• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pengertian Filsafat Ilmu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Makalah Pengertian Filsafat Ilmu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian Filsafat Ilmu

Diposkan oleh sunny di 08.10 . Sabtu, 29 Agustus 2009

Label: Alam Akal Menurut Filsafat, DIALEKTIKA, Filsafat Etika, IDEALISME, Pengertian Filsafat Ilmu, RASIONALISME, Stop Dreaming Start Action Langkah Awal Menuju Sukses Pengertian Filsafat Ilmu

Untuk memahami arti dan makna filsafat ilmu, di bawah ini dikemukakan pengertian filsafat ilmu dari beberapa ahli yang terangkum dalam Filsafat Ilmu, yang disusun oleh Ismaun (2001) * Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect as a critique of current scientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy of science is clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”. (Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.

* Lewis White Beck “Philosophy of science questions and evaluates the methods of scientific thinking and tries to determine the value and significance of scientific enterprise as a whole. (Filsafat ilmu membahas dan mengevaluasi metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menemukan dan pentingnya upaya ilmiah sebagai suatu keseluruhan)

* A. Cornelius Benjamin “That philosopic disipline which is the systematic study of the nature of science, especially of its methods, its concepts and presuppositions, and its place in the general scheme of intellectual discipines. (Cabang pengetahuan filsafati yang merupakan telaah sistematis mengenai ilmu, khususnya metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual.) * Michael V. Berry “The study of the inner logic if scientific theories, and the relations between experiment and theory, i.e. of scientific methods”. (Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan teori-teori, yakni tentang metode ilmiah.) * May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically and philosophically neutral analysis, description, and clarifications of science.” (Analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai landasan – landasan ilmu.

(2)

(Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan ketakajegan dan kesalahan. * Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of science attempts, first, to elucidate the elements involved in the process of scientific inquiry observational procedures, patens of argument, methods of representation and calculation, metaphysical presuppositions, and so on and then to veluate the grounds of their validity from the points of view of formal logic, practical methodology and metaphysics”.

(Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola perbinacangan, metode-metode penggantian dan perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis, dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).

Berdasarkan pendapat di atas kita memperoleh gambaran bahwa filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dengan kata lain filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengakaji hakikat ilmu, seperti : * Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ? (Landasan ontologis)

* Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan epistemologis)

* Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S. Suriasumantri, 1982)

(3)

Dalam mata kuliah Filsafat Pengetahuan (Philosophy of Knowledge) yang didiskusikan tidak hanya tidak hanya pengetahuan sain (science), didiskusikan juga seluruh yag disebut pengetahuan termasuk pengetahuan yang “aneh-aneh” seperti pelet, kebal, santet, saefi dan lain-lain.Manusia ingin tahu lantas ia mencari. hasilnya ia tahu sesuatu. sesuatu itulah yang disebut dengan pengetahuan. pengetahuan ialah semua yang diketahui, titik. Salah satu tujuan perkuliahan Filsafat Pengetahuan ialah agar kita mengetahui kapling pengetahuan, kita akan dapat memperlakukan memperlakukan pengetahuan masing-masing pengetahuan itu sesuai dengan kaplingnya. Pengetahuan sain ialah pengetahuan yang rasional dan didukung bulti empiris. Namun, gejala yang paling menonjol dalam pengetahuan sain adalah adanya bukti empiris itu. Pengetahuan sain itu mempunyai paradigma dan metode tertentu. Paradigmanya disebut paradigma sain (scientific paradigm) dan metodenya disebut metode ilmiah (metode sain, scientific method). Formula utama dalam pengetahuan sain adalah buktikan bahwa itu rasional dan tunjukan bukti empirisnya. Kebenaran pengetahuan filsafat hanya dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Bila rasional, benar, bila tidak salah, salah. Kebenarannya tidak pernah dapat dibuktikan secara empiris. Bila ia rasional dan empiris, maka ia berubah menjadi pengetahuan sain. Objek penelitiannya adalah objek-objek yang abstrak, maka temuannya juga abstrak. Paradigmanya ialah paradigma yang rasional (rational pardigm), metodenya metode rasional (Kerlinger menyebutnya Method of reason). Logis dan Rasional Kant mengatakan bahwa apa yang kita katakan rasional itu ialah suatu pemikiran yang masuk akal tetapi menggunakan aturan hukum alam. Dengan kata lain, menurut Kant rasional itu ialah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam.

(4)

metode ilmiah. Sedangkan pembahasan aksiologi sain diutamakan pada cara sainmenyelesaikan masalah yang dihadapi manusia.

Hakikat pengetahuan sain pertama, masalah rasional. Hipotesis harua berdasarkan rasio, dengan kata lain hipotesis harus rasional. Dalam hal hipotesis yang saya ajukan itu rasionalnya ialah: untuk sehat diperlukan gizi, telur banyak mengandung gizi, karena itu, logis bila semakin banyak makan telur maka semakin sehat. Hipotesis saya itu belum diuji kebenarannya. Kebenarannya barulah dugaan. Tetapi hipotesis yang telah mencukupin dari segi kerasionalannya. Dengan kata lain, hipotesisnya itu rasional. Kata ”rasional” di sini menunjukan adanya hubungan pengaruh atau hubungan sebab akibat. Kedua masalah empiris. Cara kerja saya dalam memperoleh teori itu adalah cara kerja metode ilmiah. Rumus baku metode ilmiah ialah: logico-hypothetico-verificatif (buktikan bahwa itu logis, tarik hipotesis, ajukan bukti empiris). Pada dasarnya carakerja sain adalah mencari hubungan sebab-akibat atau mencari pengaruh sesuatu terhadap yang lain. Asumsi dasar sain adalah tidak ada kejadian tanpa sebab. Asumsi ini oleh Fred N. Kerlinger (Foundation of behavior research, 1973;378) dirumuskan dalam ungkapan post hoc, ergo propter hoc (ini tentu disebabkan oleh ini). Asumsi ini benar bila sebab akibat itu memiliki hubungan rasional. Ilmu atau sain dibagi dua, yaitu sain kealaman dan sain sosial. 1. Sain Kealaman ? Astronomi ? Fisika: mekanika, bunyi, cahaya dan optik, fisika nuklir ? Kimia: kimia organik, kimia teknik ? Ilmu bumi: paleontologi, ekologi, geofisiks, geokimia, mineralogi, geografi ? Ilmu hayat: biofisika, botani, zoologi 2. Sain Sosial ? Sosiologi: sosiologi komunikasi, sosiologi politik, sosiologi pendidikan ? Antropologi: antropologi budaya, antropologi ekonomi, anropologi politik ? Psikologi: psikologi pendidikan, psikologi anak, psikologi abnormal ? Ekonomi: ekonomi makro, ekonomi lingkungan, ekonomi pedesaan

(5)

alami yang ada pada akal setiap manusia. Akal itulah alat dan sumber yang paling dapat disepakati. Maka humanisme melahirkan rasionalisme. Rasionalisme ialah paham yang mengatakan bahwa akal itulah alat pencari dan pengukur pengetahuan. pengetahuan dicari dengan akal, temuannya diukur engan akal pula. Dicari dengan akal ialah dicari cengan berfikir logis. Diukur dengan akal artinya

diuji apakah temuan itu logis atau tidak. Bila logis, benar, bila tidak, salah. Dengan akal itulah aturan untuk mengatur manusia dengan alam itu dibuat. Ini juga berarti bahwa kebenaran itu bersumber pada akal. Apa yang diperoleh dari kenyataan itu? yang diperoleh ialah berpikiran logis tidak menjamin diperolehnya kebenaran yang disepakati. Padahal, aturan itu seharusnya disepakati. Kalau begitu diperlukan alat lain. Alat itu ialah empirisme. Empirisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar ialah logis danada bukti empiris.Kekurangan empirisme ialah belum terukur. Empirisme hanya sampai pada konseo-konseo yang umum. Empirisme hanya menemukan konsep yang sifatnya umum. Konsep itu belum operasional, karena belum terukur. Jadi, masih diperlukan alat lain. Alat lain itu adlh positivisme. Positivisme adalah mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empirisnya yang terukur. Metode ilmiah mengatakan, untuk memperoleh pengetahuan yang benar lakukan langkah berikut: Logico-hypothetico-verificartif. Maksudnya, mulamula buktikan bahwa itu logis, kemudian ajukan hipotesis (berdasarkan logika itu), kemudian lakukan pembuktian hipotesis tiu secara empiris. Dengan rumus metode inilah kita membuat aturan itu. Metode riset menghasilkan model0model penelitian. Model-model penelitianinilah yang dijadiakn instansi terakhir. Hipotesis adalah pernyataan yang sudah benar secara logika, tetapi belum ada bukti empirisnya. Bellum atau tidak ada bukti empirisnya bukanlah merupakan bukti bahwa hipotesis tiu salah. Hipotesis benar, bila logis,titik. Ada atau tidak ada bukti empirisnya itu soal lain. Dari sini tahulah kita bahwa kelogisan suatu hipotsesis juga teori lebih penting ketimbang bukti empirisnya. Sekurang-kurangnya ada tiga kegunaan teori sain: sebagai alat membuat ekslanasi, sebagai alat peramal, dan sebagai alat pengontrol. Munurut T. Jacob (Manusia, Ilmu dan teknologi, 1993;7-8) ain merupakan suatu sisten explanasi yang paling dapat diandalkan jika dibandingkan dengan sistem lainnya dalam memahami masa lampau, serta mengubah masa depan. Anda akan dapat menjelaskan (mengekslanasikan) jika anda menguasai teori yang mampu menjelaskan gejala (nakal) itu. Menuru teori sain pendidikan, anak-anak yang

(6)

menggunakan ilmu. Pertama ia mengidentifikasi masalah. Identifikasi biasanya dilakukan dengan cara mengadakan penelitian. Hasil penelitian itu ia anaisis untuk mengetahui secar persis segala sesuatu diseputar kenakalan itu tadi. Kedua, ia mencari teori tentang sebab-sebab kenakalan remaja. Ketiga, ia kembali membaca literatur lagi. sekarang mencari teori yang menjelaskan cara memperbaiki. Jangan terlalu mengandalkan sain jika ada masalah sebab belum tentu teori sain yang ada mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi dan belum tentuteori itu efektif dan setiap masalah belum tentu tersedia teori untuk menyelesaikannya. Bila sain netral keuntungannya ialah perkembangan sain akan cepat terjadi . Karena tidak ada yang menghambat atau menghalangi tatkala peneliti memilih dan menetapkan objek yang hendak diteliti , cara meneliti dan tatkala menggunakan produk penelitian. Orang yang menganggap sain tidak netral akan dibatasi oleh nilai dalam memilih objek penelitian, cara meneliti dan menggunakan hasil penelitian. Kerugiannya bila kita ambil paham sain netral ialah ia akan melawan keyakinan. Bila paham sain netral itu telah menerapkan pahamnya pada aspek aksiologi, mereka akan dapat menggunakan hasil penelitian mereka untuk keperluan apa pun tanpa pertimbangan nilai.

(7)
(8)

pandangan hidup. Mempelajari filsafat sebagai kumpulan teori sangat penting karena dunia dibentuk oleh teori-teori itu. Filsafat sebagai metode pemecahan yaitu filsafat digunakan sebagai satu cara atau model pemecahan masalah secara mendalam dan universal, selalu

mencari sebab terakhir dan dari sudut pandang seluas-luasnya. Filsafat sebagai pandangan hidup sama dengan agama, dalam hal yang sama mempengaruhi sikap dan tindak penganutnya. Kegunaan filsafat sebagai akidah Akidah seorang muslim haruslah kuat, dengan kuat akidah akan kuat pula keislamannya secara keseluruhan. Untuk memperkuatnya diperlukan untuk mengamalkan keseluruhan ajaran Islam secara sungguh-sungguh dan mempertajam pengetahuan islam sendiri. Namun dapatkah filsafat memperkuat pemahaman kita tentang Tuhan ? Kant menyatakan bahwa Tuhan tidak dapat dipahami melalui akal, Tuhan dapat dipahami melalui suara hati yang disebut moral. Menurut kant akal teoritis tidak melarang kita mempercayai tuhan, kesadaran moral kita memerintahkan untuk mempercayaiNya. Kegunaan Filsafat bagi Hukum Hukum Islami yang dijadikan aturan beramal ada diadalam fiqih sebagai kumpulan hukum yang dibuat berdasarkan kaidah-kaidah hukum yang digunakan untuk menetapkan hukum tersebut. Ternyata kaidah-kaidah pembuatan hukum (ushul fiqih) itu dibuat berdasarkan teori-teori filsafat. Jadi memang benar filsafat sebagai metodologi berguna bagi pengembangan hukum dalam hal ini hukum Islami. Kegunaan Filsafat bagi Bahasa Bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran. Tatkala bahasa berfungsi sebagai alat berfikir ilmiah, muncul problem yang serius dan ini diselesaikan antara lain dengan bantuan filsafat. Bahasa sering tidak mampu membebaskan diri dari gangguan pemakainya, kerusakan bahasa tersebut biasanya disebabkan oleh tidak digunakannya kaidah logika, logika itu filsafat. Kekeliruan dalam berbahasa melahirkan kekeliruan dalam berfikir. Untuk itu filsafat sangat berperan dalam menentukan kualitas bahasa. Tanpa peran serta filsafat (logika) kekeliruan dalam bahasa tidak mungkin dapat diperbaiki.

Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah Kegunaan filsafat ialah sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah bahkan sebagai metode dalam memandang dunia. Penyelesaian filsafat bersifat mendalam, artinya ia ingin mencari asal masalah. Universal, artinya ia ingin masalah itu dilihat dalam hubungan seluas-luasnya agar nantinya penyelesaian itu cepat dan berakibat seluas mungkin.

(9)

mistik-magis-hitam. Perbedaan mendasar ada pada segi filsafat. Magis putih selalu dekat dan berhubungan serta bersandar pada Tuhan sehingga dukungan Illahi sangat menentukan. Pada nabi disebut Mukzijat dan pada selain nabi disebut karomah. Magis hitam selalu dekat, bersandar, bergantung pada kekuatan roh jahat. Jiwa-jjiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu : pertama, mereka yang memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Kedua, mereka yang melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan

watak benda-benda atau elemen-elemen yang ada didalamnya, inilah yang disebut jimat. Ketiga, mereka yang melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai fantasi pada orang yang dipengaruhi, seperti pesulap. Epistemologi Pengetahuan Mistik Pengetahuan mistik ialah pengetahuan yang diperoleh tidak melalui indera dan bukan melalui rasio. Pengetahuan ini diperoleh melalui rasa dan hati. Yang menjadi objek pengetahuan mistis ialah objek yang abstrak-supra-rasional, seperti alam gaib, Tuhan, malaikat, surga, neraka, jin, dll. Pada umumnya cara memperoleh pengetahuan mistis adalah latihan yang disebut dengan riyadhah, dari situ manusia dapat memperoleh pencerahan, memperoleh pengetahuan. Kebenaran pengetahuan mistis diukur dengan berbagai ukuran. Ada kalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistis itu kepercayaan. Jadi, sesuatu dianggap benar jika kita mempercayainya. Ada kalanya juga kebenaran suatu teori diukur dengan bukti empiris, yaitu ukuran kebenaran. Sulit memahami jika sesuatu teori dalam pengetahuan mistis bila pengetahuan itu tidak punya bukti empirik, sulit diterima karena secara rasional tida terbukti dan bukti empirik pun tidak ada. Aksiologi Pengetahuan Mistik Pengetahuan mistik itu amat subjektif, yang paling tau penggunaannya ialah pemiliknya. Di kalangan sufi kegunaannya yaitu dapat menentramkan jiwa mereka, mereka menggunakan pengetahuannya untuk kebaikan. Mistis magis hitam dikatakan hitam karena penggunaannya untuk kejahatan. Cara pengetahuan mistis menyelesaikan masalah tidak melalui proses inderawi dan tidak juga melalui proses rasio. Ada dua macam mistis yaitu mistis yang biasa dan mistis magis. Mistis magis adalah kegiatan mistik yang mengandung tujuan-tujuan untuk memperoleh sesuatu yang diingini penggunanya. Dunia mistik magis dalam dunia Islam yaitu ’ulum al-hikmah yang berisi antara lain rahasia-rahasia huruf al-qur’an yang mengandung kekuatan magis, rahasia wafaq, rahasia asma ilahiyah, dsb. Pada kenyataannya tokoh-tokoh mistik-magis itu kebanyakan sufi-sufi. Kekuatan alam

(10)

seseorang dapat atau sanggup mempraktekan wirid atau do’a sesuai dengan rumusan maka kekuatan ilahiyah (khadam atau malaikat) akan dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan yang kehendaki terlebih jika diikuti oleh jiwa yang bersih. Cara kedua ialah dengan cara memindahkan jiwa-jiwa ilahiyah atau khadam yang adad dalam huruf-huruf al Qur’an atau didalam asma-asma Allah, cara ini disebut wafaq atau isim dimana ditulis dengan menggunakan tinta tertentu dan pada kondisi tertentu. Pada dasarnya mereka menggunakan supra natural yang ada pada khadam dalam wirid atau doa, wafaq atau isim untuk tujuan tertentu. Cara kerja Mistik-Magis-Hitam Mereka membuat simbol-simbol atau nama atau atribut-atribut, lalu ia bacakan mantra. Selama mengulak kata-kata buruk itu, ia mengumpulkan ludahnya untuk disemburkan pada gambar itu. Lalu ia ikatkan buhul pada simbol menurut sasaran yang telah disiapkan tadi. Ia menganggap ikatan buhul itu memiliki kekuatan dan efektif dalam praktik sihir. Ia meminta jin-jin kafir untuk berpartisipasi, ia memunculkan lebih banyak roh jahat sehingga segala sesuatu yang dituju benar-benar terjadi.

MUKASYAFAH Ontologi Mukasyafah adalah salah satu contoh pengetahuan mistik, ini termasuk mistik putih. Berbeda dengan filsafat dan sain, pengetahuan mukasyafah diawali oleh asumsi dan kesadaran tentang adanya kesatuan esensial secara asasi antara subjek-objek, yaitu manusia-Tuhan. Mukasyafah adalah upaya menyingkapkan hijab-hijab yang menutupi diri. Secara esensial penyingkapannya adalah penghancuran tirai yang menutup objek dengan jalan rohani. Orang-orang yang telah sengaja menutup hatinya dari gairah pencarian akan tertutup dan sulit dibuka sedangkan bagi orang-orang yang terus menerus berusaha mencari dan membuka hijab itu maka akan terbuka. Pengetahuan mukasyafah diperoleh bukan dari rasio tapi melalui pengalamn langsung. Tuhan sebagai objek pengetahuan secara aktif menyatakan dirinya. Wujud keaktifan Tuhan sebagai objek ialah dalam bentuk pewahyuan dan dalam rahasia alam ciptaanNya. Pengetahuan tentang Tuhan masih berupa pengetahuan tingkat filsafat. Sistem pengetahuan mukasyafah berpijak pada keyakinan bahwa Tuhan memancarkan pengetahuannya yang tidak dapat diketahui oleh indera ataupun rasio. Indera dan rasio dinonaktifkan sementara dan membiarkan potensi spiritual menerima dan menapung pengetahuan tersebut. Dalam Al Qur’an disebut empat istilah yang berkenaan dengan batun manusia yaitu nafs, roh, qalb dan ’aql. Makna dasar qalbialah membalik, kembali, pergi maju mundur, berubah naik turun, mengalami perubahan. Hati merupakan tempat manusia bertemu Tuhan. Hatu merupakan kunci kemunafikan, hati digambarkan memiliki mata dan telinga karena itu merupakan pusat pandangan, pemahaman dan ingatan atau dzikir. Iman dan penyelewengan tumbuh dalam hati. Pada dasranya hati bersifat netral, ia diciptakan mempunyai kecenderungan lurus atau bengkok. Hati diperintahkan oleh Tuhan untuk cenderung pada sifat baik seperti pada petunjuk, iman, cahaya dan cinta. Hati terperangkap dalam dua sisi, berada diantara jiwa dan roh yang menguasai kejahatan yang disitu ada kegelapan dan cahaya bersaing. Jika hati hidup dalam situasi kacau dan rasio ditaklukan ia akan menjadi gelap, namun jika keseimbangan yang benar

(11)

keseimbangan. Kemampuan hati untuk terus-menerus menghadapkan ke arah roh inilah yang menjadi inti penyingkapan hijab, untuk itu diperlukan riyadhah yaitu latihan untuk menetapkan hati agar tetap menghadap roh. Metodologi Penyingkapan Tabir Melalui dua tahapan, yaitu iradah (kehendak) dan riyadhah (latihan). Iradah yaitu muncul hasrat untuk berpegang teguh pada jalan yang membimbing menuju Tuhan. Riyadhah mempunyai tiga tujuan yaitu menyingkirkan segala sesuatu selain Allah yag menghalangi perjalanan spiritual, menundukan jiwa yang cenderung menyuruh berbuat jahat ke jiwa yang tenang, melembutkan jiwa batiniah. Penyatuan iradah dan riyadhah akan menyebabkan diri sanggup melihat kilasan-kilasan cahaya illahi dan merasakan pantulan keagungan Tuhan. Penyingkapan tahap pertama ialah penyingkapan yang didapat dalam perjalanan dari makhluk menuju khalik. Proses itu akan dilanjutkan pada perjalanan tahap kedua yaitu bersama Tuhan dalam Tuhan, perjalanan tahap ketiga yaitu dari Tuhan menuju makhluk, dan perjalanan keempat yaitu dari mahluk Tuhan bersama Tuhan. Pengetahuan inilah yang disebut pengetahuan mukasyafah, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari kebersatuan pengetahuan objek-subjek karena hijab telah tersingkap. ILMU LADUNI Tiga alat untuk berkomunikasi secara rohaniah dalam tasawuf, yaitu kalbu untuk mengetahui sifat-sifat Tuhan, roh untuk mencintai Tuhan dan sirr untuk musyahadah yakni menyaksikan keindahan, kebesran dan kemuliaan Tuhan secara yakin. Kesatuan ketiga unsur itu disebut hati. Jika hati dikosongkan dari segala yang buruk dan diisi dengan dzikrullah maka hati akan mencapai pengetahuan yang disebut dengan laduni. Ilmu laduni ialah ialah ilmu batiniah yang bukan merupakan hasil pemikiran melainkan ilmu yang diterima langsung melalui ilham, iluminasi atau inspirasi dari sisi Tuhan.

(12)

berguru. Jangjawokan merupakan tradisi mistis yang berlaku didaerah tertentu. Sandaran yang dipakai bermacam-macam, kadang ke Allah kadang ke dewa atau jin.

SIHIR Sihir secara bahasa berarti al-sharfu maksudnya membelokan sesuatu dari kenyataan yang sebenarnya kesesuatu yang bukan sebenarnya. Sihir merupakan upaya yang dilakukan manusia sebagai suatu tipu daya yang dalam mewujudkannya meminta bantuan sesuatu yang halus (setan) untuk membelokan sesuatu yang sebenarnya ke sesuatu yang bukan sebenarnya. Menurut Abdul Salam Bali (1995:21) mengutip beberapa pengertian sihir sbb : sihir adalah perbuatan yang dilakukan dengan mendekatkan diri kepada setan, sihir mengubah sehat menjadi sakit, sihir ialah mengeluarkan kebatilan dalam bentuk kebenaran, sihir ialah sesuatu yang lembut pengembaliannya. Abu Abdullah al-Razi (tafsir Ibnu Katsir, 1:147) menjelaskan bahwa sihir ada delapan macam yaitu : sihir orang Kildan dan Kisydan yang menyembah tujuh binatang, sihir orang-orang yang berilusi dan berjiwa kuat, sihir dengan cara meminta bantuan roh-roh rendah (setan), sihir yang tampak pada penyusunan alat-alat tertentu berdasarkan ukuran-ukuran tertentu, sihir dalam bentuk khayal, hipnotis, dan sulap, sihir yang menggunakan obat-obat khusus yakni dalam berbagai makanan dan minyak, sihir yang menggantungkan ke hati, sihir dalam bentuk menggunjing dan mendekat dengan cara yang ringan dan lembut. Muhammad ibn Abdul Wahab dalam kitab al-Tauhid, membagi sihir menjadi tujuh, yaitu ’Iyafah, memasukan burung kedalam sangkar. Thiyarah, berprasangka buruk yang timbul dari suara burung tertentu dan arah terbangnya. Al-Tharqu, dilakukan dengan cara memukul batu-batu kecil. Al-Tanjim, dengan mengambil petunjuk dari situasi falak sebagai pedoman atas kejadian. Membundel benang dan meniup tiap bundel. Namimah, yaitu mengadu domba manusia. Bayan, susunan kata indah sehingga dapat memutarbalikan yang hak dan yang batil. Dari klasifikasinya Suroso Orakas membagi sihir menjadi dua yaitu sihir klasik dan sihir modern. Sihir klasik dilaksanakan secara tradisional dan dilakukan oleh pawang atau penenung. Sihir modern ialah sihir yang dilaksanakan dengan cara-cara modern, praktis dan sederhana, biasanya dilakukan oleh ahli hipnotis dan paranormal.

(13)

sel-sel otak yang berkaitan dengan daya pikir, saat itu muncul gejala pada sasaran seperti orang gila. Sihir lesu, untuk mempengaruhi agar mengisolisir diri dan menutup diri. Sihir suara panggilan, sihir penyakit digunakan untuk membuat orang sakit. Sihir pendarahan, jin ditugasi masuk kedalam jasad untuk mengeluarkan darah. Sihir menghalangi pernikahan. ILMU KEBAL Ilmu kebal dikenal sebagai ilmu tentang cara-cara menjaga diri tanpa bantuan alat fisik agar tidak mempan senjata tajam atau benda lain yang dapat melukai. Bentuk keselamatan tersebut dapat berupa terhindar dari perlakuan untuk melukai dan tidak luka pada saat orang melukai. Ilmu kebal diperoleh melalui cara supra natural atau supra rasional. Ilmu itu dapat diperoleh dengan belajar dan karena bawaan. Ada dua bentuk latihan yaitu melalui penyucian batin dan penyucian diri melalui ibadah dan

pengendalian nafsu syahwat, serta keduniaan. Atau melalui latihan konsentrasi batin dan fisik serta penguasaan jampi atau amalan tertentu. SANTET Santet adalah bagian dari sihir, merupakan kekuatan supranatural yang dapat dipaksa erpartisipasi dengan cara tertentu, dengan jalan baik ataupun dengan jalan buruk berdasarkan kekuatan gaib. Menurut Cliford Geertz menyatakan bahwa santet adalah sejenis praktek memasukan benda-benda asing ke perut korban melalui upacara ritual agar korban merasa sakit tak terhingga atau mati. Kegunaan santet ada dua yaitu menyakiti dan membunuh. Pada tujuan menyakiti dukun santet menyiapkan alat berupa simbol persamaan. Pada tujuan membunuh biasanya penyantet memakai pakaian serba hitam. PELET Pelet mengandung arti memikat, mengambil, pesona, bujukan. Secara terminologi pelet ialah usaha sadar membujuk, menarik rasa cinta seseorang dengan cara tertentu. Pelet dibagi dua bagian, pelet yan menggunakan huruf arab dan pelet yang diambil dari ajaran setan. Orang yang terkena pelet dapat diketahui sikapnya yangmulamula diam menyendiri dan yang ia ingat hanyalah orang yang memelet. Bila diarahkan ia membantah, kondisi tubuhnya merosot, kurang bergairah. Ilmu pelet jenis pertama dilaksanakan pada saat tertentu, misalnya ba’da ashar, tahajud atau shalat subuh. Dengan membaca surat al-Jinn ayat 1-5 maka datanglah jin urusan cinta. Bisa juga menggunakan foto kedua belah pihak. Ilmu pelet kedua biasanya dukun meminta sesuatu yan pernah dipakai korban yang masih berau keringat. Sihir y ang paling dahsyat adalah yang dibuat dari benda najis, terutama darah haid. Menurut Umar Hasyim pelet tidak diperbolehkan dalam Islam. Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW bersabda : Sesungguhnya mantra, azimat dan tiwalah (pelet) termasuk perbuatan syirik.

(14)

membantu dukun untuk mengetahui tentang pasiennya. Bahwa setiap manusia yang lahir pasti didampingi qarin, qarin tersebut mengetahui seluruh masalah dan rahasia orang yang didampinginya. Saat orang itu meninggal qarin terus mengembara, sehingga jika ada acara pemanggilan roh, jin qarin akan datang mengatasnamakan orang yang meninggal itu. Mumamad isa daud ( 1996:39 – 51 ) menjelaskan bahwa jin dapat dilihat dalam tiga kondisi yaitu ketika jin menampakan dirinya, melihat jin lewat jin atau minum air sirih, melihat jin karena kamauan jin disertai adanya kondisi yang memungkinkaan hal itu. Memiliki pengetahuan tentang jindapat menambah keimanan, mengharuskan manusia waspada terhadap kejahatan atau gangguan jin jahat yang selalu menggoda agar manusia ingkar terhadapnya. NYAMBAT Nyambat ialah memanggil atau menghadirkan roh melalui suatu ritual dengan mengucapkan bacaan tertentu. Beberapa jenis nyambat antara lain : Asrar, yaitu memanggil yang gaib untuk mengetahui sesuatu yang tidak terlihat mata tidak terdengar telinga. Abdul Jabbar yaiut nyambat untuk menghadirkan kekuatan dan kesaktian abdul jabbar. Pajajaran, adalah nyambat untuk menghadirkan khadam berupa siluman yang menjelma menjadi harimau. Kuda lumping, nyambat untuk menghadirkan mahluk gaib. Kasurupan, memanggil jin untuk dimintai bantuannya mengeluarkan jin pengganggu

yang mengganggu seseorang yang kesurupan. Tenaga gaib, adalah tenaga yang diisikan guru atau didapat karena wirid atau puasa. Pendukunan. Ramal, tiga jenis ramal yaitu ramal mekanis yang menggunakan manipulasi objek material dan operasinya secara kebetulan saja. Kedua ramalan lewat nujum. Ketiga ramalan yang menggunakan kekuatan supra natural. Kegunaan nyambat ialah mendatangkan kekuatan gaib melalui khadam, mengetahui rahasia batin melalui khadam, melakukan gerakan dengan kekuatan gaib dan alam bawah sadar, menghadirkan kesaktian seseorang, dll. ILMU KANURAGAN Ialah ilmu bela diri dapat berbentuk kekuatan yang datang dari dalam dan dapat juga datang dari luar, keduanya merupakan latihan fisik dan riyadhah. Secara umum ilmu kanuragan dapat digunakan untuk melumpuhkan ilmu hitam, untuk menyedot dan membalikan ilmu lawan, untuk menotok lawan dari jarak jauh, memukul lawan dari jarak jauh, dsb.

TUGAS RESUME FILSAFAT ILMU

Disusun Oleh NINA KURNIASIH 20342 107

Referensi

Dokumen terkait

memperoleh pengetahuan yang benar atau yang secara singkat dapat disebut

Research mendefinisikan ilmu sebagai: bentuk aktifitas manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh suatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan cermat tentang alam

Tujuan Ilmu Pengetahuan adalah mengembangkan pengetahuan ilmiah yang berlaku dan benar, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan logika, namun jenis penalaran yang dipakai

 Kebenaran ilmu pengetahuan (kebenaran ilmu atau kebenaran ilmiah) adalah pengetahuan yang jelas dari suatu obyek materi yang dicapai menurut obyek forma (cara pandang)

Teori kebenaran korespondensi adalah “teori kebenaran yang menyatakan bahwa suatu pernyataan itu benar kalau isi pengetahuan yang terkandung dalam pernyataan tersebut

• Filsafat ilmu pengetahuan melandaskan dirinya pada teori korespondensi (keselarasan antara ide dengan semesta luar), dimana kebenaran ilmu pengetahuan adalah.

Dengan demikian, ilmu pengetahuan dapat diartikan sebagai keseluruhan lanjutan sistem pengetahuan manusia yang telah dihasilkan oleh hasil kerja filsafat kemudian dibukukan

Ditinjau dari pengetahuan atau cara untuk memperoleh ilmu selama ini, terbatas pada obyek empiris dan suatu ilmu diperoleh dengan metode keilmuan, asalkan dalam