• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 201

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Semester 2 Tahun Pelajaran 201"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

35 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Wedoro yang terletak di Desa Wedoro Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan. Lokasi SDN Wedoro berada di pinggir jalan yang berdekatan dengan persawahan dan pemukiman warga. Sarana dan prasarana di SDN Wedoro sudah cukup lengkap. Sekolah ini memiliki 11

ruang kelas karena dikelas 1, 2, 3, 4, dan 6 adalah kelas paralel, 1 ruang kantor guru dan kepala sekolah, 1 ruang perpustakaan, 1 kantin sekolah dan halaman sekolah yang luas sehingga dapat menunjang setiap aktivitas siswa.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 4. Jumlah siswa kelas 4 adalah 30 siswa. Jumlah siswa perempuan adalah 12 siswa dan jumlah siswa laki-laki adalah 18 siswa.

4.1.1 Hasil Penelitian Prasiklus

(2)

Tabel 4.1

Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas IV SDN Wedoro Semester 2 Tahun Pelajaran 2014 / 2015

Pra Siklus

Jenis Skor Skor

Skor Rata-rata 60,8

Skor Tertinggi 85

Skor Terendah 45

Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 4.1 tentang hasil belajar IPA pada prasiklus, maka dapat dilihat tingkat ketuntasan hasil belajar tahap prasiklus pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Prasiklus

Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase

≥ 65 Tuntas 12 40%

< 65 Belum Tuntas 18 60%

Jumlah 30 100 %

Sumber : data yang diolah

(3)

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I

Pelaksanaan siklus 1 dengan kompetensi dasar “Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak benda” dilakukan 2 kali pertemuan (2 kali tatap muka dan evaluasi) dengan rincian sebagai berikut:

Perencanaan Tindakan

Perencanaan dilaksanakan dari 2 Maret sampai 18 April 2015 di awali pada tanggal 2 Maret yaitu dilaksanakan persiapan sebelum penelitian dengan kunjungan ke SDN Wedoro menyerahkan surat izin penelitian. Langkah kedua pada tanggal 13 Maret membuat kisi-kisi soal lalu membuat 25 butir soal siklus I dan 30 butir soal siklus II . Langkah ketiga dilakukan uji validasi instrumen soal di kelas V SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan. Soal yang digunakan adalah soal pilihan ganda yang berjumlah 25 butir soal. Uji validasi dilaksanakan dikelas yang lebih tinggi yaitu pada kelas V. Setelah uji

Tuntas Tidak Tuntas

60%

(4)

validasi terdapat 24 soal yang valid dan 1 soal tidak valid. Soal tersebut digunakan sebagai soal evaluasi dalam siklus I. Sebelum tindakan juga harus menyusun lembar observasi guru keterlaksanaan sintaks Numbered Heads Together. RPP siklus I disusun terdiri dari 2 pertemuan dengan standar kompetensi memahami gaya dapat mengubah gerak dan/ atau bentuk suatu benda, kompetensi dasar menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Pada pertemuan pertama dilakukan penyampaian materi melalui model pembelajaran Numbered Heads Together kemudian pada

pertemuan kedua atau akhir pertemuan dilakukan evaluasi. Perencanaan siklus I yang terdiri dari 2 pertemuan, pada saat tindakan dilakukan dengan cara menghabiskan sintaks model pembelajaran Numbered Heads Together disetiap pertemuan sehingga melakukan sintaks sebanyak 2 kali pada I siklus. Setelah penyusunan RPP, kemudian RPP dikonsultasikan kepada guru kelas yang akan mengajar yaitu ibu Siyamawati selaku wali kelas kelas IV. RPP dikonsultasikan tujuannya adalah agar guru kelas mudah memahami langkah-langkah dan sintaks dari Numbered Heads Together dan dapat melaksanakan semua sintaks yang telah ditetapkan. Persiapan perlengkapan pembelajaran dibuat selama 8 hari meliputi nomor kepala, alat peraga, lembar soal untuk diskusi dan lembar soal untuk evaluasi. Nomor kepala dibuat 30 buah sesuai dengan jumlah siswa di kelas IV. Pembuatan nomor menggunakan kertas karton yang dibentuk melingkar diberi nomor 1-5 supaya siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan adanya nomor yang telah dimodifikasi. Selain menyiapkan nomor, disiapkan pula alat-lat peraga yaitu plastisin, balon, kelereng, tali tambang, batu, besi dan lainnya. Alat peraga tersebut sangat mudah dicari .

Pelaksanaan Tindakan dan observasi

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan dua kali pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah tiap pertemuan sama pada

(5)

memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda. Terdapat tiga indikator dan empat tujuan pembelajaran, adapun indikator tersebut yaitu menjelaskan pengertian gaya, menyebutkan macam-macam gaya, dan mendeskripsikan gaya dapat mengubah gerak dan /atau bentuk suatu benda.

Kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan salam pembuka, memperingatkan cara duduk yang baik, bertanya tentang materi yang sebelumnya. Guru memotivasi siswa dengan menunjukan alat peraga yang telah disediakan agar siswa lebih berfikir aktif tentang materi yang akan disampaikan.

Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan langkah pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Guru menjelaskan materi tentang gaya serta bertanya jawab

dengan siswa agar siswa lebih memahami dan mendalami materi. Pelaksanaan sintaks tahap pertama adalah pembentukan kelompok, siswa dibagi dalam kelompok oleh guru sesuai dengan Numbered Heads Together dibagi menjadi 6 kelompok yaitu setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Tahap kedua pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen, hal tersebut dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak menggantungkan yang pandai saja. Setelah dibagi dalam kelompok tahap ketiga adalah memberi nomor kepala kepada setiap anggota kelompok. Tahap keempat adalah guru memberi tugas dalam lembar soal yang berisi beberapa pertanyaan kepada masing-masing kelompok untuk bekerjasama mengerjakan. Tahap kelima setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan dipastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Pada saat diskusi kelompok berlangsung guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam melakukan diskusi. Tahap keenam adalah guru memanggil salah satu nomor secara acak dan nomor yang dipanggil harus menjawab pertanyaan dan

(6)

Pertemuan kedua pada siklus pertama merupakan lanjutan dari pertemuan pertama yaitu melanjutkan materi serta pemantapan materi melalui pelaksanaan Numbered Heads Together. Pertemuan kedua dilaksanakan pada 2 April 2015

dengan melanjutkan materi dari pertemuan pertama yaitu materi gaya serta pelaksanaan evaluasi pada akhir pembelajaran. Pada kegiatan awal guru membukan pelajaran dengan salam pembuka, mengingatkan cara duduk yang baik dan mengulas kembali sedikit materi pembelajaran yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya dengan melakukan tanya jawab dengan siswa dan

memotivasi siswa. Pada kegiatan inti guru melanjutkan penyampaian materi yang berkaitan dengan gaya. Pelaksanaan sintaks tahap pertama adalah pembentukan kelompok, guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil sesuai dengan Numbered Heads Together. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok yaitu setiap anggota terdiri dari 5-6 orang siswa. Tahap kedua pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen, hal tersebut dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak tergantung pada yang pandai saja. Setelah dibagi dalam kelompok tahap ketiga adalah memberi nomor kepala kepada setiap anggota kelompok. Tahap keempat adalah guru memberi tugas dalam lembar soal yang berisi beberapa pertanyaan kepada masing-masing kelompok untuk bekerjasama mengerjakan. Tahap kelima setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan dipastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Pada saat diskusi kelompok berlangsung guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam melakukan diskusi. Tahap keenam adalah guru memanggil salah satu nomor secara acak dan nomor yang dipanggil harus menjawab pertanyaan dan membacakan hasil diskusi didepan kelas. Tahap ketujuh guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi jawaban dari teman yang menyampaikan hasil diskusi didepan kelas.

Tahap kedelapan adalah guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui. Pada kegiatan penutup yaitu memberi kesimpulan.

(7)

kelas IV yang berjumlah 30 orang. Guru menanyakan kepada siswa tentang kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Sebelum mengerjakan soal guru menata tempat duduk siswa supaya tidak terlalu rapat dan dekat. Supaya siswa berfikir sendiri dalam mengerjakan soal evaluasi. Sebelum dimulai mengerjakan soal ,guru membacakan dan menjelaskan peraturan-peraturan dalam mengerjakan soal evaluasi. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir.

Observasi

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada dua pertemuan. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan sintaks ataukah ada yang belum dilaksanakan. Hasil observasi guru dalam melaksanakan sintaks pada pertemuan pertama diperoleh data bahwa dari kegiatan inti dari 8 sintaks Numbered Heads Together, ada 6 sintaks terlaksana dan 2 tidak terlaksana, tetapi dalam sintaks yang terlaksana masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaanya. Sintaks yang terlaksana adalah guru membentuk kelompok, penomoran anggota kelompok, peberian tugas, membimbing jalannya diskusi, pemanggilan nomor secara acak, mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Sintaks yang belum terlaksana yaitu guru belum memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi jawaban dan membuat kesimpulan. Guru belum memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban atau pertanyaan dari guru dan guru belum membimbing untuk memperbaiki arau menambah kesimpulan

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan kedua diperoleh data 8 sintaks Numbered Heads Together semua sintaks sudah terlaksana, tetapi guru masih ada kekurangannya. Guru sudah melaksanakan pembentukan

(8)

menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di bahas.

Pada siklus I dari 8 sintaks Numbered Heads Together diketahui pada pertemuan pertama sintaks yang telah dilaksanakan adalah 6 dan yang belum terlaksanakan adalah 2 dan pada pertemuan kedua dari 8 sintaks sudah terlaksanakan semua.

Pada akhir proses pembelajaran siklus 1 dilakukan tes, kemudian dilakukan analisa diperoleh skor siswa sebagai berikut ini:

Tabel 4.3

Deskripsi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas IV SDN Wedoro Semester 2 Tahun Ajaran 2014 / 2015

Siklus I

Jenis Skor Skor

Skor Rata-rata 67,5

Skor Tertinggi 90

Skor Terendah 55

Sumber : data primer

Skor siswa pada siklus pada siklus 1 juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar yaitu pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus I

Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase

≥ 65 Tuntas 17 56,7%

< 65 Belum Tuntas 13 43,3%

(9)

Sumber : data yang diolah

Skor siswa pada siklus 1 juga bisa diketahui tingkat ketuntasan yaitu pada gambar 4.4 berikut:

Gambar 4.2

Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus 1

Berdasarkan tabel 4.5 siswa yang mencapai KKM ≥65 sebanyak 17 siswa atau 56,7% sedangkan yang belum mencapai KKM ≥65 sebanyak 13 siswa atau 43,3%. Karena nilai tes siswa belum memenuhi indikator kinerja yaitu 80% dari keseluruhan siswa kelas IV maka peneliti melakukan tindakan perbaikan pada siklus 2.

Tuntas Tidak Tuntas

(10)

Refleksi

Berdasarkan observasi pada siklus I pelaksanaan tindakan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together maka pada kegiatan akhir akan diadakan refleksi dengan berdiskusi antara siswa dengan guru, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan bersungguh- sunggu

menjawab soal atau pertanyaan yang diberikan oleh guru daripada sebelum menggunakan Numbered Heads Together. Pembelajaran siswa terlihat sangat tertarik. Selain keleb2ihan masih terdapat kekurangan selama pembelajaran siklus I berlangsung, diantaranya yaitu :

1. Pada pertemuan pertama guru belum melaksanakan semua sintaks, ada dua sintaks yang belum terlaksana yaitu menanggapi jawaban dan membuat kesimpulan, dalam arti guru belum memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang disampaikan dan guru belum membimbing untuk membuat kesimpulan.

2. Pada pertemuan pertama dan kedua proses pembentukan kelompok sedikit menimbulkan keributan di kelas karena siswa cenderung ingin memilih kelompok sendiri.

3. Pada tahap penomoran berlangsung lama ,karena siswa belum terbiasa untuk belajar membentuk kelompok dengan menggunakan kelompok, jadi guru sedikit mengalami kesulitan dalam pemberian nomor ini. 4. Pada saat berdiskusi, suasana kelas ramai dan kerjasama kurang

terjalin dengan baik karena pembagian kelompok dibagi oleh guru dan siswa tidak bisa memilih teman untuk dijadikan anggota kelompok

dan masih terdapat anggota kelompok yana pasif dan ada pula anak yang bekerja sendiri.

(11)

6. Kegiatan pembimbingan selalu dilakukan oleh guru.

7. Pada saat mepresentasikan gagasan/jawaban yang telah didiskusikan dengan anggota kelompok siswa masih malu-malu kdan kurang percaya diri karena belum terbiasa menyampaikan jawaban didepan kelas.

Hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan supaya tidak terjadi pada siklus II yaitu:

1. Pada awal pembelajaran guru menentukan lamanya waktu yang

diperlukan untuk berdiskusi agar semua sintaks terlaksana.

2. Guru harus bersikap tegas kepada semua siswa yang memilih anggota kelompok sendiri karena keributan itu bisa menghabiskan waktu. 3. Agar tidak berlangsung lama pada saat pemberian nomor, guru harus

mengelola waktu sebaik mungkin.

4. Pada saat berdiskusi guru harus merata dalam memberi bimbingan sehingga apabila masih ada siswa yang pasif bisa diberi pengarahan agar kerjasama dapat berjalan dengan baik.

5. Guru mencatat nomor yang telah dipanggil agar tidak dipanggir berulang-ulang.

6. Proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana yang menyenangkan, guru harus memotivasi siswa untuk aktif dengan memberi pujian atau hadiah jika siswa menjawab dengan benar sehingga siswa lebih termotivasi dan semangat dan tidak malu-malu dalam menyampaikan gagasan/jawaban.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

Pada pelaksanaan siklus II kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama

(12)

sebagai suatu perbaikan dan kekurangan pada siklus I. Setelah perencanaan tindakan selanjutnya akan diuraikan pelaksanaan tidakan dan observasi dan yang terakhir akan diuraikan refleksi berdasarkan observasi.

Perencanaan Tindakan

Perencanaan sikuls II dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015 digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I. Pada siklus II dilakukan refleksi dengan berdiskusi bersama guru kelas tentang hal-hal yang harus diperbaiki dan

dipersiapkan. Melihat hasil belajar siswa pada siklus I yang disesuaikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan indikator keberhasilan belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 80% maka dilaksanakan perbaikan siklus II. RPP pada siklus kedua yang telah disusun terdiri dari 2 pertemuan degan standar kompetensi memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda serta kompetensi dasar menyimpulkan hasil perobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan dapat mengubah bentuk benda. Pada pertemuan pertama dan kedua akan dilakukan penyimpulan materi melalui penerapan mosel pembelajaran Numbered Heads Together kemudian pada akhir pertemuan kedua akan dilakukan evaluasi.

Persiapan tindakan siklus II yang terdiri 2 pertemuan dilakukan dengan cara menggunakan sintaks model pembelajaran Numbered Heads Together.

Persiapan perlengkapan pembelajaran dibuat selama 8 hari meliputi nomor kepala, alat peraga, lembar soal untuk diskusi dan lembar soal untuk evaluasi. Nomor kepala dibuat 30 buah sesuai dengan jumlah siswa di kelas IV. Pembuatan nomor menggunakan kertas karton yang dibentuk melingkar diberi nomor 1-5 supaya siswa lebih tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan adanya nomor yang telah dimodifikasi. Selain menyiapkan nomor, disiapkan pula alat-lat peraga yaitu plastisin, balon, kelereng, tali tambang, batu, besi dan lainnya

(13)

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pada pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan dua kali pertemuan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah-langkah tiap pertemuan sama pada pertemuan kedua tidak hanya penyampaian materi tetapi dilaksanakan pula evaluasi pada akhir pembelajaran. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015 pada mata pelajaran IPA kompetensi dasar memahami gaya dapat

mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda. Terdapat tiga indikator dan empat tujuan pembelajaran. Adapun indikator tersebut yaitu mengidentifikasi adanya suatu gaya, menyebutkan macam-macam gaya, dan memberikan contoh gaya yang mempengaruhi bentuk benda.

Kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan salam pembuka memperingatkan cara duduk yang baik, bertanya tentang materi yang sebelumnya. Guru memotivasi siswa dengan menunjukan alat peraga yang telah disediakan agar siswa lebih berfikir aktif tentang materi yang akan disampaikan. Guru kelas menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan Guru menjelaskan langkah pembelajaran Numbered Heads Together (NHT). Guru menjelaskan materi tentang gaya serta bertanya jawab dengan siswa agar siswa lebih memahami dan mendalami materi. Pelaksanaan sintaks tahap pertama adalah pembentukan kelompok, siswa dibagi dalam kelompok oleh guru sesuai dengan Numbered Heads Together dibagi menjadi 6 kelompok yaitu setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Tahap kedua pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen, hal tersebut dilakukan agar setiap kelompok dapat bekerjasama dengan baik dan tidak menggantungkan yang pandai saja. Setelah dibagi dalam kelompok tahap ketiga adalah memberi nomor kepala kepada setiap anggota kelompok. Tahap keempaat adalah guru memberi tugas dalam lembar soal yang berisi beberapa pertanyaan kepada masing-masing kelompok untuk bekerjasama mengerjakan. Tahap kelima setiap kelompok mulai berdiskusi untuk

(14)

guru berkeliling untuk membimbing siswa dalam melakukan diskusi. Tahap keenam adalah guru memanggil salah satu nomor secara acak dan nomor yang dipanggil harus menjawab pertanyaan dan membacakan hasil diskusi didepan kelas. Tahap ketujuh adalah guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban dari kelompok yang maju mempresentasikan hasil diskusi. Tahap kedelapan adalah memberi kesimpulan, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah dibahas . Pada kegiatan

penutup guru membimbing siswa membuat rangkuman dan melakukan refleksi. Pada pertemuan kedua guru membuka pelajaran dengan salam pembuka, mengingatkan cara duduk yang baik, mengulas sedikit materi pembelajaran yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran yang digunakan yaitu sintaks Numbered Heads Together. Kegiatan inti guru melanjutkan penyampaian materi yang masih berkaitan dengan gaya. Kemudian pada kegiatan elaborasi langkah kedua sama dengan pertemuan pertama yaitu pelaksanaan sintaks tahap pertama pembentukan kelompok, guru membagi siswa kedalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 5 orang siswa setiap kelompoknya. Tahap kedua yaitu penomoran, setiap siswa diberi nomor nomor karena satu kelompok terdiri dari 5 orang maka masing-masing kelompok mendapatkan nomor 1 sampai 5. Tahap ketiga selanjutnya adalah pembagian tugas, guru memberikan lembar soal yang berisi beberapa pertanyaan –pertanyaan untuk dikerjakan oleh setiap anggota kelompok. Tahap keempat diskusi kelompok dimulai, dan pada saat diskusi berlangsung guru memberikan bimbingan terhadap siswa dan berkeliling. Tahap kelima adalah memanggil nomor, guru memanggil salah satu nomorsecara acak untuk maju membacakan hasil diskusi didepan kelas. Tahap keenam menjawab pertanyaan, siswa yang maju kedepan menjawab

(15)

telah dibahas, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan, memperbaiki atau menambahi ksesimpulan apabila salah atau kurang.

Pada kegiatan penutup, guru membimbing siswa utuk membuat rangkuman dan refleksi, kemudian siswa mengerjakan soal evaluasi. Soal evalusi dikerjakan oleh seluruh siswa yang berjumlah 30 siswa. Sebelum mengerjakan soal guru menanyakan kesiapan siswa dan membacakan peraturan yang tidak boleh dilanggar selama mengerjakan soal. Kemudian guru memberikan lembar soal evaluasi dan siswa mulai mengerjakan soal evaluasi dan guru mengawasi

jalannya tes dari awal sampai akhir. Observasi

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pada dua pertemuan. Hasil observasi digunakan untuk mengetahui kegiatan guru selama proses pembelajaran sudah melaksanakan sintaks ataukah ada yang belum dilaksanakan. Hasil observasi guru dalam melaksanakan sintaks pada pertemuan pertama diperoleh data bahwa dari kegiatan inti dari 8 sintaks Numbered Heads Together, semua sintaks sudah terlaksana. Sintaks yang terlaksana adalah guru membentuk kelompok, penomoran anggota kelompok, pemberian tugas, membimbing jalannya diskusi, pemanggilan nomor secara acak, mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Sintaks yang belum terlaksana yaitu guru belum memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menanggapi jawaban dan membuat kesimpulan. Guru belum memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban atau pertanyaan dari guru dan guru membimbing untuk memperbaiki arau menambah kesimpulan.

Hasil observasi keterlaksanaan sintaks siklus II pertemuan kedua diperoleh data 8 sintaks Numbered Heads Together semua sintaks sudah terlaksana, tetapi guru masih ada kekurangan dalam pelaksanaanya. Guru sudah melaksanakan

(16)

Berdasarkan keterlaksanaan sintaks Numbered Heads Together pada siklus I dari 8 sintaks Numbered Heads Together diketahui pada pertemuan pertama sintaks yang telah dilaksanakan adalah 8 dan semua sudah terlaksana dan pada pertemuan kedua dari 8 sintaks sudah terlaksanakan semua.

Pada akhir proses pembelajaran siklus 2 dilakukan tes, kemudian dilakukan analisa diperoleh data sebagai berikut ini:

Tabel 4.5

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas IV SDN Wedoro Semester 2 Tahun Pelajaran 2014 / 2015

Siklus II

Jenis Skor Skor

Skor Rata-rata 77

Skor Tertinggi 95

Skor Terendah 55

Sumber : data primer

Skor siswa pada siklus pada siklus 2 juga bisa diketahui tingkat ketuntasan belajar yaitu pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus II

Skor Ketuntasan Frekuensi Persentase

≥ 65 Tuntas 27 90%

< 65 Belum Tuntas 3 10%

Jumlah 30 100 %

(17)

Skor siswa pada siklus 2 juga bisa diketahui tingkat ketuntasan yaitu pada gambar 4.6 berikut:

Gambar 4.3

Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Siklus II.

Berdasarkan tabel 4.7 siswa yang mencapai ketuntasan belajar ≥65 sebanyak 27 siswa atau 90% sedangkan yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar ≤65 sebanyak 3 siswa atau 10%. Nilai siswa pada siklus 2 sudah mencapai indikator kinerja yaitu 80% dari keseluruhan siswa kelas IV sebanyak 30 siswa. Maka dengan demikian perbaikan pada siklus 2 dianggap berhasil.

Refleksi

Setelah guru melaksanakan pembelajaran pada siklus II, yang menjadi refleksi pada siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar dan ketuntasan hasil

belajar siswa siswa. Guru telah menerapkan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dengan sangat baik. Dilihat dari aktivitas siswa, siswa telah mengikuti pembelajaran dengan sangat baik dan tidak mengganggu kelompok

lain. Siswa terlihat aktif dan antusias mengikuti pembelajaran.

Tuntas Tidak Tuntas

(18)

Kekurangan pada pembelajaran siklus I sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II menjadi lebih baik. Hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II juga meningkat dan telah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan.

4.2 Pembahasan

Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar IPA materi menjelaskan pengertian gaya, menyebutkan macam-macam

gaya, dan mendeskripsikan gaya dapat mengubah gerak dan /atau bentuk suatu benda pada kelas 4 SDN Wedoro dengan menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together). Hasil belajar dari prasiklus sampai siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.7

Perbandingan Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas IV SDN Wedoro Kondisi Prasiklus, Siklus I Dan Siklus II

Deskripsi Pra Siklus Siklus I Siklus II

Skor Minimum 45 55 55

Skor Maksimum 85 90 95

Skor Rata-rata 60,8 67,5 77

Sumber : data yang diolah

(19)

Melihat hasil belajar pada siklus I yang masih belum memenuhi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 80% atau minimal 24 siswa sudah tuntas KKM, maka perlu dilaksanakan pembelajaran pada siklus II.

Hasil belajar setelah dilaksanakan siklus II menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar. Jumlah 30 siswa sudah ada 27 siswa atau 90% yang sudah memperoleh nilai ≥65 dengan nilai rata-rata 77. Jadi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II telah memenuhi indikator kinerja dan tidak perlu dilakukan tindakan lagi.

Gambar 4.4

Diagram Batang Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Prasiklus, Siklus 1, Siklus 2

Berdasarkan paparan tersebut menjelaskan bahwa ketuntasan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabutaten Grobogan

(20)

belajar siswa sudah mencapai indikator kinerja yang ditetapkan yaitu sebesar 80% dari 30 siswa.

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan dikelas IV SDN Wedoro Kecamatan Penawangan Kabutaten Grobogan semester 2 tahun pelajaran 2014/2015 ditemukan bahwa hassil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah, sebanyak 40% dari 30 siswa atau 12 siswa sudah mencapai KKM yang ditetapkan sebesar 65, sedangkan 60% dari 3 siswa atau 18 siswa belum mencapai KKM yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang digunakan

oleh guru masih bersifat konvensional yaitu ceramah, interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya kurang, pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat konvensional, pembelajaran berpusat pada guru teacher center.

Peneliti menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) untuk mengatasi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN

Wedoro Kecamatan Penawangan Kabutaten Grobogan semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Pada siklus 1 menunjukan peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 16,7% pada tahapan prasiklus siswa yang tuntas belajar sebanyak 40% setelah dilakukan tindakan siklus 1 jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 56,7%. Karena hasil yang diharapkan belum memenuhi indikator kinerja sebesar 80% dari keseluruhan siswa kelas IV, maka peneliti mengadakan tindakan siklus 2. Berdasarkan kekurangan pada siklus 1 peneliti melakukan perbaikan pada tindakan siklus 2. Pada siklus 2 menunjukan peningkatan ketuntasan belajar sebesar 90% dari sebeumnya 56,7%. Adapun indikator kinerja yang ditetapkan peneliti sudah tercapai. Hal tersebut didukung dalam Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksi pengetahuan itu dalam

kehidupan sehari-hari. Morgan (Ngalim Purwanto, 2002: 84) juga mengemukakan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

(21)

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan
Tabel 4.4 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan
gambar 4.4 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Siswa Kelas IV SDN
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pangamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan

Faktor fisik yang menyebabkan aktivitas pertannian lebih banyak dilakukan pada wilayah beting gisik yang relatif jauh dari garis

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK DAN CITRA MEREK TERHADAP NIAT BELI SEPATU NIKE DI SURABAYA.. Disusun

Ini pun ditambah lagi dengan kesan bahwa penelitian yang demikian itu seolah-olah hanya dalam naungan paradigma positivistik (post positivistik).. Gambaran tentang pengetahuan

Teman - teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu bersedia membantu dan menemani saya pada waktu bersamaan menyelesaikan studi di STIE

Namun dengan tercapainya pamudharan, yang memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kehidupan dunia kebendaan, orang itu juga tidak terbebas dari

Penelitian ini merupakan pemodelan geologi bawah permukaan menggunakan data gayaberat pada Lembar Tanjungkarang untuk menentukan batas-batas formasi batuan dan endapan granit

Subyek pada studi kasus ini adalah 2 klien yang mengalami post sectio caesarea dengan masalah hambatan mobilitas fisik di ruang nifas delima RSUD Bangil dengan 3 kali