• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE HISAB AWAL BULAN QOMARIYAH KITAB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "METODE HISAB AWAL BULAN QOMARIYAH KITAB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 METODE HISAB AWAL BULAN QOMARIYAH KITAB SYAMSUL HILAL

A. Pendahuluan

Penggunaan hisab dalam penentuan bulan Qomariyah tidak bisa dielakkan. Terlebih dalam melakukan hisab awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Walaupun dalam prakteknya sampai hari ini masih ada perbedaan dalam cara menentukan awal bulan Qomariyah terutama tiga bulan tersebut. Jika boleh dibilang perebedaan tersebut karena adanya perbedaan pendapat dalam melihat pemaknaan dalil terkait penentuan awal bulan.1

Dalam makalah ini tidak akan membahas tentang bagaimana problematika hisab rukyat di Indonesia, akan tetapi akan mengkaji sebuah metode hisab awal bulan Qomariyah dari salah satu kitab Ilmu Falak, yaitu kitab Syamsul Hilal Juz 2. Menurut penulis metode perhitungan dalam kitab ini menarik untuk dibahas khusunya metode perhitungan awal bulan Qomariyah. Hal ini bisa menjadi khazanah keilmuan bagi para ilmuwan dan pecinta ilmu falak. Selain itu hasil perhitungan awal bulan Qomariyah dalam kitab Syamsul Hilal ini juga bisa menjadi pembanding dengan kitab-kitab lainnya.

B. Biografi Singkat Penulis2

Penulis kitab Falak Syamsul Hilal adalah Kyai Noor Ahmad SS. Kyai Noor Ahmad SS lahir di Jepara pada hari Rabu Pahing 14 Desember 1932 M/ 15 Rajab

1351 H. Beliau wafat di Jepara pada hari Rabu Kliwon 20 Juni 2012 M/ 30 Rajab

1433 H. Nama lengkap beliau adalah Noor Ahmad bin Sidiq bin Saryani. Ayah

beliau bernama Sidiq dan ibunya bernama Sawinah, adapun Saryani adalah nama

kakeknya.

Pendidikan agama untuk pertama kalinya diterima dari pengajaran ibunya

sendiri. Adapun pendidikan pesantren yang pernah ditempuh antara lain: di Tebu

1

Izzuddin, Ahmad, Ilmu Falak Praktis-Metode Hisab Rukyat Praktis dan Permasalahannya,

(Semarang:Pustaka Rizki Putra, 2012), 91 - 93

2

(2)

2 Ireng Jombang, Langitan Widang Tuban, Lasem Rembang (Azhari, 2008: 161-162)

dan Kudus. Pengetahuan ilmu Falak untuk pertama kali diperkenalkan oleh

kakaknya sendiri; kyai Abdul Jalal. Guru-guru beliau dalam bidang ilmu Falak

adalah kyai Turaichan Adjhuri dan kyai Rif‟an Kudus. Keduanya adalah guru

beliau ketika sekolah di TBS Kudus. Selain sebagai guru dalam ilmu Falak, Kyai

Turaichan juga adalah guru mursyid tariqat Syadziliyah dari Kyai Noor Ahmad SS.

Di antara bentuk pengabdian beliau dalam bidang ilmu Falak adalah di BHR

Kementerian Agama Republik Indonesia dan Penasehat Lajnah Falakiyah Pengurus

Besar Nahdlatul Ulama (Ahmad, 2008 b) dan dosen pada program Magister Institut

Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang pada tahun 2010-2011. Selain itu beliau

juga menjadi pembicara dalam berbagai lokakarya, salah satunya adalah menjadi

nara sumber pada Lokakarya Imsakiyah Ramadhan se-Jawa Tengah dan daerah

Istimewa Yogyakarta yang diselenggarakan oleh Pusat Pengabdian Masyarakat

Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang setiap tahunnya sejak tahun 1999

sampai akhir hayat beliau (Ahmad SS, 2003: 2).

Adapun karya-karya beliau jika diurutkan berdasar waktu penulisannya dalam

masalah perhitungan awal bulan Kamariah dan Gerhana, maka Kitab-kitab ilmu

Falak yang pernah ditulis kyai Noor adalah: Syams al-Hilāl juz awal dan juz tsani,

Syawāriq al-Anwār juz awal dan juz tsani, Taufīq ar-Rahmān dan Nūrul Anwār. Selain itu ia juga menulis artikel atau tulisan yang dipresentasikan pada seminar

(3)

3 C. Algoritma Perhitungan Awal Bulan Qomariyah

1. Istilah yang Dipakai

Istilah yang digunakan dalam proses perhitungan yang menjadi data utama

untuk mencari gerak muthlaq ialah, ‘Allamah, Hissoh, Wasath, Khossoh, dan Markaz.

Adapun istilah lain dalam proses perhitungannya sebagai berikut:

a. Ta’dil al-Khashosh; b. Ta’dil al-Markaz

c. Bu’dul al-mutlaq adalah penjumlahan antara Ta’dil Khossoh dan Ta’dil Markaz

d. Ta’dil al-syamsi; hasil perkalian dari Bu’du al-Muthlaq dengan kaidah (0,083) ditambah dengan Ta’dil al-Markaz

e. Muqawwam al-syamsi

f. Ta’dil al-ayyam;

g. Al-bu’du al-mu’addal yaitu al-Bu’du al-Muthlaq dikurangi Ta’dil al-Ayyam

h. Hishash al-sa’ah

i. Ta’dil al-Allamah; Al-Bu’du al-Mu’addal-dikalikan Hissoh al-Sa’ah

j. Al-‘allamah al-mu’addalah waqt al-ijtima’

k. Al-Sa’at ila al-Ghurub; 24 dikurangi Sa’at al-Allamah al-Mu’addalah

l. Irtifa’; Al-Sa’at ila al-Ghurub dikalikan 0,500 m. Al-Muktsu; Irtifa’ dikalikan 0,067

n. Nur al-Hilal; al-Muktsu ditambah Ardlu al-Qamar

2. Alur Perhitungan Awal Bulan Qomariyah

Ketentuan umum dalam penentuan awal bulan Hijriyyah sebagai berikut: a. Jika akan menghitung awal bulan Muharram, maka data yang diperlukan

adalah sebagai berikut:

(4)

4 b. Jika akan menghitung awal bulan selain Muharram, maka data yang

dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1) Data satu tahun sebelum awal bulan 2) Data satu bulan sebelum awal bulan

Untuk mencari awal bulan berarti mencari ijtima’ dengan alur perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Mencari dan memasukkan pada lembar kerja data tahun sebelum awal bulan dalam kitab Syamsul Hilal pada halaman 50 – 70, tabel al-Harakat Fi al-Sinin al-Hijriyyah.

b. Mencari dan memasukkan pada lembar kerja data satu bulan sebelum awal bulan pada halaman 4, tabel harakatul ijtima’.

c. Menjumlahkan data tahun dan data bulan pada point a dan b, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk Hari mengikuti aturan modulo 7, artinya jika lebih dari 7 maka dikurangi 7 sisanya itu menjadi nilai hari. Nilai hari dihitung dari 1 sampai 7, yaitu hari ahad=1, senin=2, selasa=3, rabu=4, kamis=5, jum’at=6, sabtu=7.

2) Untuk nilai jam mengikuti aturan modulo 24, artinya jika dihitung lebih dari 24 maka dikonversi menjadi nilai 1 hari dengan cara dikurangi 24 dan sisanya sebagai nilai jam. Nilai 1 hari tersebut ditambahkan dalam nilai hari.

3) Untuk nilai derajat mengikuti aturan modulo 360, artinya jika dihitung melebihi 3600 maka dikurangi 360, sisanya sebagai nilai derajat.

d. Mencari Ta’dil al-Khashosh dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 5 dengan cara memasukkan data al-khashash.

e. Mencari Ta’dil al-Markaz dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 6 dengan cara memasukkan data al-markaz.

f. Mancari bu’dul al-mutlaq dengan cara menjumlahkan ta’dil al-khashah

(5)

5 g. Mencari Hasil al-dharbi (hasil perkalian) dengan cara mengalikan bu’dul mutlaq dengan 0,083 (kaidah). Nilai 0,083 di atas berasal dari 30

(hari) : 360 = 0,0833.

h. Mencari ta’dil al-syamsi dengan cara menambahkan hasil al-dharbi

dengan ta’dil al-markaz.

i. Mencari muqawwam al-syamsi dengan cara mengurangi al-wasath dengan ta’dil al-syamsi.

j. Mencari ta’dil al-ayyam dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 7 dengan cara memasukkan data muqawwam al-syamsi.

k. Mencarai al-bu’du al-mu’addal dengan cara mengurangi bu’dul mutlaq

dengan ta’dil al-ayyam.

l. Mencari hishash al-sa’ah dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 9 dengan cara memasukkan data al-khashash.

m. Mencari ta’dil al-allamah dengan cara mengalikan bu’du al-mu’addal dengan hishash al-sa’ah.

n. Mencari al-‘allamah al-mu’addalah waqt al-ijtima’ dengan cara mengurangi al-‘allamah dengan ta’dil al-allamah.

Keterangan: Jika terjadi jam al-‘allamah lebih kecil dari ta’dil al-allamah maka jamal-‘allamah ditambah jumlah jam dalam sehari yaitu 24.

Misalkan jamal-‘allamah = 1,903 dan ta’dil al-allamah = 2,010 maka perhitungannya (24 + 1,903) – 2,010 = 25,093- 2,010 = 23,083. o. Mencari al-sa’ah ila al-ghurub (umur bulan) dengan cara mengurangi

jumlah jam dalam sehari (24) dengan sa’ah al-allamah

p. Mencari irtifa’ (tinggi hilal) dengan cara mengalikan sa’ah ila al-ghurub dengan 0,500 (kaidah)

Keterangan: Angka 0,500 itu berasal dari 3600/30hari =12°/hari=12°/24jam =1°/2jam =0.5°/jam

q. Mencarai al-muktsu (lama hilal di atas ufuk) dengan cara mengalikan

(6)

6 Keterangan: Angka 0,067 itu berasal dari 24jam/3600=0,66666666 dibulatkan menjadi 0,67.

r. Mencari ‘ardh al-qamar dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 10 dengan cara memasukkan data al-hishah

s. Mencari nur al-hilal dengan cara menjumlahkan al-muktsu dengan ‘ardhu al-qamar.

3. Contoh Perhitungan Awal Bulan Ramadhan 1438 H

a. Mencari dan memasukkan pada lembar kerja data tahun 1437 dalam kitab Syamsul Hilal pada halaman 50 – 70, tabel al-Harakat Fi al-Sinin al-Hijriyyah. Lalu dimasukkan seperti tabel dibawah ini:

ﺔﻨﺴﻟا

ﺔﻣﻼﻌﻟا

ﺔﺼﺤﻟا

ﻂﺳﻮﻟا

ﺔﺻﺎﺨﻟا

ﺰﻛﺮﻤﻟا

Hari Jam Derajat Derajat Derajat Derajat

1437 1 12,625 31,827 192,710 330,405 90,184

b. Mencari dan memasukkan pada lembar kerja data satu bulan sebelum awal bulan Ramadhan yaitu data bulan Sya’ban pada kitab Syamsul Hilal Juz 2 halaman 4, tabel harakatul ijtima’. Dimasukkan dalam tabel kerja seperti berikut ini:

ﺔﻨﺴﻟا

ﺔﻣﻼﻌﻟا

ﺔﺼﺤﻟا

ﻂﺳﻮﻟا

ﺔﺻﺎﺨﻟا

ﺰﻛﺮﻤﻟا

Hari Jam Derajat Derajat Derajat Derajat

(7)

7 c. Menjumlahkan data tahun 1437 H dan data bulan Sya’ban pada point a

dan b, seperti berikut ini:

ﺔﻨﺴﻟا

ﺔﻣﻼﻌﻟا

ﺔﺼﺤﻟا

ﻂﺳﻮﻟا

ﺔﺻﺎﺨﻟا

ﺰﻛﺮﻤﻟا

Hari Jam Derajat Derajat Derajat Derajat

1437 1 12,625 31,827 192,710 330,405 90,184 Sya’ban 5 5,872 245,364 232,853 206,532 232,844

Jumlah 6 18,699 277,191 65,563 176,937 323,028

Keterangan:

Pada kolom wasath jumlah seharusnya = 192,710 + 232,853 =

425,563

Karena melebihi 360 maka 425,563 – 360 = 65,563

Pada kolom al khashoh jumlah seharusny = 330,405 + 206,532 =

536,937

Karena melebihi 360 maka 536,937 – 360 = 176,937

d. Mencari Ta’dil al-Khashosh dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 5 dengan cara memasukkan data al-khashash yaitu sebesar 176,937 dibulatkan menjadi 177. Nilai 177 diperoleh dari 150 + 27. Lalu Cari pada kolom horisontal nilai 150, kemudian pada kolom vertikal sebelah kiri 27, hubungkan antara garis horisontal dan vertikal tersebut didapat nilai 4,650

4,650

e. Mencari Ta’dil al-Markaz dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 6 dengan cara memasukkan data al-markaz 323,028 dibulatkan menjadi 323. Nilai 323 diperoleh dari 300 + 23. Lalu cari pada kolom horisontal nilai 300, kemudian pada kolom vertikal sebelah kiri 23, hubungkan antara kolom tersebut didapat nilai 0,817

0,817

f. Mancari bu’dul al-mutlak dengan cara menjumlahkan ta’dil

(8)

8 = 5,467

g. Mencari Hasil al-dharbi (hasil perkalian) dengan cara mengalikan bu’dul mutlaq (point f) dengan 0,083 (kaidah)

Yaitu 5,467 x 0,083 = 0,454

Keterangan :

Nilai 0,083 berasal dari 30 (hari) : 360 = 0,0833

0,454

h. Mencari ta’dil al-syamsi dengan cara menambahkan hasil al-dharbi

(point g) dengan ta’dil al-markaz (point e) Yaitu 0,454 + 0,817 = 1,271

1,271

i. Mencari muqawwam al-syamsi dengan cara mengurangi al-wasath

(point c kolom wasath) dengan ta’dil al-syamsi (point h) Yaitu 65,563 – 1,271 = 64,292

64,292

j. Mencari ta’dil al-ayyam dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 7 dengan cara memasukkan data muqawwam al-syamsi (pada point i) sebesar 64,292 dibulatkan mejadi 64. Nilai 64 diperoleh dari 60 + 4. Karena dalam kitab ini hanya ada data kelipatan 5 maka pilih 60+5. Lalu cari pada baris horisontal nilai 60 dan pada kolom vertikal sebelah kiri 5. Kemudian hubungkan didapat nilai 0,183

0,183

k. Mencarai al-bu’du al-mu’addal dengan cara mengurangi bu’dul mutlaq (point f) dengan ta’dil al-ayyam (point j)

Yaitu 5,467 – 0,183 = 5,284

5,284

l. Mencari hishash al-sa’ah dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 9 dengan cara memasukkan data al-khashash (point c kolom al khashoh) yaitu 176,937 dibulatkan menjadi 177. Karena dalam kitab

Syamsul Hilal tidak ada data 177 dan 177 lebih dekat ke 175 maka pilih data 175, nilai hishash al-sa’ah adalah 1,747

1,747

m. Mencari ta’dil al-allamah dengan cara mengalikan bu’du al-mu’addal (point k) dengan hishash al-sa’ah (point l).

Yaitu 5,284 x 1,747 = 9,231

9,231

(9)

9

Misalkan jam al-‘allamah = 1,903 dan ta’dil al-allamah = 2,010,

maka perhitungannya (24 + 1,903) – 2,010 = 25,093- 2,010 =

p. Mencari irtifa’ (tinggi hilal) dengan cara mengalikan sa’ah ila al-ghurub (point o)dengan 0,500 (kaidah).

Yaitu 14,532 x 0,5 = 7,266

Keterangan: Angka 0,500 itu berasal dari 3600/30hari

=12°/hari=12°/24jam =1°/2jam =0.5°/jam

7,266

q. Mencarai al-muktsu (lama hilal di atas ufuk) dengan cara mengalikan irtifa’ (point p)dengan 0,067 (kaidah)

Yaitu 7,266 x 0,067 = 0,487

Keterangan: Angka 0,067 itu berasal dari 24jam/3600=0,66666...

dibulatkan menjadi 0,67.

0,487

r. Mencari ‘ardh al-qamar dalam kitab Syamsul Hilal juz 2 hlm. 10 Tabel A dengan cara memasukkan data al-hishah (point c kolom al-hishah) yaitu 277,191 dibulatkan menjadi 277. Nilai 277 diperoleh dari 270 + 7. Lalu cari nilai 270 pada baris horisontal paling bawah dan nilai 7 pada kolom vertikal sebelah kanan, hubungan baris dan kolom tersebut didapat nilai 0,083

(10)

10 s. Mencari nur al-hilal dengan cara menjumlahkan al-muktsu (point q)

dengan ‘ardhu al-qamar (point r) Yaitu 0,487 + 0,083 = 0,570

0,570

t. Langkah Selanjutnya adalah melakukan kesimpulan.

Untuk memudahkan dalam menyimpulkan, semua langkah diatas dibuat dalam satu tabel lembar kerja seperti tabel dibawah ini.

Tabel Resume Lembar Kerja Mencari Awal Bulan Ramadhan 1438 H

ﺔﻨﺴﻟا ﺔﻣﻼﻌﻟا ﺔﺼﺤﻟا ﻂﺳﻮﻟا ﺔﺻﺎﺨﻟا ﺰﻛﺮﻤﻟا

Hari Jam Derajat Derajat Derajat Derajat

(11)

11

لﺪﻌﳌا ﺪﻌﺒﻟا

x

5,284

ﺔﻋﺎﺴﻟا ﺔﺼﺣ

1,747

ﺔﻣﻼﻌﻟا ﻞﻳﺪﻌﺗ

= 9,231

 Untuk memperkirakan tanggal jatuhnya ijtima’ menggunakan kolom

wasath pada tabel diatas, yaitu 64,292 dibulatkan menjadi 64. Kemudian lihat kitab Syamsul Hilal halaman 25 cari nilai 64 yang terletak pada interval 60 dan 90, dengan cara 60 + 4, maka didapat tanggal 27 Mei.

 Selanjutnya mencari tahun dengan menggunakan tabel halaman 86. Dengan cara mencari jatuhnya bulan Muharram di tahun 1438, yaitu jatuh pada bulan Oktober 2016. Jadi tahun untuk waktu ijtima’ adalah 27 Mei 2017. Untuk melihat harinya bisa dilihat tabel halaman 103, disitu didapatkan 27 Mei adalah hari Sabtu pahing.

 Selanjutnya mencari hari yaitu dengan melihat kolom hari pada al-‘allamah pada tabel lembar kerja diatas, yaitu nilainya 6, berarti waktu ijtima’ jatuh pada hari jum’at. Karena pada perkiraan awal 27 Mei adalah Hari Sabtu, maka hari Jum’atnya adalah hari Jum’at Manis tanggal 26 Mei 2017.

 Waktu Ijtima = jam al ‘alllamah – (6 j + perimbangan waktu)

Jam al ‘alllamah 9,468 diubah menjadi jam = 9j 28m

(12)

12 Kesimpulan:

 Waktu Ijtima adalah hari Jum’at 26 Mei 2017 pukul 03.02 WIB

 Awal Bulan Ramadhan jatuh pada hari Sabtu 27 Mei 2017

 Ketinggian Hilal derajat = 7,2660 = 70 15’ 57,6”

 Ketinggian Hilal dengan meter = 7,266 x 0,72m = 5,23 m

 Lama Hilal diatas ufuk = 0,487 x 60 = 29m 13,2d

 Keadaan Hilal, karena muqawwam al-syamsiberada pada interval 00 – 850 maka hilal miring ke Utara karena disebelah utara matahari

 Besarnya Cahaya Hilal = 0,570 x 2,5 cm = 1,425 cm

D. Komparasi Dengan Metode Hisab Lain

No Kriteria Syamsul Hilal Sullamun Nayirain Ephemeris 1 Waktu Ijtima’ 03:02:00 02:39:51 02:45:35 2 Tinggi Hilal 70 15’ 57,6” 7040’ 8018’23” 3 Lama Hilal 29m 13,2d 16m54d 33m13d

E. Kesimpulan dan Saran

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada perhitungan awal bulan Qomariyah pada kitab Syamsul Hilal bisa didapatkan data yang relatif akurat untuk tahun 1438 H, dengan bukti dari beberapa metode hisab yang lain, untuk perhitungan awal bulan Ramadhan 1438 H, kitab Syamsul Hilal tidak memiliki perbedaan yang mencolok. 2. Untuk markaz yang berbeda, perlu ada penyesuaian jika akan menggunakan

kitab Syamsul Hilal. Hal yang perlu disesuaikan adalah bagian jam di al ‘allamah.

(13)

13 4. Pada bagian langkah-langkah perhitungan, masih terbuka peluang untuk

dilakukan kajian untuk dikaitkan dengan metode astronomi modern. F. Daftar Pustaka

Ahmad, Noor. 1990. Syamsul Hilal Juz 2. TBS Kudus

Gambar

Tabel A dengan cara memasukkan data al-hishah (point c kolom al-
Tabel Resume Lembar Kerja

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mencapai produksi yang tinggi pada tanaman padi, dapat dilakukan dengan menentukan dosis pupuk sesuai dengan target produksi, maka digunakan perhitungan

Di masa-masa mendatang, program pe- muliaan untuk menghasilkan varietas unggul kedelai perlu mempertimbangkan keragaman genetik plasma nutfah dari tetua yang akan digunakan

Adanya tema membuat karya lebih penting daripada sekedar bacaan hiburan (Sudjiman, 1992:50), sedangkan amanat adalah pemecahan tema; pesan yang ingin disampaikan pengarang

Pasien dengan ARDS, yang sering terlihat pada COVID-19 yang berat kadang- kadang berkembang menjadi kerusakan paru permanen atau fibrosis/scar. Pada CT scans, NORMAL = paru

Pemberontakan yang dilakukan ini sebenarnya bisa dikatakan bersifat kolektif karena pada masa Junta Militer, tidak hanya warga Muslim Rohingya yang angkat senjata

45 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004, h.. Jurnal Cita Hukum, Vol. Karena selama ini pihak kepolisian masih terkesan menginterogasi korban dibanding

Beberapa peneliti yang ada lebih tertarik dan lebih menyoroti bagaimana sebuah prosesi suksesi dari perusahaan keluarga akan direncanakan dan dijalankan di bandingkan melakukan

Data Primer adalah data utama yang diperoleh dari key informan penelitian, berupa kata ± kata dan tindakan yang berhubungan dengan persepsi atau opini mengenai