• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TEORI BANGUNAN KAPAL PELUNCURAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TEORI BANGUNAN KAPAL PELUNCURAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

“PELUNCURAN KAPAL”

Disusun oleh:

1. Imam Handika

21090112130034

2. Bakhtiar Muhammad

21090112130035

3. Alief Hidayatulloh

21090112130036

4. Meri Nugraha

21090112140037

5. Dimas Bagus Darmawan

21090112130038

6. Rizka Cholif A

21090112130039

7. Martinus Arfendo W

21090111120008

8. Andreas Geraldine A

21090111130024

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang menjadikan bumi beserta isinya dengan begitu sempurna dan atas limpahan rahmat, taufiq serta hidayah – Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan dengan mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “PELUNCURAN KAPAL ” untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Bangunan Kapal II

Penulis Ucapan terima kasih dan rasa hormat kepada semua pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini, orang tua, teman-teman, sahabat,dosen mata kuliah teori bangunan kapal II,dll yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Akhir kata, Penulis sampaikan bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh karena itu, kritik serta saran sangat Penulis harapkan dari pembaca sekalian yang bersifat membangun, agar demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Hormat Kami,

(3)

DAFTAR ISI

2.2 Sketsa dan Perhitungan Peluncuran Kapal ...8

2.3 Metode – Metode Peluncuran Kapal ...13

1. Gravitational Slideway Launching ...13

A. End Launching ...13

a. Longitudinal Oiled Slideway Launching ...14

b. Longitudinal Steel-Roller Slideway launching ...14

B. Side Slideway Launching ...15

2.4 Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Peluncuran ...17

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ...18

DAFTAR PUSTAKA ...19

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum, kapal berfungsi sebagai alat transportasi dalam melakukan kegiatan perekonomian antar daerah. Pembuatan kapal dilakukan dalam sebuah galangan. Mutu dan kualitas kapal yang dibangun dalam sebuah galangan dipengaruhi beberapa faktor seperti keahlian para pekerja, peralatan yang dimiliki galangan kapal, kemudahan untuk memperoleh bahan material, dan lain-lainnya.

Perkembangan Ilmu dan Teknologi yang semakin pesat dan seiring dengan perubahan zaman memacu perusahan-perusahan di bidang perkapalan untuk bisa bersaing menjadi yang terbaik. Untuk meningkatkan daya saing tersebut maka di perlukan pengelolaan yang baik pula terhadap semua komponen yang terdapat dalam perusahaan.

Salah satu proses dalam pembuatan kapal Bangunan Baru memerlukan fasilitas yang baik adalah Peluncuran (Launching). Peluncuran kapal di lakukan setelah pekerjaan konstruksi badan kapal, pemasangan instalasi permesinan kapal dan pekerjaan di bawah garis air harus sudah selesai. Peluncuran adalah suatu tahapan dari proses pembangunan kapal yang secara potensial berbahaya (penuh resiko) sehingga harus di rencanakan dan dilaksanakan dengan baik. Maka dari itu perilaku gerakan kapal selama peluncuran perlu di ketahui untuk menjamin bahwa peluncuran tersebut dapat berlangsung dengan baik dan aman. Sistem peluncuran yang di gunakan pun tergantung pada fasilitas yang tersedia pada galangan kapal (Shipyard).

Sejalan dengan tuntutan pasar yang semakin berkembang untuk dapat melakukan peluncuran kapal-kapal dengan ukuran sedang ataupun besar, maka di perlukan adanya sarana tambahan untuk dapat mengakomodir aktivitas peluncuran untuk kapal yang akan di luncurkan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pembahasan latar belakang tersebut, maka dapat di tarik beberapa permasalahan mengenai peluncuran, yaitu

1. Apakah pengertian peluncuran kapal?

2. Bagaimana sketsa peluncuran kapal dan perhitungannya? 3. Bagaimana metode-metode dalam peluncuran kapal?

(5)

1.3 Tujuan

Dari urain rumusan permasalahan diatas, kita dapat menarik tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerti pengertian peluncuran kapal.

2. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami bagaimana sketsa dan perhitungan rumus dalam peluncuran kapal.

3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode-metode yang ada di dalam peluncuran kapal.

4. Mahasiswa dapat mengetahui beberapa hal yang harus diperhatikan dalam sistem peluncuran kapal.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peluncuran Kapal

Peluncuran kapal adalah suatu proses menurunkan badan kapal dari landasan peluncuran di galangan kapal ke air yang disebabkan oleh gaya berat kapal pada bidang miring. Peluncuran kapal merupakan salah satu metode yang paling penting dari seluruh proses konstruksi kapal.

Kapal harus dilengkapi dengan alat peluncur (launching ways) dan sepatu luncur (sliding ways) agar dapat diluncurkan ke air. Jarak anatara tanah dan dsar kapal harus cukup untuk memasang sepatu luncur dan peralatan luncur lain pada tempatnya. Jarak lunas kapal diatas tanah sekitar satu setengah meter sehingga tersedia tempat yang cukup untuk melakukan pemasangan sepatu peluncur dan peralatan luncuran tersebut. Jika jarak ini terlalu tinggi, maka dibutuhkan penyangga yang lebih banyak yang mengakibatkan bertambahnya biaya dan jumlah bahan penyangga tersebut (Djatmiko et al. 1983). Peluncuran kapal umumnya dilakukan secara memanjang, peluncuran secara melintang hanya digunakan pada keadaan yang memaksa yaitu bila permukaan air di depan landasan sempit biasanya sungai, dll

Buritan kapal diarahkan ke air pada peluncuran kapal secara memanjang. Bagian buritan kapal masuk kedalam air dahulu, hal ini agar tinggi belakang tidak terbentur pada landasan dan pada saat kapal menyentuh air dapat mengurangi kecepatan peluncuran. Umumnya, kapal diluncurkan dengan sudut kemiringan landasan sebesar 2°- 4°. Bahan pelumas digunakan untuk mengurangi gesekan antara sepatu luncur dengan jalan peluncur. Bahan pelumas yang biasa digunakan terdiri dari campuran kapur, sabun, gemuk, dan parafin (Djatmiko et al. 1983).

Derret (1990) mengemukakan ketika sebuah kapal diluncurkan di galangan maka berat kapal secara perlahan berpindah dari alat peluncur (launching ways) ke permukaan air. Selama perpindahan badan kapal berlangsung, ada dua hal utama yang sangat berpengaruh dan perlu di perhatikan dengan hati-hati. Kedua hal tersebut adalah peristiwa terjungkirnya kapal pada ujung landasan peluncur (tipping) dan terangkatnya bagian buritan kapal karena daya apung kapal pada saat peluncuran berlangsung (stern lift)

(7)

menyelamatkan kapal dari kemungkinan terjadinya tipping. Momen anti tipping dapat diperbesar dengan cara sebagai berikut:

1. Menempatkan ballast dibagian haluan, hal ini akan mengakibatkan bertambahnya berat peluncuran diikuti dengan berkurangnya jarak titik berat kapal (G) ke ujung landasan, sehingga momen berat terhadap ujung landasan dapat menjadi kecil,

2. Memperpanjang landasan yang berada dibawah permukaan air, hal ini akan mengakibatkan jarak titik berat (G) ke ujung landasan dan jarak titik apung (B) ke ujung landasan berkurang, tetapi mengingat bahwa berat peluncuran lebih besar dari displacement kapal, maka nilai pengurang dari momen berat terhadap ujung landasan akan lebih besar dari harga pengurang dari momen apung terhadap ujung landasan.

3. Menunggu sampai air pasang, sehingga tinggi permukaan air mengakibatkan perpanjangan dari landasan juga.

4. Memperbesar sudut kemiringan landasan, hal ini dapat menyebabkan peningkatan momen apung terhadap ujung landasan, maka untuk memenuhinya bentuk landasan yang berada dibawah air kadang-kadang dibuat cembung.

5. Membesarkan displacement kapal dengan cara emasang pengapung-pengapung pada buritan kapal.

Kapal yang diluncurkan akan mengalami stren lift momen berat kapal terhadap ujung sepatu peluncur sama dengan momen apun terhadap ujung sepatu peluncur. Hal ini menimbulkan gaya reaksi sangat besar yang berpusat pada ujung sepatu peluncur (Derret 1990).

(8)

2.2 Sketsa Dan Perhitungan Peluncuran Kapal

Keterangan :

c = kecembungan landasan peluncur (camber) f = jarak fore poppet ke FP

d = kemiringan landasan peluncur k = kemiringan lunas

e = tinggi sepatu peluncur l = panjang landasan peluncur

Gambar 1. Sketsa Peluncuran Kapal Memanjang

(9)

Keterangan:

Wkapal : berat badan kapal dengan mesinnya

Wbadan kapal : berat badan kapal tanpa mesin dan peralatannya

Wpermesinan : berat mesin kapal

Cm (coefisien of machinery) : 20 untuk MCR < 1000 HP Cm (coefisien of machinery) : 30 untuk MCR > 1000 HP MCR : Maximum Countinous Rating

RPM :Radian per Minute

(10)

Keterangan :

: Jarak after poppet ke AP F : Jarak fore poppet ke FP

Keterangan :

= percepatan kapal yang di luncurkan Θ = sudut kemiringan landasan peluncur

(11)

Keterangan :

c : kecembungan landasan peluncur (camber)

d : kemiringan landasan peluncur

e : tinggi sepatu peluncur

f : jarak fore poppet ke FP

k : kemiringan lunas

x : jarak tempuh kapal selama proses peluncuran berlangsung

l : panjang landasan peluncur

T : kedalaman air yang merendam ujung landasan peluncur

(12)
(13)

2.3 Metode- Metode Peluncuran Kapal

Beberapa tahun terakhir telah melihat sejumlah perkembangan di bidang kapal sistem peluncuran dalam rangka meningkatkan keamanan dan stabilitas kapal di dalam air. Berbagai jenis metode meluncurkan Kapal. Secara tradisional, kapal yang meluncurkan dalam air dilakukan dengan menggunakan empat jenis utama dari metode.Metode – metode dalam peluncuran kapal adalah sebagai berikut:

1. Gravitational type launching

Gravitational Type Launching, merupakan proses peluncuran kapal yang memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Selanjutnya gravitational Type Launching dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:

A. End Launching.

Peluncuran kapal yang arahnya ke depan atau belakang. Proses peluncuran kapal dengan metode End Launching yang menggunakan sepatu luncur masih banyak di temukan kendala yang dapat mengurangi efektifitas waktu dan sering terjadi deformasi akibat dari pengaruh kontak langsung antara lambung kapal dengan material yang keras, yang terdapat pada sepatu luncur (sliding ways). End Launching dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

(14)

a. Longitudinal Oiled Slideway Launching

Longitudinal Oiled Slideway adalah salah satu bentuk tertua dari sistem peluncuran. Dengan sistem ini, kapal

dapat mencemari air. Ada juga bahaya tekanan besar pada bagian depan kapal selama peluncuran.

b. Longitudinal Steel – Roller Slideway Launching

Dalam hal ini jenis kapal metode

mudah untuk memulai. Namun, biaya instalasi awal yang tinggi.

(15)

Side Slideway Launching juga merupakan salah satu yang paling banyak digunakan pada sistem peluncuran kapal. Jenis sistem ini digunakan untuk meluncurkan kapal ke arah samping melalui bagian sisi lambung kapal. Side Slideway Launching dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Long Side Slideway Launching

Long side launching, peluncuran dengan penyangga panjang sampai kedalaman beberapa meter di bawah permukaan air

b. Short Side Slideway Launching

Short side launching, peluncuran kapal dengan menggunakan penyangga pendek hanya sampai batas bibir

dermaga. Biasanya pada short side launching keadaan lebih tegang daripada long side launching ataupun end launching,karena emang agak nyaris terbalik berada tepat diatas ujung landasan. Gaya yang bekerja pada kapal adalah gaya berat dan reaksi landasan. Kapal bergerak dengan kecepatan sebanding dengan kemiringan landasan.

b. Fase Kedua

(16)

Dimulai dengan berakhirnya fase pertama dan berakhir saat badan kapal tepat menyentuh air. Gaya yang bekerja pada kapal adalah tetap gaya berat kapal dan gaya reaksi landasan. Kapal melakukan gerak lurus sepanjang landasan dan gerak putar dengan ujung landasan sebagai sumbu putar. Jika ujung landasan berada dibawah permukaan air, mungkin fase kedua ini tidak ada.

c. Fase Ketiga

Dimulai dengan berakhirnya fase kedua dan berakhir saat saptu luncur meninggalkan landasan. Gaya yang bekerja pada kapal adalah gaya berat, reaksi landasan dan gaya apung serta hambatan air. Kapal tetap melakukan gerak lurus sepanjang landasan dan gerak putar dengan ujung landasan sebagai sumbu putar.

(17)

3. Mechanical Type launching

Mechanical Type Launching membutuhkan fitur mekanik untuk meluncurkan kapal. Pembangunan dan pemeliharaan pengeluaran yang tinggi, sedangkan mobilitas dan faktor pengendali sistem tidak up-to-the-mark. Semua metode ini terutama digunakan untuk kapal ukuran lebih kecil dan tidak dapat digunakan untuk besar, kapal tonase tinggi.

4. Airbag launching

Peluncuran Kapal menggunakan kantong udara adalah sebuah teknik inovatif dan aman untuk meluncurkan kapal di dalam air. Ini airbag biasanya berbentuk silinder dengan kepala hemispherical (di kedua

2.4 Hal-Hal Yang Harus Di Perhatikan Saat Peluncuran Kapal

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan saat Peluncuran kapal, seperti:

1. Saat akan melakukan peluncuran kapal kita harus mempersiapkan dokumen stabilitas kapal, misalnya bonjean.

2. Harus memperhatikan case saat dilakukan peluncuran, misalnya bagaimana saat kapal terkena rolling, kapal kandas (grounding), gaya reaksi block waktu menopang lunas kapal,

3. Hal yang harus diperhatikan saat melakukan peluncuran kapal dengan metode end launching antara lain : water level, water front, sliding way, jarak bebas kolam labuh, treshold, sarat kapal.

4. Gaya reaksi gravitasi juga harus diperhitungkan, karena akan mempengaruhi posisi kapal saat peluncuran, bouyancy kapal.

(18)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peluncuran kapal adalah suatu proses menurunkan badan kapal dari landasan peluncuran di galangan kapal ke air yang disebabkan oleh gaya berat kapal pada bidang miring. Peluncuran kapal merupakan salah satu metode yang paling penting dari seluruh proses konstruksi kapal.

Peluncuran kapal di lakukan setelah pekerjaan konstruksi badan kapal, pemasangan instalasi permesinan kapal dan pekerjaan di bawah garis air harus sudah selesai. Peluncuran adalah suatu tahapan dari proses pembangunan kapal yang secara potensial berbahaya (penuh resiko) sehingga harus di rencanakan dan dilaksanakan dengan baik. Maka dari itu perilaku gerakan kapal selama peluncuran perlu di ketahui untuk menjamin bahwa peluncuran tersebut dapat berlangsung dengan baik dan aman. Sistem peluncuran yang di gunakan pun tergantung pada fasilitas yang tersedia pada galangan kapal (Shipyard).

Metode-metode dalam peluncurkan terdiri dari :

1. Gravitational Type Launching

Gravitational Type Launching selanjutnya dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu:

A. End Launching , terbagi menjadi:

a. Longitudinal Oiled Slideway Launching

b. Longitudinal Steel – Roller Slideway Launching

B. Side Slideway Launching

a. Long Side Slideway Launching

b. Short Side Slideway Launching

2. Floating- Out Type Launching

3. Mechanical Type launching

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Derret, D.R. 1990. Ship stability for master and mates. 4th ed. Part of Reed International Book. Oxford.

Djatmiko, S, A.M. Soedijono, Soedarsono. 1983. Teknik galangan dan dok. Depdikbud. Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

Rob, A and Mc Cance. 1952. Theory of naval architecture. Charles Griffin and Company Limited. London

Gambar

Gambar 1. Sketsa Peluncuran Kapal Memanjang

Referensi

Dokumen terkait

Standar tersebut dengan segala bahasa di tuangkan ke dalam sebuah buku yaitu buku Standar profesional Akuntan Publik (SPAP). Secara lengkap standar auditing

Kapal adalah mencakup setiap jenis kendaraan air dalam bentuk apapun yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin, atau diPandu termaksud kapal tanpa benaman dan

Salah satu sarana transportasi guna tercapainya hubungan antar pulau tersebut dalam bidang perekonomian adalah menggunakan kapal laut, baik yang masih bersifat tradisional

Konsep penentuan ukuran utama kapal yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini yaitu pendekatan/metode dalam Fyson (1985), dimana besarnya L dapat ditentukan

Ham Rabaeh (2007) pula menyatakan terdapat empat jenis bentuk utama tembikar tradisional Melayu iaitu labu (berbentuk seperti buah labu yang berfungsi sebagai

Data di bawah ini diambil dari berbagai sumber yang mendukung dalam proses penentuan ukuran utama kapal keruk jenis TSHD yang akan didesain untuk Alur Pelayaran

Laminasi bilah bambu yang digunakan sebagai material bangunan atas kapal ikan merupakan bagian konstruksi pada kapal yang tidak terkena air secara langsung namun akan

Metode yang digunakan dalam penelitian untuk perancangan kapal Trimaran ini menggunakan metode perbandingan (comparison method) dengan menggunakan perbandingan