• Tidak ada hasil yang ditemukan

A4 Lahan Gambut dan Perjanjian Internasi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "A4 Lahan Gambut dan Perjanjian Internasi (1)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Topik A4 –Lahan gambut dan perjanjian internasional.

Indonesia telah banyak terlibat dalam berbagai perjanjian internasional, termasuk lahan gambut. Keikutsertaan Indonesia dalam berbagai perjanjian internasional dilandasi oleh dua hal. Yang pertama untuk kepentingan nasional, khususnya kesejahteraan masyarakat, bangsa dan negara. Yang ke dua agar Indonesia juga bisa memberikan kontribusi kepada kepentingan global. Untuk itu maka setiap perjanjian internasional dituangkan dalam undang-undang negara yang menunjukkan tanggung jawab dan partisipasi pemerintah dalam pergaulan dunia sebagaimana yang

(2)

Untuk memudahkan pemahaman, alur presentasi ini dipaparkan dalam lima bagian. Yang pertama menjelaskan betapa pentingnya peranan lahan gambut Indonesia dalam menjaga kestabilan ekosistem global, kemudian dalam bagian ke dua

(3)

Menurut para ahli, lahan gambut hanya menempati sepuluh persen dari volume air tawar yang ada di seluruh dunia, namun peranannya sangat penting untuk menjaga kualitas air tawar yang ada di dunia dan integritas hido-orologisnya. Lahan gambut selanjutnya juga berperan penting dalam menjaga kestabilan dan keberadaan kawasan es di kutub utara dan kutub selatan. Selain itu, juga untuk mencegah

(4)

Walaupun luasnya hanya 10% dari luas lahan gambut di dunia, namun degradasi lahan gambut di wilayah tropis diperkirakan menyumbang lebih dari 80% emisi GRK global yang berasal dari proses dekomposisi dan dioksidasi. Indonesia, yang

(5)
(6)
(7)
(8)

Para anggota Konvensi Ramsar melakukan diskusi dan saling tukar pengetahuan dan pengalaman serta membuat rekomendasi kebijakan internasional setiap tiga tahun sekal dalam pertemuan puncak para Pihak (Conference of the Parties-COP). COP ke12 direncanakan akan berlangsung di Punta del Este, Uruguay, dari tanggal 1- 9 Juni 2015 dan bertemakan”lahan basah untuk masa depan kita”.

Konvensi Ramsar telah mengeluarkan berbagai Rekomendasi dan Resolusi tentang Lahan Gambut sejak tahun 1996 yang lalu. Pada dasarnya rekomendasi dan resolusi tsb mendesak para Pihak untuk memanfaatkan lahan gambut secara bijaksana. Untuk itu maka perlu dibuat rencana aksinya. Selain itu, dalam kaitannya dengan perubahan iklim, maka para Pihak diminta untuk melakukan pengelolaan lahan gambut secara adaptif sebagai respon terhadap dampak negatif perubahan iklim, dengan

(9)
(10)
(11)

Dalam konteks biodiversity, lahan gambut menunjang kelangsungan keaneka-ragaman hayati, karena lahan gambut merupakan habitat terakhir beberapa jenis flora dan fauna langka yang hidupnya tergantung pada keberadaan lahan gambut. Dalam bulan Januari 1996, Sekretariat Konvensi Ramsar dan CBD menanda tangani Memorandum Kerjasama . Kemudian pada bulan Nopember 1996 CBD meminta Ramsar untuk memimpin kegiatan CBD yang terkait dengan lahan basah. Selanjutnya, kesepakatan kerjasama Ramsar dengan UNESCO yang dimulai tahun 1999

mempromosikan lokasi2 lahan basah di seluruh dunia yang akan diusulkan sebagai lahan basah warisan dunia, yaitu dengan mengkaji ulang format laporan dan

mengkoordinasikan laporan tentang lokasi2 lahan basah tersebut. Beberapa contoh lahan basah warisan dunia adalah: Ichkeul di Tunisia, Djoudj dan Diawling di Senegal dan Mauritania, serta Danau Srebarna di Bulgaria. Di Indonesia, Taman Nasional Danau Sentarum, Berbak, Wasur dan Bukit Sembilang telah menjadi bagian dari situs Ramsar Lahan Basah Penting bagi Dunia. Karena itu, keempat Taman Nasional

(12)
(13)
(14)

Enampuluh persen air tawar yang ada di muka bumi mengalir melalui sungai-sungai di seluruh dunia, dan memberikan dampak terhadap kehidupan tiga milyard manusia di 145 negara. Oleh karena itu PBB menganggap penting untuk melakukan kerjasama diantara negara untuk menjamin pembangunan yang berkelanjutan dan perlidungan sumberdaya air. UN Watercourse Conventionkemudian dibentuk untuk

(15)

Kerangka Kerja PBB untuk Konvensi Perubahan Iklim (UNFCCC), melalui Resolusi VIII.3 yang disepakati dalam COP ke 8 tahun 2002, telah meminta Panel Kajian Ilmu

(16)

Untuk dapat memahami posisi lahan gambut dalam negosiasi perubahan iklim, maka diperlukan pemahaman tentang struktur negosiasi perubahan iklim di bawah

(17)

Pembentukan Ad-hoc Working Group on Durban Platform for Enhanced Actions (ADP) merupakan kesepakatan yang lahir dalam COP17 tahun 2012 di Durban setelah upaya-upaya mitigasi untuk mencegah kenaikan temperatur rata2 global di atas 20C selamaini dianggap kurang berhasil. Saat ini ADP tengah bekerja untuk mencari kesepakatan tentang arsitektur solusi perubahan iklim sebelum dan setelah tahun 2020. Satu hal penting yang perlu diketahui adalah istilah baru yang diusung ADP, yaitu “applicable to all”, yang bernakna bahwa solusi perubahan iklim harus

(18)

Lahan gambut merupakan bagian dari lahan basah (wetland) menurut enam katagori penggunaan lahan yang dikeluarkan oleh IPCC pada tahun 2006, dan dikenal dengan Pedoman LULUCF (Land Use, Land Use Change and Forestry). Lima katagori

(19)
(20)

Lahan gambut amat rawan terhadap bahaya asap dan kebakaran. Berdasarkan penelitian, sekitar 80% kebakaran lahan dan hutan di Indonesia terjadi di lahan gambut. Sejak kebakaran lahan dan hutan tahun 1997, dan berulang kembali tahun 2002, Indonesia menjadi sorotan dunia karena dampak kebakaran terutama asapnya telah mengganggu kegiatan ekonomi dan sosial di negara-negara tetangga, khususnya di wilayah ASEAN. Pada bulan Desember 1997, negara-negara anggota ASEAN

(21)
(22)
(23)
(24)

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini profil yang digunakan yaitu profil I kompak simetris ganda terhadap sumbu kuat, baja profil I menggunakan produk dari PT Krakatau Wajatama dibawah

Dalam Peraturan Daerah ini perlu ditetapkan cara pengelolaan Desa Wisata serta bagaimana peran serta masyarakat setempat, dalam rangka meningkatkan kualitas

Oleh karena itu perencanaan karya mengharapkan akan adanya kegiatan yang serupa di wilayah yang memiliki tingkat obesitas tinggi lainnya, dengan inovasi dalam

DAK adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan khusus, yaitu kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan

Hasil penelitian terhadap serat Wulangputra menunjukkan beberapa temuan sebagai berikut: (1) penggunaan aspek bunyi ditemukan penggunaan purwakanthi swara,

Kedua jenis tebangan ini berpotensi menghasilkan kayu sisa.Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besarnya kayu sisa dari kegiatan tebang habis kelas umur (KU) VII dan

Hasil ini tidak berarti bahwa pewarnaan imunositokimia TTF-1 tidak bermakna dalam menentukan perbedaan antara adenokarsinoma dan KSS pada pene- litian ini, karena

Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan pengetahuan tambahan teoritis bagi penulis dan pembaca umum, terutama para pihak yang terkait dengan gaya