• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM E PUBLIC SERVICE INFORMATION UNTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM E PUBLIC SERVICE INFORMATION UNTU"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM E-PUBLIC SERVICE INFORMATION UNTUK MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG INOVATIF DEMI

BIROKRASI YANG ABDI NEGARA

LOMBA KARYA ILMIAH TAHUN 2015

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

NURUL MUTMAINNAH

FAKULTAS HUKUM

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga karya ilmiah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam inovasi iptek untuk daya saing bangsa khususnya dalam inovasi pelayanan publik untuk mendukung daya saing daerah.

Harapan saya semoga karya ilmiah ini membantu menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya tulis ini sehingga

kedepannya dapat lebih baik.

Karya ilmiah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan karya ilmiah ini.

(3)

SURAT PERNYATAAN PESERTA

Yang bertandatangan dibawah ini:

Nama : Nurul Mutmainnah

NIM : B11114342

Fakultas/Jurusan : Hukum/Ilmu Hukum PerguruanTinggi : Universitas Hasanuddin No. Tlp./Hp : 082349953344

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul “Sistem e-public service information untuk Mewujudkan Pelayanan Publik yang Inovatif Demi Birokrasi yang Abdi Negara” adalah asli (orisinil)

merupakan hasil karya tulis saya dan bukan jiplakan. Karya tulis tersebut belum pernah dipublikasikan kecuali dalam lomba karya

ilmiah 2015 yang diadakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Apabila dikemudian hari terbukti sebaliknya, maka saya bersedia mendapa sanksi dan didiskualifikasi dari kompetisi tersebut. Demikian surat ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan dari siapapaun.

Makassar, 7 Agustus 2015

Yang Menyatakan,

Penulis

Nurul Mutmainnah

NIM. B111 14 342

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….i

SURAT PERNYATAAN PESERTA………ii

DAFTAR ISI...iii

1.4 Manfaat Penulisan ...4

BAB 2 KAJIAN TEORITIK...7

2.1 Pelayanan Publik………...7

2.1.1 Definisi Pelayanan Publik ...7

2.1.2 Asas dan Tujuan Pelayanan Publik ….……….7

2.2 E-public service information...9

2.3 Abdi Negara………...…10

BAB 3 METODE PENULISAN……..……….11

3.1 Jenis Penulisan………....11

3.2 Pendekatan Penulisan………...11

3.3 Jenis Data………....12

3.4 Teknik Pengumpulan Data………...12

3.5 Teknik Analisis Data………..13

BAB 4 PEMBAHASAN ...14

4.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan………14

4.1.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan menurut Hukum ...14

4.1.2 Fakta Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan ...15

4.2 Penerapan sistem e-public service information ...16

4.2.1 Dasar Hukum Penerapan sistem e-public service information………….16

4.2.2 Sarana dan prasarana e-public service information ...18

4.2.3 Penerapan Sistem e-public service information ...20

(5)

ABSTRAK

Kata kunci : Pelayanan publik, e-public service information, abdi negara.

Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing daerah yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan publik. Pelayanan publik di Indonesia masih jauh dari harapan pemerintah dan masyarakat. Peraturan perundang-undangan tentang pelayanan public telah dikeluarkan tetapi pelaksaan di lapangan seringkali tidak sesuai yang diamanatkan UUD NRI 1945 untuk meningkatkan kesejahteraan umum salah satunya dengan pelayanan publik yang prima. Di provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah daerah telah mengeluarkan peraturan daerah provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010 tentang pelayanan publik. Salah satu faktor rendahnya kualitas pelayanan publik di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan adalah ketidaktahuan masyarakat tentang penyelenggara pelayanan publik, pelaksana, lokasi, prosedur, biaya/tarif legal. Hal ini seringkali dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan pelayanan tidak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perundang-undangan dan melakukan pemungutan liar yang berimbas kepada ketidakpuasan dan ketidakpercayaan masyarkat terhdapap pelayanan publik di Provinsi Sulawesi Selatan. Solusi yang dapat diambil dari masalah ini adalah dengan menyediakan pusat informasi pelayanan yang dapat diakses masyarakat dengan mudah. Sumber informasi yang sering diakses masyarakat adalah internet dan aplikasi yang ada di smarthphone.E-public service information adalah bentuk solusi yang ditawarkan oleh penulis, e-public service information mencakup informasi tentang pelayanan public di provinsi Sulawesi yang mencakup infomasi penyelenggara, pelaksana, lokai, biaya/tarif legal, dan juga fasilitas pengaduan jika pelayanan public yang diberikan tidak memuaskan karena tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.Hal ini akan membuat pelayanan public dari dominiasi ke partisipasi dan mewujudkan birokasi yang abdi Negara.

(6)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 mengamanatkan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan dengan tujuan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimana, terkandung makna bahwa negara berkewajiban melayani setiap warga negara untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya atas barang publik, jasa publik dan pelayanan administrasi.

Pemenuhan hak dasar dan kebutuhan masyarakat oleh pemerintah, juga termuat dalam sila-sila yang terkandung dalam Pancasila terutama sila ke-2, kemanusiaan yang adil dan beradab dan sila ke-5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Konstitusi dan ideologi tersebut menjadi pedoman bagi pemerintah sebagai upaya mendukung terciptanya pelayanan publik yang prima dalam sistem pemerintahan.

Lahirnya UU No. 32 Tahun 2004 yang merupakan revisi dari UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, diharapkan dapat memberikan dampak secara nyata yang luas dan bertanggungjawab dalam penyelenggaran pemerintahan yang efektif dan efisien guna meningkatkan pemberian layanan kepada masyarakat. Dengan adanya pelimpahan wewenang dari Pemerintah Pusat ke Daerah melalui kebijakan desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan memungkinkan terjadinya pelayanan dengan jalur birokrasi yang lebih mudah.

Berlakunya otonomi daerah juga dapat memberikan peluang bagi pemerintah daerah untuk melakukan inovasi

dalam pemberian pelayanan. Menurut Kotler (Sinambela, 2006 : 4), pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan

dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan

(7)

kepuasaan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik.1

Berdasarkan Kepmen PAN No. 58 tahun 2002 (Pasolong, 2007:129), bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dapat dibedakan dalam beberapa jenis pelayanan, yaitu :

1. Pelayanan administratif

Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa pencatatan, penelitian, dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya. Misalnya sertifikat tanah, IMB,

pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akte kelahiran), dan lain sebagainya.

2. Pelayanan barang

Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik. Contoh pelayanan ini, antara lain : Listrik, pelayanan air bersih, pelayanan telepon, dan lain sebagianya.

3. Pelayanan jasa

Pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa sarana dan prasarana serta penunjangnya. Contoh pelayanan ini, antara lain : Pelayanan angkutan darat/air/udara, pelayanan kesehatan, perbankan, pos, dan lain sebagainya

Saat ini, penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia

dapat dikategorikan “buruk”. Hal ini didasarkan oleh banyaknya

keluhan dan pengaduan masyarakat terkait pelayanan, yang seringkali kita dengar dan baca diberbagai media cetak maupun media elektronik. Pelayanan yang terkesan

berbelit-belit, lambat, mahal, melelahkan, rawan akan korupsi, kolusi,

1 Dr. Lijan Poltak Sinambela, M.M.2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, Dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara

(8)

nepotisme (KKN) serta kemampuan aparatur yang minim merupakan deretan keluhan yang mengambarkan pelayanan publik yang kian memprihatinkan (adaptasi dari Surjadi : 2009). Dalam bukunya Reformasi Pelayanan Publik, Lijan Poltak Sinambela mengatakan upaya perbaikan pelayanan yang dilakukan pemerintah selama ini cenderung berjalan ditempat sementara disisi lain, implikasinya sangatlah luas mempengaruhi kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya dan lainnya. Dalam kehidupan politik, buruknya pelayanan publik mendorong munculnya krisis kepercayaan masyarakat pada

pemerintah yang teraktualisasi dalam bentuk dan demonstrasi yang tak terkontrol.

Sementara itu dalam bidang sosial, Sinambela menuturkan pelayanan publik yang buruk ternyata dapat menganggu psikologi masyarakat yang kian apatis terhadap pemerintah dan sesama. Akibatnya dapat terlihat melalui berbagai kerusuhan dan tindakan anarkisme diberbagai daerah. Oleh karena itulah, perbaikan sistem pelayanan publik secara berkesinambungan dan terintegrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan sangat mutlak dilakukan untuk mencapai tujuan pelayanan yang efektif.

Sondang P Siagan (2001 : 24) mendefinisikan efektivitas sebagai pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapakan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa atas kegiatan yang dijalankan. Efektivitas dalam hal ini menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.2

Untuk megetahui tingkat efektivitas organisasi , dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, yaitu :

2Siagian, Sondang P. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara

(9)

1. Pendekatan sumber (resource approach) yaitu mengukur efektivitas dari input. Pendekatan ini mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.

2. Pendekatan proses (proses approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatain pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana. Dalam UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dijelaskan masyarakat berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan. Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Semakin maju suatu negara/daerah, semakin tinggi tuntutan terhadap penyediaan data dan informasi yang akurat. Berdasarkan asumsi tersebut, urgensi penyediaan data menjadi sejalan dengan akselerasi pembangunan yang dilaksanakan suatu pemerintahan. Di samping untuk keperluan perencanaan, data diperlukan untuk bahan dalam proses pembuatan keputusan yang efektif.3

Penyediaan data dan informasi oleh pemerintah, merupakan upaya yang ditempuh untuk mewujudkan

akuntabilitas publik serta membangun citra pemerintah yang

3 Kementrian Linkungan Hidup dan Kehutanan.2015.Sistem Aplikasi Informasi

Pemerintahan. http://birocan.dephut.go.id

(10)

bersih, berwibawa dan bertanggungjawab. Manajemen data dan informasi dalam suatu pengelolaan basis data yang terintegrasi akan memudahkan berbagai pihak mengetahui potensi dan permasalahan di suatu daerah.

Salah satu misi pemerintah provinsi Sulawesi Selatan 2013-2018 adalah meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional, dan global. yang berarti peningkatan pelayanan publik juga termasuk di dalam misi pemerintah provinsi Sulawesi Selatan

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelayanan publik di Sulawesi Selatan selama ini? 2. Bagaimana sistem e-public service information dapat

mewujudkan pelayanan publik yang inovatif demi birokrasi yang abdi negara?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana pelayanan publik di Sulawesi Selatan selama ini.

2. Untuk mengtahui bagaimana sistem e-public service information dapat mewujudkan pelayanan publik yang inovatif demi birokrasi yang abdi negara.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bahan kajian sebagai suatu usaha mengembangkan konsep pemikiran yang lebih sistematis dan logis khususnya yang berhubungan dengan inovasi pelayanan publik untuk mendukung daya saing daerah.

2. Manfaat secara praktis dalam penulisan ini adalah diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta

(11)

pemahaman dan sebagai bahan masukan yang berguna dalam upaya mewujudkan inovasi pelayanan publik untuk mendukung daya saing daerah.

(12)

BAB 2

KAJIAN TEORITIK

2.1 Pelayanan Publik

2.1.1 Definisi Pelayanan Publik

Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi no.7 Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Unit Pelayanan Publik ,Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai

dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga

negara dan penduduk atas barang, jasa dan/ atau pelayanan

administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan

publik.. Pada hakekatnya, pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepaa masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur negara

sebagai abdi masyarakat.

2.1.2 Asas dan Tujuan Pelayanan Publik

Untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pengguna, penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi asas-asas pelayanan berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 2009 (pasal 4), yaitu :

1. Kepentingan umum

Artinya, pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi dan atau golongan 2. Kepastian hukum

Artinya, jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan

3. Kesamaan hak

Artinya, pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi 4. Keseimbangan hak dan kewajiban

(13)

Artinya, pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan

5. Keprofesionalan

Artinya, pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.

6. Partisipatif

Artinya, peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

7. Persamaan perlakuan/tidak diskriminatif

Artinya, setiap warga negara memperoleh pelayanan yang adil

8. Keterbukaan

Artinya, setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan.

9. Akuntabilitas

Artinya, proses penyelengaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan Artinya, pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan daam pelayanan 11. Ketepatan waktu

Artinya, penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan

12. Kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan

Artinya, setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat,

mudah dan terjangkau.

(14)

Secara teoritis, tujuan pelayanan publik pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Untuk mencapai kepuasaan itu dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari :

1. Transparansi, yaitu pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

3. Kondisional, yaitu pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari aspek apapun khususnya suku, ras, agama, golongan, status sosial dan lain-lain

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pelayanan yang mempertimbangkan aspek keadilan antara pemberi dan penerima pelayanan publik.4

2.2 E-public service information

E-public service information berarti informasi pelayanan public berbasis elektronik. Segala sesuatu yang meyangkut pelayanan publik disediakan informasinya yang dapat diakses secara elektronik. Informasi dapat berupa prosedur, biaya/tarif legal, tempat, pelaksana

dan hal lainnya mengenail pelayanan publik.

4 Arditya Wicaksono.2013.Kualitas Pelayanan Publik. www.academia.edu

(15)

2.3 Abdi Negara

Abdi Negara adalah sebuah ungkapan yang artinya Orang yang bekerja pada pemerintah. Orang yang bekerja pada pemerintah diistilahkan sebagai Abdi Negara. Jadi arti Abdi Negara adalah Orang yang bekerja pada pemerintah / Pegawai Negeri. Kata Istilah Abdi Negara merupakan ungkapan resmi dalam Bahasa Indonesia.5

5 Organisasi.2015. Arti Istilah / Ungkapan Abdi Negara - Kamus Ungkapan Bahasa

Indonesia. http://www.organisasi.org

(16)

BAB 3

METODE PENULISAN

3.1 Jenis Penulisan

Jenis Penulisan ini adalah yuridis normatif, yakni didefinisikan sebagai suatu prosedural penelitian ilmiah demi menemukan fakta atas logika keilmuan hukum yaitu berdasarkan norma-norma.6Dalam penelitian ini penulis menelaah bahan hukum atau data baik primer maupun sekunder untuk menjawab permasalahan yang menjadi fokus penelitian.

3.2 Pendekatan Penulisan

Penelitian ini menggunakan jenis penulisan (legal research) dengan mengkaji dan menganalisis berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelayanan publik, pemeritahan daerah, dan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa metode pendekatan yang digunakan antara lain sebagai berikut:

1. Pendekatan perundang-undangan (statute approach), yaitu dengan Pendekatan dengan menggunakan legislasi dan regulasi7 yang berkaitan dengan pelayanan publik,

pemeritahan daerah, dan teknologi informasi dan komunikasi

2. Pendekatan konsep (conceptual approach), yaitu pendekatan yang dilakukan dengan menelaah dan memahami konsep-konsep.8

3. Pendekatan Perbandingan (compartive approach),9 yaitu dimaksudkan untuk menelaah dan membandingkan cara-cara yang seing diterapkan untuk pelayanan publik, pemeritahan daerah, dan teknologi informasi dan komunikasi.

6Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Surabaya: Kencana Prenada Media

Group, hlm. 32.

7 Peter Mahmud Marzuki, 2014. Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. hlm. 137

8 Johnny Ibrahim. 2007. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang :

Bayumedia. Hlm. 391.

9Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hlm.132

(17)

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder sebagai data utama, yang terdiri dari:

a. Data Primer yakni peraturan perundang-undangan meliputi:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

3) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik;

4) Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan noomr 1 tahun 2010 tentang Pelayanan Publik.

b. Data Sekunder, meliputi: literatur-literatur yang terkait dengan permasalahan yang dikaji yang berasal dari buku-buku, media massa, pendapat ahli hukum dari segi kepustakaan, dan artikel internet.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data melalui metode literature research, undang-undang,buku-buku, makalah, artikel dalam editorial, media massa serta situs internet yang sesuai dengan masalah yang dibahas. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumen dan studi pustaka. Studi dokumen mengkaji peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan dan studi pustaka adalah cara pengumpulan data melalui identifikasi buku referensi dan media massa seperti koran, internet serta bahan lain yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, serta peraturan perundang-undangan, buku dan arsip-arsip lainnya sebagaimana yang berhubungan dengan permasalahan yang ditelaah. Data

kemudian diolah hingga menghasilkan suatu analisis deskriptif.

(18)

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan langkah selanjutnya untuk mengelolah hasil penelitian menjadi suatu laporan. Dalam hal ini, penulis menggunakan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menguraikan berbagai permasalahan hukum yang ada, sehingga didapatkan solusi yang tepat, guna memberikan formulasi baru untuk menciptakan inovasi pelayanan publik untuk mendukung daya saing daerah provinsi Sulawesi Selatan.

Metode deskriptif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mempelajari permasalahan yang ada dalam masyarakat, serta tata

cara yang berlaku dalam masyarakat sehari-hari serta situasi-situasi tertentu.10 Tujuan dari penulisan deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan yang antar fenomena yang teliti untuk mendapatkan suatu pemecahan. Setelah proses analisis, dilakukan proses sintesis dengan menarik dan menghubungkan rumusan masalah, tujuan penulisan serta pembahasan yang dilakukan. Berikutnya ditarik simpulan yang bersifat umum kemudian direkomendasikan beberapa hal sebagai upaya transfer gagasan.

10 Dr H Soekarwo SH MHum, Drs H Fathorrasjid Msi, Dr Suparto Wijoyo SH MH, Dr H

Prasetijo Rijadi SH MHu , Foru kajia A bte aar da M Mas’ud Said PhD.

2006.Pelayanan Publik dari Dominasi ke Partisipasi. Surabaya: Airlangga University Press.

(19)

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan

4.1.1 Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan menurut hukum

Pelayanan Publik di Indonesia merupakan tugas pemerintah yang diamanatkan oleh UUD NRI 1945 untuk memajukan

kesejahteraan umum termasuk memberikan pelayanan publik. Pelayanan publik selanjutnya diatur lebih lanjut di dalam UU RI nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik. yang mengatur tentang prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. perlayanan publik yang dilakukan oleh pemerintahan atau koporasi yang efektif dapat memperkuat demokrasi dan hak asasi manusia, mempromosikan kemakmuran ekonomi, kohesi sosial, mengurangi kemiskinan, meningkatkan perlindungan lingkungan, bijak dalam pemanfaatan sumber daya alam, memperdalam kepercayaan pada pemerintahan dan administrasi publik.

Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang merupakan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus

dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga

negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang memberi pengaturan secara jelas, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan

(20)

pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam penyelenggaraan pelayanan publik

Untuk wilayah Sulawesi Selatan, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan telah menggeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010 tentang pelayanan publik. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan harus sesuai dengan UUD NRI 1945,

Undang-Undang nomor 25 tahun 2009, Peraturan Daerah provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010. Pelayanan publik di Sulawesi Selatan

juga seharusnya membuat birokrasi yang bersifat melayani bukan sebagai penguasa. Hal ini dapat merubah pelayanan publik dari dominasi ke partisipasi.

4.1.2 Fakta Pelayanan Publik di Sulawesi Selatan

Pelayanan publik di Indonesia masih jauh dengan ketentuan yang seharusnya. Dari survei yang dilakukan PSKK UGM (Universitas Gadjah Mada) membuktikan bahwa praktik penyelenggaraan pelayanan publik di kabupaten/kota di Indonesia masih penuh dengan ketidakpastian biaya, waktu, dan cara pelayanan. Mengurus pelayanan publik ibaratnya memasuki hutan belantara yang penuh dengan ketidakpastian. Waktu dan biaya pelayanan tidak pernah jelas bagi para pengguna pelayanan.11

Pelayanan publik terkhusunya di provinsi Sulawesi Selatan juga masih jauh dari harapan. Menurut Ombudsman RI, Pelayanan

11 Dr H Soekarwo SH MHum, Drs H Fathorrasjid Msi, Dr Suparto Wijoyo SH MH, Dr

H Prasetijo Rijadi SH MHu , Foru kajia A bte aar da M Mas’ud Said PhD. 2006.Pelayanan Publik dari Dominasi ke Partisipasi. Surabaya: Airlangga University Press.

(21)

publik di Sulsel terburuk. Tercatat pelayanan publik paling buruk adalah Sulawesi Selatan dengan 90,9% ketidakpuasan.12

Dilansir sindonews.com SKPD di lingkup Pemprov Sulsel yang mendapatkan rapor merah, masing-masing Dinas Bina Marga, Dinkes, Dishub, Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD), BLHD, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas Perkebunan, Disdik, Dinsos, dan Rumah Sakit Umum(RSU) Labuang Baji. Tim Ahli Ombudsman Zainuddin memaparkan, beberapa poin penting terhadap subtansi kajian

menetapkan SKPD tersebut masuk dalam zona merah. Antara lain, maraknya pungutan liar, minimnya transparansi petunjuk dasar

hukum terhadap standar pelayanan publik, dan tidak bekerja sesuai StandarOperasional Prosedur (SOP). Tidak hanya itu, instansi pemerintah itu juga dinilai tidak memiliki informasi standar biaya, minim fasilitas pelayanan, kurang petugas keamanan, kurangnya atribut, dan Idcard petugas.13

4.2 Penerapan sistem e-public service information

4.2.1 Dasar hukum pernerapan sistem e-public service

information

Penerapan system e-public service information yang diajukan penulis mempunyai beberapa dasar hukum, yaitu:

1. Undang-Undang nomor 25 Tahun 2009 tentang

pelayanan publik

UU no.25 tahun 2009 tentang pelayanan publik memuat segala sesuatu tentang bagaimana seharusnya pelayanan publik yang harus diterapkan di Indosesia.

12Al-Amin.2013.Ombudsman RI: Pelayanan publik di Sulsel dan Papua terburuk.

http://www.merdeka.com

13 Omar Syarif.2013. Zona merah pelayanan Pemprov Sulsel & Pemkot Makassar. http://daerah.sindonews.com

(22)

Pada pasal 23 ayat (4) menjelaskan bahwa system isformasi yang harus diadakan sekurang-kurangnya meliputi:

a. Profil penyelenggara; b. Profil pelaksana; c. Standar pelayanan d. Maklumat pelayanan;

e. Pengelolaan pengaduan; dan f. Penilaian kinerja.

Berdasarkan undang-undang di atas, pemerintah

provinsi Sulawesi Selatan juga wajib menyediakan system informasi mengenai pelayanan publik demi

terciptanya pelayanan publik yang lebih memadai bagi msyarakat Sulawesi Selatan.

2. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 11 tahun

2008 tentang informasi dan transaksi elektronik

Bab III tentang Asas dan Tujuan menyatakan di pasal 4 huruf c bahwa salah satu tujuan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik. Efisiensi dan efektivitas pelayanan publik dapat ditingkatkan jika masyarakat mengetahui segala sesuatu tentang pelayana publik dengan mudah. Salah satu akses yang dekat dengan masyarakat dan dapat diakses adalah internet. Penyampaian informasi lengkap tentang pelayan publik melalui internet dan aplikasi yang tersedia di smartphone tentunya akan meningkatkan efisisensi dan efektivitas pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan.

(23)

3. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan nomor 1

tahun 2010

Pada perda provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010 tentang pelayanan publik bagian keempat mengenai hubungan antar penyelenggara Pasal 12 menyatakan bahwa untuk mengadakan fasilitas pendukung pelayanan dapat diadakan kerja sama. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dapat mengadakan kerja sama dengan pihak yang dapat membantu mengadakan website dan aplikasi e-public service information.

Pada pasal 30 dijelaskan bahwa biaya/tarif pelayanan publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintahan Daerah dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, biaya/tarif pelayanan publik selain yang dimaksud dibebankan kepada penerima pelayan publik. Masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui informasi biaya pelayanan publik yang akan dibebankan pada dirinya. Hal ini dapat mencegah pemungutuan biaya secara illegal oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

4.2.2 Sarana dan prasaranan system e-public service

information

E-public service information merupakan pusat informasi tentang pelayanan publik di Sulawesi Selatan yang mencakup informasi penyelenggara, pelayanan, lokasi instansi, alur pelayanan, biaya legal yang ditetapkan, lama waktu yang dibutuhkan. Pusat informasi ini tersedia dalam dua bentuk, yaitu website dan aplikasi yang dapat diunduh di smartphone.

Website e-public service information dikelola oleh penyelenggara sebagaimana dijelaskan dalam UU no.25 tahun 2009

(24)

tentang pelayan publik pasal 23. Aplikasi e-public service information dapat diunduh di smarthphone. Informasi yang dimuat juga sama dengan yang terdapat di website.

Untuk informasi yang lebih akurat masyarakat dapat menngunduh peraturan perundang-undangan menegani pemerintahan daerah dan pelayanan publik. Hal ini selain dapat meningkatkan pelayanan publik juga dapat meingkatkan kesadaran hokum masyarakat.

E-public service information dilengkapi dengan fasilitas

pengaduan jika pelaksana pelayanan publik tidak melakukan prosedur pelayanan public sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang dapat diunduh di e-public service information. Pengaduan atau komplain dari masyarakat selanjutnya diterima pemerintah provinsi Sulawesi Selatan untuk selanjutnya dijadikan bahan evaluasi. Hal ini sesuai dengan peraturan daerah provinsi Sulawesi Selatan no.1 tahun 2010 Pasal 34 yang menyatakan bahwa penyelenggara wajib menyediakan sarana dan prasarana pengaduan berupa kotak saran, telepon, fax, SMS, e-mail, dan media elektronik lainnya. E-public service information dapat dimasukkan daam kategori media elektronik lainnya.

Pelaksana pelayanan public dapat dikenakan sanksi administrasi sesuai dengan peraturan daerah provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010 pasal 43, berupa:

a. Peringatan lisan; b. Peringatan tertulis;

c. Penundaan kenaikan pangkat;

d. Pemberhentian sebagai petugas penyelenggara pelayanan publik.

(25)

4.2.3 Penerapan sistem e-public service information di Sulawesi Selatan

Pemerintah provisi Sulawesi Selatan selanjutnya mebuat peraturan mengenai hubungan pelayanan publik dengan sistem e-public service information. E-public service information selanjutnya akan disosialisasikan kepada masyarakat melalui media cetak, media elektronik (TV lokal khsus wilayah sulsel, radio dalam bentuk iklan layanan masyarakat. Masyarakat yang telah mengakses website dan aplikasi e-public service information dan kebingungan dengan system inforamasi yang terbilang baru ini dapat

menghubungi call centre. Masyarakat yang ingin mendapatkan suatu pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan dapat mendapatkan petunjuk melalui e-public service information tentang pelaksana, tempat. Prosedur pelayanan, biaya/tarif legal dan segala sesuatu tentang pelayanan publik.

Jika pelaksana pelayanan publik tidak melakukan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan (dapat diunduh di e-public service information) maka masyarakat dapat mengajukan komplain melalui e-public service information yang akan diterima oleh pihak pengawas pelayanan publik sebagai bentuk evaluasi.hal ini tentunya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu juga akan meningkatkan tingkat kepuasan masyakrakat terhadap pelayanan publik yanga abdi Negara dan meningkatkan daya saing daerah provinsi Sulawesi Selatan.

Kepentingan public bukan dirumuskan oleh elite poltik seperti yang tertera dalam aturan. Birokrasi yang memberikan pelayanan publik harus bertanggungjawab kepada masyarakat secara keseluruhan. Perananan pemerintah adalah melakukan negosisasi

dan menggali berbagai kepentingan dari warga Negara dan berbagai kelompok komunitas yang ada. Dalam model ini birokrasi publik

(26)

bukan harus sekedar akuntabel pada berbagai aturan hokum, tetapi juga harus akuntabel pada nilai-nilai yang ada dalam masyrakat, norma politik yang berlaku, standar professional, dan kepentingan warga Negara. Itulah serangkaian konsep pelayanan public yang ideal di era demokrasi kini.

(27)

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Pelayanan publik merupakan kewajiban pemerintah yang diamanahkan UUD NRI 1945 yang kemudian diatur dalam Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik untuk wilayah Indonesia. Pada tahun 2010, pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menegeluarkan Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2010 tentang pelayanan publik. Walaupun telah dikeluarkan peraturan

perundang-undangan tentang pelayanan publik, pelayanan publik di Indonesia khususnya si Indonesia masih sangat jauh dari harapan masyarakat dan pemerintah. Hal ini di disebabkan ketidaktahuan masyarakat tentang penyelenggara, pelaksana, biaya/tarif yang legal, prosedur, dan hal lainnya yang membuat pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat untuk meminta pungutan liar dan tidak melakukan standar pelayanan yang seharusnya.

2. Ketidaktahuan masyarakat tentang proses pelayanan publik yang seharusnya merupakan penyebab utama rendahnya pelayanan publik di Indonesia khususnya di provinsi Sulawesi Selatan. Pemerintah harus menyediakan pusat informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan publik. E-public service information merupakan solusi dari masalah ini. E-public service information merupakan pusat informasi berbasis website dan aplikasi yang dapat diunduh di smartphone menegenai pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan. Melalui e-public service information masyarakat yang ingin mendapatkan suatu pelayanan publik dapat melihat siapa

(28)

penyelenggara, pelaksana, lokasi, prosedur, dan biaya/tarif legal yang dikenakan kepada masyarakat. Hal ini tentunya akan meningkatkan kualitas pelayanan publik ketika masyarakat mengetahui segala sesuatu nya dan meminta pelayanan publik yang seharusnya sesuai dengan yang tertera di e-public service invormation.

5.2 Saran

1. Diaharapkan kepada pemerintah provinsi Sulawesi Selatan agar mengeluarkan peraturan daerah tentang

hubungan pelayanan publik provinsi Sulawesi Selatan dengan e-public service information.

2. Diharapkan kepada pemerintah provinsi Sulawesi Selatan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang he-public service information sebagai salah satu saran untuk meningkatkan pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan.

3. Diharapkan kepada pelaksana pelayanan publik provinsi Sulawesi Selatan agar melakukan pelayanan publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah dibuat.

4. Diharapkan kepada masyarakat provinsi Sulawesi Selatan agar mengakses e-public service information demi meingkatkan pelayanan publik di provinsi Sulawesi Selatan

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Dr H Soekarwo SH MHum, Drs H Fathorrasjid Msi, Dr Suparto Wijoyo SH MH, Dr H

Prasetijo Rijadi SH MHu , Foru kajia A bte aar da M Mas’ud Said

PhD. 2006.Pelayanan Publik dari Dominasi ke Partisipasi. Surabaya: Airlangga University Press.

Dr. Lijan Poltak Sinambela, M.M.2006. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, Dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung : Refika Aditama

Siagian, Sondang P. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta : Bumi Aksara

Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Surabaya: Kencana Prenada Media Group

Moh Nazir. 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Peraturan Perundang-undangan

Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 58 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaiandan Penghargaan Citra Pelayanan Prima sebagai Unit Pelayanan Percontohan

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi no.7 Tahun 2010 tentang Pedoman Penilaian Unit Pelayanan Publik

Undang-Undang nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik

Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan nomor 1 tahun 2010 tentang Pelayanan publik

Internet

Arditya Wicaksono.2013.Kualitas Pelayanan Publik. www.academia.edu

(30)

Omar Syarif.2013. Zona merah pelayanan Pemprov Sulsel & Pemkot Makassar. http://daerah.sindonews.com

Kementrian Linkungan Hidup dan Kehutanan.2015.Sistem Aplikasi Informasi Pemerintahan. http://birocan.dephut.go.id

(31)

BIODATA PENULIS

Nama :Nurul Mutmainnah

Tempat Dan Tanggal Lahir :Ujung Pandang, 12 Oktober 1996 Nama Fakultas :Fakultas Hukum, Prodi Ilmu Hukum

Alamat Rumah : Bukit Hartaco Indah 2B nomor 2 Alamat E-Mail : nmutmainnah96@yahoo.com Nomor Ponsel : 082348833343

Karya Ilmiah :- Membangun Karakter Siswa yang

Mandiri Melalui Pendidikan Karakter Berbasis Hak Kekayaan Intelektual -“Rumah Caleg: Perbaikan Sistem Tata Kelola Alat Peraga Kampanye Berwawasan Lingkungan Hidup Sebagai Upaya Mewujudkan Pemilihan Umum Yang Teratur”.

-Penerapan Sistem e-voting sebagai Upaya Mewujudkan Penyelenggaraan Pemilu yang Jujur dan Adil

Prestasi :- Juara 2 Karya Tulis Ilmiah Remaja se-Sulawesi Selatan, Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

-Finalis Kompetisi Esai Mahasiswa Universitas Hasanuddin 2014

Referensi

Dokumen terkait

Di antara ketiga faktor (keunggulan produk, kualitas layanan dan rasa percaya) yang dimasukkan sebagai variabel independen, ditemukan kualitas layanan merupakan

Hasil ini lebih efektif bila dibandingkan dengan penggunaan enzim yang harus dilakukan dalam sistem batch serta memerlukan kontrol suhu yang ketat dan

Peranan manajemen sumber daya manusia pada organisasi sangatlah penting, oleh karena itu manajemen sumber daya manusia harus dikelola secara profesional. Pengelolaan pegawai

Kewajiban bendahara pemerintah selanjutnya adalah menyetorkan PPh dan/atau PPN melalui sistem pembayaran pajak elektronik (e-billing) dan/atau layanan pada loket/teller pada Kantor

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya kejadian DRPs kategori dosis berlebih dan sub dosis pada penggunaan obat hipoglikemik oral pasien geriatrik di

Perolehan opini audit modifikasian menyebabkan kreditor tidak memberikan pinjaman bagi perusahaan yang mendapatkan opini tersebut dimana kreditor merasa bahwa

Untuk ketepatan membaca kalimat subjek B pada awalnya hanya mampu menyelesaikan soal dengan benar sebayak 2,7 kemudian setelah diberikan treatment menggunakan