• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah dasar keperawatn dasar 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah dasar keperawatn dasar 1"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “Cairan dan Elektrolit“ ini. Walaupun banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas tentang “Cairan dan Elektrolit“.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan dasar 1 yang diberikan oleh Ibu Dini Nurbaiti Zen, S.Kep., Ners, M. Kep.

Makalah ini berisi informasi tentang “Cairan dan Elektrolit“. Yang kami harapkan pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan Cairan dan Elektrolit yang akan kami bahasini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akandatang.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Dan akhir nya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terimakasih,

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar………...1

DaftarIsi………...2

BAB I Pendahuluan A. Latar belakang.………...3

B. Tujuan...3

C. Rumusan Masalah...3

BAB II Tinjauan Materi A. Landasan Teori...4

B. Pengertian cairan dan elektrolit………..…5

C. Sistem yang Berperan Dalam Kebutuha Cairan dan Elektrolit………..6

D. Kebutuhan cairan bagi tubuh Mansia...7

E. Pengaturan Volume Tubuh……….8

F. Jenis Cairan………9

G. Masalah Kebutuhan Cairan………....9

H. Kebutuhan Elektrolit………10

I. Pengaturan Elektrolit………11

J. Jenis Cairan dan Elektrolit………...12

K. Masalah Kebutuhan Elektrolit………..12

L. Keseimbangan Asam Basa………...15

M. Asuhan Keperawatan………..…….…….16

BAB III

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehidupan sel dan jaringan tergantung dari oksigen yang berada di dalam aliran darah yang normal. Ketergatungan pada keseimbangan cairan yang normal tidak begitu ketara. Kira-kira 60% dari berat badan berupa cairan. Cairan terdiri dari 40% cairan dalam sel (intrasel) dan cairan di luar sel (ekstrasel) berupa 15% cairan interstitial dan 5% cairan plasma. Gangguan aliran darah atau keseimbangan cairan mengakibatkan beberapa penyulit medis: edema, kongesti, perdarahan, syok dan tiga keadaan yang berkaitan yaitu trombosis, emboli, dan infark. Banyak dari aktivitas tubuh di tunjukkan pada batasan sempit antara volume dan komposisi cairan tubuh. Sejumlah penyesuaian kimiawi dan fisik terus menerus dibuat untuk menjaga keseimbangan essensial dari cairan dan elektrolit. Jika mekanisme ini terlalu tinggi dan turun, dapat berakibat penyakit yang serius.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu: a. Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa

b. Agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khususnya bagi mahasiswa S1 keperawatan kebutuhan cairan dan elektrolit

c. Agar mahasiswa tahu bagaimana proses keperawatan pada klien dengan masalah keseimbangan cairan dan elektrolit

C. RUMUSAN MASALAH

a. Pengertian keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh b. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrlit

(4)

BAB II

TINJAUAN MATERI

A. LANDASAN TEORI

Keseimbangan air mengacu pada ekuilibrium yang dipertahankan antar masukan (in take) dan haluran (output) air. Masukan air berasal dari cairan yang diminum, air didalam makanan, dan air hasil oksidasi bahan makanan. Air itu dipakai dalam peroses metabolik tubuh dan diperlukan untuk mengangkut produk limbah untuk diekskresi melalui urine, kulit, paru-paru dan tinja. Komposisi cairan tubuh diatur oleh ginjal dan paru-paru, yang mendapat masukan dari jaringan dan kelenjar-kelenjar tubuh hormon, khususnya aldosteron dan ADH, berfungsi mengatur komposisi plasma dan cairan tubuh lainnya.

Rata-rata masukan dan haluaran pada orang dewasa

Masukan Haluaran

Cairan oral 1300 mL Urine 1500 mL

Air dalam makanan 1000 mL Fases 200 mL Air yang diproduksi oleh

metabolism 300 mL

Tidak kasatmata

Total 2600 mL Paru-paru 300 mL

Kulit 600 mL

Total 2600 mL

(5)

B. PENGERTIAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit didalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh.

Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk kedalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

1. Cairan tubuh terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu; cairan intraselular dan cairan ekstraselular. Cairan intraselular adalah cairan yang berada di dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan ekstraselular adalah cairan yang berada di luar sel terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravascular (plasma), cairan interstitial dan cairan transelular. Cairan intravascular (plasma) adalah cairan di dalam system vascular, cairan interstitial adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan transelular adalah cairan sekresi khusus seperti cairan sarebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

2. Proporsi caira tubuh

Persentasi dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain:

a. umur

(6)

C. SISTEM YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Ginjal

Ginjal merupakan oragan yang memiliki peran besar dalam mengatur kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebgai pengatur air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa garam, dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam

Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah mengandung 500cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melalui tublirenalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan Aldosteron dengan rata-rata 1ml/kg/bb/jam.

Kulit

Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh fase motorik sengan kemampuan mengendalikan arteriol kuatan dengan cara vasodilatasi dan vasokonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi (yaitu pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi(yaitu pengaliran udara panas ke permukaan yang lebih dingin).

Paru

Organ paru berperan melindungi mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensibel water loss kurang lebih 400ml per hari.proses pengeluaran cairan terkait dengan repon akibat perubahan upaya kemampuan bernafas.

Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan cairan melalui peroses penyerapan dan pengeluaran air. dalam kondisi normal cairan yang hilang dalam sistem ini sekitar 100-200ml per hari

(7)

ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh .hormon ini di bentuk oleh hipotalamus di hipofisis posterior, yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan menurukan cairan ekstrasel.

Aldosteron

Hormon ini berfungsi sebagai absorpsi natrium yang di sekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus ginjal.proses pengeluaran aldosteron ini di atur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin renin.

Prostaglandin

Prostaglandin merupan asam lemak yang terdapat pada jaringan yang berfungsi merespon radang, mengendalikan tekanan darah dan kontraksi uterus,serta mengatur pergerakan gastrointestul. Pada ginjal , asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal .

Glukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

D. KEBUTUHAAN CAIRAN TUBUH BAGI MANUSIA

Secara keseluruhan, kategori persentase cairan tubuh berdasarkan umur adalah: bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari total berat badan. Presentasi caira tubuh bervariasi bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit dibandingkan dengan pria dewasa, karena wanita mempunyai jumlah lemak dalam tubuh lebih banyak dibanding pria dewasa.

Kebutuhan Air Berdasarkan Umur dan Berat Badan:

Umur Kebutuhan Air

Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan

3 hari 250 – 300 80-100

1 tahun 1150-1300 120-135

2 tahun 1350-1500 115-125

(8)

10 tahun 2000-2500 70-85

14 tahun 2200-2700 50-60

18 tahun 2200-2700 40-50

Dewasa 2400-2600 20-30

E. PENGATURAN VOLUME TUBUH

Keseimbangan cairan tubuh dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.

Asupan cairan

Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ±2500cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidak seimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang atau adanya perdarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah.

Pengeluaran cairan

Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300cc. Jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi ginjal (berupa urine), sebanyak ±1500cc per haripada orang dewasa. Hal ini juga di hubungkan dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur, dan sering dilakukan dalam praktik klinis. Pengeluaran cairan dapat pula dilakukan melalui kulit(berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa fases). Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya, jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan) meningkat sehingga sulit untuk diukur.

Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah: 1. Urine

(9)

F. JENIS CAIRAN a. Cairan Natrien

Pasein yang istirahat di tempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap harinya. Cairan natrien (zat gizi)melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen , dan vitamin yang penting untuk metabolisme .kalori yang terdapat dalam cairan natrien berkisar antara 200-150kalori perliter.cairan nutrien terdiri atas:

1. Karbohidrat dan air contoh: dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), inverisuger (setengah dextrose dan setegah levulose)

2. asam amino, contoh; amigen, aminoso, dan travamin 3. lemak, contoh: lipomul dan liposyin

b. Blood Volume Expanders

Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah setelah kehilngan darah atau plasma .apabila keadaan darah tidak sesuai, misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma akan mempertahakan volume darah. Pada pasien dengan luka bakar berat sejumlah besar cairan hilang dari pembuluh darah didaerah luka. Plasma sangat perlu di berikan untuk menggantikan cairan ini. Jenis blood volume expender antara lain homan serum albumin dan dextran dengan konsentrasi yang berbeda. Kedua caran ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah.

G. MASALAH KEBUTUHAN CAIRAN

 Hipovolume atau dehidrasi

Kekurangan cairan eksternal terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan pengeluaran cairan. Tubuh akan merespon kekurangan cairan tubuh dengan menggosokkan cairan vaskuler sebagai konpensasi akibat penurunan cairan eksternal, tubuh akan mengalirkan cairan keluar sel pengosongan cairan ini terjadi pada pasien diare dan muntah. Ada tiga macam kekurangan cairan eksternal yaitu:

1. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang.

2. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air dari pada elektrolit.

(10)

Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan menyebabkan volume ekstrasel berkurang (hipovolume) dan terjadi perubahan hematoksil. Pada keadaan ini, tidak teradi perpindahan cairan daerah intrasel ke permukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel dalam waktu yang lama, kadar urine, natrium dan keratin meningkat dan menyebabkan perpindahan cairan intrasel ke pembuluh darah. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat terjadi secara lambat atau cepat dan tidak selalu cepat diketahui. Kelebihan asupan pelarut seperti protein atau klorida, dan natrium akan menyebabkan ekskresi atau pengeluaran urin secara berlebihan serta berkeringat dalam waktu lama dan terus-menerus. Hal ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami hipotalamus, kelenjar gondok, ginjal, diare, muntah secara terus menerus, pemasangan drained an lain-lain.

 Hipervolume atau Overhidrasi

Terdapat dua manifestasi yang ditimbulkan akibat kelebihan cairan, yaitu: hipervolume (peningkatan volume darah) dan edema (kelebihan cairan interstisial).

Elektrolit terdapat pada seluruh bagian tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrien dan sisa metabolisme, seperti karbondioksida,, yang semuanya disebt ion. Pecahan elektrolit tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan listrik. Ion negative disebut anion sedangkan ion positif disebut kation. Contoh dari kation ialah: kalium, natrium, kalsium dan magnesium. Sedangkan contoh dari anion ialah: klorida, bikarbonat dan fosfat.

(11)

Pengukuran elektrolit dalam satuan miliequivalen per liter cairan tubuh atau milligram per 100 ml (mg/100 ml). Equevalen tersebut merupakan kombinasi kekuatan zat kimia atau kekuatan kation dan anion dalam molekul.

I. PENGATURAN ELEKTROLIT

Pengaturan Keseimbangan Natrium

Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan volume cairan tubuh. Natrium paling banyak terdapat dalam cairan ekstrasel. Pengaturan konsentrasi cairan ekstrasel diatur oleh ADH dan aldosteron. Aldosteron berfungsi mempertahankan keseimbangan jumlah natrium dalam plasma dan mengatur keseimbangan jumlah natrium yang diserap kembali oleh darah. Sedangkan ADH berfungsi mengatur sejumlah air yang diserap kembali ke dalam ginjal dari tubulus renalis. Ekskresi dari natrium dapat dilakukan melalui ginjal atau sebagian kecil melalui fases, keringat, dan air mata.

Pengaturan Keseimbangan

Sistem pengaturan keseimbangan kalium melalui tiga langkah, yaitu:

1. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkaan produksi aldosteron.

2. Peningkatan jumlah aldosteron akan mempengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkan melalui ginjal.

3. Peningkatan pengeluaran kalium konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun.

Kalium berpengaruh terhadap fungsi sistem pernafasan. Parikel penting dalam kalium berfungsi menghantarkan implus listrik ke jantung, otot lain, jaringan paru, dan jaringan usus pencernaan.eksresi kalium dilakukan melalui urine, sebagian melalui fases dan keringat.

(12)
(13)

Pengaturan Keseimbangan Klorida

Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium, yaitu memperahankan keseimbangan tekanan osmotik dalam dalam darah. Hipokloremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar klorida dalam darah, sedangkan hiperklomia merupakan kelebihan klor dalam darah.

Pengaturan Keseimbangan Magnesium

Magnesium diabsorpsi dari saluran pencernaan. Magnesium dalam tubuh dipengaruhi oleh konsentrasi kalsium. Hipomagnesium terjadi bila konsentrasi serum turun menjadi <1,5 mEq/lt dan hipermagnesium terjadi pada kadar magnesium serta serum meningkat menjadi >2,5 mEq/lt.

Pengaturan Keseimbangan Bikarbonat

Bikarbonat merupakan elektrolit utama larutan buffer (penyangga) dalam tubuh.

Pengaturan Keseimbangan Fosfat

Fosfat (PO4) bersama-sama dengan kalsium berfungsi membentuk gigi dan tulang. Fosfat diserap dari saluran pencernaan dan dikeluarkan dari urine.

J. JENIS CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap dengan bermacam-macam elektrolit. Cairan saline terdiri atas cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik. Konsentrasi isotonic disebut juga normal saline yang banyak dipergunakan. Contoh cairan elektrolit adalah:

1. Cairan Ringer’s terdiri atas; Na+, Cl-, K+, Ca2+

2. Cairan Ringer’s laktat terdiri atas; Na+, K+, Mg2+, Cl-, Ca2+, HCO3 3. Cairan buffer’s terdiri atas; Na+, K+, Mg2+, Cl-, HCO3

(14)

Hiponatremia

(15)

Hipernatremia

Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, ditandai dengan adanya mukosa kering, oligari/anusia, turgor kulir buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan dan lidah kering kemerahan, konvulsi suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma >145 mEq/lt. kondisi demikian dapat disebabkan karena dehidrasi, diare, dan pemasukkan air secara berlebihan sementara pemasukan air sedikit.

Hipokalemia

Hipokalemia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia dapat terjadi dengan sangat cepat. Kondisi ini terjadi pada pasien yang mengalami diare berkepanjangan, juga ditandai dengan lemahnya denyut nadi, turunnya tekanan darah, tidak nafsu makan dan muntah-muntah, perut kembung, lemah dan lunaknya otot tubuh, tidak beraturnya denyut jantung (aritmia), penurunan bising usus, dan turunnya kadar kalium plasma hingga kurang dari 3,5 mEq/lt.

Hiperkalemia

Hiperkalemia merupakan suatu keadan dimana tingginya kadar kalium di dalam darah, keadaan ini sering terjadi pada pasien yang mengalami luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolic, pemberian kalium yang berlebihan melalui intravena ditandai dengan adanya mual, hiperaktivitas system pencernaan aritmia kelemahan, sedikitnya jumlah urine dan diare, adanya kecemasan iritabilitas, serta kadar kalium dalm plasma mencapai lebih dari 5 mEq/lt.

Hipokalsemia

Hipokalsemia merupakan suatu keadan kurangnya kadar kalium dalam plasma darah yang ditandai dengan adanya kram otot dank ram perut, kejang, bingung, kadar kalsium dalam plasma kurang dari 4,3 mEq/ltd an kesemutan pada jari dan sekitar mulut yang dapat disebabkan oleh pengaruh pengangkatan kelenjar gondok atau kehilangan sejumlah kalsium karena sekresi intestinal.

Hiperkalsemia

(16)

tulang, relaksasi otot, batu ginjal, mual-mual, koma, kadar kalsium dalam plasma lebih dari4,3 mEq/lt.

Hipomagnesia

Hipomagnesia merupaka suatu keadan kurangnya kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan konvulsi. Kadar magnesium dalam darah kurang dri 1,3 mEq/lt.

Hipermagnesium

Hipermagnesium merupakan kondisi kelebihan kadar magnesium dalam darah yang ditandai dengan adanya koma, gangguan pernafasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/lt

.

L. FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KESEIMBANGAN CAIRAN DAN

ELEKTROLIT  Umur

Usia akan berpengaruh pada luasnya permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi ganguan keseimbangan cairan karena gangguan fungsi jantung atau ginjal.

 Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas dan kelembaban udaranya rendah akan mengalami kekurangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.

 Diet

Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit. Ketika intake nutrisi tidak

 Stress

Stress dapat meningkatkan metabolism sel, glukosa darah, dan pemecah glikogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.

 Sakit

(17)

M. KESEIMBANGAN ASAM BASA DALAM DARAH Satuan derajat keasaman adalah pH:

 pH 7,0 adalah netral

 pH diatas 7 adalah basa (alkali)  pH dibawah 7 adalah asam

Darah memiliki pH antara 7,35 – 7,45.

Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang sangat kecilpun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ. Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah:

 kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian dalam bentuk ammonia.  Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung

terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.  Pembuangan karbondioksida.

Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis dan alkalosis.

Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam dan sering menyebabkan menurunnya pH darah.

Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa, dan menyebabkan peningkatan kadar pH darah.

Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari adanya masalah metabolism yang serius.

PRINSIP KEBUTUHAN CAIRAN PADA IBU HAMIL

 Jumlah pemasukan cairan yang di rekomendasikan pada ibu hamil dalam sehari adalah sekitar 6 – 8 gelas (1500 – 2000 ml)

 Pada wanita hamil kebutuhan air akan meningkat sampai 10 – 12 gelas per hari atau paling tidak minum setiap 15 menit sekali.

 Cairan diperlukan untuk meningkatkan volume darah dan air ketuban.

(18)

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting, yaitu: volume cairan intrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensiasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga ikut berperan dalam mempertahankan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hydrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal yang ikut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengsekresikan ion hydrogen dan CO2 dan system penyangga (buffer) kimia dalam cairan tubuh.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Dr. tambayong, Jon.200.Pantofisiologi untuk keperawatan. Jakarta:EGC Alimul, Aziz, H. Kebutuhan Dasar Manusia.

http://aldie-cahkeperawatan.blogspot.co.id/2012/01/makalah-cairan-dan-elektrolit.html?m=1

http://ardyanpradana007.blogspot.co.id/2011/02/makalah-kebutuhan-cairan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Pengadaan Barang /Jasa, Maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Pada Rumah Sakit Rehabilitasi

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa bermain finger painting dari tanah liat dapat meningkatkan kreativitas pada

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh. Pimpinan dan Anggota Komisi V yang saya hormati dan muliakan,.. Pak Sekjen, Pak Irjen dan Pak Kepala Badan SDM Kementerian

Pertama-tama, orang harus mengeluarkan uang yang banyak, termasuk pajak yang tinggi, untuk membeli mobil, memiliki surat ijin, membayar bensin, oli dan biaya perawatan pun

1. Tenaga Kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi

Hubungan ketiga faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai rantai yaitu setelah pakan dari lambung masuk ke usus selanjutnya diikuti dengan produksi enzim protease dan pada

Analisis penelitian ini fokus pada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di Jakarta Barat yang merupakan lembaga sosial beranggotakan relawan yang memberikan sumbangsihnya