• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN pencemaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN pencemaran "

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

PENGANTAR REKAYASA LINGKUNGAN

TEMPAT PENGOLAHAN AKHIR (TPA) BATU LAYANG

KELOMPOK 8

8. Hana Muslimah Eka Putri (D1051161053)

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar mahluk hidup terbagi menjadi sampah organik maupun sampah anorganik. Kementerian Lingkungan hidup mencatat rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sekitar 2,5 liter sampah per hari atau 625 juta liter dari jumlah total penduduk. Kondisi ini akan terus bertambah sesuai dengan kondisi lingkungannya. Namun, tidak sedikit masyarakat di Indonesia terutama masyarakat di Kota Pontianak masih berpendapat bahwa masalah sampah dapat di atasi dengan mudah dan terlalu menganggap remeh permasalahan yang mempengaruhi perkembangan kehidupan mahluk hidup baik langsung maupun tidak langsung. Secara garis besar lingkungan adalah segala aspek kondisi eksternal fisik dan bilogik dimana organisme hidup. Di dalam lingkungan terdapat komponen biotik dan abiotik. Apabila lingkungan tercemar oleh sampah, maka dampaknya juga dapat kita rasakan secara langsung maupun dalam jangka waktu yang lama. Sampah yang kecil jika terkumpul banyak, akan semakin memperburuk lingkungan kita.

Karena itu, sangat diperlukan adanya tempat pembuangan akhir dimana sampah-sampah tersebut akan dikumpulkan dan kemudian diolah. Salah satu TPA yang dimaksud adalah TPA Batu Layang. Dalam laporan ini kami membahas tentang sistem pengolahan sampah dan limbah yang ada di TPA Batu Layang.

1.2 Tujuan

Berdasarkan latar belakang yang kami paparkan diatas, tujuan kami melakukan kuliah lapangan di TPA Batu Layang adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui sistem pengolahan sampah dan air lindi yang ada di TPA Batu Layang

(3)

3. Mengetahui aktivitas keseharian di TPA Batu Layang. 1.3 Manfaat

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair, dan gas (Rudi, 2008).

Sampah yang dibiarkan bertumpuk tentu akan berdampak negatif pada lingkungan maupun pada makhluk hidup sekitarnya. Karena itu, perlu dilakukan pengelolaan.

Pengelolaan sampah adalah sebuah upaya komprehensif menangani sampah-sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia, dikelompokkan menjadi enam elemen terpisah yaitu Pertama, pengendalian bangkitan (control of generation), Kedua, penyimpanan (storage). Ketiga, pengumpulan (collection). Keempat, pemindahan dan pengangkutan (transfer and transport). Kelima, pemrosesan (processing), dan keenam, yaitu pembuangan (disposal) (Soekmana, 2010).

(5)

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI KEGIATAN

3.1 Waktu dan Lokasi Kegiatan

Kami mengunjungi TPA Batu Layang pada hari Kamis, 27 Oktober 2016 jam 09.00 s.d 12.00 . TPA Batu Layang terletak di Jl. Kebangkitan Nasional, Batu Layang, Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Kegiatan kami dimulai dengan penjelasan singkat tentang TPA Batu Layang dan tata cara pengelolaan sampah. Setelah itu, kami dibawa untuk melihat secara langsung tempat dan aktivitas pengelolaannya.

3.2 Profil Instansi

TPA Batu Layang mulai beroperasi pada tahun 1996 dan terletak 15 Km dari Kota Pontianak dengan luas keseluruhan 30,6 ha. TPA Batu Layang juga berbatasan langsung dengan badan air sejauh 200 m. Di TPA Batu Layang ini sendiri menggunakan sistem operasi Open Dumping dan Control Landfill, yaitu penimbunan sampah dengan jangka waktu 3 hari sekali, hanya saja karena terkendala aspek pembiayaan yang kurang menyebabkan penimbunan ini hanya dilakukan satu tahun sekali.

Visi: Mewujudkan TPA sampah dan limbah Batu Layang yang ramah lingkungan

Misi:

a. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Persampahan Kota

b. Meningkatkan Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan c. Meningkatkan Peran serta Swasta dalam Pengelolaan Persampahan d. Meningkatkan Peran serta Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

e. Meningkatkan Kualitas Sumber daya Manusia dalam Bidang Pengelolaan Persampahan

(6)
(7)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk sampah bisa terdiri dari berbagai macam materi antara lain padat, cair maupun gas. Secara sederhana sampah dapat dibagi menjadi 3, yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah bahan berbahaya dan beracun (B3).

- Sampah organik: sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup atau materi biologis yang bisa terurai (degradable). Sampah organik juga biasa disebut sampah basah.

- Sampah anorganik: sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari bahan non biologis sehingga sulit terurai (non degradable). Sampah anorganik juga bisa disebut sebagai sampah kering.

- Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): sampah yang berasal dari limbah berbahaya contohnya dari limbah rumah sakit atau industri yang menggunakan bahan-bahan kimia.

4.1 Sistem Pengelolaan Sampah di Kota Pontianak

Di Kota Pontianak sistem pengelolaan sampahnya masih menggunakan paradigma lama yaitu kumpul, angkut, lalu buang.

a. Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah ini dilakukan dirumah masing-masing. Sampah rumah tangga yang dihasilkan dibuang di tong sampah rumah.

b. Pengangkutan

(8)

c. Pembuangan

Di TPA Batu Layang menggunakan proses pengolahan Open Dumping dan Control Landfill yaitu dengan menimbun sampah yang didapat dari TPS dengan tanah. Penimbunan tanah oleh TPA Batu Layang dilakukan setahun sekali.

4.2 Proses Pengolahan Sampah

Ada beberapa cara atau metode untuk mengolah sampah, antara lain:

4.2.1 Metode Open Dumping

Cara ini cukup sederhana yaitu dengan membuang sampah pada suatu legokan atau cekungan tanpa menggunakan tanah sebagai penutup sampah, cara ini sudah tidak direkomendasi lagi oleh Pemerintah RI karena tidak memenuhi syarat teknis suatu TPA Sampah, Open Dumping sangat potensial dalam mencemari lingkungan, baik itu dari pencemaran air tanah oleh Leachate (air sampah yang dapat menyerap kedalam tanah), lalat, bau serta binatang seperti tikus, kecoa, nyamuk dll.

4.2.2 Metode Control Landfill

Control Landfill adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun dalam suatu TPA Sampah yang sebelumnya telah dipersiapkan secara teratur, dibuat barisan dan lapisan (SEL) setiap harinya dan dalam kurun waktu tertenu timbunan sampah tersebut diratakan dipadatkan oleh alat berat seperti Bulldozer maupun Track Loader dan setelah rata dan padat timbunan sampah lalu ditutup oleh tanah, pada Control Landfill timbunan sampah tidak ditutup setiap hari, biasanya 3 hari sekali atau seminggu sekali. Secara umum Control Landfill akan lebih baik bila dibandingkan dengan Open Dumping dan sudah mulai dipakai diberbagai kota Indonesia.

(9)

Sanitary Landfill adalah sistem pembuangan akhir sampah yang dilakukan dengan cara sampah ditimbun di TPA sampah yang sudah disiapkan sebelumnya dan telah memenuhi syarat teknis, setelah ditimbun lalu dipadatkan dengan menggunakan alat berat seperti buldozer maupun track loader, kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup setiap hari pada setiap akhir kegiatan. Hal ini dilakukan terus menerus secara berlapis-lapis sesuai rencana yang telah ditetapkan.

4.3 Pengolahan Air Lindi

(10)

BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan adalah :

1. TPA Batu Layang memiliki luas keseluruhan 30,6 ha.

2. Sistem pengelolaan sampah di Kota Pontianak masih menggunakan paradigma lama yaitu kumpul, angkut, buang.

3. Pengolahan sampah di TPA Batu Layang menggunakan Open Dumping dan Control Landfill.

4. Pengolahan air lindi di TPA menggunakan penyaringan kimiawi. Namun proses keseluruhannya belum bisa dikatakan maksimal karena beberapa faktor, terutama faktor biaya.

5.2 Saran

Untuk masyarakat sekitar, ada baiknya tidak mendirikan pemukiman disekitar TPA Btu Layang melewati jarak yang ditentukan. Karena tentu akan memberikan dampak negatif ke masyarakat itu sendiri.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Hendrawan, 2012, Indonesia Hasilkan 625 Juta Liter Sampah Sehari, http://nasional.tempo.co/read/news/2012/04/15/063397147/indonesia-hasilkan-625-juta-liter-sampah-sehari

Mulan, 2013, Jenis-jenis Sampah, http://mulanovich.blogspot.com/2013/10/jenis-jenis-sampah.html

Hartono, Rudi. 2008. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya

Soma, Soekmana. 2010. Pengantar Ilmu Teknik Lingkungan Seri: Pengelolaan Sampah Perkotaan. Bogor: IPB Press

Ali, Munawar. 2011. Monograf Rembesan Air Lindi (Leachate) Dampak Pada Tanaman Pangan dan Kesehatan. Surabaya: UPN Press

(12)

LAMPIRAN

Open Dumping

Referensi

Dokumen terkait

berjudul “ Pengembangan Aplikasi E-Modul Mobile Pembelajaran Matematika Berbasis Android Studio Pokok Bahasan Matriks ” dalam rangka memenuhi syarat guna

Namun apabila perusahaan hanya menggunakan modal sendiri (laba ditahan) yang jumlahnya kecil maka akan menutup kesempatan dalam memperoleh keuntungan dari yang diharapkan

kapal yang dapat menyebabkan harga R² rendah dan kemudian mengganti dengan data kapal lain sehingga mendapatkan harga R² yang besar, akan tetapi dalam penentuan jumlah

Conceptual Database Design merupakan proses membangun suatu model informasi yang dapat digunakan dalam suatu organisasi atau perusahaan (Connolly dan Begg, 2010, p322). Dari

Sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang mengamanatkan bahwa Perangkat Daerah disusun sesuai dengan kebutuhan

Demikian juga halnya dengan radiofarmaka 99"'Tc_ L,L-EC, harus mempunyai karakteristik yang ideal untuk diagnosis ginjal yaitu mempunyai kemumian radiokimia yang tinggi

Oleh karena itu Satgas RPI2JM daerah merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, sebagai berikut : Pada pelaksanaan

Fitostabilisasi mampu meminimalisir pergerakan polutan (logam berat) dalam sedimen (Susarla et al., 2002).. Mangrove memiliki kemampuan menyerap logam berat dari lingkungan,