LONG COVID-19
Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR, FAPSR
DEPARTMENT OF PULMONOLOGY AND RESPIRATORY MEDICINE FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS INDONESIA
PERSAHABATAN HOSPITAL
PERHIMPUNAN DOKTER PARU INDONESIA
Seberapa besar COVID-19 dapat sembuh?
Perkiraan :
97,13 %
Menurut WHO,
Untuk yang survive , pasien dapat sembuh :
1. Kasus ringan = 2-3 mgg 2. Kasus berat dan kritis
= 3 sampai 6 minggu
https://www.vox.com/2020/5/8/21251899/ coronavirus-long-term-effects-symptoms
Bagaimana setelah sembuh?
Pasien Covid-19 yang membutuhkan pelayanan kesehatan pasca
sembuh :
◦
45 %
akan membutuhkan perawatan kesehatan
1◦
4 %
membutuhkan rehabilitasi rawat inap
1◦
1 %
akan permanen membutuhkan pelayanan kesehatan
1◦
Masih ada gejala yang menetap →
LONG COVID
21) https://www.vox.com/2020/5/8/21251899/coronavirus-long-term-effects-symptoms 2) Post COVID/Long COVID. IDSA: www.idsociety.org. Last update January 20, 2021
APA ITU LONG COVID ?
◦
LONG COVID
◦
Istilah lain
◦ “ Long haulers” 1
◦ “ Post COVID-19 Syndrome” 1
◦ “ Post acute COVID-19 Syndrome” 1
◦ “ Post acute squelae of SARS COV-2
Infection (PASC) “ 2
1) Post COVID/Long COVID. IDSA: www.idsociety.org. Last update January 20, 2021 2) World Health Organization. What we know about Long-term effects of COVID-19. 2020 3) Medscape, March 12, 2021
Definisi Menurut WHO
“ Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan individu
dengan gejala COVID-19 yang
menetap setelah periode 2
minggu sejak awal muncul
gejala “
2Long Covid-19
Definisi
“ Istilah yang digunakan untuk
menggambarkan seseorang yang
sudah sembuh dari COVID-19
TETAPI masih merasakan dampak
yang menetap dari infeksi atau
terdapat gejala yang menetap
dalam waktu lama lebih dari
waktu yang diperkarakan “
INDIA : Post-COVID-19 Respiratory Management: Expert Panel Report
Post-COVID-19 is defined as symptoms extending beyond 3 weeks
from a positive report for COVID-19 infection.
Acute post-COVID-19 is defined as symptoms extending beyond 3
weeks from the onset of first symptoms
Chronic post-COVID-19 is defined as symptoms extending beyond
12 weeks.
Managing the long term effects of covid-19:
Summary of NICE, SIGN, and RCGP rapid guideline
Acute covid-19 infection
—Signs and symptoms of covid-19 for up to 4 weeks
Ongoing symptomatic covid-19
—Signs and symptoms of covid-19 present from 4 weeks and up to 12 weeks
Post-covid-19 syndrome
—Signs and symptoms that develop during or after an infection consistent with covid-19, present for more than 12 weeks and are not attributable to alternative diagnoses
Indonesia (PDPI) :
Sindrom Pernapasan PascaCOVID-19
Definisi :
Pasien dengan gejala/gangguan paru dan pernapasan yang menetap > 4 minggu sejak awitan gejala COVID-19.
Klasifikasi
Sindrom pernapasan pascaCOVID-19 terdiri atas 2 kategori yaitu
1) Post acute COVID-19 syndrome
2) PascaCOVID-19 kronik.
Post acute COVID-19 syndrome
a. Pasien pernah terkonfirmasi COVID-19.
b. Terdapat gejala / gangguan paru dan pernapasan yang menetap > 4 minggu sejak awitan gejala COVID-19 sampai 12 minggu.
c. Terdapat salah satu atau lebih gejala dan/atau tanda berikut : - Batuk kering atau berdahak
- Sesak napas/napas berat/napas terengah-engah/ lekas lelah - Aktivitas terbatas
- Nyeri dada
- Tenggorokan sakit atau gatal
PascaCOVID-19 kronik.
a. Pasien pernah terkonfirmasi COVID-19.b. Terdapat gejala / gangguan paru dan pernapasan yang menetap > 12 minggu sejak awitan gejala COVID-19.
c. Terdapat salah satu atau lebih gejala dan/atau tanda berikut : - Batuk kering atau berdahak
- Sesak napas/napas berat/napas terengah-engah/ lekas lelah - Aktivitas terbatas
- Nyeri dada
- Tenggorokan sakit atau gatal
Long Covid-19
Prevalens
Bervariasi 13% - 87% 1
Pasien COVID-19 yang ISOMAN : 10-35% 2
Pasien yang perawatan di RS : sd 80% 2
Faktor Risiko : 2,3
• Usia lanjut • Komorbid
• Severity/Beratnya penyakit
• Perawatan dengan terapi oksigen
• Perawatan dengan NIV atau ventilasi mekanik (alat bantu napas)
1) News Medical Life Science, March 12, 2021
2) Royal Australian College of General Parctitioner 2020 3) Indian J Chest Dis Allied Sci 2020;62:179-191]
Berapa lama Long Covid terjadi ??
❑
Umumnya 1-2 bulan
❑
Beberapa dapat menetap sd 9 bln
❑
Riset di FKUI- RS Persahabatan :
▪
53,7% terjadi selama 1 bulan
▪
43,6 % terjadi > 1 bln sd 6 bulan
▪
2,7% menetap > 6 bulan
Agus D Susanto, Fathiyah I, Irandi P, et al. Gambaran klinis dan kualitas hidup pasien Pasca COVID-19 yang menetap di Indonesia. Departemen Pulmonologi FKUI-RS Persahabatan. 2021.
Gejala-gejala umum Long COVID-19
JAMA. 2020;324(6)
Int J Clin Pract. 2020;00:e13746 Post covid-19 symptoms
Long COVID-19 di Indonesia
294 169
Long COVID-19 di Indonesia
Gejala Post Covid menetap Tidak ada gejala post Covid 63,5%
36,5%
Agus D Susanto, Fathiyah I, Irandi P, et al. Gambaran klinis dan kualitas hidup pasien Pasca COVID-19 yang menetap di Indonesia. Departemen Pulmonologi FKUI-RS Persahabatan. 2021.
Bagaimana bisa terjadi Long COVID-19 ?
Patofisiologi long COVID-19 belum sepenuhnya diketahui
• Viremia persisten karena respons antibodi yang lemah atau tidak ada • Infeksi berulang
• Reaksi inflamasi dan reaksi imun lainnya
• Sindrom dekondisi karena imobilisasi • Stres pasca-trauma
Masalah
kesehatan
pada LONG
COVID-19 ?
Masalah kesehatan pada LONG COVID-19?
Masalah kesehatan Keterangan
Syaraf/neurologi stroke ; 36,4% neurologic defect
Kesehatan mental Post intensive care syndrome (depresi, cemas
dll)
Paru Gejala menetap, gangguan fungsi paru,
fibrosis/scar paru,
Jantung dan pembuluh darah Kerusakan jantung, bekuan darah (clothing)
Hematologi (Gangguan darah)
❑
Masalah anemia dan gangguan pembekuan darah sering
terjadi pada pasca COVID-19
❑
Kejadian tromboemboli dilaporkan < 5% pada penelitian
restrospektif pasien post akut COVID-19
❑
Sering dilihat dari pemeriksaan D DImer
GINJAL
❑
Gangguan gagal ginjal akut sering terjadi pada acute COVID-19
❑
Penurunan fungsi ginjal (penurunan eGFR) dilaporkan terjadi
6 bulan follow up pasca COVID-19
❑
Pasien penyintas COVID-19 yang mengalami gangguan fungsi
ginjal yang menetap harus difollow up secara berkala dan ketat
di klinik-klinik yang melayani masalah ginjal.
Jantung
❑
Gejala menetap terkait jantung antara lain palpitasi (detak jantung
kencang /jantung berdebar), sesak napas dan nyeri dada.
❑
Sequelae pada jantung seperti peningkatan cardiometabolic
demand, fibrosis otot jantung (myocardial fbrosis or scarring),
miokarditis, perikarditis, gagal jantung
aritmia, takikardia dan disfungsi autonom.
1)Royal Australian College of General Parctitioner 2020
Syaraf dan psikiatri Saluran Cerna
❑ Masalah yang menetap seperti
fatigue/kelelahan, mialgia, sakit kepala, dysautonomia dan
gangguan kognitif serta post
traumatic stress disorder
❑ Stroke
❑ Kecemasan, depresi, gangguan tidur dilaporkan terjadi pada 30– 40% penyintas COVID-19
❑ Gangguan saluran cerna yang
sering muncul dan menetap adalah mual-mual dan nyeri perut
❑ Swab rectal yang masih positif meskipun swab nasofaring sdh negatif
Endokrin Kulit
❑
Sequlae pada endokrin
antara lain onset baru
diabetes atau kontrol gula
darah terganggu pada
penderita diabetes, tiroiditis
subakut, dan demineralisasi
tulang
Rambut rontok merupakan
gejala tersering yang dilaporkan ,
sekitar 20% pada penyintas
COVID-19
Bagaimana kondisi PARU pasca COVID-19?
Kondisi paru pasca COVID-19 perlu mendapat perhatian karena
berbeda sebelum mengalami COVID-19
→Ada istilah “ Penyakit paru
pasca COVID-19 “
1) Gejala menetap
2) Gangguan fungsi paru 3) Fibrosis/scar paru,
1)https://www.healthline.com/health-news/what-we-know-about-the-long-term-effects-of-covid-19#Who-is-most-at-risk?
Gejala pernapasan yang menetap
Infeksi virus dapat menyebabkan kerusakan paru
Infeksi virus dapat dapat menyebabkan gejala yang menetap seperti batuk dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan ATAU Gejala sesak napas yang menetap atau berupa mengi
https://www.healthline.com/health-news/what-we-know-about-the-long-term-effects-of-covid-19#Who-is-most-at-risk?
• SESAK NAPAS : 43.4% • NYERI DADA : 21.7% • BATUK : < 20%
JAMA. 2020;324(6) Agus D Susanto, Fathiyah I, Irandi P, et al.
Gambaran klinis dan kualitas hidup pasien Pasca COVID-19 yang menetap di Indonesia. 2021
Gangguan fungsi paru
Orang yang sembuh dari COVID-19 akan mengalami penurunan
fungsi paru 20-30% → kesulitan dalam bernapas saat berjalan.
Penelitian kecil di HONGKONG
◦
Observasi pada 12 pasien yang dirawat karena COVID-19
◦
Setelah sembuh, 2 sampai 3 orang (16,67%-25%) dari 12 pasien
mengatakan terjadi penurunan fungsi paru.
Fungsi paru pada COVID-19
Review article (6) oleh Gardenghi G :
◦
Infeksi COVID-19 pada manusia berpotensi menyebabkan
perubahan pada
1. Perubahan kapasitas ventilasi paru,
2. Menyebabkan gangguan paru difus
3. Perburukan pertukaran oksigen.
Rev Bras Fisiol Exerc. 2020;19:S15-S21.
Contoh :
Hasil tes fungsi paru (spirometri) 1 pasien pasca COVID-19 di
Indonesia
Terlihat penurunan fungsi paru (Spirometri saat Swab PCR 2x negatif)
◦
Nilai Kapasitas Vital paru = 44,47% (Normal > 80%)
Penelitian Gao Y dkk:
Gangguan fungsi paru pada pasien pasca COVID-19
∆ Terdapat gejala sesak
∆ Penurunan kapabilitas uptake oksigen dan penggunaannya
∆ Pemeriksaan CPET pada 10 pasien (3 moderat, 2 berat, 5 kritis), 1 bulan pasca keluar perawatan (januari- Maret 2020)
Hasil :
- Spirometri Normal
- Kapasitas difusi (pertukaran O2-CO2) tidak normal
- Hasil abnormal pada pemeriksaan CPET (Uji latih jantung paru)
Fibrosis/ Scar paru
Pasien dengan ARDS, yang sering terlihat pada COVID-19 yang berat kadang-kadang berkembang menjadi kerusakan paru permanen atau fibrosis/scar.1
Pada CT scans, NORMAL = paru tampak hitam; pada pasien Covid-19 sering terlihat gambaran bercak-bercak abu-abu yang disebut “ground-glass
opacities” — kemungkinan ini tidak akan hilang/sembuh.2
Penelitian di China : Sebanyak 66 dari 70 pasien yang dirawat inap
mempunyai beberapa kerusakan paru yang terlihat dari CT scan. Lebih dari setengahnya lesi-lesi atau kelainan tersebut kemungkinan akan berkembang menjadi fibrosis atau scar.2
1.https://www.healthline.com/health-news/what-we-know-about-the-long-term-effects-of-covid-19#Who-is-most-at-risk? 2.https://www.vox.com/2020/5/8/21251899/coronavirus-long-term-effects-symptoms
Faktor Risiko Fibrosis paru pasca COVID-19
40% COVID-19 berkembang menjadi ARDS dan 20% diantaranya ARDS berat
Penelitian yang ada menunjukkan lama menjadi fibrosis paru pasca ARDS :
❑ Jika < 1 minggu → 4% fibrosis
❑ Antara 1-3 minggu →24% fibrosis ❑ Lebih dari 3 minggu →61% fibrosis
Kacper L, et al. J Clin Med.2020;9(6):1917
Contoh gambaran fibrosis pada CT scan
Saat awal sakit COVID-19 (19 Maret 2020)
3 minggu kemudian
(6 April-setelah sembuh) 2-3 bulan kemudian (30 Mei- 2 bulan setelah sembuh) Agus D Susanto et.al. Lung Fibrosis Sequelae After Recovery from COVID-19 Infection. J Infect Dev Con (JIDC). 2021;15(3):360-365
Post COVID-19 dan DISABILITAS
Penyintas COVID-19 dewasa memiliki keterbatasan dalam aktivitas sehari-hari/ activities of daily
life (ADLs), seperti pada aktivitas berjalan, mandi dan memakai baju.
Disabilitas pada aktivitas sehari-hari berhubungan dengan peningkatan penggunaan pelayan kesehatan, termasuk perawatan dan risiko mortalitas lebih tinggi.
Penilaian post COVID-19 terkait rehabilitasi post covid-19 minimal menyangkut 5 dimensi : (1) Activity of daily life (ADLs)
(2) Fungsi kognitif (3) Fungsi fisis
(4) Fungsi paru (5) Kualitas hidup
Pemeriksaan
untuk Long
COVID-19
Ani Nalbandian et.al. Post-acute COVID-19 syndrome.
Nature Medicine |
www.nature.com/naturemedicine
Pemeriksaan
yang
dilakukan
Management of postacute covid-19 in primary care. BMJ. 2020;370
Penilaian post COVID-19
• G
ejala klinis• Laboratorium
• Radiologi /Rontgen
• Tes Fungsi Paru/ Faal Paru • Uji jalan 6 menit
• Spirometri
• Kapasitas difusi (DLCo)
• Cardiopulmonary exercise test (CPET/CPX)
• Pemeriksaan lain → sesuai gangguan yang muncul
PENGOBATAN
❑ Jangan STRESS
❑Pengobatan tergantung keluhan yang menetap
❑ Pola hidup sehat
❑Konsultasikan ke dokter spesialis terkait
sesuai dengan keluhan utama yang menetap
❑ Pertolongan pertama : obat-obat mengurangi gejala
❑ Pengobatan yang cepat , memperpendek long Covid
Management of postacute covid-19 in primary care. BMJ. 2020;370
Algoritma
Tatalaksana
Sindrom
Pernapasan Pasca
COVID-19
(PDPI; 2021)
FARMAKOTERAPI
Antifibrotik :
• Sampai saat ini belum ada konsensus untuk penggunaan antifibrotik pada pascaCOVID-19.
• Pemberian antifibrotik pada saat ini belum ada evidence, masih
menunggu hasil uji klinis.
LTOT :
• Long-term oxygen
therapy
direkomendasikan pada pasien dengan fibrosis paru dengan PaO2 < 55 mmHg. • Short-term oxygen
therapy
dipertimbangkan pada pasien dengan SpO2 < 93%.
Steroid :
• Bukti ilmiah penggunaan Steroid pada COVID-19 sangat minimal.
• Penggunaan steroid jangka panjang berhubungan dengan efek samping • Diskusi expert di India (70-80% expert) :
steroid dosis rendah di awal pada beberapa kasus menunjukkan
perbaikan klinis pada pasien pasca-COVID-19.
• Belum ada konsensus penggunaan steroid pada fibrosis paru pasca-COVID-19 , keputusan pemberian bersifat
individual tergantung DPJP.
Bronkodilator
Apabila penyakit paru obstruktif timbul pada pasien pasca COVID-19, tatalaksana dapat diberikan bronkodilator inhalasi , kortikosteroid inhalasi, dan
methylxanthine oral.