ini, yakni pada tahun 2013 sebesar 78,59. Ini disebabkan DKI Jakarta merupakan ibukota negara, segala pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain banyak terdapat disana. Kemudian diikuti juga oleh Provinsi Yogyakarta, Sulawesi Utara, Kalimantan Timur dan Riau yang masing-masing memiliki IPM sebesar 77,37,

77,36, 77,33 dan 77,25 pada tahun 2013.

Jika dibandingkan IPM antara Provinsi DKI Jakarta dengan Provinsi Papua yang memiliki IPM terendah yaitu pada tahun 2013 sebesar 66,25, jumlah selisihnya cukup jauh sebesar 12,34. Dapat dilihat bahwa ketimpangan kesejahteraan masyarakat antara pusat dan daerah cukup besar. Serta terdapat pemekaran provinsi baru pada tahun 2012 yakni Provinsi Kalimantan Utara yang memiliki jumlah IPM sebesar 74,72.

(11)

Sumber: Data Tabel 1.1

Gambar 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Riau Tahun 2004-2013 Berdasarkan pernyataan dan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan menuangkannya dalam sebuah judul tesis yaitu: “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia Di Provinsi Riau”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka didapat rumusan masalah penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kontribusi tenaga kerja terhadap PDRB di Provinsi Riau? 2. Bagaimanakah kontribusi PDRB, ekspor dan suku bunga terhadap inflasi

di Provinsi Riau?

3. Bagaimanakah kontribusi PDRB dan suku bunga terhadap kurs di Provinsi Riau?

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

(12)

4. Bagaimanakah kontribusi suku bunga, inflasi dan kurs terhadap investasi di Provinsi Riau?

5. Bagaimanakah kontribusi PDRB dan investasi terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi Riau?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis besarnya pengaruh tenaga kerja terhadap PDRB di Provinsi Riau.

2. Untuk menganalisis besarnya pengaruh PDRB, ekspor dan suku bunga terhadap inflasi di Provinsi Riau.

3. Untuk menganalisis besarnya pengaruh PDRB dan suku bunga terhadap kurs di Provinsi Riau.

4. Untuk menganalisis besarnya pengaruh suku bunga, inflasi dan kurs terhadap investasi di Provinsi Riau.

(13)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah daerah Provinsi Riau, diharapkan penelitian ini dapat menjadi informasi untuk dijadikan acuan dalam membuat kebijakan ekonomi agar lebih dapat meningkatkan sumber daya manusia.

2. Bagi akademis, diharapkan dapat menjadi informasi serta referensi bagi mahasiswa dan peneliti selanjutnya terutama dibidang yang sama.

Gambar

Tabel 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi/Nasional Tahun 2004-2013
Gambar 1.1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Riau Tahun 2004-2013

Referensi

Dokumen terkait

Pada kelas yang proses pembelajaranya menggunakan metode ceramah plus mendapatkan nilai rata-rata yaitu sebesar 23,23 skor dari jumlah soal sebanyak 30 soal, dari

Projek bertajuk Aplikasi Seni Cahaya Dalam Seni Lukisan Berus China telah disediakan oleh Nelly Kii Nga Lee dan telah diserahkan kepada Fakulti Seni Gunaan dan

Penyelesaian Persamaan Pell dengan menggunakan Metode Ring Kuadratik Dalam menyelesaikan persamaan Pell dengan metode ring kuadratik dibutuhkan solusi awal yang

Tanah yang digunakan untuk menutup lubang bekas penambangan pada TS 1.44 Mapur PT Timah (Persero) Tbk, berasal dari pekerjaan stripping (pengupasan tanah atas),

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengembangan Bahan Ajar Berbasis

Dalam pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam tindak pidana penganiayaan rumusan deliknya dititik beratkan terhadap akibat yang dialami oleh korban yang dilakukan oleh

Judul proyek ini adalah Kantor sewa di Central Park Kualanamu yang berfungsi sebagai kantor sewa dengan coffe shop sebagai fasilitas penunjang.. Pengertian dari judul proyek

(3) Apabila dalam masa pembekuan pengusaha izin usaha peternakan dan/atau tanda daftar usaha peternakan rakyat telah memenuhi persyaratan berdasarkan peraturan