• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN DAN KONSELING GIZI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN DAN KONSELING GIZI (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PENDIDIKAN DAN KONSELING GIZI

PRINSIP DAN KONSEP DASAR PERUBAHAN PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA

Kelompok 3 : DEBORA YUSUF FRIEDA ROSITA MAJID

IVA SARININGSIH MERI LEVINA DANIRIYANTI

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan makalah dari mata kuliah Pendidikan dan Konseling Gizi (PKG) dengan judul “Prinsip dan Konsep Dasar Perubahan Perilaku dan Sosial Budaya” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini terwujud atas bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. 2. Dr.Suwono selaku dosen pengampu mata kuliah Anatomi dan Fisiologi yang

telah membantu dan menyampaikan materi dengan baik.

3. Anggota kelompok 3 yang telah bekerja sama dengan baik sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun penyusun berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, Oktober 2013

(3)
(4)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Dari sisi psikologis manusia, maka setiap perilaku seseorang dipengaruhi oleh pikirannya. Menurut sudut pandang faham psikologi kognitif, semua perilaku manusia dipengaruhi oleh cara berpikir manusia tersebut. Hasil olah pikir manusia itulah yang memotivasi perilaku manusia. Sedangkan menurut faham psikoanalisis, perilaku manusia dipengaruhi oleh mentalitas manusia tersebut. Dari sudut pandang metafisik, dipahami bahwa tindakan manusia atau perilaku manusia itu di pengaruhi oleh cara berpikir manusia tersebut, dipengaruhi oleh akal manusia tersebut dan akal manusia dipengaruhi oleh dorongan hatinya. Keinginan atau dorongan hati itulah yang mempengaruhi akal pikir dan kemudian menggerakkan manusia untuk berbuat atau bertindak. Baik perspektif psikologis yang digunakan, maupun perspektif metafisik yang digunakan, semua menuju ke satu arah, yaitu jika ingin dilakukan sebuah perubahan di dalam perilaku seseorang, maka ada sesuatu dalam diri orang tersebut yang harus diubah dan dididik. Baik akal pikir atau cara berpikirnya, maupun dari sisi motivasi hatinya.

Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat turut mempengaruhi kehidupan masyarakat. Perubahan itu dapat terjadi dalam berbagai bidang kehidupan, tingkah laku termasuk pada hidupnya. Didalam masyarakat akan terlihat dengan jelas masyarakat yang mendapat pengaruh perubahan sosial budaya dan masyarakat yang tidak mendapat pengaruh. Berdasarkan hal tersebut, perlulah kiranya menguraikan perilaku masyarakat dalam perubahan sosial budaya di era globalisasi.

(5)

lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainnya. Di dalam perubahan sosial masyarakat terklasifikasi antara masyarakat statis dan dinamis. Masyarakat yang statis ialah masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat, sedangkan masyarakat dinamis ialah masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat. Sehingga perubahan sosial ialah segala perubahan pada lembag-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu-suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari perilaku? 2. Apa ciri-ciri perubahan perilaku?

3. Sebutkan bentuk-bentuk perubahan perilaku? 4. Sebutkan proses perubahan perilaku?

5. Apa hubungan antara perubahan social dengan perubahan kebudayaan? 6. Factor apa yang menyebabakan perubahan social dan kebudayaan? 7. Factor apa saja yang mempengaruhi jalannya proses perubahan? 8. Proses-proses perubahan social dan kebudayaaan?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari perilaku 2. Mengetahui ciri dari perubahan perilaku 3. Mengetahui bentuk perubahan perilaku 4. Mengetahui proses perubahan perilaku

5. Mengetahui hubungan antara perubahan social dengan perubahan kebudayaan 6. Mengetahui factor yang menyebabkan perubahan social dan kebudayaan 7. Mengetaui factor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan

(6)

BAB II ISI 1. PERILAKU

Perilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) atau tindakan. Dalam konteks ini maka setiap perbuatan seseorang dalam merespon sesuatu pastilah terkonseptualisasikan dari ketiga ranah ini. Perbuatan seseorang atau respon seseorang terhadap rangsang yang datang, didasari oleh seberapa jauh pengetahuannya terhadap rangsang tersebut, bagaimana perasaan dan penerimaannya berupa sikap terhadap obyek rangsang tersebut, dan seberapa besar keterampilannya dalam melaksanakan atau melakukan perbuatan yang diharapkan.

Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia. Dengan demikian pada dasarnya pengetahuan akan terus bertambah bervariatif dengan asumsi senantiasa manusia akan mendapatkan proses pengalaman atau mengalami. Proses pengetahuan tersebut menurut Brunner melibatkan tiga aspek, yaitu : 1. Proses mendapatkan informasi baru dimana seringkali informasi baru ini merupakan pengganti pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya.

2. Proses transformasi, yaitu proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru.

3. Proses mengevaluasi, yaitu mengecek apakah cara mengolah informasi telah memadai.

(7)

seseorang berhadapan dengan obyek sikap. Ini berarti sikap seseorang akan keterampilan pada kesetujuan-ketidaksetujuan, atau suka-tidak suka terhadap sesuatu.

Keterampilan adalah aktivitas fisik yang dilakukan seseorang yang menggambarkan kemampuan kegiatan motorik dalam kawasan psikomotor. Seseorang dikatakan menguasai kecakapan motoris bukan saja karena ia dapat melakukan hal-hal atau gerakan yang telah ditentukan, tetapi juga karena mereka melakukannya dalam keseluruhan gerak yang lancar dan tepat waktu. Dalam hal ini terdapat kecenderungan terkoordinasikannya aktivitas fisik karena pengenalan dan kelenturan jasmani untuk digerakkan sesuai ketentuan gerakan yang mestinya dilakukan . Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya meliputi gerakan motorik melainkan juga pengejawantahan fungsi mental yang bersifat kognitif.

Perubahan kearah perilaku yang diharapkan (expected behavior) berupa perilaku yang lebih baik, hanya dapat dilakukan melalui proses yang disengaja dengan grand design mencakup proses: 1. Pendidikan informal.

Diperlukan konsistensi proses belajar informal dalam keluarga, dalam pergaulan di masyarakat, dan individu-individu kunci yang akan dijadikan model oleh publik.

2. Pendidikan non formal.

Dalam proses ini pemerintah dan masyarakat melakukan upaya aktif untuk meningkatkan daya upaya proses pembelajaran yang dilakukan secara insidental atau regular, melalui pendekatan pelatihan, kursus-kursus atau seminar-seminar.

3. Pendidikan formal.

(8)

Perubahan perilaku menurut, Moh Surya (1997) mengemukakan ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu :

1. Perubahan yang disadari dan disengaja (intensional).

Perubahan perilaku yang terjadi merupakan usaha sadar dan disengaja dari individu yang bersangkutan. Begitu juga dengan hasil-hasilnya, individu yang bersangkutan menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan, misalnya pengetahuannya semakin bertambah atau keterampilannya semakin meningkat, dibandingkan sebelum dia mengikuti suatu proses belajar. Misalnya, seorang mahasiswa sedang belajar tentang psikologi pendidikan. Dia menyadari bahwa dia sedang berusaha mempelajari tentang Psikologi Pendidikan. Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan Psikologi Pendidikan.

2. Perubahan yang berkesinambungan (kontinyu).

Bertambahnya pengetahuan atau keterampilan yang dimiliki pada dasarnya merupakan kelanjutan dari pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh sebelumnya. Begitu juga, pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah diperoleh itu, akan menjadi dasar bagi pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan berikutnya. Misalnya, seorang mahasiswa telah belajar Psikologi Pendidikan tentang “Hakekat Belajar”. Ketika dia mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”, maka pengetahuan, sikap dan keterampilannya tentang “Hakekat Belajar” akan dilanjutkan dan dapat dimanfaatkan dalam mengikuti perkuliahan “Strategi Belajar Mengajar”.

3. Perubahan yang fungsional.

(9)

pengetahuan dan keterampilannya dalam psikologi pendidikan dapat dimanfaatkan untuk mempelajari dan mengembangkan perilaku dirinya sendiri maupun mempelajari dan mengembangkan perilaku para peserta didiknya kelak ketika dia menjadi guru.

4. Perubahan yang bersifat positif.

Perubahan perilaku yang terjadi bersifat normatif dan menujukkan ke arah kemajuan. Misalnya, seorang mahasiswa sebelum belajar tentang Psikologi Pendidikan menganggap bahwa dalam dalam Prose Belajar Mengajar tidak perlu mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individual atau perkembangan perilaku dan pribadi peserta didiknya, namun setelah mengikuti pembelajaran Psikologi Pendidikan, dia memahami dan berkeinginan untuk menerapkan prinsip – prinsip perbedaan individual maupun prinsip-prinsip perkembangan individu jika dia kelak menjadi guru.

5. Perubahan yang bersifat aktif.

Untuk memperoleh perilaku baru, individu yang bersangkutan aktif berupaya melakukan perubahan. Misalnya, mahasiswa ingin memperoleh pengetahuan baru tentang psikologi pendidikan, maka mahasiswa tersebut aktif melakukan kegiatan membaca dan mengkaji buku-buku psikologi pendidikan, berdiskusi dengan teman tentang psikologi pendidikan dan sebagainya.

6. Perubahan yang bersifat permanen.

(10)

Individu melakukan kegiatan belajar pasti ada tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Misalnya, seorang mahasiswa belajar psikologi pendidikan, tujuan yang ingin dicapai dalam panjang pendek mungkin dia ingin memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan tentang psikologi pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk kelulusan dengan memperoleh nilai A. Sedangkan tujuan jangka panjangnya dia ingin menjadi guru yang efektif dengan memiliki kompetensi yang memadai tentang Psikologi Pendidikan. Berbagai aktivitas dilakukan dan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

8. Perubahan perilaku secara keseluruhan.

Perubahan perilaku belajar bukan hanya sekedar memperoleh pengetahuan semata, tetapi termasuk memperoleh pula perubahan dalam sikap dan keterampilannya. Misalnya, mahasiswa belajar tentang “Teori-Teori Belajar”, disamping memperoleh informasi atau pengetahuan tentang “Teori-Teori Belajar”, dia juga memperoleh sikap tentang pentingnya seorang guru menguasai “Teori-Teori Belajar”. Begitu juga, dia memperoleh keterampilan dalam menerapkan “Teori-Teori Belajar”.

Menurut Gagn perubahan perilaku yang merupakan hasil belajar dapat berbentuk : Informasi verbal; yaitu penguasaan informasi dalam bentuk verbal, baik secara tertulis maupun tulisan, misalnya pemberian nama-nama terhadap suatu benda, definisi, dan sebagainya. Kecakapan intelektual; yaitu keterampilan individu dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol-simbol, misalnya: penggunaan simbol matematika. Termasuk dalam keterampilan intelektual adalah kecakapan dalam membedakan (discrimination), memahami konsep konkrit, konsep abstrak, aturan dan hukum. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan dalam menghadapi pemecahan masalah.

3. BENTUK PERUBAHAN PERILAKU

(11)

Perubahan perilaku dengan cara perilaku cenderung tidak baik dan perubahan perilaku cenderung bersifat tidak tahan lama. Pemberontakan pikiran bahkan sering terjadi pada individu tersebut. Hal yang perlu diketahui, tidak semua individu bisa menerima informasi-informasi yang mereka butuhkan, apalagi suatu pemaksaan dalam perubahan perilaku. Individu yang demikian cenderung memberontak dan bahkan mungkin cenderung berfikir negatif terhadap pemaksaan perubahan perilaku yang diharapkan, meskipun perubahan perilaku yang diharapkan adalah positif. Oleh karena itu cara perubahan perilaku ini cenderung tidak efektif.

Contoh:

· Seorang anak yang dipaksa orang tuanya untuk menggosok gigi sehabis makan dan sebelum tidur,awalnya anak tersebut tidak mau.tapi lama-lama krena paksaan dari orang tuanya anak tersebut jadi mau sehingga terjadilah perubahan prilaku anak tersebut, karena dipaksa oleh orang tuannya si anak menjadi mau melakukannya.

b. Karena meniru (identification)

Perubahan perilaku dengan cara meniru merupakan suatu cara perubahan perilaku yang paling banyak terjadi. Seseorang cenderung meniru tindakan orang lain atau bahkan meniru apa yang dia lihat tanpa mencerna apa yang dia lihat.

Contoh:

· Seorang remaja yang awalnya tidak memperhatikan kebersihan pada dirinya/personal hyginenya,tapi setelah dberikan penyuluhan dan apa manfaat dari menjaga kebersihan diri.dan akhirnya remaja tersebut meniru bagaimana cara menjaga kebersihan.

c. Karena menghayati (internalization)

(12)

Contoh:

· Seorang bapak yang merupakan perokok aktif sejak usia muda menderita penyakit gangguan pernafasan dan paru-paru. Setelah beberapa kali memeriksakan diri ke dokter dan dokter tersebut meminta agar bapak tersebut untuk tidak merokok lagi. Akan tetapi bapak tersebut tidak mempedulikan nasehat dokter, dia tetap mengkonsumsi rokok. Ternyata penyakitnya semakin parah dengan stadium lanjut. Kemudian bapak tersebut teringat kembali dengan saran dokter untuk berhenti merokok dan akhirnya bapak tersebut menyadari bahwa dia memang harus berhenti merokok. Setelah itu perlahan-lahan bapak tersebut mencoba untuk berhenti merokok dan akhirnya berhasil dan penyakitnya mulai berkurang.

4. PROSES PERUBAHAN PERILAKU

Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari usaha mengubah perilaku seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu diambil untuk merubah perilaku:

a. Menyadari.

Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikasi tentang apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan mengapa perubahan tersebut diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan keinginan bukan ketakutan.

Contoh:

- Seorang mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan sebelumnya tidak peduli akan kebersihan diri dan perawatan dirinya. Setelah belajar tentang pentingnya perawatan dan kebersihan diri serta penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidak adanya personal hygiene, maka siswa tersebut mulai peduli dengan kesehatan dirinya, kemudian dia akan mengaplikasikan bagaimana cara merawat kesehatan dirinya.

b. Mengganti

Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti merupakan proses melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan yang diyakini salah.

(13)

- - Sebelum diketahui betapa pentingnya Inisiasi Menyusui Dini dan Bounding Attachment, ibu cenderung dipisahkan dengan bayinya pasca kelahiran bayinya tersebut. Ini dimaksudkan agar sang bayi tidak mengganggu istirahat ibu pasaca persalinan yang melelahkan. Akan tetapi, saat ini tidak lagi. Sebisa mungkin bidan atau tenaga kesehatan lain yang menolong persalinan

akan berusaha untuk terciptanya IMD dan Bounding Attachment. Ini dilakukan karena sangat

penting terciptanya keterikatan hubungan emosional ibu dan bayi segera setelah persalinan dan juga menginngat betapa besarnya keuntungan IMD bagi ibu dan bayinya.

c. Mengintrospeksi.

Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat penilaian mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk dilakukan. Di samping itu instropeksi juga berguna untuk mendeteksi kadar self-excusing yang bisa jadi masih tetap ada dalam diri seseorang hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi, atau interpretasi dalam memahami dan melaksanakan. Contoh:

- Seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan cenderung mengingat pengalaman hamil sebelumnya. Dia akan mencoba memperbaiki perilakunya saat hamil agar kehamilannya kali ini sama dengan kehamilan sebelumnya atau lebih baik dari sebelumnya. Contoh lainnya: jika sebelumnya seorang ibu melahirkan bayi prematur maka pada kehamilannya yang selanjutnya dia akan mencari penyebabnya dan memperbaiki pola perilakunya saat kehamilan ini agar anaknya lahir dengan keadaaan aterm.

5. HUBUNGAN ANTARA PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan dalam

(14)

Namun, sukar pula dibayangkan dari terjadinya perubahan sosial tanpa didahului oleh suatu perubahan kebudayaan. Lembaga kemasyarakatan seperti keluarga, perkawinan, hak milik, universitas atau negara tak akan mengalami perubahan apapun bila tidak didahului oleh suatu perubahan fundamental didalam kebudayaan. Suatu perubahan sosial didalam bidang kehidupan tertentu tidak mungkin berhenti berda pada satu titik karena perubahan dibidang lain akan segera mengikuti. Disebabkan karena struktur lembaga kemasyarakatan yang sifatnya jalin-berjalin. Apabila suatu negara mengubah undang-undang dasarnya atau bentuk pemeritahannya, perubahan yang kemudian terjadi tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga politik saja.

6. FAKTOR YANG MENYEBABAKAN PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber sebab-sebab tersebut yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang terletak di luar. Sebab yang bersumber dari dalam masyarakat itu sendiri, antara lain: Bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuan-penemuan baru, pertentangan-pertentangan dalam masyarakat, dan terjadi pemberontakan atau revolusi di dalam masyarakat itu sendiri. Sedangkan sebab yang berseumber dari luar

masyarakat, antara lain, sebab-sebab yang berasal dari lingkungan fisik yang ada di sekitar manusia, peperangan dengan negara lain, dan pengaruh kebudayaan masyarakat / negara lain.

7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN a. Ada 9 faktor-faktor yang mendorong jalannya proses perubahan, antara lain kontak

dengan negara lain, sistem pendidikan yang baru, sikap menghargai karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang

menyimpang, sistem lapisan masyarakat yang terbuka, penduduk yang heterogen,

ketidakpuasan masyarakat yang terbuka, orientasi ke muka, dan nilai meningkatkan taraf hidup.

(15)

kebiasaan, dan nilai bahwa hidup ini pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

8. PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN a. Keserasian dalam masyarakat (sosial equilibrium)

Suatu keadaan dimana lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok berfungsi saling mengisi.

b. Saluran-saluran dalam proses perubahan

Saluran-saluran dalam proses perubahan adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan seterusnya.

c. Organisasi

Organisasi adalah artikulasi dari bagian-bagian yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang sesuai dengan fungsinya masing-masing.

d. Disorganisasi atau disintegrasi

Disorganisasi adalah proses pemudarannya norma-norma dan nilai-nilai di dalm masyarakay dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lembaga kemasyarakatan.

e. Reorganisasi atau reintegrasi

Reorganisasi adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai-nilai yang baru agar sesuai dengan lembaga lemasyarakatan yang mengalami perubahan.

f. Cultural lag

Referensi

Dokumen terkait

Manfaat Teoritis : Menambah wawasan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya dibidang kesehatan anak dan pengembangan ilmu pengetahuan antara lain

Pendidikan IPS bersumber pada (a) disiplin ilmu-ilmu social, humaniora dan kegiatan dasar manusia, (b) Ilmu Pengetahuan alam untuk metode berpikir; (c) disiplin Ilmu

Masyarakat modern telah berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih untuk mengatasi berbagai masalah hidupnya, namun pada sisi lain ilmu pengetahuan dan

Resolusi tentang ilmu pengetahuan dan tehnologi, perubahan (change) masyarakat, pemahaman cara belajar anak, kemajuan media komunikasi dan lain sebagainya adalah

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya hubungan badan di luar perkawinan adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan masayarakat setempat untuk mempraktekkan

Proses perkembangan manusia dilakukan untuk mengantisipasi berbagai perubahan yang terjadi, perubahan yang terjadi seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

Faktor-faktor eksternal atau faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat, meliputi a. Perubahan lingkungan alam, misalnya terjadinya bencana alam. Perang dengan negara

Perkembangan hukum dimasyarakat akibat adanya perubahan sosial di masyarakat, termasuk perubahan dan kemajuan di bidang Ilmu pengetahuan dan teknologi klonasi yang sangat mungkin dapat