• Tidak ada hasil yang ditemukan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan berbagai arahan pengembangan dan penataan ruang pada kabupaten

Pesisir Selatan perlu didukung oleh ketersediaan infrastruktur yang memadai dan mampu

menjawab berbagai kebutuhan masyarakat serta dunia usaha. Namun berdasarkan realita yang

terjadi, penyediaan infrastruktur di kabupaten Pesisir Selatan masih mengalami berbagai

permasalahanan, terutama akibat belum fokusnya dan belum sinergisnya program

pembangunan infrastruktur, serta belum efektifnya sistem penganggaran pembangunan

infrastruktur. Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kabupaten yang semestinya memiliki fungsi

sebagai alat koordinasi pembangunan infrastruktur,namun dalam implementasinya rencana

tata ruang belum menjadi acuan sektor dalam pembangunan infrastruktur, termasuk

infrastruktur bidang pekerjaan umum.Akibatnya dewasa ini terjadi ketidakterpaduan dalam

pembangunan infrastruktur. Dalam rangka mewujudkan keterpaduan berbagai pembangunan

infrastruktur kabupaten Pesisir Selatan secara terpadu dengan tingkat Pemeritah Provinsi

Sumatera Barat maupun Pemerintah Pusat, perlu disiapkan perencanaan program Rencana

Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya yang merupakan salah satu

dokumen yang perlu disusun sebagai dokumen perencanaan pembangunan Bidang Cipta Karya

di daerah yang mengacu pada Rencana Program Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana

Program Jangka Menengah (RPJM), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana

Strategis Kabupaten Pesisir Selatan untuk mendukung tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.

Sehubungan dengan itu, pemerintah kabupaten Pesisir Selatan perlu menyiapkan suatu acuan

bagi perencanaan pembangunan infrastruktur bidang ke cipta karyaan, yang disebut dengan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya yang merupakan

dokumen tahunan yang disusun dalam periode 5 (lima) tahun yang berisi sinkronisasi program

pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, baik yang dilaksanakan dan dibiayai oleh

Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat.

(2)

Kabupaten Pesisir Selatan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

2

I-I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan program (RPIJM) Bidang Cipta Karya ini diharapkan dapat menggerakkan dan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penanggulangan kemiskinan serta mewujudkan

lingkungan yang layak huni (livable) serta diharapkan mampu menjadi pedoman/arahan dalam perencanaan pembangunan 5 (lima) tahun kedepan.

Maksud dari kegiatan RPIJM adalah untuk merencanakan program pembangunan infrastruktur

keciptakaryaan serta untuk mewujudkan sasaran pengembangan kabupaten/kota dalam

penyelenggaraan pembangunan infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, menciptakan

kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuan pembangunan nasional.

Sedangkan tujuan dari penyusunan RPIJM adalah tersusunnya daftar program investasi

infrastruktur bidang Cipta Karya sebagai dokumen yang dijadikan acuan dalam perencanaan

program dan anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari

berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD, Propinsi, APBD Kabupaten/Kota, maupun

sumber pendanaan lainnya. RPIJM memuat rencana program dan investasi dalam jangka

waktu lima tahun yang mencakup sektor-sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta

Karya,yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan, Sistem

Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman,

persampahan, dan drainase).

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Pesisir

Selatan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap tempat berusaha dan

tempat tinggal, baik di perkotaan maupun di perdesaan dalam segi kualitas maupun kuantitas

lingkungan yang sehat dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan

(3)

I.3 KEDUDUKAN RPIJM

Rencana Terpadu dan Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat

sebagai RPIJM Cipta Karya adalah dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur

bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh

Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada

rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas

dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi

stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sektor adalah

RPIJM meliputi sektor–sector di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu Pengembangan Air

Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan

Permukiman,dan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Adapun maksud dari multi

stakeholder adalah para pemangku kepentingan yang terkait turut di libatkan dalam proses

penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan peranannya masing-masing.

Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota,

masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan maksud dari multi – pendanaan adalah sumber

pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM tidak hanya berasal dari pemerintah

pusat, tetapi juga pemerintah provinsi, pemerintahkabupaten/kota, serta dunia usaha dan

masyarakat.

RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya

dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus menampung aspirasi

pemangku kepentingan local dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPIJM harus

ditekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan

sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pembangunan infrastruktur

bersama. Dengan demikian, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani

atau dibiayai secara bersama- sama oleh para pemangku kepentingan.

RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJMD ataupun Renstra SKPD,

namun RPI2JM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya

yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPI2JM disusun

dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik ditingkat nasional maupun daerah.

(4)

Kabupaten Pesisir Selatan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

4

I-Sedangkan kebijakan sectoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD

Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPI2JM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi

Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah.

Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam system perencanaan pembangunan bidang Cipta

Karya dapat dilihat pada gambar1.1.

Gambar1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Sesuai dengan skema diatas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sector sangat

penting,termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Strategi

Sanitasi Kota (SSK),serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dokumen sektoral

ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala kota/kabupaten. Selanjutnya,

SPPIP ini akan diturunkan kedalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(RPKPP) dengan skala kawasan.

Kabupaten Pesisir Selatan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

4

I-Sedangkan kebijakan sectoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD

Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPI2JM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi

Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah.

Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam system perencanaan pembangunan bidang Cipta

Karya dapat dilihat pada gambar1.1.

Gambar1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Sesuai dengan skema diatas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sector sangat

penting,termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Strategi

Sanitasi Kota (SSK),serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dokumen sektoral

ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala kota/kabupaten. Selanjutnya,

SPPIP ini akan diturunkan kedalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(RPKPP) dengan skala kawasan.

Kabupaten Pesisir Selatan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

4

I-Sedangkan kebijakan sectoral terdiri dari RPJMN, RPJMD Provinsi, dan RPJMD

Kabupaten/Kota. Disamping itu, RPI2JM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi

Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah.

Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam system perencanaan pembangunan bidang Cipta

Karya dapat dilihat pada gambar1.1.

Gambar1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Sesuai dengan skema diatas, integrasi dan sinkronisasi setiap strategi sector sangat

penting,termasuk antara Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Strategi

Sanitasi Kota (SSK),serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). Dokumen sektoral

ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

yang memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala kota/kabupaten. Selanjutnya,

SPPIP ini akan diturunkan kedalam Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas

(5)

Prinsip dasar RPIJM secara sederhana adalah:

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk Rencana

investasi yang disusun.

2. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan kawasan permukiman,

pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan system pelayanan

persampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah, peningkatan kualitas kawasan

kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan

kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan

bangunan gedung.

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber

pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari

APBN, APBD Provinsi,APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakatpun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya dalam

bentuk barang dan jasa.

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku

pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM maupun pada saat pelaksanaan

program.

5. Partisipatif yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabupaten/kota

dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang efektif

dan efisien, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program yang

layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

RPIJM ini juga bersifat dinamis,dimana setiap tahun nya diperlukan review terhadap program-program pembangunan yang tercantumdi dalam dokumen RPIJM, sehingga

dihasilkan rencana pembangunan infrastrukturyang mutakhir sesuai perkembangan

(6)

Kabupaten Pesisir Selatan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

6

I-I.4 MUATAN RPIJM

Secara substansi muatan RPIJM Kabupaten/Kota terdiri dari 8 (delapan) bab yaitu:

Bab1 Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan

RPIJM,serta muatan RPIJM bidang Cipta Karya.

Bab2 Profil Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kota mengenai potensi

wilayah, demografi dan urbanisasi, serta isu strategis Kabupaten/Kota.

Bab 3 Arahan Kebijakan dan Rencana Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan arahan RTRW Nasional, Pulau, Propinsi, RTR KSN,

MP3EI, MP3KI, KEK

Bab 4 Analisis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten/Kotaseperti geografi,

administrasi wilayah, demografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta

kondisi sosial dan ekonomi.

Bab5 Kerangka Strategi Pendanaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen

rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah

(KSPD), Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan

(SPPIP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk

Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana

Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), serta penjelasan

mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala

Kabupaten/Kota maupun kawasan.

(7)

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi infrastruktur

Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan permukiman, rencana

penataan bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan system

penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP).

Pada setiap sector dijelaskan isustrategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan

tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan

masing–masing sektor.

Bab7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas

Pada babini berisikan penjelasan mengenai keterpaduan berdasarkan entitas

regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan.

Bab8 Aspek Lingkungan dan Sosial

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting

lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian

Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta

perlindungan social pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca

pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

Bab9 Aspek Pembiayaan

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kabupaten/Kota, profil

investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta

strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.

Bab10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota

Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah

yang focus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber

daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis

permasalahan dan rencana pengembangannya.

Bab11 Matriks Rencana Program Terpadu dan Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kabupaten/Kota dan

(8)

Kabupaten Pesisir Selatan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

8

I-MEKANISME PENYUSUNAN RPI2JM

1. UNIT PELAKSANA DI PUSAT DAN DAERAH

Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya Kabupaten Pesisir Selatan pada dasarnya melibatkan

pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat,

dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina.Sedangkan, pemerintah provinsi

berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota merupakan penyusun dari

dokumen RPI2JM.

Di dalam mekanisme penyusunan RPI2JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan

Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2JM/Randal yang terdiri dari pejabat yang

mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata

Bangunan dan Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan

PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Dalam Direktorat Bina Program Cipta Karya juga

terdapat Koordinator Wilayah (Korwil).

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyusunan RPI2JM.Satgas Provinsi dapat

dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas

PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan

Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Sementara di tingkat kabupaten Pesisir Selatan, dibentuk satgas RPI2JMKabupaten Pesisir

Selatanyang bertugas menyusun RPI2JM.Satgas dibentuk dengan SK Bupati dengan anggota

terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BLHD, SKPD terkait pembangunan

Cipta Karya, dan PDAM.

2. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB UNIT PELAKSANA

Setiap tingkatan Satgas RPI2JM/Randal mempunyai tugas dan tanggung jawabnya

masing-masing yang diatur dalam SK Dirjen Cipta Karya No. 25/KPTS/DC/2012. Berdasarkan SK

tersebut, Satgas Randal Pusat bersama Korwil berperan sebagai Pembina dengan melakukan

fungsi pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota.

Satgas Randal Pusat memiliki tugas dan tanggung jawabnya yaitu:

(9)

a. Menentukan arah kebijakan pelaksanaan pendampingan dan fasilitasi dalam perencanaan

program pengendalian pelaksanaan program di Bidang Cipta Karya; dan

b. Memberikan dukungan dalam perencanaan program Bidang Cipta Karya antara

Kabupaten/Kota, Provinsi, serta mitra kerjasama lainnya baik di dalam dan di luar

Kementerian PU.

2. Kepala Satuan Tugas

a. Melaksanakan rencana program pendampingan perencanaan dan pengendalian program

Bidang Cipta Karya;

b. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait perencanaan program Bidang Cipta

Karya;

c. Melaksanakan pembinaan kepada daerah terkait pengendalian dan pelaksanaan program

Bidang Cipta Karya;dan

d. Melakukan peningkatan kelembagaan dan kemampuan sumber daya manusia Randal

Provinsi untuk meningkatkan dan memperkuat tugas perencanaan dan pengendalian

program di Bidang Cipta Karya.

3. Koordinator Wilayah

a. Melaksanakan rencana aksi fasilitasi dan pendampingan bagi Kabupaten/Kota melalui

Pemerintah Provinsi untuk meningkatkan kualitas perencanaan Program Bidang Cipta

Karya;

b. Memantau pelaksanaan perencanaan dan pengendalian program Bidang Cipta Karya di

daerah, khususnya sampai dengan tataran Provinsi, dan tidak tertutup kemungkinan bagi

Kabupaten/Kota;

c. Memantau kualitas/kelayakan dan sinkronisasi muatan substansi dokumen perencanaan

program Bidang Cipta Karya yaitu RPI2JM, Memorandum Program, SPPIP, SSK,

RISPAM, dan RTBL;

d. Mendampingi penyusunan pemuktahiran Pedoman Penyusunan Rencana Program

Investasi Jangka Menengah Kabupaten/Kota;

e. Bersama Pemerintah Provinsi menjaring dan mensinkronisasikan usulan program Bidang

Cipta Karya tahun 2015 yang terpadu dengan berbagai sumber pendanaan dan

berbasiskan pada RPI2JM Kabupaten/Kota;

f. Penajaman dan sosialisasi kualitas muatan substansi RPI2JM Kabupaten/Kota kepada

(10)

Kabupaten Pesisir Selatan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

10

I-g. Bersama dengan Pemerintah Provinsi mendampingi Kabupaten/Kota dalam menyiapkan

program Cipta Karya yang potensial dibiayai melalui alternatif sumber pembiayaan Cipta

Karya seperti CSR, PHLN, dll;

h. Memonitoring dan mengevaluasi terhadap penyempurnaan/pemuktahiran

dokumen-dokumen perencanaan program Bidang Cipta Karya yang telah disusun oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota;

i. Membina dan mendampingi Provinsi dalam mengevaluasi tahunan dari pelaksanaan

program dan anggaran pembangunan bidang Cipta Karya; dan

j. Membina dan mendampingi Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program

Infrastruktur Permukiman di tingkat pusat.

4. Sekretariat

a. Melaksanakan tugas harian dan operasional dari Satuan Tugas Perencanaan dan

Pengendalian;

b. Mengumpulkan data dan informasi terkait dengan perencanaan dan pengendalian

program Bidang Cipta Karya;

c. Menyusun dan mengelola sistem knowledge management yang mampu memberi wadah

pembelajaran bagi seluruh stakeholder Randal;

d. Memfasilitasi koordinasi antara Randal Pusat dengan Randal Provinsi serta Pemerintah

Kabupaten/Kota;

e. Memfasilitasi dan membina Satuan Tugas Randal Provinsi untuk penyelesaian

permasalahan terkait proses pelaksanaan penyiapan perencanaan program dan

pengendalian pelaksanaan program Cipta Karya;

f. Memfasilitasi pelaksanaan pendampingan perencanaan dan pengendalian Bidang Cipta

Karya kepada Randal Provinsi dan termasuk kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;

g. Memberi dukungan teknis, administrasi dan logistik pada Kepala Satuan Tugas dan

Koordinator Wilayah;

h. Menyiapkan sumber data (kearsipan) dari pelaksanaan kegiatan perencanaan dan

pengendalian pelaksanaan program dari tahun yang sedang berjalan atau yang sudah

terlaksana; dan

i. Memberi masukan dan evaluasi hasil dari pelaksanaan perencanaan dan pengendalian

program bidang Cipta Karya kepada Kepala Satuan Kerja Randal Pusat dan Koordinator

Wilayah.

Satgas RPIJM/Randal pada tingkat Provinsi memiliki peran dalam melakukan pendampingan

(11)

terdiri dari 3 tim yaitu tim pengarah, tim pelaksana, dan tim sekretariat. Adapun tugas dari

masing-masing tim tersebut yaitu:

1. Tim Pengarah

a. Memberikan arahan kebijakan untuk kegiatan Pendampingan Penyusunan Rencana

Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/Cipta Karya Daerah

Kota/Kabupaten/Propinsi;

b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi mitra

kerjasama di dalam dan di Propinsi;

c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada daerah Kota/Kabupaten,dan

Propinsi; dan

d. Menetapkan kebijakan program dan anggaran APBN yang layak mendukung RPI2JM

Daerah Kota/Kabupaten dan Propinsi.

2. Tim Pelaksana

a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten;

b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia di tingkat

Kota dan Kabupaten, dengan pemberdayaan Satgas RPIJMdi tingkat Kota dan

Kabupaten;

c. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten yang akan

dihasilkan dari proses pendampingan ini;

d. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan terus menerus

pendampingan RPIJM Daerah Kota/Kabupaten.

3. Tim Sekretariat

a. Melaksanakan tugas untuk memberi dukungan teknis, administrasi, dan logistik pada

Tim Pengarah dan Tim Pelaksana;

b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan RPIJMKota/Kabupaten; dan

c. Melaksanakan tugas lain yang diinstruksikan oleh Tim Pengarah dan Pelaksana.

d.

Peran Satgas RPIJMKabupaten Pesisir Selatan pada dasarnya adalah sebagai perumus

dokumen RPIJM.Pembentukan Satgas Penyusunan RPIJMKabupaten Pesisir Selatan

ditetapkan oleh Keputusan. Sebagaimana halnya Satgas provinsi, Satgas tingkat Kabupaten

(12)

Kabupaten Pesisir Selatan

RPI2JM - Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Bidang Cipta Karya 2017 – 2021

12

I-1. Pengarah

a. Memberikan arahan kebijakan kegiatan Pendampingan Penyusunan RPIJMBidang

Pekerjaan Umum/Cipta Karya Daerah Kabupaten Pesisir Selatan;

b. Memberikan dukungan dalam kaitan dengan hubungan dengan pimpinan instansi terkait

mitra kerjasama; dan

c. Memberikan dukungan dalam kaitan hubungan pada Daerah Kabupaten Pesisir Selatan

2. Pelaksana

a. Melaksanakan tugas pendampingan RPIJMDaerah Kabupaten Pesisir Selatan;

b. Melaksanakan tugas pembangunan kelembagaan dan sumber daya manusia tingkat

Kabupaten Pesisir Selatan;

c. Menyusun RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kabupaten Pesisir Selatan;

d. Melaksanakan tugas evaluasi atas usulan RPIJMDaerah Kabupaten Pesisir Selatan yang

akan dihasilkan dari proses pendampingan;

e. Melaksanakan evaluasi guna perbaikan dan penyempurnaan secara terus menerus

Pendampingan RPIJMKabupaten Pesisir Selatan

3. Sekretariat

a. Memberi dukungan teknis administrasi, dan logistik pada Satgas Pengarah dan

Pelaksana;

b. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen untuk pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan RPIJMDaerah Kabupaten Pesisir Selatan; dan

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh berupa data kualitatif sedangkan sumber diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi yang berkaitan dengan rumah adat Lampung (Lamban

Maafkan jika aku telah mengusikmu,” ujar sang Prabu sambil berusaha melangkah.. “Sang Prabu,

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Sumber Internal menurut Hasibuan (2002: 42) adalah karyawan yang akan mengisi lowongan kerja yang lowong diambil dari dalam perusahaan tersebut, yakni dengan cara memutasikan

Bapak Rudy Susanto, S.kom, selaku Kepala Bengkel Universitas Bina Nusantara dan pengurus Lab LitBang Sistem Komputer (BENGKEL) yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang

(13%), Australia (+10%), Indonesia (+15%), Selandia Baru (+9), dan Filipina (+15).Sedangkan penurunan tercatat pada India (-14%), Singapura (-10%), dan Korea (-17%),

Kotoran ternak diolah dengan cara yang lebih baik akan bernlai ekonomi tinggi seperti pemanfaatan kotoran tersebut sebagai bahan pembuatan biogas, pupuk padat, dan pupuk

Hasil analisis pada uji homogenitas ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dalam karakteristik responden pada kedua kelompok sehingga membantu