Nama : Moh. Imam Bahrul Ulum NIM : 201210070311121 Kelas : Biologi 6C
TABEL PERBANDINGAN KURIKULUM 2004 (KBK), KURIKULUM 2006 (KTSP) DAN KURIKULUM 2013 (K13)
KURIKULUM 2004 2006 2013
Ide Pokok
Menekankan pada kompetensi yang merupakan pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Desentralisasi pendidikan artinya sekolah melaksanakan program pendidikannya sesuai dengan karakteristik potensi dan kebutuhan peserta didik bisa dikatakan pula bahwa sekolah membuat kurikulumnya sendiri.
Proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.
Dasar Hukum
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional :
1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembar Negara Tahun 1989 nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390). 2. Undang-undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839). 3. Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan
1. PP 19 Tahun 2005.
2. Permendiknas 22 Tahun 2006. 3. Permendiknas No. 23/2006 –
Standar Kompetensi Lulusan. 4. Permendiknas No. 41/2007-
Standar Proses.
5. Permendiknas No. 20/2007- Standar Penilaian.
6. Permendiknas 19 Tahun 2007 Standar Pengelolaan.
Lembaran Negara Nomor 3412) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 1998 (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3763); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Biasa (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 94, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3460); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 25
Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Nomor 3952); 6. Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 mengenai Pembentukan Kabinet Gotong Royong;
8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen.
Tujuan
Tujuan Khusus :
Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya. Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan.
Tujuan biologi
Memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitannya.
Tujuan umum :
Untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Tujuan khusus biologi SMA.
Mata pelajaran Biologi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Tujuan Umum :
Mengembangkan keterampilan dasar Biologi untuk menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah.
Menerapkan konsep dan prinsip Biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana ang berkaitan dengan kebutuhan manusia. Mengembangkan kepekaan
nalar untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses kehidupan dalam kejadian sehari-hari.
Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan.
Memberikan bekal
pengetahuan dasar untuk melanjutkan pendidikan.
Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis.
Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi.
Mengembangkan penguasaan konsep dan prinsip biologi dan saling keterkaitannya dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. Menerapkan konsep dan prinsip
biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan.
(tertuang dalam SK KD SMA Biologi)
Standar Isi
Ruang lingkup mata pelajaran Biologi terdiri dari 2 bagian yaitu bekerja
Mata pelajaran Biologi di SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam
ilmiah dan pemahaman konsep (materi pokok) dan penerapannya.
Kelas X
Bekerja ilmiah, hakikat ilmu Biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, perannan manusia dalam keseimbangan ekosistem
Kelas XI
Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan, dan manusia dan penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Kelas XII
Proses yang terjafi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan
implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
dan penerapannya yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antarkomponen ekosistem, perubahan materi dan energi, dan peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
(tertuang dalam SKKD Biologi.)
1. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
3. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan Kelas XI :
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kelas XII :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengembangkan perilaku (jujur,
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa, serta memosisikan diri sebagai agen transformasi masyarakat dalam membangun peradaban bangsa dan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuanfaktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untukmemecahkan masalah.
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Organisasi
Struktur Horisontal
Separate-subject curriculum yang dilakukan oleh tim pengembang yang ditunjuk di tingkat nasional.
Struktur Vertikal Sistem kelas
Kombinasi sistem kelas dan tanpa kelas (akselerasi)
Sistem unit waktu 1 tahun setiap kelas yang terdiri dari 2 semester (34-40 minggu belajar efektif) Alokasi waktu 1 jam pelajaran 45
menit
Jumlah jam/minggu = 38-39 jam/minggu
Struktur horisontal:
Penyusunan bahan pelajaran Separate subject (terpisah) (setiap mata pelajaran tidak berhubungan dan berdiri sendiri. Struktur vertikal:
Pelaksanaan kurikulum di sekolah Sistem kelas.
Semester dimana dalam 1 tahun terdapat dua semester. Dan dalam 1 semester ada 6 bulan.
Strutur Vertikal :
Kurikulum 2013 menggunkan sistim SKS (Sistim Kredit Semester) diberlakukan hanya Untuk SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar 1 (satu) sks terdiri atas 1 ( satu ) Jam pembelajaran tatap muka, 1 ( satu ) jam penugasan terstruktur, dan 1 (satu)jam kegiatan mandiri
Strategi
Berbasis kompetensi
“learning to do, learning to know, learning to be, learning to live together” Inkuiri
Konstruktivisme
Sains Teknology Masyarakat Pemecahan masalah
Penggunaan media yang beragam
1. Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan.
• Observing (mengamati) • Questioning (menanya) • Associating (menalar) • Experimenting (mencoba)
Detail KBK:
Sistem belajar dengan modul Menggunakan keseluruhan
sumber belajar
Pengalaman lapangan
Strategi pembelajaran individual personal
Belajar tuntas Kemudahan belajar
2. Setiap guru dalam satuan pendidikan wajib membuat RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajarn berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik.
3. Kegiatan pembelajaran dalam kelas dimulai dengan :
a. Pendahuluan : untuk membangkitkan motifasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartiispasi aktif dalam proses pembelajaran. b. Inti : kegiatan pembelajaran
4. Sumber belajar : sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi. 5. Jumlah maksimal peserta didik
dalam satu kelas pada SMA/MA minimal 32 peserta didik.
( tertuang dalam PERMEN Nomor 41 Tahun 2007)
Evaluasi
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, dan penilaian program.
Indikator keberhasilan sosialisasi kurikulum
Indikator keberhasilan penyusunan silabus
Indikator keberhasilan penyusunan program tahunan dan semester
Indikator keberhasilan penyusunan rencana pembelajaran Indikator keberhasilan
penyusunan bahan ajar
1. Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. 2. Evaluasi proses pembelajaran
diselenggarakan dengan cara: a. Membandingkan proses
pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses. b. Mengidentifikasi kinerja guru
dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru.
3. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan
Evaluasi hasil implementasi kurikulum merupakan evaluasi ketercapaian standar kompetensi lulusan pada setiap peserta didik pada satuan pendidikan.
Capaian standar kompetensi lulusan setiap peserta didik dikaji melalui:
a. hasil penilaian individual yang bersifat otentik;
b. hasil ujian sekolah; dan
Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar
kinerja guru dalam proses pembelajaran.
(tertuang dalam PERMEN Nomor 41 Tahun 2007)
Model Konsep
Kurikulum 2004 masih menganut kurikulum Subjek akademis. Isi kurikulum merupakan kumpulan dari bahan ajar atau rencana pembelajaran. Tingkat pencapaian/penguasaan peserta didik terhadap materi merupakan ukuran utama dalam menilai keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, penguasaan materi sebanyak-banyaknya merupakan salah satu hal yang diprioritaskan dalam kegiatan belajar mengajar oleh guru yang menggunakan kurikulum jenis ini.
1. KTSP pada dasarnya merupakan penyempurnaan model dari KBK. 2. Konsep kurikulum KTSP yaitu
subyek akademi, hal itu dapat dilihat dari tujuan kurikulum tersebut yaitu mengembangkan kecerdasan atau intelek dan pengetahuan merupakan tujuan dari kurikulum subyek akademis.
3. Pendidikan menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan. 4. Proses pendidikan berupa transfer
IPTEK.
5. Evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana IPTEK mampu dikuasai.
Konsep scientific
Materi pembelajaran berbasisi pada fakta/fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika/penalaran tertentu. Mendorong siswa berpikir kritis,
analitis, dan tepat dalam menidentifikasikan, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran Mendorong siswa mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan tertentu satu sama lain dari materi pembelajaran Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas
Prinsip Pengembangan
Secara umum prinsip pengembangan kurikulum 2004 meliputi :
1. Relevansi 2. Fleksibilitas 3. Kontinuitas 4. Efisien 5. Efektivitas.
Secara umum prinsip-prinsip pengembangan KTSP meliputi:
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Beragam dan terpadu
Pengembangan muatan lokal untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK perlu memperhatikan beberapa prinsip pengembangan sebagai berikut.
Utuh
Tanggap terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni
Relevan dengan kebutuhan kehidupan Menyeluruh dan berkesinambungan Belajar sepanjang hayat Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup. Kontekstual
Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya, potensi, dan masalah daerah.
Terpadu
Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuan pendidikan, termasuk terpadu dengan dunia usaha dan industri. Apresiatif
Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentuk pertunjukkan, lomba-lomba, pemberian penghargaan) di level satuan pendidikan dan daerah. Fleksibel
Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
Pendidikan Sepanjang Hayat
peserta didik untuk belajar secara terus- menerus.
Manfaat
Pendidikan muatan lokal berorientasi pada upaya
melestarikan dan mengembangkan budaya lokal dalam menghadapi tantangan global.
Metode Pembelajaran
Metode Ceramah Metode Diskusi Metode Demonstrasi Metode Eksperimen Metode Karyawisata Metode Proyek Metode Sosiodrama
Metode pembelajarn disesuaikan dengan ketepatan materi.
Dapat menggunakan beberapa metode dibawah ini
o Metode Ceramah o Metode Diskusi o Metode Demonstrasi o Metode Eksperimen o Metode Karyawisata o Metode Proyek o Metode Sosiodrama
Kurikulum 2013 mengembangkan pembelajaran langsung dan tidak langsung. 1. Metode Ceramah