Laporan ini diajukan kepada
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu Pendidikan Islam
Oleh: Umu Shodiqoh
10421006
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
viii
Motto
What I Hear, I Forget
What I Hear, See And Ask Question About Or Discuss
With Someone Else, I Begin To Understand
What I Hear, See, Discuss, And Do I Acquire Knowledge
And Skill
What I Teach To Another, I Master.
1
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Karya Sederhana Ini
Kepada :
Ayah dan Ibundaku Tersayang
serta
Almamaterku Tercinta
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
x
ABSTRAK
Umu Shodiqoh. Pengaruh Model Pembelajaran VAK (Visualization Auditory Kinesthetic) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MTsN Ngawen Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/ 2014. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan pendidikan bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran VAK terhadap hasil belajar bahasa Arab antara kelompok eksperimen (yang menggunakan model pembelajaran VAK) dengan kelompok kontrol (yang tidak menggunakan model pembelajaran VAK) siswa kelas VIII MTsN Ngawen Gunungkidul
Penelitian ini merupakan Penelitian Eksperimen (Experimental Research), yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Subjek dalam penelitian ini terdiri 61 siswa, yang terdiri dari kelas VIII B yang dijadikan sebagai kelas kontrol dengan jumlah 30 siswa dan kelas VIII C yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 31 siswa. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
berupa analisis komparatif dengan menggunakan uji “t”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada hasil belajar bahasa Arab antara kelompok eksperimen (yang menggunakan model pembelajaran VAK) dengan kelompok kontrol (yang tidak menggunakan model pembelajaran VAK) Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan perolehan nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 21,61, dari skor awal sebesar 53,71 meningkat menjadi 75,32. Sedangkan untuk kelompok kontrol terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 3,83, dari skor awal sebesar 54,67 meningkat menjadi 58,50.
xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman transliterasi dari Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 Tahun 1987 dan No. 05436/U/1987. Secara garis besar uraiannya adalah sebagai berikut:
A. Konsonan
Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama
ا
Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkanxiii
ه
Ha h Haء
Hamzah ..‟.. Apostrofي
Ya y YeB. Vokal
1. Vokal Tunggal
Tanda Nama Huruf Latin Nama
َ
Fatḥah a Aِ
Kasrah i Iُ
ḍammah u UContoh:
َ َ َ
: fa‟alaَ ِ ُذ
: żukira2. Vokal Rangkap
Tanda dan Huruf Nama Gabungan Huruf Nama
ْي َ
Fatḥah dan ya ai a dan iْو َ
Fatḥah dan wau au a dan uContoh:
َ ٍَْ
: kaifaَل ْ َى
: haulaxiv
Ta marbuṭahyang hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah dan
ḍammah, transliterasinya adalah huruf t.
Contoh:
ةٌتَ َرْ َم
: madrasatun b. Ta Marbuṭah MatiTa marbuṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah huruf h.
Contoh:
ْتَ ْ ِر
: riḥlahc. Ta Marbuṭah yang terletak pada akhir kata dan diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata tersebut
dipisah maka transliterasi ta marbuṭah tersebut adalah huruf h.
Contoh:
xv
Syaddah atau tasydid yang dalam tulisan Arab di lambangkan dengan tanda ( ّ ). Transliterasi tanda syaddah atau tasydid adalah berupa dua huruf yang sama dari huruf yang diberi syaddah tersebut.
Contoh:
َنَّب َر
: rabbanā6. Kata Sandang Alif dan Lam
a. Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah
Contoh:
ُ ْ َّلاا
: asy-syamsb. Kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyah
Contoh:
ُ َ َ ْاَا
: al-qamaru7. Hamzah
a. Hamzah di awal Contoh:
ُث ْ ِمُ
: umirtu b. Hamzah di tengahContoh:
َن ْوُ ُ ْ َح
: ta‟khużūnac. Hamzah di akhir Contoh:
ةٌءًَْ
:syai‟un8. Penulisan Kata
Pada dasarnya penulisan setiap kata, baik fi‟il, isim maupun huruf
xvi
atau harakat yang dihilangkan, maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua cara: bisa dipisah per kata dan bisa pula dirangkaikan.
Contoh:
َنا َ ٍِْ ْاا َو َ ٍَْ ْاا ُف ْوَ َ : - Fa aufū al-kaila wa al-mȋzāna - Fa auful-kaila wal-mȋzāna
9. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan seperti yang berlaku dalam EYD, diantara huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandang.
Contoh: اَم َو ٌدَّمُحَم د اِ
xvii
KATA PENGANTAR
ىَلَع ُمَلاَّسلاَو ُةَلاَّصلاَو ِنْيِّدلاَو اَيْ نُّدلا ِرْوُمُأ ىَلَع ْيِْعَتْسَن ِهِبَو َْيِْمَلَاعْلا ِّبَر ِِلِل ُدْمَْلْا
َو ِهِلا ىَلَعَو دٍدَّمَُ اَنِدِّيَ
َا
َ ْ
ا
ُدْعَ ب اَّمَأ َْيِْعَْجَْأ ِهِب
Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugrahkan segala rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Berkat pertolongan dan kemudahan yang telah Allah berikan kepada penyusun serta dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan. Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran VAK
(Visualization Auditory Kinesthetic) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MTsN Ngawen Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/ 2014” diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam dinamika pendidikan khususnya pendidikan bahasa Arab.
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu sangat diharapkan saran dan kritikan yang membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
xviii
1. Bapak Prof. Dr. H. Hamruni, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2. Bapak Drs. H. Ahmad Rodli, M.S.I., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
3. Bapak Drs. Dudung Hamdun, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag selaku penasehat akademik sekaligus pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan serta arahan yang sangat berarti untuk penyusun dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5. Segenap Dosen dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang telah bersedia mendidik dan memberikan pelayanan bagi mahasiswa dengan keikhlasan. 6. Ibu Dra. Arif Fatunisak, selaku Kepala Madrasah MTsN Ngawen
Gunungkidul yang telah memberi izin dan membantu penyusun dalam melakukan penelitian.
xix
8. Siswa kelas VIII B dan VIII C MTs N Ngawen Gunungkidul tahun ajaran 2013/2014 atas kesediaan dan partisipasinya dalam mengikuti proses penelitian.
9. Yang penting dan paling penting adalah terimakasih kepada Ayahanda tercinta Bapak Agus Hamid, dan Ibunda tersayang Ibu Masyitoh yang selalu memberikan dukungan dalam setiap jejak langkah penulis, memotivasi, menasehati serta tidak pernah lelah memanjatkan do‟a dalam setiap sujudnya, selalu ada diwaktu penulis senang maupun susah. Kebaikan kalian tidak akan pernah bisa penulis balas dengan apapun, Love you So Abah, Mama.
10. Kakakku tercinta Luqman Hakim nan jauh disana yang selalu memberikan
do‟a, motivasi, nasehatnya, serta tak pernah bosan mendengarkan keluhan-keluhan adiknya (cunong) diwaktu sibuknya, semoga sukses selalu.
11. Sahabat-sahabatku G‟c (Mamah, Nia, Kiki, Mila, Vita). Sebagai teman berbagi suka maupun duka, saudara dan bahkan keluarga. Kalian selalu di sampingku dikala aku jatuh dan kemudian bangun lagi. Canda dan tawa kalian selalu menghiasi hidupku. Thanks a lot.
12. Sahabat-sahabatku di pondok Al-Munawwir Komplek Nurussalam. Yaya, Dela, Alin, Mba Mus, Mblo Ana, Mba Weni, Mba Fatma dan santri-santri yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
xx
Azmul, Anam, Adi, Mahendra, dll) dan masih banyak lagi yang tak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
14. Teman-teman seperjuangan PPL-KKN Integratif Kelompok 24: Upik, Mila, Umi, Mba Erni, Leli, Dedi, Paul, Fikri, Mas Hajir, Ikhwan dan Husein yang telah memberikan motivasi untuk terus maju, terimakasih atas persaudaraan yang singkat ini, begitu indah dan mengesankan.
15. Yang terakhir penulis ucapkan terima kasih untuk someone yang telah menyemangati di setiap detik langkahku (Bakpao). Semoga kau memang untukku. Amiin
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas atas semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT menambahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan bagi Jurusan Pendidikan Bahasa Arab khususnya. Amin
Yogyakarta, 3 Februari 2014 Penyusun,
xxi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN BERJILBAB ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ... iv
HALAMAN PERBAIKAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR ... v
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
HALAMAN ABSTRAK ... ix
HALAMAN ABSTRAK ARAB ... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ... xi
KATA PENGANTAR ... xvi
H. Sistematika Pembahasan ... 28
BAB II GAMBARAN UMUM MADRASAH ... 29
xxii
B. Sejarah Singkat... 29 C. Visi Dan Misi, ... 34 D. Struktur Organisasi ... 35 E. Keadaan Guru Dan Karyawan ... 37 F. Siswa ... 47 G. Keadaan Sarana dan Prasarana ... 49 H. Pembelajaran Bahasa Arab Di MTsN Ngawen ... 51
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56
A.Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 56 B.Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab dengan Model
VAK ... 61 1. Persiapan Sebelum Pelaksanaan Eksperimen ... 61 2. Pelaksanaan Eksperimen ... 61 C.Pengkajian Dan Pengujian Instrumen ... 70 1. Uji Validitas Instrumen ... 70 2. Uji Reliabilitas ... 73 D.Analisis Data ... 73 E. Pembahasan ... 90
BAB IV PENUTUP ... 93
A. Kesimpulan ... 93 B. Saran-saran ... 94 C. Kata Penutup ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 96
xxiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 : Jumlah Guru dan Karyawan... 46 Tabel 2.4 : Jumlah Siswa ... 47 Tabel 3.1 : Data Hasil Belajar Bahasa Arab Kelompok Kontrol ... 57 Tabel 3.2 : Data Hasil Belajar Bahasa Arab Kelompok Eksperimen ... 59 Tabel 3.3 : Jadwal Pelaksanaan Eksperimen... 62 Tabel 3.4 : Kriteria Pemilihan Soal Pilihan Ganda ... 71 Tabel 3.5 : Output Iteman Validitas ... 71 Tabel 3.6 : Reliabilitas Soal ... 73 Tabel 3.7 : Uji Normalitas Nilai Pre Tes... 74 Tabel 3.8 : Uji Homogenitas Nilai Pre Tes ... 76 Tabel 3.9 : Data Pretest Kelompok Kontrol ... 77 Tabel 3.10 : Data Pretest Kelompok Eksperimen ... 79 Tabel 3.11 : Data Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol ... 81 Tabel 3.12 : Data Pos Test Kelompok Kontrol ... 82 Tabel 3.13 : Data Pos Test Kelompok Eksperimen ... 84 Tabel 3.14 : Data Hasil Pos Tes Kelompok Eksperimen Dan Kontrol ... 85 Tabel 3.15 : Data Peningkatan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Dan
Kelompok Kontrol ... 86 Tabel 3.16 : Rangkuman Uji “t” Idependent Sample Test Kelompok Eksperimen
xxiv
DAFTAR GAMBAR
xxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 2 : Kisi-kisi Penelitian
Lampiran 2 : Pedoman Pengumpulan Data Lampiran 3 : Pedoman Soal
Lampiran 4 : Soal Pre Test dan Post Test Lampiran 5 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 6 : Lembar Observasi Pembelajaran Lampiran 7 : Catatan Lapangan
Lampiran 8 : Nama Kelompok Eksperimen Lampiran 9 : Nama Kelompok Kontrol Lampiran 10 : Output Validitas
Lampiran 11 : Output Reliabilitas
Lampiran 12 : Output Normalitas Dan Homogenitas Lampiran 13 : Output Uji Paired Sample Test Lampiran 14 : Output Independent Sample T Test Lampiran 15 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 16 : Bukti Seminar Proposal Lampiran 17 : Surat Ijin Penelitian
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab merupakan bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Penggunaannya sudah sangat meluas dan sudah menjadi salah satu mata kuliah yang diajarkan di berbagai perguruan tinggi yang ada diluar negeri, salah satunya adalah di negara Amerika.2 Selain sebagai alat komunikasi, bahasa Arab juga merupakan bahasa Al-qur‟an dan Al-hadist yang merupakan pedoman umat islam. Banyak pengetahuan, wawasan dan hukum-hukum Islam yang mayoritas tertulis dengan menggunakan bahasa Arab. Oleh karena itu kita sebagai umat muslim harus mempelajari bahasa kedua di dunia ini.
Penduduk Indonesia yang mayoritas bergama Islam, memposisikan bahasa Arab sebagai pelajaran yang wajib ada di sekolah-sekolah Islam. Hal ini bertujuan agar masyarakat di Indonesia dapat menjadi masyarakat yang berintelektual tinggi dan agamis. Tidak sedikit orang yang menganggap bahasa Arab itu sulit karena mereka menganggap bahwa perbendaharaan kosakata bahasa Arab yang sangat banyak, perubahan-perubahan kata sesuai dengan keterangannya, serta aturan-aturan yang kompleks dalam tarkibnya membuat bahasa Arab menjadi bahasa yang susah dipelajari.
2
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya, (Yogyakarta: Pustaka Belajar,
Siswa-siswa yang berada di MTsN Ngawen, Gunung Kidul merasakan hal yang sama, bahwa pelajaran bahasa Arab itu lebih susah daripada pelajaran yang lain. Latarbelakang pendidikan yang berbeda-beda tentunya dapat mempengaruhi proses pembelajaran bahasa Arab. Sedangkan di MTsN Ngawen tersebut mayoritas siswa berasal dari sekolah umum. Dari lokasinya sendiri juga tidak ada bi’ah lugāwiyah yang dapat mendukung proses pembelajaran bahasa Arab.
Menurut Abdul Mu‟in, ada tiga permasalahan dalam mempelajari
bahasa arab. Pertama, masalah kebahasaan yaitu kesulitan dalam aspek bunyi, kesalahan dalam mendengarkan suara huruf yang berdekatan dalam makhrojnya dan ada yang tidak sama antara yang didengar dan yang ditulis. Kedua, masalah psikologis yaitu masalah motivasi dalam memepelajari bahasa arab itu sendiri. Ketiga, masalah tenaga pengajar dan pengajarannya.3
Oleh karena itu, agar bahasa Arab diminati dan disukai orang-orang, maka pembelajarannyapun harus menyenangkan. Guru bahasa Arab harus selalu berusaha untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa pada saat pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode yang aktif dan menyenangkan.
Pembelajaran bahasa Arab di sekolah yang diteliti peneliti sangat jauh dari pembelajaran yang ada pada saat ini, yakni guru pengampu mata pelajaran bahasa Arab dalam mengajar masih menggunakan metode
3Abdul Mu‟in, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Tela’ah
ceramah, tidak menggunakan strategi, metode ataupun model pembelajaran yang kreatif. Sehingga siswa-siswa terlihat bosan dan tidak semangat dalam proses pembelajaran bahasa Arab.4 Guru juga tidak menggunakan media yang dapat menunjang pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Arab. Hal ini dikarenakan fasilitas sekolah yang kurang memadai. Diantanya tidak ada laboratorium bahasa dan sekolah hanya memiliki satu LCD.
Dari uraian dan kondisi pembelajaran tersebut, Peneliti ingin menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization Auditory Kinesthetic) karena pembelajaran akan lebih efektif dengan mengkombinasikan ketiga gaya belajar dan memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik dan menyenangkan. Berangkat dari pentingnya model pembelajaran dalam pembelajaran, maka peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian mengenai model pembelajaran bahasa arab yaitu
tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Vak (Visualization Auditory
Kinesthetic) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Kelas VIII MtsN
Ngawen Gunungkidul Tahun Ajaran 2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
4
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan model pembelajaran VAK di kelas VIII MTsN Ngawen Gunungkidul ?
2. Apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Arab antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab dengan model pembelajaran VAK di kelas VIII MTsN Ngawen, Gunung Kidul
b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan hasil belajar bahasa Arab antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Institusi Pendidikan
b. Bagi Siswa
Adanya pembelajaran menggunakan model pembelajaran VAK ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat dan antusias siswa terhadap pembelajaran bahasa Arab dan dapat menumbuhkan pemikiran siswa bahwa bahasa Arab itu menyenangkan.
c. Bagi Guru
Adanya penelitian ini, semoga dapat memberikan kontribusi agar pembelajaran bahasa Arab dilaksanakan dengan model-model pembelajaran yang menyenangkan.
d. Bagi Tempat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi sekolah untuk menerapkan model pembelajaran yang efektif agar pengajaran tidak monoton.
D. Kajian Pustaka
Setelah melakukan penelusuran terhadap skripsi yang berhubungan dengan tema yang yang penulis kaji, akhirnya penulis menetapkan skripsi yang memiliki relevansi dengan penelitian tersebut. Di antara judul skripsi yang dijadikan dalam kajian penelitian ini, adalah :
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Dengan
Musyarofah, 2013.5 Skripsi ini membahas kegunaan media visual kinestetik terhadap hasil belajar bahasa Arab. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu menyusun rancangan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.
Implementasi Metode Permainan Edukatif Bahasa (Missing Lyrics)
Dalam Pembelajaran Bahasa Arab Di Kelas VII MTs LB/A
Yaketunis(Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam) oleh Indah Melisa, 2013.6 Dalam skripsi ini menjelaskan tentang pembelajaran bahasa arab untuk siswa berkebutuhan khusus. Siswa di MTs LB/A Yaketunis ini merupakan penyandang tunanetra, sehingga tidak semua metode yang diajarkan dapat diterima dan dilakukan dengan baik. Oleh karena itu peneliti menggunakan metode missing lyrics dalam pembelajaran bahasa Arab sehingga dapat menyampaikan materi dengan pembelajaran yang menarik. Pendekatan yang digunakan peneliti adalah pendekatan kualitatif.
5Anna Musyarofah, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa Dengan
Media Visual Kinestetik Di Kelas VII C Mts Ibnul Qoyyim Tahun Ajaran 2012/2013”, Skripsi Pendidikan Bahasa Arab, (Yogyakarta: Perpustakaan PPs. Uin Sunan Kalijaga, 2012),t.d.
6
Pengumpulan datanya dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Eksperimentasi Media Audio Visual Pada Pembelajaran Bahasa
Arab Dalam Peningkatkan Maharatu Al-Istima’ Di MTsN Sleman Kota,
D.I Yogyakarta oleh Zainal Abidin, 2009.7 Pada penelitian ini, peneliti lebih fokus dalam pembelajaran bahasa Arab untuk meningkatkan maharatul istima’. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk membandingkan peningkatan maharatul istima’. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan tes.
Dari beberapa literatur di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap literatur memiliki fokus kajian yang berbeda-beda. Sedangkan pembahasan yang peneliti ajukan adalah “Pengaruh Model Pembelajaran Vak (Visualization Auditory Kinesthetic) Terhadap Hasil Belajar Bahasa
Arab Siswa Kelas VIII MtsN Ngawen Gunungkidul Tahun Ajaran
2013/2014”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimen, sama dengan literatur yang ketiga. Jadi antara literatur yang pertama dan kedua berbeda dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Perbedaan lain dalam penelitian ini dengan penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya adalah peneliti ingin meningkatkan hasil
7Zainal Abidin, “
belajar bahasa Arab dengan model pembelajaran VAK, yang mana model VAK ini merupakan penggabungan antara gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Peneliti menggunakan model VAK ini karena pada kenyataanya gaya belajar masing-masing siswa berbeda. Ada yang memahami pelajaran dengan melihat berupa gambar-gambar, ada yang lebih suka mendengarkan, dan ada yang lebih suka pembelajaran dengan aktif bergerak. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik untuk menggabungkan ketiga gaya belajar tersebut dengan satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran VAK. Perbedaan selanjutnya terletak pada lokasi penelitian, dalam penelitian ini lokasi yang peneliti ambil adalah MTsN Ngawen, Gunung Kidul yang mana sekolah ini merupakan tempat peneliti melaksanakan mata kuliah PPL II. Teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, tes dan dokumentasi.
E. Landasan Teori
Dalam sebuah penelitian, landasan teori membahas teori-teori yang berkaitan dengan variabel-variabel yang berhubungan dengan pokok permasalahan sehingga nantinya dapat menjadi acuan dalam memecahkan masalah tersebut. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan Model Pembelajaran
model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna pendekatan, strategi, metode dan teknik. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.8
Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Joyce dan Weil, 1980:1).9
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.10
Dalam pembelajaran suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Artinya setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara materi pelajaran, jam
8
Ngalimun, Strategi Dan Model ..., hlm. 27.
9
Dr. Rusman, M.pd., Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 133 10
pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar dan fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.
2. Tinjauan Model Pembelajaran VAK
Model pembelajaran VAK adalah model yang menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal yaitu visual (melihat), auditori (mendengar), dan kinestetik (bergerak). Dengan kata lain manfaatkan potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih dan mengembangkannya.11
Menurut DePorter dkk. (1992:112) bahwa pada pembelajaran VAK, pembelajaran difokuskan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung (direct experience) dan menyenangkan. Pengalaman belajar secara langsung dengan cara belajar dengan melihat (visual), belajar dengan mendengar (auditory) dan belajar dengan gerak dan emosi (Kinesthetic).12 Lebih lanjut DePorter dkk mengungkapkan bahwa visual auditory kinesthetic merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Adapun gaya belajar tersebut yaitu :
a. Gaya visual (belajar dengan cara melihat)
Gaya belajar ini mengakses citra visual, yang diciptakan maupun diingat misalnya warna, hubungan ruang, potret, mental,
11Ibid.,
hlm. 168. 12
Deporter Bobbi, et.al.,Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan
dan gambar menonjol.13 Seorang siswa lebih suka melihat gambar atau diagram, suka pertunjukan, peragaan atau menyaksikan video. Dalam buku Quantum Teaching dijelaskan bahwa seseorang yang sangat visual mungkin bercirikan sebagai berikut:14
1. Teratur, memperhatikansegala sesuatu, menjaga penapilan 2. Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada
dibacakan `
3. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail, mengingat apa yang dilihat
Visual dapat memainkan peran dalam belajar, yaitu:15 1. Menyediakan acuan bagi gagasan
2. Membuat gagasan abstrak menjadi konkret 3. Memotivasi para pembelajar
4. Mengarahkan perhatian
5. Mengulangi informasi dalam format-format yang berbeda 6. Mengingatkan kembali pada pembelajaran sebelumnya 7. Mengurangi usaha belajar
Untuk tujuan memberikan memberikan informasi dan atau pengajaran, perancangan visual mencakup pengaturan keseimbangan, warna, kemdahan dibaca dan menarik.16
13
DePorter, Bobbi, et.al, Quantum Teaching, (Bandung: Perpustakaan Nasional, 2008),
hlm. 85. 14Ibid.,
hlm.85 15
Sharon E.Smaldino et.al., Instructional Technology And Media For Learning
b. Gaya auditori (belajar dengan cara mendengar)
Gaya ini mengakses ke segala jenis bunyi dan kata diciptakan maupun diingat. Musik, nada irama, rima, dialog internal, dan suara yang menonjol. 17
Ciri-ciri seseorang yang bertipe auditori yaitu :18 1. Perhatiannya mudah terpecah
2. Berbicara dengan pola berirama
3. Belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/ bersuara saat membaca
4. Berdialog secara internal dan eksternal
c. Gaya Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
berbicara, ia berbicara dan bergerak lebih cepat, memanipulasi dawai suaranya seperti otot-otot yang lain, meninggikan dan merendahkan suaranya ketika mengubah nada suaranya untuk memberi efek emosional.20
d. Alternatif Langkah-langkah Pembelajaran VAK 1) Tahap persiapan (kegiatan pendahuluan)
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar. Misalnya Guru menyanyikan lagu bahasa Arab dengan berbagai variasi. Selain dapat meningkatkan motivasi siswa, dapat juga menambah perbendaharaan kosakata baru untuk siswa.
2) Tahap Penyampaian dan Pelatihan (Kegiatan Inti pada Eksplorasi dan Elaborasi)
Pada kegiatan inti guru mengarahkan siswa untuk ikut aktif dalam pelajaran yang baru secara mandiri, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, yang sesuai dengan gaya belajar VAK. Misalnya :
a. Visual
1. Guru menggunakan materi visual seperti, gambar-gambar tentang hobi, kemudian gambar-gambar tersebut ditempelkan di sekeliling ruangan
20
Lou Russel, The Accelerated Learning Fieldbook: Panduan Pembelajaran Cepat,
2. Guru juga menggunakan aneka warna agar lebih menarik.
3. Siswa berkeliling untuk melihat gambar dan menyebutkan hobi yang ada di gambar tersebut dengan menggunakan bahasa Arab
4. Guru meminta siswa untuk mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar
b. Auditori
1. Guru menggunakan variasi vokal dalam mengajar 2. Guru menyanyikan lagu yang berhubungan dengan
materi hobi
3. Guru bersama siswa bersama-sama menyanyikan lagu tersebut
4. Guru menerangkan arti dan makna yang ada di lagu tersebut
c. Kinestetik
1. Guru menggunakan alat bantu mengajar agar menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
2. Guru memperagakan materi, kemudian siswa menebak gerakan yang diakukan oeh Guru
4. Guru memberikan kebebasan pada siswa untuk belajar sambil berjalan-jalan
3) Tahap Akhir
Tahap akhir ini Guru memberikan penguatan kesimpulan tentang materi, guru memberikan informasi tentang materi yang akan datang dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran VAK21 1. Kelebihan Model Pembelajaran VAK
Kelebihan model pembelajaran Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) adalah sebagai berikut.
a. Pembelajaran akan lebih efektif, karena mengkombinasikan ketiga gaya belajar.
b. Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah dimiliki oleh pribadi masing-masing.
c. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
d. Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi aktif.
e. Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
21“Model Pembelajaran Visual Auditori Kinestetik (VAK),”
f. Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
2. Kelemahan Model Pembelajaran VAK
Kelemahan dari model pembelajaran Visualization Auditory Kinesthetic (VAK) yaitu tidak banyak orang mampu
mengkombinasikan ketiga gaya belajar tersebut. Sehingga orang yang hanya mampu menggunakan satu gaya belajar, hanya akan mampu menangkap materi jika menggunakan metode yang lebih memfokuskan kepada salah satu gaya belajar yang didominasi.
3. Tinjauan Hasil Belajar Bahasa Arab
Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimilik siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.22 Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran seberapa kemampuan yang dimiliki siswa terhadap bahan yang telah diajarkan.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku seseorang akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena seseorang mencapai
22
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.23
Adapun perincian menurut Nana Sudjana adalah sebagai berikut : a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
c. Ranah Psikomototorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif.
Diantara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi
23
bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.24 Namun pada penelitian ini, peneliti mengambil hasil belajar bahasa Arab dengan mengunakan ranah kognitif saja yaitu dengan dengan berdasarkan pengetahuan, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Hal ini karena keterbatasan waktu yang ada sehingga peneliti merasa tidak mampu untuk mengambil semua ranah tersebut.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang sedang diteliti.25 Dalam hal ini peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar bahasa arab siswa kelompok kontrol yang tidak diberi treatment dan siswa kelompok eksperimen yang diberi treatment dengan menggunakan model pembelajaran VAK.
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Sedangkan jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen (experimental research), yaitu penelitian yang ditujukan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan memanipulasikan satu (atau lebih) variabel pada kelompok
24
Nana Sudjana, Penilaian..., hlm.22-23.
25
Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: C.V
eksperimental, dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak mengalami manipulasi.26
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu penelitian ini akan dilaksanakan antara bulan Januari- Maret.
3. Desain Penelitian
Adapun desain eksperimen (kerangka konseptual pelaksanaan eksperimen) yang dipakai adalah control group pre-test-post-test27
Gambar 1.1
Pola Control Group Pre-Test-Post-Test
Keterangan :
E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol
O1 : Pre-Test kelompok eksperimen O2 : Kelompok Post-Test eksperimen O3 : Pre-Test kelompok kontrol
26
Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi Contoh Analisis
Statistik, (Bandung: PT. Remadja Karya, 1989), hlm. 44. 27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Bina
Angkasa, 1985), hlm.86.
E O1 X1 O2
O4 : Post-Test kelompok kontrol
X1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen X2 : Perlakuan pada kelompok kontrol 4. Penentuan Sumber Data
Secara garis besar ada dua teknik penentuan sumber data penelitian, yaitu teknik populasi dan sampling. Teknik populasi biasanya digunakan apabila sumber data yang ada tidak begitu banyak jumlahnya dan bisa dijangkau oleh peneliti. Sedangkan teknik sampling digunakan apabila sumber data terlalu banyak dan peneliti merasa tidak sanggup menjangkau semua itu.28
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Kepala Madrasah, Guru serta karyawan MTsN Ngawen, Gunung Kidul
b. Siswa kelas VIII MTsN Ngawen, Gunung Kidul
Seluruh siswa di kelas VIII ini berjumlah 118 Siswa yang terdiri dari 63 Siswa laki-laki dan 55 siswa perempuan. Dalam penelitian ini, penulis mengambil dua kelas dari keseluruhan populasi karena besarnya populasi yang akan dijadikan subjek penelitian, sehingga peneliti mengambil teknik penarikan sampel. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rancangan sampling non-probabilitas berupa sampling purposive,
28
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Jurusan PBA Fakultas
yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.29 Dalam teknik sampling purposive ini peneliti mengambil sampel dengan argumentasi yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.30 Dalam hal ini peneliti melakukan kegiatan eksperimen dengan mengambil dua kelas yang berbeda yaitu kelas VIII B sebagai kelas kontrol dan kelas VIII C sebagai kelas eksperimen. Peneliti mengambil dua kelas ini berdasarkan usulan dari guru pengampu mata pelajaran bahasa Arab di MTsN Ngawen Gunungkidul.
5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitin ini, Penulis menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data, yaitu observasi, tes, dan dokumentasi.
a) Observasi
Karl Weick (dikutip dari Seltiz, Wrightsman dan Cook, 1976:253) mendefinisikan observasi sebagai pemilihan, pengubahan, pencatatan dan pengodean serangkaian perilaku dan suasana organisme in situ, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.31 Observasi berguna untuk menjelaskan, memberikan dan merinci gejala yang terjadi.32 Dalam hal ini penulis
29
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, ( Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2012), hlm. 79. 30
Eriyanto, Teknik Sampling: Analisis Opini Publik, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara,
2007), hlm. 250 31
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi..., hlm. 114.
32
mengamati keadaan sekolah secara fisik dan pembelajaran bahasa arab yang ada di sekolah.
b) Tes
Tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.33 Dalam hal ini tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran bahasa arab sebelum dan sesudah di berlakukan perlakuan (treatment), yaitu dalam bentuk pre-test dan post-test. Test ini di berlakukan bagi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
c) Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan teknik dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis serti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.34 Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang ada di sekolah mengenai struktur organisasi, keadaan guru, keadaan karyawan, keadaan siswa, serta sarana dan prasarana yang ada di kelas.
6. Pengkajian Instrumen
33Ibid
, hlm. 67. 34
Dalam penelitian, data memiliki kedudukan yang sangat tinggi karena data merupakan penggambaran variabel yang diteliti, dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Apabila data tidak benar, itu akan mempengaruhi hasil penelitian. Benar tidaknya data dipengaruhi oleh baik tidaknya instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memiliki dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.35
a. Validitas
Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.36
Validitas yang dipenuhi dalam penelitian ini adalah validitas empiris (empirical validity). Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik.37 Dalam uji validitas ini peneliti menggunakan software iteman.
b. Reliabilitas
35Ibid.
, hlm. 168. 36 Ibid.
, hlm. 168. 37
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm.
Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel berarti dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.38 Adapun dalam uji relibilitas ini, penulis menggunakan software SPSS 16 dengan acuan Alpha Cronbach.
7. Persyaratan Analisis Data
Sebelum memulai menganalisis data, peneliti perlu memperhatikan data yang diolah. Dalam hal ini peneliti mengolah data dengan menggunakan software SPSS 16, bukan dengan cara manual. Adapun persyaratannya adalah data harus berdistribusi normal dan sampelnya homogen.39
a. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas sebaran ini digunakan untuk memeriksa apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Karena sampel disini akan mewakili populasi yang ada. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII B dan VIII C. Jadi sampel tersebut mewakili seluruh populasi yang ada, dalam hal ini kelas VIII adalah populasinya. Oleh karena itu diadakan uji normalitas. Untuk pengujian penelitian ini penulis menggunakan software SPSS 16 dengan uji Kolmogrof-smirnov.
Adapun pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas one sample kolmogrof-smirnov test yaitu :
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hlm.178.
39
1. Jika probabilitas lebih besar dari 0,05, maka sebarannya berdistribusi normal
2. Jika probabilitas kurang dari 0,05, maka sebarannya berdistribusi tidak normal
b. Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui seragam atau tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dari penelitian ini, pengujian homogenitas sampel sangatlah penting karena peneliti bermaksud melakukan generalisasi terhadap hasil penelitian serta data-data penelitian diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal dari satu populasi. Penulis menggunakan software SPSS 16 dalam uji homogenitas varian ini.
Adapun pengambilan keputusan dalam pengkajian uji homogenitas varian ini berdasarkan nilai probabilitas Levene Test40, yaitu :
1. Jika Probabilitas lebih besar dari 0,05 maka variannya adalah homogen
2. Jika Probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka variannya adalah tidak homogen
40
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, (Semarang :
8. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif atau biasa disebut dengan analisis statistik, yaitu analisis yang menggunakan alat analisis yang bersifat kuantitatif, berupa alat analisis yang menggunakan model-model seperti matematika, statistik, dan ekonometrik.41 Untuk mengetahui apakah dua variabel yang dibandingkan itu berbeda karena perlakuan (treatment), maka peneliti menggunakan uji Test “t” sebagai teknik analisisnya.42. Peneliti menggunakan software SPSS 16 dalam
uji “t” ini. Dalam memberikan interpretasi dengan menggunakan uji “t”
ini, disesuaikan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Jika 𝑡𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 sama dengan atau lebih besar daripada harga kritik “t” yang tecantum dalam tabel diberi lambang 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka hipotesis
alternative yang mengatakan “ adanya perbedaan mean kedua kelompok”, diterima. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan
diantara kedua kelompok tersebut.
2) Jika 𝑡𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 sama dengan atau lebih kecil daripada harga kritik “t” yang tercantum dalam tabel (diberi lambang 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ), maka hipotesis
nihil (Ho) yang mengatakan “ tidak adanya perbedaan mean kedua
41
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Data Dengan Statistik, (Jakarta: PT. Bumu
Aksara, 2004), hlm.30. 42
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
kelompok “, ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan yang
signifikan diantara kedua kelompok tersebut.43
H. Sistematika Pembahasan
Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, landasan teori, hipotesis, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Tujuan dari bab ini adalah agar pembaca lebih memahami inti dari penelitian yang dilakukan penulis.
Bab kedua berisi tentang gambaran umum MTs N Ngawen, Gunung Kidul dengan ruang lingkup : letak geografis, sejarah singkat, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana, serta pembelajaran Bahasa arab di MTs N Ngawen, Gunung Kidul. Tujuan dari bab ini adalah untuk mengetahui gambaran umum tentang sekolah serta mengetahui pembelajaran bahasa arab.
Bab ketiga berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini peneliti mendeskripsikan dan memaparkan hasil penelitian yang telah ditelitinya.
Bab keempat yaitu penutup yang berisi kesimpulan dan saran dimana peneliti menyimpulkan hasil penelitian secara secara tegas dan lugas sesuai dengan permasalahan penelitian.
43
Hartono, SPSS 16.0 Analisis Data Statistik Dan Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
BAB II
GAMBARAN UMUM MADRASAH
A. Letak Geografis
Letak Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs N) secara tepatnya berada diposisi tepi jalan sehingga mudah dijangkau dari segala penjuru manapun.44 MTs N Ngawen itu sendiri berada di Jl. Semin-cawas, Sambirejo, Ngawen, Gunungkidul Telp (0274)7115193 Kode Pos 55853. Madrasah tersebut menempati tanah seluas 5.114 m2 dengan rincian sebagai berikut45:
a. Luas bangunan : 1. 574 m2
b. Luas pekarangan : 2. 274 m2
c. Luas kebun : 1. 266 m2
B. Sejarah Singkat
MTs N Ngawen Gunungkidul merupakan salah satu Lembaga pendidikan formal yang berada dibawah naungan Departeman Agama yang mempunyai tujuan pembentukan insani yang selalu memiliki landasan keimanan dan keislaman yang kuat, sebagai wujud pemenuhan kebutuhan masyarakat yang semakin maju ini. Kemudian dengan berdirinya MTs N Ngawen Gunungkidul ini diharapkan dapat menghasilkan anak didik yang mampu berkompetensi dalam
44
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 8 Juli 2013 45
melaksanakan kehidupan dizaman yang semakin maju, namun tetap berpegang teguh pada landasaan keimanan dan keislamannya.
MTs N Ngawen dulu bernama PGA 4 tahun. Lembaga pendidikan yang didirikan saat itu adalah PGA 4 tahun karena masyarakat mendambakan keberlangsungan pendidikan keagamaan para putra- putrinya . Pada waktu sebelumnya sudah didirikan beberapa Madrasah
Ibtida‟iyah, misalnya: MIN Tugu Semin, MIN Tugu Kelas jauh di Karang
Pilang Rejosari Semin, di Klepu Semin, di Badongan Rejosari Semin, di Purwo Karangsari Semin, di Pucung Semin, di Karang Wetan Semin, dan MI Muhammadiyah Blembem Semin, MI Muhammadiyah Kemejing Semin. Dan berdirinya MIN Ngawen di Sambeng Sambirejo dengan kelas jauhnya di Tobong Sambirejo Ngawen, di Nologaten Jurangjero Ngawen, dan di Batusari Kampung Ngawen, serta MI Muhammadiyah di Kepil Kampung Ngawen.
Adapun tokoh- tokoh pendiri sekolah PGA 4 tahun adalah sebagai berikut46:
1. Ibnu Arsyam (anak bungsu dari Kyai Muhammad Surat) Alumni Aliyah Al-Islam Surakarta, penduduk asli Sambeng.
2. Sahlan Mawardi (cucu dari anak Sulung Kyai Muhammad Surat) , alumni PGAN 6 TH Surakarta, dan STITY Wonosari, penduduk asli Sambeng.
3. H. Ma‟ruf amrullah (keponakan Kyai Muhammad Surat) , alumni PGAN 6 TH Surakarta, penduduk asli Sambeng.
4. Muhammad Zainuri, (Putra menantu Kyai Muhammad Surat), penduduk asli Sambeng.
5. R. Muhtarom ,BA. Alumni Pondok Pesantren Bital Wonogiri dan IAIN, pendatang dari luar kecamatan Ngawen.
Perubahan nama PGA 4 tahun menjadi MTs adalah sebagai berikut47:
Madrasah ini saat didirikan diberi nama PGAN 4 TAHUN Sejak tahun 1976, mulai menerima siswa baru untuk Madrasah Tsanawiyah Negeri dan sambil menghabiskan program PGAN 4 TAHUN. Pada tahun 1979 diadakan Ujian Negara PGAN 4TAHUN yang terakhir dan Ujian Negara MTs N yang pertama kali. Pada tahun 1979/1980 di madrasah ini tidak ada lagi yang di namakan siswa PGAN 4 TAHUN tetapi semua sudah menjadi siswa MTs N Ngawen tahun ke empat.
46
Dokumentasi MTs Negeri Ngawen 47
Perubahan nama dari PGAN 4 TAHUN menjadi MTs N tidak banyak menjumpai masalah karena perubahan nama ini merupakan kebijakan peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan oleh Madrasah beserta guru dan berbagai sarana prasarananya.
Untuk merealisasikan tujuan utama Madrasah, MTs N Ngawen telah mengalami beberapa kali perubahan kepemimpinan sebagai berikut48 :
1. R . Muhtarom,BA. Menjadi kepala Madrasah pertama kali mulai saat didirikan tahun 1967 sampai dengan tahun 1979 .
2. Drs. Suyud (Gading,Playen Gunungkidul), menjadi kepala Madrasah yang kedua yaitu sejak tahun 1979 sampai dengan tahun 1984. 3. Drs. Kamali ( Ponjong Gunungkidul ) menjadi kepala Madrasah
yang ke tiga yaitu sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 1987. 4. Drs. Bunyamin ( Yogyakarta ) menjadi Kepala Madrasah yang ke
empat , sejak tahun 1987 sampai dengan tahun 1992
5. Drs. Djumhidi ( Wonosari Gunungkidul ) menjadi kepala Madrasah yang ke lima sejak tahun 1993 sampai dengan tahun 1994
6. Drs. Makmuri ( Karangmojo Gunungkidul ) menjadi Kepala Madrasah yang ke enam sejak tahun 1994.sampai dengan tahun 1997 7. Drs. H. Sayid (Ponjong Gunungkidul ) menjadi Kepala Madrasah
yang ke tujuh sejak tahun 1997 samapi dengan tahun 2000
48
8. Drs. Suminto (Karangmojo Gunungkidul) menjadi Kepala Madrasah yang ke delapan sejak tahun 2000 sampai dengan tahun 2004
9. Drs. Sugeng Wibowo,M.Pd.I ( Girisubo Gunungkidul ) menjadi Kepala Madrasah yang ke sembilan sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2006
10. Drs. Andar Prasetyo,MA (Playen Gunungkidul ) menjadi Kepala Madrasah yang ke sepuluh sejak 17 Maret 2006 sampai dengan 1 Nopember 2008
11. Drs. Sipat Kawedar (Semanu Gunungkidul) menjadi Kepala Madrasah yang ke 11 sejak 1 Nopember 2008 sampai dengan 01 Mei 2010 12. Drs. Ngatemin, MA (Semin, Gunungkidul) menjadi Kepala Madrasah
yang ke 12 sejak 01 Mei 2010 Sampai April 2013.
13. Dra. Arif Fatunisak (Ponjong, Gunungkidul) menjadi Kepala Madrasah yang ke 13 sejak April 2013 sampai sekarang.
Masyarakat Sambeng memiliki banyak peran dan terlibat langsung dalam pendirian Madrasah baik secara moril maupun materiel, misalnya: memberikan dukungan dan bantuan berupa uang dan bahan seperti kayu dan batu serta bantuan tenaga untuk mendirikan gedung Madrasah secara kerja bakti yang dibangun diatas tanah wakaf dari dua Wakif putra almarhum Kyai Muhammad Surat.
C. Visi dan Misi
“Terwujudnya madrasah yang Islami, sehat dan bermutu”
Misi MTs N Ngawen Gunungkidul adalah sebagai berikut: 1. Menanamkan keimanan dan ktakwaan melalui pengalaman ajaran agama.
2. Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga siswa berkembang secara maksimal.
3. Menyelenggarakan pembelajaran dan bimbingan secara optimal, untuk menumbuhkan kembangkan kemampuan berfikir aktif, kreatif dan aktif dalam memecahkan masalah. 4. Menyelenggarakan pengembangan diri sehingga siswa dapat
berkembang sesuai minat dan bakatnya.
5. Menumbuhkembangkan lingkungan dan perilaku religious sehingga siswa dapat mengamalkan dan menghayati agama secara nyata.
6. Menanamkan perilaku hidup sehat dan kepedulian terhadap lingkungan melalui pembiasaan.
7. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga madrasah, dan lembaga yang terkait.
D. Struktur Organisasi
Secara garis besar struktur Organisasi MTs N Ngawen adalah sebagai berikut:
Keterangan :
Dari bagan di atas telah jelas digambarkan bahwasanya Secara tertib organisasi sekolah MTs N Ngawen dipimpin oleh seorang Kepala Masrasah yang sekarang di amanatkan kepada Ibu. Dra. Arif Fatunisak yang mana kepala madrasah ini bertanggung jawab langsung kepada kementerian Agama dan DISDIKPORA Gunung Kidul serta bertanggung jawab kepada komite sekolah.
Suyati S.Pd dan Wakil Kepala urusan Sarana dan Prasarana Bpk. Marsudi S.Pd.
Di dalam sturuktural MTs N Ngawen juga dilengkapi dengan bagian Tata Usaha. Bidang Tata Usaha ini dipimpin oleh seorang kepala, yang bernama Bpk.Basriyono S.Pd.I , beliau juga bertanggung jawab langsung kepada kepala Madrasah, mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ketata usahaan. Untuk Bendahara di MTs Negeri Ngawen ini terdapat 4 (empat) bagian, yaitu: Bendahara komite dipercayakan kepada Ibu Susanti S.Pd, Bendahara BOS Bpk. Drs. Suparman , Bendahara DIPA Bpk. Rifai Amin Sholeh dan Bendahara infaq Ibu Sri Handayani S.Pd, kesemua bendahara tersebut bertanggung jawab langsung kepada kepala sekolah sesuai dengan amanah yang diembankan kepada masing-masing bendahara.
Begitu juga dengan Para wali kelas semuanya bertanggung jawab langsung dengan kepala Madrasah dari mulai kelas VII A,VII B, VII C, VII D, VIIIA, VIII B, VIII C , VIII D, IX A, IX B, IX C, serta IX D.
E. Guru dan Karyawan
1. Guru
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang ada. Adapun tugas dan tanggung jawab guru adalah sebagai berikut :
AMP ( Analisis Mata Pelajaran )
Membuat satuan pengajaran
Membuat rencana pembelajaran
Membuat program tahunan
Membuat program semester
Membuat silabus dan sistem penilaian b. Melaksanakan kegiatan belajar
c. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan d. Mengisi daftar nilai siswa
e. Melaksanakan kegiatan bimbingan kepada guru lain dalam kegiatan belajar mengajar
f. Membuat alat peraga
g. Membuat catatan tentang hasil kemajuan belajar siswa
h. Menumbuhkan sikap kreativitas siswa dan menghargai karya seni i. Mengikuti pengembangan kurikulum
2. Karyawan
Gambar 2.2
STRUKTUR ORGANISASI
TATA USAHA MTs N NGAWEN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Dari struktur organisasi diatas dapat dilihat bahwasanya tata usaha atau karyawan yang bertugas di MTs N Ngawen terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya :
a. Kepala Urusan Tata Usaha
Menyusun konsep rencana kerja tata usaha
Mengkoordinasikan penyiapan penataan standar pelayanan minimal
Mengkoordinasikan urusan tata usaha dan rumah tangga madrasah
Menyususn rencana operasional tata usaha
Membantu penyususnan CALK
Melakukan revisi DIVA
Menyusun RKAKL
b. Bendahara Pengeluaran
Menyusun RAPBM
Melaksanakan administrasi keuangan
Menyususn daftar permintaan belanja barang (SPTB)
Melaksanakan pengumpulan dan pengadministrasi keuangan
Memungut dan mnyetorkan PPN dan PPH
Melaksnakan pelaporan pajak ke KPP pratama (PPH,PPN)
c. Staf Keuangan
Menerima data perubahan pegawai/keluarga dari pemroses mutasi kepegawaian
Mengususlkan gaji pegawai
Mengususlkan tunjangan profesi guru
Mengususlkan tunjangan tambahan guru PNS
Mengusulkan uang makan pegawai
Mencetak SPM UP, GU, LS serta lampirannya
Menyusun rekonsiliasi internal
Mengupdate aplikasi simak BMN secara berkala
d. Urusan Kepegawaian
Membuat dan mengisi buku induk pegawai dan kartu pegawai
Menyusun daftar kenaikan gaji berkala (KBG) pegawai
Menyusun daftar kenaikan pangkat (KP) pegawai
Melakukan penyusunan dokumen/ file pegawai
Membuat daftar urut kepangkatan (DUK)
Mengetik dan mengurus DP3 Pegawai
Mengetik surat keterangan melakukan pekerjaan (SKMT) guru
Mengetik surat keterangan beban kerja ( SKBK) guru
Mengusulkan NUPTK Pegawai
Mengapdate aplikasi NUPTK secara berkala
Menyiapkan bahan usulan pengembangan kepegawaian sesuai dengan sifat
dan jenis permasalahnnya dari masing-masing pegawai berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk dapat diproses lebih lanjut
Menyiapkan dan mengurus berka usul KARPEG
Menyiapkan dan mengurus berkas usul kartu TASPEN pegawai
Menyiapkan dan mengurus berkas usul KARIS/KARSU pegawai
Membuat data statistik pegawai
Menyiapkan dan mengurus absensi guru karyawan
e. Urusan Kesiswaan Dan Kurikulum
Membuat data penerimaan siswa baru
Mengisi, menyimpan buku induk siswa
Mengupdate emis siswa secara berkala
Menyususn proses pemohonan mutasi siswa
Membuat grafik data kesiswaan
Membuat grafik kelulusan siswa
Membuat daftar abseni siswa per kelas
Membuat buku kemajuan kelas
Menulis daftar nilai siswa di dalam buku induk
Membuat daftar lager dan klaper
Mengerjakan pengetikan jadwal kegiatan belajar mengajar
Menyimpan arsip NEM, STTB siswa
Membuat laporan-laporan kesiswaan
Membuat rekapitulasi nilai UN siswa
Membuat SK kepanitiaan
f. Urusan Perpustakaan
Membuat rencana pengadaan buku-buku perpustakaan
Menerima dan memeriksa buku-buku paket, reverensi, maupun buku wakaf
Melayani siswa, guru dan pegawai yang akan meminjam maupun mengembalikan buku
Memberitahukan kepada peminjam yang lewat waktu
Mengklasifikasi buku-buku perpustakaan
Memelihara kebersihan ruang perpustakaan dan lingkungan
Mengatur pengawasan kedisiplinan siswa diperpustakaan
Mengecap milik dan asal buku
Mengatalogisasi utama, judul, subyek
Melabeli pada punggung buku dan sampul plastik
Menata pada rak-rak yang tertentu
Memelihara dan memperbaiki Buku-buku/bahan pustaka/media elektro
Membuat jadwal dan hari pinjam/ pengambilan
Membuat laporan buku-buku perpustakaan secara berkala
Merencanakan ususlan penghapusan buku yang sudah rusak/hilang
g. Urusan Perlengkapan
Menyusun rencana perbaikan sarana madrasah
Membersihkan halaman dan lingkungan madrasah
Membersihkan saluran air dan rumput-rumput liar
Membersihkan, mengatur dan memelihara tanaman
Membersihkan kamar mandi dan WC
Perbaikan alat-alat sarana madrasah
Memasang data-data madrasah
Membersihkan ruang guru dan ruang BP (kaca, pintu dan jendela)
Membersihkan ruang TU, Kepala Madrasah, dan Ruang Guru
Menyusun laporan kegiatan
h. Urusan Keamanan
Menjaga kebersihan pos jaga
Menjaga ketenangan dan keamanan kampus Madrasah
Melaporkan kejadian secepatnya bila ada
Mengamankan upacara, PSB, EBTA / EBTANAS, rapat
Mengantar / memberi petunjuk tamu madrasah
Mengisi buku catatan kejadian
Mengatur bel pelaksanaan proses belajar mengajar
Mengatur lalu lintas pada saat masuk, dan keluar siswa di jalan raya
Menata parkir
Menyusun laporan kegiatan
Menjadi panitia kegiatan madrasah
i. Urutan Tata Persuratan
Membuat buku agenda surat masuk
Menerima surat masuk
Mencatat / mengagenda surat masuk
Memberikan lembar disposisi kepada atasan
Menerima lembar disposisi
Menggandakan disposisi / surat
Mendistribusikan disposisi / surat ke tujuan
Memilah / menata / menyimpan arsip dalam file
Mengambil / mengirim surat masuk / keluar dinas
Menggandakan surat / blangko surat
Membuat surat kedinasan
Mengarsipkan surat surat dinas
Membuat laporan kegiatan
Menjadi panitia kegiatan madrasah
j. Urusan Rumah Tangga
Merencanakan kebutuhan kerumah tanggaan
Mengadakan ATK / kerumah tanggaan
Mencatat keluar / masuk ATK / kerumah tanggaan
Menyiapkan air minum guru, pegawai, dan tamu
Memberikan nomor regrestasi barang inventaris
Jaga malam
Menyusun jadwal dan tata tertib penggunaan laboratorium IPA
Mengatur penyimpanan alat alat laboratorium IPA
Menginventaris alat alat laboratorium IPA
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan laboratorium
Menjadi panitia kegiatan madrasah
Jumlah guru dan karyawan MTs N Ngawen adalah sebagai berikut49:
Tabel 2.3
No Jenis Guru dan Pegawai
Pendidikan Jumlah
S 1/ S 2 D.3 / D.2 D.1 / SLTA
1 Guru Tetap Depag 17 / 1 - 18
2 Guru Tetap Diknas 2 - - 2
3 Guru Tidak Tetap 3 1 - 4
4 Pegawai Tetap Depag 1 1 3 5
5 Pegawai Tidak Tetap 1 - 3 4
Jumlah 24 2 5 32
Dari data diatas dapat dilihat bahwasanya baik guru maupun karyawan di MTs N Ngawen Gunungkidul rata-rata sudah menjadi guru ataupun karyawan tetap MTs N Ngawen Gunung kidul, walaupun masih ada beberapa yang belum. Dan rata-rata guru MTs N Ngawen adalah guru tetap dari Departemen Agama yang sesuai dengan keadaan Madrasah. Dan rata-rata guru MTs N Ngawen sudah menempuh jenjang pendidikan Strata 1.
49
F. Siswa
Selain guru dan karyawan, siswa merupakan unsur pokok dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di Madrasah. Siswa adalah faktor penting kedua setelah guru, karena dalam proses pengajaran, guru langsung berhadapan dengan siswa yang masing-masing memiliki perbedaan kemampuan kecerdasan, karakter, dan latar belakang sosial ekonomi.
Adapun jumlah siswa/i MTs N Ngawen tahun akademik 2013 / 2014 adalah sebagai berikut50 :
Tabel 2.4
No KELAS
JENIS KELAMIN
JUMLAH
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
1 VII-A 12 14 26
2 VII-B 12 14 26
3 VII-C 12 14 26
4 VII-D 14 12 26
5 VIII-A 8 22 30
6 VIII-B 14 16 30
7 VIII-C 17 13 31
8 VIII-D 24 4 28
50
9 IX-A 5 23 28
10 IX-B 18 10 28
11 IX-C 16 11 27
12 IX-D 22 5 27
JUMLAH SISWA 174 158 331
Penjelasan dari data di atas adalah di madrsah MTs Negeri Ngawen ada 12 kelas. 4 kelas untuk kelas VII, 4 kelas untuk kelas VIII dan 4 kelas untuk kelas IX. Kelas VII totalnya ada 104 siswa terdiri dari 50 siswa dan 54 siswi, Kelas VIII ada 118 siswa terdiri dari 63 siswa dan 55 siswi sedangkan kelas IX ada 111 siswa terdiri dari 61 putra dan 49 siswa . Dan total dari keseluruhan siswa MTs Negeri Ngawen adalah 331 siswa dengan 174 putra dan 158 putri.