• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas PENYEDIAAN AIR MINUM Sistem Penyed

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas PENYEDIAAN AIR MINUM Sistem Penyed"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas:

PENYEDIAAN AIR MINUM

(Sistem Penyediaan Air Minum Dari Air Permukaan)

Oleh:

Andi Subhan Nur

F 111 09 151

Teknik Sipil

(2)

Bab I

Pedahuluan

Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi tetap terdapat resiko bahwa air tersebut telah tercemar oleh bakteri (misalnya

escherichia coli). Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama logam (contoh : besi, seng, timbal), tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Dari segi kualitas, air minum harus memenuhi,Syarat fisik : air tersebut tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna (jernih), suhu hendaknya di bawah sela udara (sejuk ± 25º C) air harus jernih (Sutrisno, 2006, p.21). Menurut Sutrisno (2006, p.21), syarat-syarat kekeruhan dan warna harus dipenuhi oleh setiap jenis air minum dimana dilakukan penyaringan dalam pengolahannya.

a. Syarat kimiawi :air tersebut harus bebas dari bahan kimia, tidak mengandung amoniak, pestisida, dan kandungan aluminium tidak melebihi batas maksimal yang ditentukan.

b. Syarat mikrobiologik .

Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali dan tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan coli melebihi batas yang telah ditentukan yaitu 2 coli/100ml untuk koliform tinja. Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia. Maka dalam pemeriksaan mikrobiologik tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri patogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli (Sutrisno,2006,p.23). Menurut Litbang_DepkesRI, 2006, ciri-ciri air yang layak minum adalah :

1) Jernih, tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna.

(3)

3) Tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti koliform tinja dan total koliform.

4) Suhunya sebaiknya sejuk dan tidak panas sesuai dengan suhu tubuh manusia. “Syarat air minum sesuai Permenkes itu harus bebas dari bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan lain sebagainya”.

1. Pengolahan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai kegunaannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya;

2. Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur dan atau diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3. Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk dimanfaatkan bagi golongan tertentu;

4. Kriteria mutu air adalah tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air yang ditetapkan oleh pemerintah dalam standar kualitas air di perairan umum (Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 90);

5. Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang masih bisa diterima keberadaannya di dalam air;

6. Status mutu air adalah tingkat kondisi mutu air yang menunjukkan kondisi tercemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air yang ditetapkan.

A. Standar Kualitas Air Bersih

(4)

1. Warna

Warna air dicantumkan dalam standar persyaratan kualitas air bersih adalah bahwa (Sutrisno, 2006, p.28) :

1. Air yang berwarna akan mengurangi segi estetika dan tidak diterima oleh masyarakat 2. Tidak diterimanya air minum yang berasal dari penyediaan air minum, akan

menimbulkan kekhawatiran bahwa masyarakat akan mencari sumber air lainnya yang mungkin kurang ”safe”

3. Dengan ditetapkannya standar warna sebagai salah satu persyaratan kualitas, diharapkan bahwa semua air minum yang akan diberikan kepada masyarakat akan dapat langsung diterima oleh masyarakat.

2. Bau dan Rasa

Efek kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya bau dan rasa dalam air adalah (Sutrisno, 2006, p.30) :

1. Serupa dengan unsur warna, dengan air minum yang berbau dan berasa ini, masyarakat akan mencari sumber lain yang kemungkinan besar tidak ”safe”

2. Ketidaksempurnaan usaha menghilangkan bau dan rasa pada cara pengolahan yang dilakukan, dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa air yang terolah secara tidak sempurna itu masih mengandung bahan-bahan kimia yang bersifat toksis.

3. Derajat keasaman (pH)

Menurut Sutrisno (2006, p.32), pH adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan. pH merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan karena derajat keasaman air akan sangat mempengaruhi aktivitas pengolahan air yang akan dilakukan selanjutnya, misal : pelunakan air dan dalam pencegahan korosi.

(5)

senyawa kimia (misal : karat dari pipa yang ikut mengalir bersama air) berubah menjadi racun yang mengganggu kesehatan (Sutrisno, 2006).

Bab II

Air permukaan

Air permukaan adalah air yang terdapat di sungai, danau, atau rawa air tawar. Air permukaan secara alami dapat tergantikan dengan presipitasi dan secara alami menghilang akibat aliran menuju lautan, penguapan, dan penyerapan menuju ke bawah permukaan.

Meski satu-satunya sumber alami bagi perairan permukaan hanya presipitasi dalam

area tangkapan air, total kuantitas air dalam sistem dalam suatu waktu bergantung pada banyak faktor. Faktor-faktor tersebut termasuk kapasitas danau, rawa, dan reservoir buatan, permeabilitas tanah di bawah reservoir, karakteristik aliran pada area tangkapan air, ketepatan waktu presipitasi dan rata-rata evaporasi setempat. Semua faktor tersebut juga memengaruhi besarnya air yang menghilang dari aliran permukaan.

Aktivitas manusia memiliki dampak yang besar dan kadang-kadang menghancurkan faktor-faktor tersebut. Manusia seringkali meningkatkan kapasitas reservoir total dengan melakukan pembangunan reservoir buatan, dan menguranginya dengan mengeringkan lahan basah. Manusia juga sering meningkakan kuantitas dan kecepatan aliran permukaan dengan pembuatan sauran-saluran untuk berbagai keperluan, misalnya irigasi.

Kuantitas total dari air yang tersedia pada suatu waktu adalah hal yang penting. Sebagian manusia membutuhkan air pada saat-saat tertentu saja. Misalnya petani

(6)

permukaan harus terisi ketika aliran arus rata-rata lebih rendah dari kebutuhan pembangkit listrik.

Perairan permukaan alami dapat ditambahkan dengan mengambil air permukaan dari area tangkapan hujan lainnya dengan kanal atau sistem perpipaan. Dapat juga ditambahkan secara buatan dengan cara lainnya, namun biasanya jumlahnya diabaikan karena terlalu kecil

Bab III

Pengolahan Air Permukaan

Pengolahan adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat (Sutrisno, 2006, p.51). Hal ini penting artinya bagi air minum karena dengan adanya pengolahan, maka akan didapatkan air minum yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan.

Menurut Sutrisno (2006, p.51), ada dua cara proses pengolahan air, yaitu :

1. Pengolahan lengkap atau Complete treatment process

Pengolahan lengkap adalah pengolahan air yang meliputi pengolahan fisik, kimia, dan bakteriologik. Pengolahan ini biasanya dilakukan terhadap air sungai yang kotor/keruh. 2. Pengolahan sebagian atau Partial treatment process

Pengolahan sebagian , misalnya hanya diadakan pengolahan kimiawi dan/atau pengolahan bakteriologik saja. Dan pengolahan ini biasanya hanya dilakukan untuk mata air bersih atau air dari sumur yang dangkal/dalam.

Tingkatan-tingkatan pengolahan (Sutrisno, 2006, p.51), yaitu :

1. Pengolahan fisik

(7)

2. Pengolahan kimia

Yaitu suatu tingkatan pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan pembubuhan tawas pada proses sedimentasi.

3. Pengolahan bakteriologik

Pengolahan bakteriologik atau desinfektan yaitu suatu tingkat pengolahan untuk membunuh/memusnahkan bakteri yang terkandung dalam air minum yakni dengan cara membubuhkan kaporit (zat desinfektan) atau melalui penyinaran ultraviolet.

Langkah-langkah dasar dalam pengelolaan air berdasarkan standar Internasional seperti yang ditetapkan oleh IHS (International Health Standart) adalah standart AWWA (American Water Works Association’s) yang memiliki otoritas dalam penelitian air bersih. HIS sendiri adalah lembaga Internasional nonprofit yang bergerak di bidang penelitian dan pendidikan sosial untuk meningkatkan kualitas air minum.

Standar AWWA memiliki 5 tahap, yaitu :

 Tahap 1 : Source

 Tahap 2: Treatment (Sedimentation, Filtration, and Disinfection )

 Tahap 3 : Distribution

 Tahap 4 : Storage

 Tahap 5 : Pumping

Berikut contoh pengelohan air permukaan (sungai)

(8)

Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk di alam semesta ini, Air bersih sudah menjadi sumber daya yang sangat sulit ditemui belakangan ini, di kota-kota besar dengan jumlah populasi yang sangat padat bisa dikatakan pencemaran air sudah mencapai tahap yang sangat mengkhawatirkan. Apa yang bisa dilakukan untuk mengolah air sudah tercemar menjadi bersih kembali?

Kami perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan air (water treatment) memberikan terobosan baru dalam sistem pengolahan air bersih yang bersumber dari air sungai. Dengan teknologi luar yang kami terapkan, menjadikannya suatu kelebihan bagi kami untuk melayani anda dalam hal pemenuhan kebutuhan air bersih.

b. Alat yang di gunakan

 1 Unit pompa air 125 watt  1 unit tabung clourin

 1 unit tandon air profil tank 2200 Liter  1 unit pompa air 125 watt

 1 unit tabung filter pvc 8" dgn media carbon powder  1 unit tandon air profil tank 2200 Liter

 1 unit pompa air 200 watt

 1 unit tabung filter fiber 10"dgn media carbon aktif

(9)

 1 unit pompa air 250 watt

 1 unit tabung filter stainlees 12" dgn media carbon aktif

 1 unit tabung filter stainlees 12" dgn media manganis greensand  1 unit tabung filter stainlees 12" dgn media resin softener  8 unit tabung housing 10" media filter catridge spun  8 unit tabung housing 10" media filter carbon block  4 unit tabung housing 10" media filter ceramik  4 unit lampu ultraviolet UVC 32 watt

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Gambar diatas menunjukkan bahwa prioritas subkriteria berdasarkan kriteria Biaya yang menjadi pertimbangan dalam menentukan strategi adalah Infrastruktur dengan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah apakah permainan kartu bilangan dapat mengembangkan kemampuan mengenal bilangan 1-10 pada anak kelompok B TK Mawar

Teknik pengambilan sampel menggunakan salah satu metode Non Probabilty Sampling yaitu Purposive Sampling di mana anggota populasi dipilih sesuai dengan masalah dan tujuan

Berdasarkan hasil kuesioner di lapangan dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya prinsip Good Corporate Governance di BPRS Bandar Lampung dalam hal

Teknik ini digunakan untuk melengkapi data angket korelasi peran ibu sebagai wanita karir dengan indeks prestasi kumulatif peserta didik di MTsN Mulawarman Banjarmasin serta

menerapkan nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika public, komitmen mutu dan anti korupsi berkontribusi dengan visi misi RS Kanker Dharmais dalam memberikan

sehingga Kami turut bertanggung jawab bahwa karya ilmiah tersebut telah memenuhi syarat kaidah ilmiah, norma akademik, dan norma hukum, s e s u a i dengan Peraturan Menteri

Setelah  berdebat  cukup  lama,  akhirnya  Morgan  diputuskan  untuk  dikeluarkan  dari  universitas