• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM pada dasarnya bertujuan untuk : a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan

pembangunan bidang Cipta Karya

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiyaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya,

c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya. 5.1. Potensi Pembiayaan APBD

Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya dalam upaya pembangunan bidang Cipta Karya berasal dari dana APBD II, namun belum bisa diuraikan lebih jauh tentang alokasi dana tersebut karena keterbatasan data.

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten Sumba Barat Daya. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan bidang Cipta Karya.

DDUB kabupaten Sumba Barat Daya periode 2013-2015 tidak ada alokasi dana APBD I. Namun ada alokasi APBD II. Di tahun 2013 sebesar 3.178.000 Juta, menurun di tahun 2014 menjadi 1.499.893 jutadan menurun lagi di tahun 2015 menjadi 1.022.269 juta. Alokasi DDUB APBD II ini semuanya untuk kegiatan pemberdayaan PPIP.

Sedangkan DDUB untuk Pendamping DAK selama periode 2013-2015 terus meningkat. Di tahun 2013 sebesar 324.0942 juta, tahun 2014 meningkat menjadi 1.106.160,8 juta dan tahun 2015 meningkat lagi menjadi 1.904.986 Juta. Dan alokasi dana Perndamping DAK ini lebih besar untuk Air Minum.

Perkembangan DDUB dijabarkan dalam tabel berikut ini :

P

KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN

INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

BAB 5

(2)

Tabel 5.1.

Perkembangan DDUB Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2013-2015 TAHUN KEGIATAN APBD I APBD II PENDAMPING DAK

2013 BANKIM 1.068.800 PBL PLP 161.321 AIR MINUM 1.985.000 163.621 PPIP 125.000 P2KP PAMSIMAS Total 3.178.800 324.942 2014 BANKIM PBL PLP 747.393 298.250,8 AIR MINUM 807.910 PPIP 312.500 P2KP PAMSIMAS 440.000 TOTAL 1.499.893 1.106.160,8 2015 BANKIM PBL PLP 50.000 391.256 AIR MINUM 1.513.730 PPIP 253.782 P2KP PAMSIMAS 718.487 TOTAL 1.022.269 1.904.986

Sumber : Profil bidang Cipta Karya NTT 2016

5.2. Potensi Pendanaan APBN

Pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda dan Ditjen Cipta Karya dalam melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011).

Alokasi pembiayaan Bidang keciptakaryaan yang dibiayai melalui APBN di Kabupaten Sumba Barat Daya dari tahun 2013 sampai tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut. Untuk tahun 2013 alokasi pembiayaan untuk bidang keciptakaryaan mencapai 22.688 Milyar rupiah, untuk tahun 2014 alokasinya 11.932 Milyar rupiah dan tahun 2015 alokasinya 8.728 Milyar rupiah. Untuk sektor yang mendapatkan dana (pembiayaan) terbesar dari tahun 2013 -2015 adalah sektor Air Minum.

(3)

Tabel 5.2

Pendanaan bidang Cipta Karya di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2013-2015

Tahun Kegiatan APBN CSR DAK

RM PHLN 2013 BANKIM 1.512.400 PBL PLP 1.613.210 AM 12.425.955 1.636.210 PPIP 8.750.000 P2KP PAMSIMAS TOTAL 22.688.355 3.249.240 2014 BANKIM PBL PLP 8.263.456 4.313.900 AM 2.969.488 2.692.090 PPIP 700.000 P2KP PAMSIMAS 1.760.000 TOTAL 11.932.944 1.760.000 7.005.990 2015 BANKIM PBL PLP 400.000 5.470.780 AM 7.278.000 3.786.270 PPIP 1.050.000 P2KP PAMSIMAS 1.760.000 TOTAL 8.728.000 1.760.000 9.257.050

Sumber : Profil bidang Cipta Karya NTT 2016

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus.

DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.

Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah diperkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria

(4)

DAK untuk kabupaten Sumba Barat Daya periode 3 tahun terakhir (2013-2015) terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 DAK sebesar 3.249 M. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2014 menjadi 1.760 M dan meningkat lagi di tabun 2015 menjadi 9.257 M. Rekapan Pagu dana periode 2013-2015 terbesar oleh sektor air minum sebesar 22.673.443 Ribu, diikuti sektor pemberdayaan sebesar 14.020.000 ribu, berikut sektor DAK sanitasi 11.397.890 Ribu. Total keseluruhan dana tahun 2013-2015 adalah sebesar 66.381.759 Ribu. Ada juga Sektor yang tindak mendapat anggaran selama periode ini yakni sektor PBL.

Peningkatan kenaikan alokasi dana ini menunjukan perhatian pemerintah terhadap kebutuhan dasar masyarakat akan air minum dan sanitasi. Dan kemungkinan besar perhatian pemerintah terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang hingga mencapai target yang telah direncanakan. Rekapan pagu dana tahun 2013-2015 di kabupaten Sumba Barat Daya di sajikan pada tabel dan Gambar dibawah ini:

Tabel 5.3. Rekapan Pagu Dana Tahun 2013-2015

NO Sektor 2013 (Rp)x1000 2014 (Rp)x1000 2015 (Rp)x1000 Total (Rp)x1000 1 Air Minum 12.425.955 2.969.488 7.278.000 22.673.443 2 Permukiman 1.512.400 0 0 1.512.400 3 Penyehatan Lingkungan 0 8.263.456 400.000 8.663.456 4 Penataan Bangunan 0 0 0 0 5 Pemberdayaan 8.750.000 2.460.000 2.810.000 14.020.000 6 DAK Sanitasi 1.613.210 4.313.900 5.470.780 11.397.890

7 DAK Air Minum 1.636.210 2.692.090 3.786.270 8.114.570

Total 25.937.775 20.698.934 19.745.050 66.381.759

Sumber : Profil CK NTT 2016

Gambar 5.1. Diagram Pie Presentase Pagu Dana Per Sektor

Air Minum 34% Permukiman 3% Peny ehatan Lingkungan 13% Penataan Bangunan 0% Pemberdayaa n 21% DAK Sanitasi 17% DAK Air Minum 12%

(5)

Untuk tahun 2016 pembiayaan bidang keciptakaryaan melalui APBN di Kabupaten Sumba Barat Daya difokuskan pada pembangunan Sanimas dan Bantuan pengadaan alat berat untuk mendukung kinerja TPA Kota Tambolaka dan juga perencanaan penyusunan outline plan dan DED air limbah. Alokasi anggaran untuk pembangunan dan penyusunan rencana bidang keciptakaryaan tahun 2016 mencapai Rp. 2.874.986.000. Untuk Jelasnya uarian sebaran paket kegiatan tahun 2016 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 5.4. Sebaran Paket Kegiatan di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2016

No Bidang/Lokasi/Jenis Kegiatan Volume

Lokasi Sumber Dana

Nilai Kontrak/ Swakelola Kecamatan Desa / Kelurahan APBN BLN Jumlah Dana (DIPA) Terkontrak / Swakelola 2.874.000

A. BIDANG CIPTA KARYA 3.700.000 3.700.000

I KONSTRUKSI 2.900.000 2.900.000 1.690.986

PENYEHATAN LINGKUNGAN

PERMUKIMAN 2.900.000 2.900.000 1.690.986

Pembangunan Sanimas Kota Tambolaka Kabupaten Sumba

Barat Daya

1 Kawasan Tambolaka Tambolaka 400.000 400.000 swakelola 4.00.000 Pengadaan Alat Berat (Excavator)

TPA Kota Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya

1 Unit Tambolaka Tambolaka 2.500.000 2.500.000 Terkontrak 1.690.986

II PERENCANAAN 800.000 800.000 784.000

PENYEHATAN LINGKUNGAN

PERMUKIMAN 800.000 800.000 784.000

Fasilitasi Penyusunan Outline Plan dan DED Air Limbah Kabupaten

Sumba Barat Daya

1 Laporan Tambolaka Tambolaka 800.000 800.000 Terkontrak 784.000

Sumber : Profil CK NTT 2016

5.3. Alternatif Sumber Pendanaan Lain

Potensi alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di luar APBN dan APBD seperti KPS, CSR dan sejenis lainnya di kabupaten Sumba Barat Daya , belum terdata sehingga belum dapat diuraikan lebih lanjut.

5.4. Ketersediaan Dana Dan Strategi Peningkatan Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.

(6)

PAMSIMAS, dimana tahun 2014 alokasi 1.760.000 Ribu, tahun 2015 tetap 1.760.000 Ribu . Sedangkan tahun 2013 tidak mendapat alokasi dana PHLN.

Untuk pembiayaan Rupah Murni dari tahun 2013 sampai 2015 menunjukan fluktuasi. Dimana tahun 2013 total RM adalah 22.688.355 Ribu, ditahun 2014 menurun drastis menjadi 11.932.944 Ribu. kemudian di tahun 2015 menurun lagi menjadi 8.728.000 Ribu , Ini menunjukan bahwa setiap tahun selalu ada dana stimulan dari APBN untuk merangsang keuangan daerah. Dana APBN inipun selalu berubah turun sesuai usulan kebutuhan dan kesiapan daerah menyiapkan readiness criteria.

Sedangkan Perusahaan Daerah belum bisa berbuat banyak dalam mendukung dana bagi pembangunan ke-ciptakarya-an. Begitu juga dengan CSR dan KPS belum berperan dalam membantu membiayai pembangunan Infrastruktur permukiman.

5.4.2. Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2JM, maka Pemerintah Daerah menyusun strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu Satgas RPI2JM daerah merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, sebagai berikut : Pada pelaksanaan pembiayaan, semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya dengan Pemerintah Pusat (termasuk dana bantuan luar begeri) dirumuskan dalam dokumen project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program). Strategi ini untuk mengoptimalkan Sumber-Sumber Pendanaan dan menganalisis perkembangan sumber pendanaan baik eksternal maupun internal. Strategi inidimaksudkan agar sumber-sumber pendanaan yang ada dapat dimaksimalkan terutama dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan pembangunan dan pengembangan program infrastruktur.

APBD merupakan sumber pendanaan utama dalam pembangunan dan pengembangan infrastruktur di Kabupaten Sumba Barat Daya . Secara umum APBD merupakan penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja, dan Pembiayaan. Berdasarkan kondisi dan kecenderungan pengalokasian anggaran, maka diperlukan strategi dalam Pengoptimalan penggunaan APBD dengan menetapkan kebutuhan program pembangunan dan pengembangan infrasrtuktur dengan mengintegrasikan langkah-langkah pembangunan infrastruktur di Kabupaten Sumba Barat Daya yang ditetapkan berdasarkan target-target pembangunan infrastruktur sebagaimana telah ditetapkan didalam RPJMD, RAD 100-0-100 Kabupaten dan SPM.

Gambar

Gambar 5.1. Diagram Pie Presentase Pagu Dana Per Sektor
Tabel 5.4. Sebaran Paket Kegiatan di Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2016

Referensi

Dokumen terkait

Untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro komponen yang berpengaruh pada performance pembangkitnya adalah turbin. Desain turbin sangat besar pengaruhnya terhadap

Untuk memperoleh data tentang kinerja manajemen kepala sekolah, kinerja mengajar guru dan motivasi belajar siswa maka digunakan angket terstruktur dengan lebih dahulu

 Menentukan Energi Ikatan rata- rata 3.Memahami kinetika reaksi, kesetimbanga n kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruh inya, serta penerapannya dalam kehidupan

Tujuan penulis yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah video interaktif engine tune-up EFI efektif digunakan sebagai media pembelajaran pada

UP B/L Output SKPD PELAKSANA Indikator Volume Lokasi APBD Kab/Kota APBN K/L APBD Prop Dana Rp D/TP/DA K SKPD Rp Hal 13 /26 Keterangan Perkebunan barang tersebut 24 Unit Desa

Kebijakan kegiatan litbang secara langsung harus mendukung perwujudan dari upaya-upaya pemenuhan hak dasar masyarakat, yang meliputi ketersediaan dan kemudahan akses

BADAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SRAGEN KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KEPALA SEKRETARIAT SUB BAGIAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Pada Tugas Akhir ini, dilakukan pengujian kebenaran perangkat lunak, mencakup proses penyisipan dan ekstraksi pesan, serta pengujian kinerja perangkat lunak, yaitu