Saluran Transmisi
1 Sudaryatno Sudirham
Saluran transmisi merupakan koridor yang harus dilalui dalam penyaluran energi listrik. Walaupun rangkaian ekivalen cukup sederhana, terdapat empat hal yang harus diperhatikan yaitu:
Resistansi konduktor,
Imbas tegangan di satu konduktor oleh arus yang mengalir di konduktor yang lain,
Arus kapasitif karena adanya medan listrik antar konduktor,
Arus bocor pada isolator.
biasanya diabaikan karena cukup kecil dibandingkan dengan arus konduktor. Namun arus bocor menjadi sangat penting dalam permasalahan isolator Saluran transmisi yang akan kita bahas adalah saluran udara,
dengan konduktor terbuka yang berarti memenfaatkan udara sebagai bahan isolasi
2
Sebelum mulai membahas saluran transmisi itu sendiri, perlu kita ingat besaran-besarn fisis udara yang akan masuk dalam
perhitungan-perhitungan saluran transmisi, yaitu:
Permeabilitas: permeabilitas magnetik udara dianggap sama dengan permeabilitas ruang hampa:
H/m 10
4 7
0 0µ ≈µ = π× − µ
=
µ r
Permitivitas: permitivitas elektrik udara dianggap sama dengan permitivitas ruang hampa:
F/m 36 109 0
π ≈ ε ε =
ε r −
3
Resistansi Seri
4
Beberapa jenis konduktor:
Aluminium: AAL (all aluminium coductor) Aloy aluminium:AAAL(all aluminium alloy conductor)Dengan penguatan kawat baja:ACSR(aluminium conductor steel reinforced)
Data mengenai ukuran, konstruksi, resistansi [ΩΩΩΩper km], radius [cm],
GMR [cm] (Geometric Mean Radius) kemampuan mengalirkan arus [A] dapat kita peroleh namun untuk sementara kita tidak membahasnya dalam paparan ini.
Untuk arus searah, resistansi konduktor diformulasikan: resistivitas bahan [ΩΩΩΩ.m] panjang konduktor [m] luas penampang [m2]
A l Rdc
ρ = [ΩΩΩΩ]
C
20
pada
aga
untuk temb
m
10
77
,
1
C
20
pada
aluminium
untuk
m.
10
83
,
2
o 8
o 8
Ω
×
=
Ω
×
=
ρ
− −
Pada saluran transmisi kita memperhatikan dua hal berikut :
Arus yang mengalir adalah arus bolak-balik, yang menimbulkan efek kulit (skin effect), yaitu kecenderungan arus mengalir di pinngiran penampang konduktor.
Konduktor saluran transmisi berupa pilinan konduktor sehingga panjang sesungguhnya konduktor lebih besar dari panjang lateral konduktor.
7
Induktansi Seri
8
Tinjau satu konduktor lurus berjari-jarir0, dengan panjangl, yang dialiri arusi. Menurut hukum Ampere,
medan magnet di sekitar konduktor ini adalah:
∫Hdl=i
9 Untuk udara: µ=µ0µr≈µ0=4π×10−7H/m
r i B
π µ =
2
Fluksi di luar konduktor yang melingkupi konduktor sampai di titikP yang berjarakDkPdari konduktor adalah
i
r0
x H
0 ln 2 0
r D il Bldr kP
D
r luar
P
π µ = =
λ
∫
kP
D
0
r k P
jarak konduktor-k sampai titik P
r
0: radius konduktorFluksi Sendiri
HluarHdalam
Namun arus mengalirdi seluruh penampang konduktor walaupun kerapatan arus di pusat konduktor mungkin berbeda dengan kerapatan arus di dekat permukaannya. Oleh karena itu, selaindi sekitar konduktorterdapat juga medan magnet di dalam konduktor.
Untuk menyederhanakan perhitungan, maka medan magnet di sekitar konduktordandi dalam konduktordisatukan dengan mencari apa yang disebutGMR(Geometric Mean Radius).
GMRmerupakan radius konduktor pengganti yang kita bayangkan merupakan konduktor ber-rongga berdinding tipis berjari-jarir′(yaituGMR) dan arus mengalirdi dinding konduktor berrongga ini. DenganGMRini, fluksi di dalam konduktor telah tercakup dalam perhitungan.
r′
0
r
r
D
il
P′
π
µ
=
λ′
ln
12
10 Atau per satuan panjang:
r
D
i
P′
π
µ
=
λ
ln
12
Oleh karena itu fluksi lingkup total pada konduktor adalah:Selain fluksi yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir padanya, suatu konduktor juga dilingkupi oleh fluksi yang ditimbulkan oleh arus yang
mengalir di konduktor lain yang berdekatan dengannya.
Fluksi sendiri Fluksi bersama
Fluksi Bersama
Tinjau satu kelompoknkonduktor yang masing-masing dialiri arusii.Kelompok konduktor ini merupakan satu sistem saluran dengan:
0
2
1
+
i
+
⋅
⋅⋅
+
i
n
=
i
Konduktor ke-k memiliki fluksi lingkup total: ⋅⋅
⋅ ⋅ 1
i i⋅2 ⋅
n
i
2 k
D
⋅⋅ ⋅
⋅
k
i
kn
kk
k
k
k
=
λ
+
λ
+
⋅
⋅⋅
+
λ
+
⋅
⋅⋅
+
λ
λ
1
1
Tinjau satu kelompoknkonduktor dan kita hitung fluksi lingkup sampai suatu titik P:
Sampai di titik P konduktor ke-k memiliki fluksi lingkup total: [m] -ke konduktor GMR :
[m] -ke konduktor radius :
/m] [ -ke konduktor resistansi :
k r
k r
k R
k k k
′
Ω
P
⋅⋅ ⋅ ⋅ 1
i i⋅2 ⋅
n
i
nP
D
2 k
D
⋅⋅ ⋅
⋅
k
i
kn nP n
k kP k
k P
k P k
D D i r D i D D i D D i
ln 2 ln 2 ln 2 ln
2 2
2 2
1 1 1
π µ + ⋅⋅ ⋅ + ′ π µ + ⋅⋅ ⋅ + π µ + π µ = λ
Fluksi lingkup sendiri
Untuk mencakup seluruh fluksi, titikPkita letakkan pada posisi semakin jauh, sampai tak hingga.
13
Dengan posisi titikPsemakin jauh maka:
D D D D
D1P≈ 2P⋅⋅⋅≈ kP⋅⋅⋅≈ kn=
(
i1+i2+⋅⋅⋅+in)
lnD=0 danDengan demikian fluksi lingkup konduktor-k menjadi
kn n
k k
k k k
D i r i D i D
i 1
ln 2 1 ln 2 1 ln 2 1 ln
2 2
2 1 1
π µ + ⋅⋅ ⋅ + ′ π µ + ⋅⋅ ⋅ + π µ + π µ = λ
fluksi sendiri konduktor k
fluksi karena arus di konduktor yang lain
fluksi karena arus di konduktor yang lain
14
Kalau kita batasi tinjauan pada sistem empat konduktor (3 fasa dan 1 netral), relasi fluksi lingkup setiap konduktor adalah:
+ + + ′ π µ = λ
AN N AC C AB B A A A
D i D i D i r
i ln1 ln 1 ln 1 ln 1 2
+ + ′ + π µ = λ
BN N BC C B B AB A B
D i D i r i D
i ln 1 ln1 ln 1 ln 1 2
+ ′ + + π µ = λ
CN N C C AC B AC A C
D i r i D i D
i ln 1 ln 1 ln1 ln 1 2
′ + + + π µ = λ
N N CN C BN B AN A N
r i D i D i D
i ln 1 ln 1 ln 1 ln1 2
15
Impedansi Seri
16
• • • LAB
LBC
RC A
I
B
I
C
I
• LAA
LBB
LCC
LNN
LCN
LAC
LBN
LAN N
I
RA
RB
RN
A B C
N N′
C′
B′
A′
Dengan adanya fluksi lingkup di setiap konduktor maka selain resistansi, setiap konduktor juga mengandung induktansi. Untuk saluran 4 konduktor (3 konduktor fasa dan 1 netral) dengan panjang tertentu kita memiliki rangkaian
ekivalen seperti berikut:
(
A AA)
A ABB ACC ANNA
A
R
j
L
j
L
j
L
j
L
V
′=
+
ω
I
+
ω
I
+
ω
I
+
ω
I
(
B BB)
B AB A BCC BN NB
B
R
j
L
j
L
j
L
j
L
V
′=
+
ω
I
+
ω
I
+
ω
I
+
ω
I
(
C CC)
C AC A BC B CN NC
C
R
j
L
j
L
j
L
j
L
V
′=
+
ω
I
+
ω
I
+
ω
I
+
ω
I
(
N NN)
N AN A BN B CNCN
N
R
j
L
j
L
j
L
j
L
V
′=
+
ω
I
+
ω
I
+
ω
I
+
ω
I
• • • LAB
LBC
RC A
I
B
I
C
I
• LAA
LBB
LCC
LNN
LCN
LAC
LBN
LAN N
I
RA
RB
RN
A B C
N N′
C′
B′
A′
N A AN N N A
A′
−
V
′=
V
−
V
′ ′V
Jika konduktorNdigunakan sebagai referensi, maka:
N B BN N N B
B′
−
V
′=
V
−
V
′′V
N C CN N N C
C
Karena maka
Karena maka
N Jadi:
19
Impedansi bersama ZmB
Impedansi sendiri ZsA
Impedansi bersama ZmC
C
Impedansi sendiriZsB
Impedansi bersama ZmA Impedansi bersama ZmC
C
Impedansi sendiri ZsC
Impedansi bersama ZmA Impedansi bersama ZmB
20
Dalam bentuk matriks
ABC
ABC V Z I
V~ −~′ = ~
Matriks komponen simetris: V~012−V~012′ =
[
Z012]
~I012[
Z012] [ ] [
=T−1ZABC][ ]
T Ω/m21
CONTOH:
Satu seksi saluran sepanjangl dengan konfigurasi segitiga sama sisi dan penghantar netral di titik pusat segitigaB
Dinyatakan per satuan panjang
22
012
0
A
Jika didefinisikan 3 3
3
maka:
(
)
CCONTOH: Tentukan impedansi urutan positif saluran tansmisi:
4,082 m 4,082 m 3877 , 0 088 , 0
01073 , 0
143 , 314 (
314 100 : Hz 50 frekuensi Untuk
H/km udara Untuk
m 143 , 5 164 , 8 082 , 4 082 ,
Admitansi
28
Jika konduktor lurus kita anggap tak hingga panjangnya dan mengandung muatan dengan kerapatanρρρρ, maka geometri untuk penerapan hukum Gauss menjadi sederhana. Bidangequipotensialdi
sekitar konduktor akan berbentuk silindris. Displacement dan kuat medan listrik di suatu titik berjarakxdari konduktor adalah
x
E
xπε
ρ
=
2
Beda potensial antara titik A yang berjarakxAdari konduktor dan
titik B yang berjarakxBdari konduktor
adalah
A
Edx
v
BTinjau konduktoradengan radius rabermuatanρρρρa
dan dua konduktor lain idanj yang tidak bermuatan
i Dik
j k, rk , ρk
Djk
Ini adalah beda potensial konduktori danj yang diakibatkan oleh adanya muatan di konduktora
ik
Dab
Tinjau sistem 3 konduktor
a, b, c
ik
Formula umum: Merupakan superposisi dari
vaboleh pengaruhρρρρa, ρρρρb, ρρρρc
seandainya konduktoradan
btidak bermuatan.
31
sistem 3 konduktor
a, b, c
ik Formula umum:
32
sistem 3 konduktor
a, b, c
ik Formula umum:
33
Tinjau sistem empat konduktor
a, b, c, n.
n Formula umum:
34
sistem empat konduktor
a, b, c, n.
n
sistem empat konduktor
a, b, c, n.
ρρρρ
ndapat di-ganti melalui konservasi muatan
c, rc , ρc
sistem empat konduktor
a, b, c, n.
37
Yang dapat dituliskan dalam bentuk matriks
Ini menjadi formula umum
38
Untuk tegangan sinus keadaan mantap:
Kita ingat untuk kapasitor
Q = C V
admitansi
39
[
Y
abc]
=
j C
ω
[
abc]
Admitansi
[
C
abc] [ ]
=
F
abc-1F/m
Inversi matriks ini menyulitkan kita untuk menghitung langsung
[
C
abc]
maupun
[
Y
abc]
Yang lebih mudah kita peroleh langsung dari rangkaian adalah
[ ]
abc
f
Oleh karena itu kita mencari
[ ] [ ] [ ][ ]
F
012=
T
−1F
abcT
yang akan memberikan
[
] [ ]
1012
012
=
F
−C
[
Y
012]
=
j
ω
[
C
012]
40
Contoh:
Satu seksi saluran sepanjangl dengan konfigurasi segitiga sama sisi dan penghantar netral di titik pusat segitigab
abc
f formula umum
r
Kita ingat matriks simetris
[ ] [ ] [ ][ ]
012
0
di mana
[ ]
F
012 yang merupakan matriks simetris dengan mudah memberikan[
] [ ]
=
=
=
−2 1 0
2 1 0 1 012 012
0
0
0
0
0
0
/
1
0
0
0
/
1
0
0
0
/
1
C
C
C
f
f
f
F
C
(
4 3)
0
27
/
ln
2
n
rr
D
C
=
πε
(
D
r
)
C
/
ln
2
1
=
πε
(
)
r
D
C
/
ln
2
2
=
πε
(
4 3)
0
27
/
ln
2
n
rr
D
Y
=
πεω
(
D
r
)
Y
/
ln
2
1
=
πεω
(
)
r
D
Y
/
ln
2
2
=
πεω
43
Transposisi
44
[ ]
=
s cb m
m s m
m m s
abc
f f f
f f f
f f f
F
( ) ( ) ( )
[
]
j i f f
j i f f
f f f f
ij m
ij s
ij ij ij ij
≠ =
= =
+ + =
jika
jika 3 1
3 2 1 A
B C N
3 / l 3
/
l l/3
3 / 1
3 3
2 3 2
2 2
1 3
3 2
3 2
2 2
1 ln
2 1 ln
2 1 3 1
πε = πε
× =
n an an an
n an an an s
r r
D D D
r r
D D D f
3 / 1
3 3 3 2 2 1 1
3 3 3 2 2 1 1
ln 2
1
ln 2
1 3 1
πε =
πε × =
n ca bc ab
an cn cn bn bn an
n ca bc ab
an cn cn bn bn an m
r D D D
D D D D D D
r D D D
D D D D D D f
c b a j i
r D
D D f
n ij
jn in ij
, , ,
ln 2
1
= πε = formula umum
45
Telah didefinisikan 3 3
3 2
1an an dan e ab bcca an
x D D D D D D D
D = =
n e
x m
r D
D f
2 ln 2
1 πε = n x s
rr D f
2 ln 2
1 πε =
3 2
6
0 ln
2 1 2
n e
x m
s
rr D
D f
f f
πε = + =
r D f f f
f e
m
s ln
2 1 2
1= = − = πε
F/m ) / ln(
2 1
3 2 6 0 0
n e x Drr
D f
C = = πε
F/m ) / ln(
2 1
1 2 1
r D f C C
e πε = = =
S/m 0 0=jωC Y
S/m 1 1=jωC Y
46
Konstanta Propagasi
Impedansi Karakteristik
Rangkaian Ekivalen
Impedansi : ΩΩΩΩ/ m Admitansi : S / m
Yang kita peroleh dalam perhitungan impedansi dan admitansi suatu saluran transmisi adalah nilai per satuan panjang.
Impedansi dan admitansi ini terdistribusi sepanjang saluran transmisi.
Setiap meternya misalnya, mengandung impedansi dan admitansi.
Hal ini berarti, jika saluran transmisi digunakan untuk menyalurkan energi, di setiap perubahan posisi sepanjang saluran akan terjadi
Tinjau saluran transmisi (dua konduktor)
ujung kirim
ujung terima suatu posisix
dihitung dari ujung terima
x
Pertanyaan: Jika tegangan dan arus di ujung terima diketahui, berapakah tegangan dan arus di posisi
berjarakx dari ujung terima?
Persamaan Tegangan dan Arus Saluran Transmisi
s V Tegangan
ujung kirim
r V Teganganujung
terima r
I Arus di ujung terima
49
Tinjau jarak sempit∆∆∆∆x pada posisixdari ujung kirim
r V s
V
x
r I x I
x V
x
∆
x x+∆ I
x x+∆ V
x
x Y∆ V
x
x Z∆I
panjang satuan per admitansi :
panjang satuan per impedansi :
Y Z
Dalam jarak sempit ini terdapat tegangan jatuh
dan arus antar kedua konduktor sebesar ∆Ix=Y∆xVx sehingga x x ZxI V = ∆ ∆
x x x
x V Z xI
V+∆ = + ∆
x x x
x Z
x I
V V
= ∆
− ∆ + atau
x x x
x I Y xI
I+∆ = − ∆
x x x
x Y
x I
I I
− = ∆
− ∆ + atau
dalam jarak∆∆∆∆xini terdapat impedansi dan admitansi sebesar:
x Z∆ dan Y∆x
50
x
x Z
dx d
I V
= dxx Y x
d
V I
− =
dx d Z dx dVx= Ix
2 2
dx d Y dx d Ix=− Vx
2 2
x x ZY
dx d
V V =
2 2
x
x YZ
dx d
I I =−
2 2 dan persamaan
orde ke-dua
substitusi
dx d dx dIx dan Vx
Inilah persamaan tegangan dan arus saluran transmisi. Dalam dua persamaan orde ke-dua ini faktorYZmuncul di keduanya.
ZY =
γ2 atau γ= ZY
Jika∆∆∆∆x →→→→0, kita tuliskan persamaan orde pertama:
konstanta propagasi Dengan harapan akan memperoleh kemudahan solusi, didefinisikan:
51
Konstanta Propagasi
52
ZY
=
γ
Konstanta Propagasi:
KarenaZmaupunY adalah bilangan-bilangan kompleks, makaγγγγ juga bilangan kompleks:
β + α =
γ j
Konstanta redaman Konstanta fasa menyebabkan
penurunan amplitudo gelombang karena desipasi daya sepanjang
transmisi. Nilaiααααterkait dengan resistansi
saluran
menyebabkan perubahan fasa dan bentuk gelombang terkait dengan perubahan induktansi dan kapasitansi sepanjang
saluran
CONTOH:
Dari suatu saluran transmisi telah dihitung impedansidan admitansi per satuan panjang: /km 4654 , 0 088 ,
0 + Ω
= j
Z dan Y=j3,524 µS/km Hitung konstanta propagasiγγγγ.
km per 10 ) 2863 , 1 1205 , 0 ( 84,6 1,292 10
3 , 169 67 , 1 10 90 524 , 3 3 , 79 474 , 0 10
524 , 3 ) 4654 , 0 088 , 0 ( 10
) 10 524 , 3 )( 4654 , 0 088 , 0 (
3 o
3
-o 3 o o 3
3
6
− − −
−
−
× + = ∠ × =
∠ = ∠ × ∠ =
× + =
× +
= = γ
j j j
j j ZY
S/km 10 524 3 S/km 524 ,
3 µ = × −6
=j j,
Dengan konstanta propagasi γ2=ZY
x x ZY
dx d
V V =
2 2 Persamaan tegangan orde ke-2:
persaman tersebut menjadi
x x
dx d
V
V 2
2 2
γ
= 2 0
2 2
= γ
− x
x
dx d
V V
Persaman karakteristik: s2−γ2=0→s=±γ
Solusi: x x
x=K1eγ+K2e−γ
V
r
x V
V=
yang untukx = 0, yaitu di ujung kirim:
2 1 K K
r= +
V
x
x Z
dx d
I
V = x K ex K e x
dx
d = γγ− γ−γ 1 1
V = γ− γ
2
1 K
K ZIr
2 1 K K Zr= −
γ
I
Solusi Persamaan Tegangan
Persamaan tegangan orde ke-1:
55
2 1 K K
r= +
V
2 1 K K Zr= −
γ
I
1
2K Zr r+ γ =
I V
1
2 K
Zr r
= γ + I V
2
2K Zr r− γ =
I V
2
2 K
Zr r
= γ − I V
) sinh( ) cosh(
2 2
2 2
2 1
x Z x
e e Z e e
e Z
e Z
e K e K
r r
x x r x x
r
x r r x r r x x x
γ γ + γ =
− γ + + =
γ − + γ + = + =
γ − γ γ − γ
γ − γ
γ − γ
I V
I V
I V I V V
maka
) sinh( ) cosh(
x= r γx+Zγ r γx
⇒V V I
56
Persamaan tegangan orde pertama x Zxmenjadi dx
d
I V
=
) cosh( ) sinh(
2 2
x Z x
e e Z e e Z dx d
r r
x x r x x
r x x
γ + γ γ =
γ + γ γ + γ − γ =
= γ −γ γ −γ
I V
I V
I V
atau sinh(x) cosh(x)
Z r r
x γ + γ
γ
= V I
I
Dengan demikian kita mempunyai sepasang persamaan untuk tegangan dan arus, yaitu:
) sinh( )
cosh(x Z r x
r
x=V γ +γI γ
V
) cosh( )
sinh(x x
Z r r
x γ + γ
γ
= V I
I
57
Impedansi
Karakteristik
58
) sinh( )
cosh(x Z r x
r
x=V γ +γI γ
V sinh(x) cosh(x)
Z r r
x γ + γ
γ
= V I
I
Kita perhatikan persamaan tegangan dan arus:
tegangan arus
Ini harus merupakan admitansi arus tegangan arus
Ini harus merupakan impedansi
Maka didefinisikanlah: Impedansi Karakteristik
Impedansi Karakteristik
Y
Z
ZY
Z
Z
Z
c=
γ
=
=
Perhatikan: Z adalah impedansiper satuan panjang Y adalah admitansiper satuan panjang Zcadalahimpedansi karakteristik
CONTOH:
Dari suatu saluran transmisi telah dihitung impedansidan admitansi per satuan panjang: /km 4654 , 0 088 ,
0 + Ω
= j
Z dan Y=j3,524 µS/km Hitung Impedansi Karakteristik.
S/km 10 524 3 S/km 524 ,
3 µ = × −6
=j j,
Y
Ω − ∠ =
∠ ∠ × = × + =
= −
35 , 5 6 , 366
90 3,524
3 , 79 584 , 1 10 10 524 , 3
4654 , 0 088 , 0
o
o o 3
6
j j Y Z Zc Penyelesaian:
Ω = Ω = Ω = = :
Catatan 2
Apabiladadalah jarak antara ujung kirim dan ujung terima, maka tegangan dan arus di ujung kirim dapat kita peroleh
dengan mengantikanx dengandpada relasi di atas:
) sinh( )
cosh(d Zcr d
r
s=V γ + I γ
V
)
cosh(
)
sinh(
d
d
Z
c rr
s
=
γ
+
I
γ
V
I
Dengan menggunakan impedansi karakteristikZcsepasang
persamaan untuk tegangan dan arus, menjadi:
) sinh( )
cosh(x Zcr x
r
x=V γ + I γ
V
)
cosh(
)
sinh(
x
x
Z
c rr
x
=
γ
+
I
γ
V
I
61
Rangkaian Ekivalen
62
Rangkaian Ekivalen
63 Apabila kita hanya ingin mengetahui keadaan di ujung terima dan
ujung kirim suatu saluran transmissi, persamaan yang telah kita peroleh telah cukup untuk melakukan perhitungan
Namun karena saluran transmisi terhubung dengan peralatan lain (transformator misalnya) maka kita perlu menyatakan saluran
transmisi dalam sebuah
Kita tinjau rangkaian ekivalenππππseperti berikut:
Pada rangkaian ekivalen, impedansi dan admitansi yang terdistribusi sepanjang saluran dimodelkan sebagai impedansi dan admitansitergumpal ZtdanYt.
r V s
V
r I
2
e
Y
t
Z
2
t
Y
s I
r t r t t
r t r t r s
Z Y Z
Y Z
I V
V I V V
+ + =
+
+ =
2 1
2
r t t r t
r t r t t t r t r
s t r t r s
Y Z Y Z Y
Z Y Z Y Y
Y Y
I V
I V V
I
V V I I
+ + + =
+ + + + =
+ + =
2 1 4
2 1 2 2
2 2
2
Rangkaian Ekivalen
ππππ
64 Aplikasi hukum Kirchhoff pada rangkaian ini memberikan:
Dengan demikian untuk rangkaian ekivalenππππkita peroleh persamaan:
r t r t t
s Z
Y Z
I V
V +
+ =
2
1 tt r
r t t t s
Y Z Y Z
Y V I
I
+ +
+ =
2 1 4
2
) sinh( )
cosh(d Zcr d
r
s=V γ + I γ
V
Jika kita perbandingkan persamaan tegangan ini dengan persamaan tegangan sebelumnya, yaitu
dan Zt=Zcsinh( dγ ) )
cosh( 2 1+ZtYt= γd
) sinh(
1 ) cosh(
1 ) cosh( 2
1 ) cosh( 2
d Z
d Z
d Y
d Y Z
c t t t t
γ − γ =
− γ = →
− γ =
γ
=
2
tanh
2
d
Z
Y
c t
ZtdanYtadalah “nilai tergumpal” impedansi dan admitansi saluran
kita dapatkan
γ =
γ =
2 tanh
) sinh(
1 2
d d Z Yt c
Jadi dalam rangkaian ekivalenππππ
r V s
V
r I
2
t
Y
t
Z
2
t
Y
s I
)
sinh( d
Z
Z
t=
cγ
γ
=
2
tanh
2
d
Z
Y
c t
kirim
ujung
dan
terima
ujung
jarak
=
d
tik
karakteris
impedansi
=
cCatatan Tentang Fungsi Hiperbolik Kompleks
Kita mengetahui bahwa
2 sinh
x x
e e x
− − = Jika
x
=
a
+
jb
maka:2 2
) sinh(
) ( )
(a jb ajb a jb a jb
e e e e e e jb a
− − +
−
+ −
= − = +
b j b e b j b
ejb=cos + sin dan −jb=cos − sin Kita dapat menuliskan
sehingga
b a j b a
b e e j b e e
b j b e b j b e jb a
a a a a
a a
sin cosh cos sinh
sin 2
) ( cos 2
) (
2
) sin (cos ) sin (cos ) sinh(
+ =
+ + − =
− − + = +
− −
−
Dengan cara yang sama kita dapatkan
b a j b a jb
a ) cosh cos sinh sin
cosh( + = +
Sedangkan
) cosh(
) sinh( ) tanh(
jb a
jb a jb a
+ + = +
Sebuah catatan perlu diberikan mengenai fungsi hiperbolik kompleks
67
Sistem Tiga Fasa Seimbang
68
Diagram fasor sumber tiga fasa
Sumber terhubung Y
Keadaan Seimbang
B
A
C
N
VAN
V
BNV
CN−
+
+
−
−
+
Diagram fasor tegangan
120
o120
oIm
Re
CN V
BN V
o o o
240 120 0
− ∠ =
− ∠ =
∠ =
CN CN
BN BN
AN AN
V V
V V
V V
CN BN
AN V V
V = =
69
Beban Terhubung
Y,
Vff
N A
B
C
Z = R + j X
Z = R + j X
Z = R + j X
N I
A
I
B
I
C
I
70
Beban Terhubung
∆∆∆∆
,
Vff
A
B
C
Z = R + j X
Z = R + j X
Z = R + j X
A
I
B
I
C
I
Dalam sistem tiga fasa kita berhadapan dengan paling sedikit 6 peubah sinyal, yaitu 3 tegangan dan 3 arus.
Dalam keadaan seimbang:
3
3 * *
3f f f AA
S =VI =VI S3f=3VfIf=VLLIL 3
f C B A=V =V =V
V IA=IB=IC=IL IN =0
C B A=ϕ =ϕ ϕ = ϕ 3
f LL CA BC
AB=V =V =V =V
V
ϕ = ϕ = ϕ =
ϕ = ϕ = ϕ =
sin 3 sin 3 cos
cos 3 cos 3 cos
3 3
3 3
L LL f f f f
L LL f f f f
I V I V S Q
I V I V S P jQ P S3f= 3f+ 3f A
B
C
Jaringan X
Jaringan Y
A
I
B
I
C
I
CA
V
AB
V
BC
V
A
V VB VC
N
Sistem Tiga Fasa Tak Seimbang
Komponen Simetris
73
Sistem tiga fasa tidak selalu dalam keadaan seimbang. Pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada waktu terjadi hubung singkat satu fasa ke tanah, sistem menjadi tidak seimbang.
Analisis sistem tiga fasa tidak seimbang, dilakukan dengan memanfaatkan komponen simetris.
Pada 1918, C.L. Fortesque memaparkan dalam papernya, bahwa tegangan (ataupun arus) dalam sistem tak seimbang dapat dinyatakan sebagai jumlah dari tegangan-tegangan (atau arus-arus) yang seimbang. Tegangan-tegangan (atau arus-arus-arus) yang
seimbang ini disebutkomponen simetris.
Dengan menggunakankomponen simetris, tegangan dan arus tiga fasa yang dalam keadaan tak seimbang di-transformasikan ke dalam
komponen-komponen simetris. Setelah analisis dilaksanakan pada setiap komponen simetris, dilakukan transformasi balik dan kita
dapatkan solusi dari keadaan tak seimbang.
74
Hanya ada 3 kemungkinan fasor seimbang yang bisa menjadi komponen simetris yaitu:
o o o
240 120 0
− ∠ =
− ∠ =
∠ =
f C
f B
f A
V V V
V V V
o o o
240 120 0
+ ∠ =
+ ∠ =
∠ =
f C
f B
f A
V V V
V V V
θ ∠ =
θ ∠ =
θ ∠ =
f C
f B
f A
V V V
V V V
C B A V V
V = =
Urutan Positif Urutan Negatif Urutan Nol
120o
120o VA VB VC
Im
Re
120o
120o VA VC VB Im
Re
VA= VB= VC Im
Re
A
B
C
Jaringan X
Jaringan Y
A
I
B
I
C
I
A
V VBVC N
I
75
Operator
a
o
120
1
∠
=
a
Re 120o
120o
Im A
aV
A
a V2
A V
Badingkan dengan operator jyang sudah kita kenal
o
90
1
1
=
∠
−
=
j
Im
Re A V A
jV
A
j V2
A
j V3
Operator a
76
Uraian fasor
yang tak seimbang ke dalam
komponen-komponen simetris dengan menggunakan operator
a
C B A
V
V
V
,
,
2 2 1 0 2 1 0
2 1 2 0 2 1 0
2 1 0 2 1 0
V V V V V V V
V V V V V V V
V V V V V V V
a a
a a
C C C C
B B B B
A A A A
+ + = + + =
+ + = + + =
+ + = + + =
Urutan nol Urutan positif
Urutan negatif
0 1 1 2 1+ V+ V=
V a a V2+aV2+a2V2=0 0
3V
V V VA+ B+ C=
(
)
/3 0 VA VB VCV= + +
Im
Re 0 V
120o
120o
Im
1 V 1 V
a
1 2V
a
120o
120o
Im
Re
2 2
V
a
2 V 2 V
a
2 2 1 0
2 1 2 0
2 1 0
V V V V
V V V V
V V V V
a a
a a
C B A
+ + =
+ + =
+ + =
+
(
2) (
1 2)
20 1 1
3V V V
V V
VA+ B+ C= + +a+a + +a+a
0 0
(
)
/30 VA VB VC
V = + +
2 1 0 2 2 4 1 3 0 2 2
2 2 1 0 2 2 1 3 0
2 1 0
V V V V V V V
V V V V V V V
V V V V
a a a a a a
a a a a a a
C B A
+ + = + + =
+ + = + + =
+ + =
+
(
2)
0 1(
2)
2 2V 1 V 3V 1 V VVA+aB+a C= +a+a + + +a+a V1=
(
VA+aVB+a2VC)
/3+
2 1 2 0 2 3 1 2 0
2 1 0 2 2 3 1 4 0 2 2
2 1 0
V V V V V V V
V V V V V V V
V V V V
+ + = + + =
+ + = + + =
+ + =
a a a a a a
a a a a a a
C B A
(
2) (
0 2)
1 2 2V V 1 V 1 V 3VVA+a B+aC= +a+a + +a+a + V2=
(
VA+a2VB+aVC)
/3Contoh:
Carilah komponen simetris dari tiga fasor arus tak seimbang berikut ini.0
120 (120 3
3 ) 60 sin 60 (cos 3 180 3 240 (
Transformasi fasor tak seimbang ke dalam komponen simetrisnya dapat dituliskan dalam bentuk matriks sebagai:
Dengan cara yang sama, kita peroleh untuk arus:
[ ]
[ ]
[ ]
012 seimbangFasor tak seimbang Fasor komponen simetris komponen
simetris
Komponen simetris
Fasor tak seimbang ditulis
ditulis
Fasor tak seimbang
komponen simetris
Inversi matriks [T]
Karena fasor tak seimbang ditransformasi ke dalam komponen simetrisnya maka impedansi harus disesuaikan. Sesuai dengan konsep Impedansi di
kawasan fasor, kita dapat menuliskan relasi :
[ ]
V
ABC[
Z
ABC]
[ ]
I
ABC~
~
=
81 Ini adalah matriks impedansi 3××××3 yang memberikan induktansi sendiri dan induktansi bersama antar fasa
[ ]
[ ]
[ ]
012relasi komponen simetris
C
Contoh:
•
TentukanZ012
012
m
ABC
X
Impedansi urutan nol Impedansi urutan positif Impedansi urutan negatif
) 2 ( 0 jXs Xm
Z = + Z1=j(Xs−Xm) Z2=j(Xs−Xm)
Impedansi urutan nol Impedansi urutan positif Impedansi urutan negatif
0
Masing-masing dipecahkan dengan tatacara rangkaian seimbang. Transformasi balik memberikan pemecahan rangkaian tak seimbang.
Rangkaian ekivalen diturunkan dari sistem dua konduktor
Untuk aplikasi pada sistem tiga fasa kita menggunakan komponen simetris.
Masing-masing komponen dalam komponen simetris merupakan fasa-fasa seimbang sehingga masing-masing komponen dapat di analisis menggunakan rangkaian ekivalen
satu fasa.
Dengan demikian masing-masing komponen memiliki rangkaian ekivalen, yaitu rangkaian ekivalen urutan positif, urutan negatif, dan urutan nol.
85
0 r
V 0
s
V
r
I
2 0
t Y
0
t Z
2 0
t Y
0
s
I
1
r
V
1
s
V
1
r
I
2 1
t Y
1
t
Z
2 1
t Y
1
s
I
2
r
V
2 s V
2
r
I
2 2
t Y
2
t
Z
2 2
t Y
2
s
I
Rangkaian Urutan Nol Rangkaian Urutan Positif
Rangkaian Urutan Negatif 00
0 00 0 Z Y Y
Z = = Z1=Z11 Y1=Y11
22 2 22 2 Z Y Y
Z = =
]
[
dan
]
[
matriks
diagonal
dalam
nilai
adalah
dan
Y
Z
012Y
012Z
ii ii86
0 0
0
=
Z
Y
γ
γ
1=
Z
1Y
1γ
2=
Z
2Y
2Konstanta propagasi urutan adalah
Impedansi karakteristik urutan adalah
0 0 0
Y
Z
Z
c=
1 1 1
Y
Z
Z
c=
2 2 2
Y
Z
Z
c=
)
sinh(
)
sinh(
)
sinh(
2 2 2
1 1 1
0 0 0
d
Z
Z
d
Z
Z
d
Z
Z
c t
c t
c t
γ
=
γ
=
γ
=
γ =
γ =
γ =
2 tanh 2
2 tanh 2
2 tanh 2
2 2 2
1 1 1
0 0 0
d Z Y
d Z Y
d Z Y
c t
c t
c t Impedansi dan Admitansi ekivalen urutan adalah
87
Dalam analisis sistem tenaga, sering dilakukan asumsi bahwa sistem beroperasi dalamkeadaan seimbang.
Dengan asumsi ini maka hanya rangkaian urutan positif yang diperlukan, dan denganmengambilfasaa, rangkaian ekivalen satu
fasa menjadi
a
I
Z
jX R
a a′
a
v 2 Y
a
v′ 2 Y
n n′
88
CONTOH:
Dari suatu saluran transmisi telah dihitung impedansidan admitansi per satuan panjang: /km 4654 , 0 088 ,
0 + Ω
= j
Z dan Y=j3,524 µS/km dan telah dihitung pula impedansi karakteristik serta faktor redaman
o 35 , 5 6 , 366 ∠− =
c
Z
km
per
10
)
2863
,
1
1205
,
0
(
+
×
−3=
γ
j
Tentukan elemen-elemen rangkaian ekivalen jika panjang saluran transmisi 100 km.
Impedansi dan admitansi ekivalen saluran adalah:
γ = γ
=
2 tanh 1 2 dan )
sinh( d
Z Y d Z Z
c t c
t Penyelesaian:
(
)
Ω + =
× × + −
∠ =
γ =
−
41 , 46 76 , 8
100 10 ) 2863 , 1 1205 , 0 ( sinh 35 , 5 6 , 366
) sinh(
3 o
j
j d
Z Zt c
o 35 , 5 6 , 366 ∠− =
c
Z
γ
=
(
0
,
1205
+
j
1
,
2863
)
×
10
−3per
km
d=100 km Dengan:mS 1764 , 0 1764 , 0 0000262 , 0
2 100 10 ) 2863 , 1 1205 , 0 ( tanh 35 , 5 6 , 366
1
2 tanh 1 2
3
o
j j
j d
Z Y
c t
≈ + =
+ × ×
− ∠ =
γ =
Contoh:
Tentukan admitansi urutan positifY1saluran tansmisi:4,082 m 4,082 m
230 KV L-L I rated 900 A
r = 1,35 cm
r’ = gmr = 1,073 cm
R = 0,088 Ω/ km
) 0135 , 0 / 143 , 5 ln(
) 2 ( ) / ln(
) 2 ( 1 1
1= ω = ω= ω πε= ω πε
j r D j f j C j Y
e m 143 , 5 164 , 8 082 , 4 082 , 4
3 × × =
=
e
D
F/km 36
1 F/m 36 10 : udara Untuk
9
µ π = π =
ε −
314
100
:
Hz
50
frekuensi
Pada
ω
=
π
=
S/km 935 , 2 ) 0135 , 0 / 143 , 5 ln(
) 36 / 1 )( 2 ( 314
1=j π π =j µ
Y
91
Daya Pada Komponen Simetris
92
∗ ∗
∗+ +
= AA BB CC
f
S3 VI VI VI
93 Secara umum relasi daya
kompleks 3 fasa adalah:
Dalam bentuk matriks jumlah
perkalian ini dinyatakan sebagai:
[
]
=
∗ ∗ ∗
C B A
C B A f
S
I I I V V V 3 A
B
C
Jaringan X
Jaringan Y
A
I
B
I
C
I
A
V VBVC N
I
maka :
∗
=
ABCt ABCf
S
3V
~
~
I
Jika fasor tegangan dinyatakan dalam bentuk vektor kolom:
=
C B A
ABC V V V V~
94 dan fasor arus dinyatakan dalam
bentuk vektor kolom:
=
C B A
ABC
I
I
I
I
~
[
]
=
∗ ∗ ∗
C B A
C B A f
S
I
I
I
V
V
V
3
dituliskan secara kompak:
[ ]
012~
~
V
T
V
ABC=
karena[ ]
{
}
{
[ ]
}
[ ] [ ]
*012 * 012
* 012 012 3
~
~
~
~
~
~
I
T
T
V
I
T
V
T
I
V
t t
t ABC ABCt f
S
=
=
=
∗[ ]
012~
~
I
T
I
ABC=
maka
dan
[ ] [ ]
=
=
= ∗
1 0 0
0 1 0
0 0 1 3 3 0 0
0 3 0
0 0 3
1 1
1 1 1 1 1
1 1 1
2 2 2 2
a a
a a a a
a a
tT
T
sehingga *
012 012 3
~
~
3
V
tI
fS
=
atau
S
3f=
3
[
V
0I
0∗+
V
1I
1∗+
V
2I
∗2]
Contoh:
Tentukan daya kompleks 3 fasa dalam keadaan tak seimbang dimana fasor tegangan fasa dan arus saluran diberikan dalam bentuk matriks sbb:
− =
0 100 100 ~
ABC
V
− − =
10 10 10
~ j
ABC
I
Perhatikan bahwa:
=
C B A
ABC
V V V
V~ dan
=
C B A
ABC
I I I I
~
[
]
[
]
1000
1000
0
1000
1000
10
10
10
0
100
100
10
10
10
0
100
100
~
3
j
j
j
j
I
S
ABCT ABC f
−
=
+
+
−
=
−
−
−
−
=
−
−
−
=
=
∗ ∗