TKI di luar negeri pemilu dengan cara
postal voting
Laela ZahraSelasa, 14 Mei 2013 − 10:04 WIB
Sindonews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) menerapkan sistem pemungutan suara yang berbeda, bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. TKI akan mengikuti pemilu melalui pos surat (postal voting).
"Yang selama ini menyulitkan mereka memang menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS). Upaya lain adalah menyiapkan pemilih dengan mengirim surat suara ke tempatnya bekerja lewat pos (postal voting)," ujar Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, kepada Sindonews.com, Selasa (14/5/2013).
Hadar mengakui, angka golput atau istilah bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang tidak menggunakan hak pilihnya, di luar negeri cukup tinggi. untuk meningkatkan partisipasi WNI di luar negeri dalam pesta rakyat lima tahunan ini, KPU mengupayakan pemungutan suara dengan sistem postal voting.
WNI yang telah terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT), dapat menggunakan hak pilihnya dengan datang ke TPS yang telah disediakan di Kantor Kedutaan Besar RI dan kantor-kantor perwakilan pemerintah RI di luar negeri.
Namun bagi TKI kerap mengalami kendala untuk menuju TPS, karena tidak diizinkan keluar oleh majikannya. Terutama TKI di Arab Saudi, umumnya tidak diperkenankan keluar rumah oleh majikannya.
Mengantisipasi ini KPU menerapkan sistem postal voting bagi TKI atau WNI yang terkendala menuju TPS untuk menggunakan hak pilihnya dalam pemilu 2014 nanti. Bagi TKI atau WNI yang telah
menerima surat surat suara dan memberikan suaranya, diminta untuk mengirimkan kembali surat suara tersebut kepada Panitia Pemungutan Luar Negeri (PPLN).
"Postal pos tentu didapat dan dikirim kembali kepada perwakilan RI di negara tersebut yang bertugas sebagai Panitia Pemilihan LN," terang Hadar.
( http://nasional.sindonews.com/read/2013/05/14/12/748433/tki-di-luar-negeri-pemilu-dengan-cara-postal-voting)
Sosialisasi pemilu di luar negeri terkendala akses
Laela ZahraSelasa, 14 Mei 2013 − 10:42 WIB
Sindonews.com - Rakyat Indonesia akan menyambut pesta demokrasi pada 9 April 2014 mendatang. Seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) dimana pun berada diharapkan menggunakan hak pilihnya, untuk menentukan wakil rakyatnya yang akan duduk di kursi DPR RI.
Namun bagi WNI atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang berada di luar negeri kerap mengalami kendala dalam memperoleh informasi seputar pemilu 2014. kendala yang dialami antara lain, karena TKI kerap tak memiliki waktu untuk berkunjung ke Kantor Kedutaan Besar RI atau kantor-kantor perwakilan RI di luar negeri.
Alasannya, karena kesibukan bekerja. Khususnya di Arab Saudi, TKI wanita umumnya tak diberi izin oleh majikan untuk keluar rumah.
Menyikapi ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan sosialisasi pemilu terhadap WNI dan TKI di luar negeri melalui sarana dan media yang efektif, seperti internet, leaflet yang dikirimkan ke tempatnya bekerja, dan informasi yang disebarkan melalui Perusahaan Jasa TKI.
"sosialisasi mengandalkan kelompok-kelompok masyarakat Indonesia di luar negeri, dimana mereka sering berkumpul, sarana internet, leaflet, PJTKI yang mengurus mereka, dan tentu perwakilan RI sendiri," ujar Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay, kepada Sindonews.com, Selasa (14/5/2013).
Melalui cara ini, lanjut Hadar, WANI dan TKI di luar negeri dapat mengenal partai politik dan memahami visi dan misi partai tersebut dengan baik. Sehingga WNI dan TKI di luar negeri dapat memberikan suaranya dengan tepat. ( http://nasional.sindonews.com/read/2013/05/14/12/748450/sosialisasi-pemilu-di-luar-negeri-terkendala-akses)
WNI di Luar Negeri Diimbau
Daftarkan Diri sebagai Pemilih
Penulis : Sandro Gatra | Kamis, 7 Februari 2013 | 14:23 WIB
Komentar: 3 |
Share:
ERLANGGA DJUMENA
Warga banyak yang tidak mengenal caleg.
TERKAIT:
KPU Terima DP4 dari Kemendagri
Nama Mr X di Daftar Pemilih
Keterwakilan Perempuan
Batasi Dana Kampanye
Jumlah Pemilih Sekitar 190 Juta Jiwa
JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri berharap warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri yang belum terdaftar dalam Daftar Penduduk Potensial Pemilh Pemilu (DP4) untuk segera mendaftarkan diri melalui kantor perwakilan Republik
Indonesia di masing-masing negara. Kemenlu berharap seluruh WNI di luar negeri dapat menggunakan haknya dalam Pemilu 2014 .
Hal itu dikatakan Wakil Menteri Luar Negeri Wardana saat acara penyerahan DP4 di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Kamis (7/2/2013). Hadir dalam acara tersebut Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
mendaftarkan diri terutama di negara-negara yang banyak ditempati WNI seperti Malaysia, Arab Saudi, Singapura.
"Memang banyak juga teman-teman WNI datang ke negara lain tanpa lapor ke kita. Kita sulit deteksi berapa persen lagi yang belum terdaftar," kata Wardana.
Untuk itu, tambah dia, pihaknya terus membuka pendaftaran melalui online. Selain itu, setiap kantor perwakilan di LN akan terus melalukan sosialisasi ke daerah-daerah yang banyak ditinggali WNI.
Wardana menambahkan, pihaknya juga berharap penggunaan teknologi informasi dimaksimalkan dalam tahapan penyelenggaraan pemilu 2014 agar efisien dan efektif. Dia memberi contoh pengalaman penyelenggaraan pemilu 2009 di Singapura yang menggunakan sistem barcode pada undangan pemungutan suara.
"Waktu datang tinggal kita scan lalu akan kelihatan. Dari situ tinggal diarahkan ke bilik suara. Pemilu 2009 ada lebih dari 10 ribu WNI datang ke KBRI. Padahal waktunya hanya dari jam 8 pagi sampai 3 sore. Dengan sistem itu jadi cepat," kata dia.
Wardana juga mengapresiasi adanya kelonggaran waktu pemungutan suara Pemilu 2014 di luar negeri, yakni pada 30 Maret-6 April. Pengalaman pemilu-pemilu
sebelumnya, kata dia, WNI di luar negeri lebih banyak menggunakan hak pilihnya ketika hari libur. Dengan demikian, kelonggaran itu dapat mencegah banyaknya golput.
(http://nasional.kompas.com/read/2013/02/07/14233217/WNI.di.Luar.Negeri.Diimbau.Daf tarkan.Diri.sebagai.Pemilih)
Pemilu: Pemilih di Luar Negeri
Memilih Lebih Awal
Pemilih di luar negeri memilih mulai 30 Maret sampai 6 April 2014
ddd
Tempat pemungutan suara Pemilu(Antara/ Ari Bowo Sucipto)
B E R I T A T E R K A I T
Hatta: PAN Targetkan 88 Kursi di DPR RI
KPU Bersikukuh Verifikasi atas PBB Sudah Benar
Jutaan TKI di Malaysia Terancam Tak Ikut Pemilu
KPU Bisa Kasasi ke MA atas Putusan PTTUN soal PBB
KPU Rapat Pleno Soal Kasasi Lolosnya PBB ke Pemilu 2014
Follow us
on
VIVAnews - Tingkat partisipasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri pada pemilu 2009 masih rendah. Dari daftar pemilih sebanyak 1.475.847 orang, WNI yang menggunakan hak pilihnya hanya 329.161 atau 22,3 persen.
di luar negeri seiring dengan partisipasi pemilih pada pemilu 2014 secara nasional yang ditargetkan meningkat 4 persen dari 71 persen menjadi 75 persen. “Kalau diambil nilai rata-rata, berarti tingkat partisipasi di luar negeri juga harus dapat ditingkatkan dari 22,3 persen menjadi 75 persen,” kata Ferry, dalam siaran pers yang diterima VIVAnews, Selasa 5 Maret 2013.
Mengerek angka partisipasi dari 22,3 persen menjadi 75 persen merupakan pekerjaan yang tidak ringan. KPU harus mampu meningkatkan partisipasi pemilih WNI sebesar 52,7 persen. Peningkatan yang sangat fantastis, di tengah-tengah kondisi WNI di luar negeri yang sangat dinamis dan sering berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
“Ini memang pekerjaan yang sangat berat. Apalagi jumlah pemilih di luar negeri terus bertambah dan kadang tidak menetap. Otomatis sosialisasi harus lebih kita intensifkan terutama oleh PPSLN dan KPPSLN yang menjadi ujung tombak kita di sana,” ujar Ferry.
Untuk pemilu tahun 2014, berdasarkan data penduduk potensial pemilih pemilu (DP4) yang diterima KPU dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) terdapat 2.213.605 pemilih yang tersebar di 130 Panitia Pemungutan Suara Luar Negeri (PPSLN) dan 873 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Pemungutan Suara Dini
KPU, kata Ferry, sangat mengharapkan dukungan dari kementerian terkait seperti Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Badan
Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, khusus Direktorat Jenderal Imigrasi untuk menjangkau pemilih di luar negeri.
“Selama ini kan kementerian terkait yang banyak berhubungan dengan WNI kita yang ada di luar negeri. Kami berharap berbagai instansi itu dapat membantu menyosialisasikan penyelenggaraan pemilu dan mendorong WNI yang ada di sana aktif mencari tahu profil masing-masing kandidat DPR yang akan dipilih dan menggunakan hak pilihnya dengan benar,” ujarnya.
Sebab, kata Ferry, KPU tidak hanya mengharapkan partisipasi dari segi
kuantitas tetapi juga kualitas. Hal itu dibuktikan dengan karakter pemilih yang menggunakan hak pilihnya secara sadar dengan basis pemahaman yang memadai terhadap para calon yang akan dipilihnya.
yakni 30 Maret sampai 6 April 2014. Kedua, pemilih yang akan menggunakan hak pilih tidak harus mendapatkan undangan memilih, cukup menggunakan paspor. Ketiga, pemilih tidak harus datang ke TPSLN karena dapat
menyalurkan hak suaranya melalui pos yang disampaikan ke PPSLN di perwakilan RI setempat.
“Partisipasi dari berbagai organisasi diaspora yang ada di luar negeri juga sangat kita harapkan. Tidak hanya dalam konteks sosialisasi untuk datang ke TPS tetapi sekaligus edukasi sehingga mereka dapat menggunakan hak pilihnya secara cerdas dan rasional,” ujar Ferry. (umi)
( http://politik.news.viva.co.id/news/read/395139-pemilu--pemilih-di-luar-negeri-memilih-lebih-awal)
PERMUDAH AKSES PEMILU WNI DI LUAR NEGERI, KPU DAN KEMENLU TANDATANGANI MOU dilakukan oleh Ketua KPU Husni Kamil Manik dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang disaksikan oleh Anggota KPU dan Pejabat di lingkungan KPU serta Kemenlu, bertempat di Ruang Sidang Lantai 2 Gedung KPU.
Dalam sambutannya Husni mengatakan bahwa KPU menyadari salah satu indikator
keberhasilan pemilu adalah tingkat partisipasi WNI di luar negeri. Merujuk Pemilu 2009 dimana tingkat partisipasi pemilih WNI di luar negeri yang rendah disebabkan banyak pemilih yang tidak dapat datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) karena pemilu dilaksanakan pada hari kerja. Oleh karena itu, penting bagi KPU untuk menjalin kerjasama dengan stakeholder pemilu sehingga partisipasi pemilih dapat meningkat terutama di luar negeri pada pemilu tahun 2014.
ada beberapa hal yang dilakukan oleh KPU, pertama pelaksanaan pemilu di luar negeri yang lebih awal dari jadwal dalam negeri yaitu tanggal 30 Maret sampai 6 April 2014. Kedua, kemudahan pemilih yang dengan menggunakan paspor selama surat suara masih tersedia. Ketiga, kerjasama yang intensif dengan Kemenlu, Kemenakertrans, Kemendikbud, Kemenag, Kemenkumham (Ditjen Imigrasi) dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terkait pendataan dan perluasan akses bagi WNI di luar negeri yang telah memiliki hak pilih.
Keempat, pelaksanaan pemutakhiran data serta pembentukan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) yang lebih awal. Kelima, kerjasama dengan diaspora Indonesia di luar negeri untuk mendorong partisipasi WNI dalam penyelenggaraan pemilu,” ujar Husni.
Sementara itu, Marty Natalegawa menyatakan penandatanganan ini bertujuan untuk
merefleksikan Pemilu 2014 sebagai sarana kedaulatan rakyat. Dan pihaknya berkomitmen untuk mensukseskan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sehingga Pemilu
2014 dapat berlangsung dengan sukses. (ajg/red. FOTO KPU/dosen/hupmas)