• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN PROTEIN, ASUPAN ZAT BESI DAN STATUS ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 8 KENDARI - Repository Poltekkes Kendari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN PENGETAHUAN GIZI, ASUPAN PROTEIN, ASUPAN ZAT BESI DAN STATUS ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 8 KENDARI - Repository Poltekkes Kendari"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian pengetahuan gizi

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang aman dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang serta bagaimana hidup sehat (Notoatmojo, 2003: 98). Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi yang bersangkutan.

Pengetahuan gizi meliputi pengetahuan tentang pemilihan dan konsumsi sehari-hari dengan baik dan memberikan semua zat gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Pemilihan dan konsumsi bahan makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi essential. Sedangkan status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat gizi dalam jumlah yang berlebihan, sehingga menimbulkan efek yang membahayakan.

Gizi adalah suatu proses dimana semua makluk hidup memanfaatkan makanan untuk keperluan pemeliharaan fungsi organ tubuh, pertumbuhan reproduksi dan sebagai penghasilan energi.

(2)

10 Lebih luas gizi diartikan sebagai suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ serta untuk menghasilkan tenaga.

1) Pengertian pengetahuan

Pengtahuan adalah hasil tau dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.penginderaan terjadi melalui pancaindra manuisa,yakni: indra penglihatan,pendengaran,penciuman,rasa dan raba.sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

(Notoatmodmojo,2011).

2) Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2011) tingkat pengetahuan ada enam tingkat yaitu:

a. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam tingkat pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu,’tahu’

ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Kata kerja untuk mempelajari. Antara lain menyebutkan, mengurangi, mend efinisikan, menyatakan,dan sebagainya

b. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suata kemampuan menjelaskan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,menyimpulkan,mera

(3)

11 malkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dappat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (application) diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill(sebenarnya)

d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis) merujuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukakan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden.

Kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kt ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas.

3) Factor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak (2012) factor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain:

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang,semakin mudah pula mereka menerima informasi,dan pada akhirnya pengetahuan yang dimiliki akan semakin

(4)

12 banyak. Sebaliknya,jika seseorang memiliki tingkat pendidikan rendah,maka akan menghambat perkembangan sikap otang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan perkerjaan dapat membantu seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan,baik secara langsung maupun tidak langsung.

c. Umur

Dengan bertambahnya usia seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar,perubahan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran,perubahan proporsi,hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek pskikologis atau mental,taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.

d. Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadi seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal,sehingga seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya, jika pengalaman tersebut menyenangkan,maka secara psikologis mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaan seseorang.

(5)

13 Pengalaman baik ini akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

f. Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat seseoang memperoleh pengetahua baru

B. Asupan protein 1. Pengertian protein

Protein termasuk zat gizi yang sangat penting,karena yang paling erat hubungan nya dengan proses kehidupan. Protein merupakan konstituen penting pada semua sel.jenis zat gizi ini berupa struktur kompleks yang terbuat asam-asam amino. Semua bahan makanan yang berasal dari hewan maupun tanaman mengandung protein. Asupan protein yang tidak adekuat umumnya menjadi bagian dari kondisi gizi kurang. Sehingga, protein tidak tersedia lagi untuk pemeliharaan jaringan ataupun pertumbuhan. Pada anak, timbul gejala pendek, kehilangan masaa otot, buruknya penyembuhan luka,dan meningkatkan resiko infeksi. Kadar albumin plasma menjadi rendah, mengakibatkan adema.

Protein adalah makro molekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah L- asam amino yang berhubungan oleh ikatan peptide. Suatu molekul protein disusun oleh jumlah asam amino dengan susunan tertentu dan bersifat turunan. Asam amino terdiri atas unsur-unsur karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen. Unsur nitrogen adalah unsur utama protein sebanyak 16% dari berat protein.molekul protein juga mengandung fosfor belerang dan ada jenis

(6)

14 protein yang mengandung unsur logam seperti tmbaga dan besi (Probosari Enny, 2019).

Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan- jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran,janin dan pertumbuhan embrio. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan perlu dirombak,(Agus Krisno, 2009)

2. Fungsi protein

a) Sebagai sumber energy apabila karbohidrat dan protein tidak mencapai b) Sebagai pembentuk hormone

c) Sebagai enzim yang membuat beberapa reaksi kimia

d) Membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit e) Dapat menetralisir keseimbangan asam dan basa dalam tubuh

f) Sebagai sistem immune dengan membantu membentuk limfosit dan antibody yang membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menetralisir kelebihan asam dan basah dalam tubuh sehingga dapat mempertahankan PH normal.

3. Sumber protein

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik,dalam jumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging ungags, ikan dan kerang, sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya,seperti tempe dan tahu,serta kacang-kacangan lain. kacang kedelai merupakan sumber protein nabati yang mempunyai mutu atau nilai biologis tertinggi. Seperti telah

(7)

15 dijelaskan semua protein kacang-kacangan terbatas dalam amino metionin (Almatsir, 2011).

Kualitas protein sangat bervariasi dan tergantung pada komposisi asam amino protein dan daya cerna (digestibility). Protein hewani yang diperoleh dari telur, ikan, daging, daging unggas dan susu, pada umumnya adalah protein berkualitas tinggi. Adapun protein nabati yang diperoleh dari biji-bijian dan kacang-kacangan, pada umumnya merupakan protein berkualitas lebih rendah, kecuali kedelai dan hasil olahnya (tempe, tahu). Makanan yang tinggi daya cerna proteinnya (>95%) ialah telur, daging sapi (98%), susu sapi dan kedelai (95%).

Narnun, bila kacang-kacangan dan padi-padian dikonsumsi secara kombinasi, protein nabati dapat membentuk protein lebih lengkap. (Okarniatif, 2021)

Tabel 1.1sumber bahan makanan mengandung protein perporsi Bahan makanan Berat (gr) Protein nabati Berat (gr)

Daging sapi 50 Kacang hijaun 25

Daging ayam 50 Kacang kedelai 25

Hati sapi 50 Kacang merah 25

Telur ayam 60 Kacang tanah 20

Telur bebek 60 Tahu 100

Ikan segar 50 Tempe 50

Udang 50 Kacang tolo 25

Sumber : Almatsier(2010)

(8)

16 Tabel 1.2 nilai protein dalam sumber makanan (mg/100 gram)

Bahan makanan Kandungan protein

Protein nabati Kandungan protein Daging sapi 18,8 Kacang merah 29,1

Daging ayam 18,2 Kacang tanah 25,3

Udang 21,0 Tahu 7,8

Telur bebek 13,1 Tempe 18,3

Ikan segar 16,0 Kacang hijau 22,2 Kacang kedelai 34,9

Sumber : Almatsier,(2010) 4. Kecukupan protein

Protein merupakan bagian terbesar tubuh selain air. Protein juga menjadi bagian utama dari lran body tissue, sebesar 17% dari berat badan. Protein merupakan zat gizi penting untuk mengatur dan memelihara fungsi tubuh, seperti pembentukan darah keseimbangan cairan,produksi hormone dan enzim, proses visual dan perbaikian sel membutuhkan protein. Jika asupan protein tidak memenuhi kebutuhan, maka akan mengakibatkan pertumbuhan linear yang menurun, kematangan seksual terlambat dan menurunnya akumulasi lean body mass.

(9)

17 Kebutuhan protein di pengaruhi oleh jumlah protein yang dibutuhkan untuk mempertahankan keberadaan lean body mass dan juga menunjang jumlah yang dibutuhkan untuk menunjang jumlah yang dibutuhkan untuk menambah tambahan lean body mass selama pacu tumbuh.

Tabel 1.3 Kecukupan protein pada remaja putri berdasarkan AKG 2019 Jenis kelamin Umur Protein (gr)

Perempuan 10-12 tahun 55 13-15 tahun 65 16-18 tahun 65 Sumber : Penuntun diet ,(2019) 5. Dampak kelebihan dan kekurangan protein

Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggal lemak sehingga dapat meyebabkan kelebihan BB. diet protein tinggi yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan protein dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis,dehidrasi,diare,kenaikan amoniak darah,kenaikan ureum darah dan demam. Batas yang dianjurkanuntuk konsumsi protein adalah dua kali angka kecukupan gizi (AKG) untuk protein (almatsier, 2013).

Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kwashiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun (balita). Istilah kwashiorkor

(10)

18 pertama diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933 ketika ia menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dalam bahasa Ghana, Kwashiorkor artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang ditunggu kelahirannya. Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan marasmus.

Sindroma gabungan antara dua jenis kekurangan ini dinamakan Energi-Protein Malnutrition/(EPM) atau Kurang Energi Protein(/KEP) atau Kurang Kalori Protein/(KKP). Sindroma ini merupakan salah satu masalah gizi di Indonesia.

(Almatsier, 2013).

C. Asupan zat besi 1. Pengertian zat besi

Zat besi merupakan microelement yang esensial bagi tubuh. Zat ini terutama diperlukan dalam hemopobesis yaitu pembentukan molekul hemoglobin (Hb). Apabila jumlah zat besi dalam bentuk simpanan cukup, maka kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah dalam sumsum tulang akan selalu terpenuhi. Akan tetapi bila simpanan zat besi berkurang dalam jumlah zat besi yang diperoleh dari makanan kurang dari kebutuhan,maka akan terjadi ketidak seimbangan zat besi didalam tubuh.(Ernawati Sundari, 2016)

2. Fungsi zat besi

a. Untuk pembentukan hemoglobin baru

b. Untuk mengembalikan hemoglobin kepada nilai normalnya setelah terjadipendaarahan

(11)

19 c. Untuk mengimbangi sejumlah kecil zat besi yang secara konstan

dikeluarkan tubuh,terutama lewat urine,feses dan keringat.

d. Untuk mengngantikan kehilangan zat besi lewat darah tubuh e. Pada laktasi untuk sekresi susu.

3. Sumber zat besi

Zat besi (fe) merupakan zat gizi mikro yang sangat penting bagi tubuh normalnya anak yang berusia 13-15 tahun mengonsumsi zat besi sebesar 19-26 mg/hri. Hal ini terjadi karena anak-anak tersebut kurang beragam mengonsumsi makanan sehari-hari,yang berasal dari sumber protein dan zat besi yang berasal dari hewani,kacang-kacangan,sayur-sayuran dann buah-buahan. Anak-anak tersebut lebih banyak mengonsumsi makanan ringan dan mie instan yang rendah zat besi,sehingga AKG dari zat besi dibawah angka normal (Lestari dkk,2017)

Tabel 1.4 Nilai zat besi dalam sumber makanan (mg/100 gram) Bahan makanan Kandungan

zat besi

Bahan makanan Kandungan zat besi

Tempe 10,0 Bayam 3,9

Kacang hijau 6,7 Kangkung 2,5

Kacang merah 5,0 Daun singkong 2,0

Udang 8,0 Daging ayam 1,5

Hati sapi 6,6 Daun katuk 2,7

Pisang ambon 0,5 Sawi 2,9

Sumber : Almatsier (2010)

(12)

20 4. Kebutuhan zat besi (fe) berdasarkan AKG

Menurut kebutuhan AKG 2019 berbeda sesuai dengan kelompok umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.5. Kebutuhan zat besi fe menurut kelompok umur Jenis kelamin Kelompok umur Kecukupan fe

Perempuan 10-12 tahun 8 mg

13-15 tahun 15 mg

16-18 tahun 15 mg

Sumber : penuntun diet,(2019) D. Status anemia

1) Pengertian anemia

Anemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan jumlah masa eritrosit yang ditunjukkan oleh penurunan kadar hemoglobin, hematokrit dan hitung eritrosit. Sintesis hemoglobin memerlukan ketersediaan besi dan protein yang cukup dalam tubuh. Protein berperan dalam pengangkutan besi ke sumsum tulang untuk membentuk molekul hemoglobin yang baru (Kulsum, 2020).

Pada dasarnya, anemia dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-hari yang kurang mengandung zat besi. Secara umum, konsumsi makanan berkaitan erat dengan status gizi. Bila makanan yang dikonsumsi mempunyai nilai yang baik, maka status gizi juga baik, sebaliknya bila makanan yang dikonsumsi kurang nilai gizinya, maka akan menyebabkan kekurangan gizi dan dapat menimbulkan anemia.

(13)

21 Anemia gizi besi adalah anemia yang timbul karena kosongnya cadangan zat besi di dalam tubuh sehingga pembentukan hemoglobin terganggu.

Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah yang digunakan untuk menentukan status anemia. Nilai normal kadar hemoglobin pada wanita adalah 12-16 g/dl. Zat besi merupakan unsur utama yang dibutuhkan untuk pembentukan hemoglobin. Menurunnya asupan zat besi dapat menurunkan kadar hemoglobin di dalam tubuh. Hasil penelitian Kaur, et al menyatakan bahwa asupan zat besi yang kurang dapat menyebabkan remaja putri mengalami anemia. Penelitian Nelima menyatakan bahwa remaja putri yang memiliki asupan zat besi yang rendah akan berisiko 9 kali lebih besar untuk menderita anemia.(Nasruddin et al., 2021).

Batas normal dari kadar Hb dlam darah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.7 Batas normal kadar Hb menurut word health organization:

WHO,2001

Umur Hemoglobin (gr/dL)

5-11 tahun 11,5

12-14 tahun <12,0

> 15 tahun:

Perempuan Laki-laki

12,0 13,0 Sumber: word health organization: WHO,2001

(14)

22 1) Penyebab anemia pada remaja putri

Remaja putri berisiko lebih tinggi terkena anemia dibandingkan dengan remaja laki- laki karena alasan pertama remaja perempuan setiap bulan mengalami siklus menstruasi dan alasan kedua yaitu karena memiliki kebiasaan makan yang salah (Masthalina, 2015). Anemia memberikan dampak yang kurang baik bagi remaja yaitu dapat menyebabkan keterlambatan pertumbuhan fisik, gangguan perilaku serta emosional (Yulianingsih, 2020),

2) Tanda dan gelaja anemia

Dapat diketahui bahwa gejala anemia seperti kehilangan nafsu makan, penurunan daya tahan tubuh/menurunnya imunitas, susah untuk bisa fokus, dan gangguan perilaku atau dikenal seperti lemah, letih, lesu, lelah, lunglai, wajah terlihat pucat dan penglihatan kabur. Anemia merupakan masalah gizi mikro yang perlu diperhatikan dikarenakan dapat menimbulkan berbagai komplikasi pada kelompok maupun pada bayi baru lahir dan perempuan. Anemia yang terjadi pada anak remaja akan berdampak pada penurunan konsentrasi belajar, gangguan pertumbuhan dan penurunan kesegaran jasmani, sehingga tinggi badan maupun berat badan tidak normal sesuai dengan usianya(Munir et al., 2022) 3) Dampak anemia

Anemia dapat membawa dampak kurang baik bagi remaja karena dapat menyebabkan terjadinya penurunan kesehatan reproduksi, perkembangan motorik, mental, kecerdasan terhambat, penurunan prestasi belajar, tingkat kebugaran menurun, dan tidak tercapainya tinggi badan maksimal.6,7 Secara nasional prevalensi anemia meningkat dari awalnya 21,7% berdasarkan

(15)

23 Riskesdas 2013, selanjutnya mengalami peningkatan menjadi 23,7%

berdasarkan Riskesdas 2018.8(Fitranti et al., 2022).

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi anemia pada remaja putri

Penelitian Simamora, Kartasurya, & Pradigdo (2018) menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang melatarbelakangi kejadian anemia, yang pertama adalah penyebab langsung. Penyebab langsung dari anemia adalah kurangnya kadar zat besi dalam darah dan kondisi tubuh yang terinfeksi penyakit.

Kurangnya zat besi dalam tubuh disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi. Kecacingan dan malaria merupakan penyakit infeksi yang dapat meningkatkan risiko anemia pada seseorang. Penyebab kedua adalah penyebab tidak langsung, yaitu rendahnya perhatian keluarga, tingginya aktivitas, dan kurang tepatnya pola distribusi makanan dalam keluarga.

Penyebab ketiga yaitu penyebab mendasar. Penyebab mendasar terdiri dari rendahnya pendidikan, pendapatan yang rendah, rendahnya status sosial dan sulitnya lokasi geografis tempat tinggal.(Priyanto, 2018)

E. Remaja putri

1. Pengertian remaja putri

Masa remaja merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia yang ditandai dengan berkembangnya tanda seks sekunder dan berkembangnya jasmani secara pesat, menyebabkan remaja secara fisik mampu melakukan fungsi proses reproduksi tetapi belum dapat dipertanggungjawabkan, hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya hormone estrogen dan progesterone yang dapat mempengaruhi kondisi emosinal remaja, terutama dengan munculnya perasaan tertarik terhadap

(16)

24 lawan jenis. Sehingga pada masa ini termasuk tahapan penting dalam menjaga kesehatan reproduksi(M. Surip, Elly Prihasti W, 2020)

Remaja putri (rematri) merupakan kelompok dengan risiko sepuluh kali lebih besar untuk terjadi anemia dibandingkan dengan remaja putra. Salah satu intervensi oleh pemerintah untuk menurunkan prevalensi anemia pada rematri adalah suplementasi zat besi dan asam folat melalui pemberian tablet tambah darah (TTD) atau tablet Fe (Widyanthini, 2021). Berdasarkan hasil Riskesdas (2018) bahwa remaja puteri yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD) sebesar 76,2% yang terdiri dari sebanyak 80,9% diantaranya mendapatkan TTD di sekolah dan 19,1% menyatakan tidak didapatkan dari sekolah. Sedangkan yang tidak mendapatkan TTD sama sama sekali yaitu sebesar 23,8%. Tingkat konsumsi TTD yang < 52 butir sebesar 98,6% dan yang mengkonsumsi ≥ 52 butir sebesar 1,4% (Fitriana, 2019). Remaja putri diharuskan untuk mengkonsumsi TTD atau tablet Fe karena mengalami menstruasi setiap bulan. TTD juga berguna untuk mengganti zat besi yang hilang karena menstruasi dan untuk memenuhi kebutuhan zat besi yang belum tercukupi dari makanan. Zat besi pada remaja putri juga bermanfaat untuk meningkatkan konsentrasi belajar, menjaga kebugaran dan mencegah terjadinya anemia pada calon ibu di masa mendatang (Anggeni &

Anggraini, 2021).

2. Tahap perkembangan remaja a. Remaja awal

Seorang remaja pada tahap ini, usia 10 hingga 12 tahun, menjadi seseorang yang masih takjub dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan yang menyertai perubahan tersebut. Mengembangkan

(17)

25 pemikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang (Ichsanudin & Gumantan, 2020). Hanya dipeluk oleh lawan jenis, sudah berfantasi tentang erotisme. Hipersensitivitas ini berjalan seiring dengan penurunan kendali atas "ego". Hal ini membuat sulit bagi orang dewasa muda untuk memahami (Yuliandra & Fahrizqi, 2020)

b. Remaja madya

Tahap ini berusia 13-15 tahun. Pada tahap ini, remaja sangat membutuhkan teman. Ia senang banyak teman yang menyukai mereka (Aprilianto & Fahrizqi, 2020). Ada kecenderungan "narsis" untuk mencintai diri sendiri dengan menyukai teman yang memiliki kualitas yang sama. Juga, bingung karena tidak tahu harus memilih yang mana: sensitif atau acuh tak acuh, ramai atau sepi, optimis atau pesimis, idealis atau materialistis, dan lain-lain (Nugroho & Yuliandra, 2021). Remaja laki-laki harus membebaskan diri dari Oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri di masa kanak- kanak) dengan memperdalam hubungan dengan geng lawan jenis (Agus &

Fahrizqi, 2020).

c. Remaja akhir

Fase ini (16-19 tahun) merupakan fase pemantapan menuju pertumbuhan dan ditandai dengan tercapainya lima hal berikut:

1. Tumbuhnya minat terhadap fungsi-fungsi akal.

2. Ego mencari peluang untuk terikat dengan orang lain dan mendapatkan pengalaman baru.

3. Ia membentuk identitas seksual yang tidak akan pernah berubah lagi.

(18)

26 4. Keegoisan (terlalu egois) digantikan oleh keseimbangan antara

kepentingan diri sendiri dan orang lain.

5. Membangun "tembok" yang memisahkan diri pribadi dan masyarakat umum.(Pratama, 2021)

3. Karakteristik remaja putri.

a. Pertumbuhan Fisik

Pertumbuhan meningkat cepat dan mencapai puncak kecepatan. Pada faseremaja awal (11-14 tahun)karakteristik seks sekunder mulai tampak, seperti penonjolan payudara pada remaja perempuan, pembesaran testis pada remaja laki-laki, pertumbuhan rambut ketiak, atau rambut pubis.

Karakteristik seks sekunder ini tercapai dengan baik pada tahap remaja pertengahan (usia 14-17 tahun) dan pada tahap remaja akhir (17-20 tahun) struktur dan pertumbuhan reproduktif hampir komplit dan remaja telah matang secara fisik.

b. Kemampuan berpikir

Pada tahap awal remaja mencari-cari nilai dan energi baru serta membandingkan normalitas dengan teman sebaya yang jenis kelaminnya sama. Sedangkan pada remaja tahap akhir, mereka telah mampu memandang masalah secara komprehensif dengan identitas intelektual sudah terbentuk.

c. Identitas

Pada tahap awal,ketertarikan terhadap teman sebaya ditunjukkan dengan penerimaan atau penolakan. Remaja mencoba berbagai peran, mengubah citra diri, kecintaan pada diri sendri meningkat, mempunyai banyak fantasi

(19)

27 kehidupan, idealistis. Stabilitas harga diri dan definisi terhadap citra tubuh serta peran jender hampir menetap pada remaja di tahap akhir.

d. Hubungan dengan orang tua

Keinginan yang kuat untuk tetap bergantung pada orangtua adalah ciri yang dimiliki oleh remaja pada tahap awal. Dalam tahap ini, tidak terjadi konflik utama terhadap kontrol orang tua. Remaja pada tahap pertengahan mengalami Konflik utama terhadap kemandirian dan kontrol. Pada tahap ini terjadi dorongan besar untuk emansipasi dan pelepasan diri. Perpisahan emosional dan dan fisik dari orangtua dapat dilalui dengan sedikit konflik ketika remaja akhir.

e. Hubungan dengan sebaya

Remaja pada tahap awal dan pertengahan mencari afiliasi dengan teman sebaya untuk menghadapi Ketidakstabilan yang diakibatkan oleh perubahan yang cepat; pertemanan lebih dekat dengan jenis kelamin yang sama, namun mereka mulai mengeksplorasi kemampuan untuk menarik lawan jenis.

Mereka berjuang untuk mengambil tempat di dalam kelompok;standar perilaku dibentuk oleh kelompok sebaya sehingga penerimaan oleh sebaya adalah hal yang sangat penting. Sedangkan pada tahap akhir, kelompok sebaya mulai berkurang dalam hal kepentingan yang berbentuk pertemanan individu. Mereka mulai menguji hubungan antara pria dan wanita terhadap kemungkinan hubungan yang permanen.(Wulandari, 2014).

(20)

28 4. Masalah gizi remaja putri

Remaja membutuhkan perhatian dalam masalah gizi karena masa ini kebutuhan gizi meningkat, perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan.

Kekurangan gizi pada masa ini baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat menyebabkan masalah metabolisme dan timbulnya suatu penyakit.Perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan ini merupakan penyesuaian dari perubahan kebutuhan karena perubahan fisik. Zat gizi diperlukan berkaitan dengan perubahan dan aktivitas yang dilakukan saat ini seperti olah raga, sekolah,menstruasi, persiapan kehamilan, dan lain-lain.

Kebutuhan gizi pada masa remaja harus mendapat perhatian karena beberapa hal antara lain: kebutuhan nutrisi yang meningkat karena adanya pertumbuhan fisik dan perkembangan, berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan berpengaruh pada kebutuhan dan asupan zat gizi, kebutuhan khusus nutrient diperhatikan pada kelompok remaja yang memiliki aktifitas olahraga, kehamilan, gangguan perilaku makan, konsumsi alkohol dan obat- obatan.

Menurut Pritasari, dkk (2017) masalah gizi yang sering terjadi pada masa remaja antara lain gangguan makan, obesitas,kekurangan energi kronis serta anemia.

Faktor yang menjadi penyebab masalah gizi pada remaja meliputi kebiasaan makan yang buruk, pemahaman gizi yang keliru, kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu, promosi yang berlebihan dari media massa, serta masuknya produk-produk makanan baru.(Panti et al., 2022)

5. Angka kecukupan gizi remaja putri usia 13-15 tahun

AKG adalah suatu kecukupan rata-rata zat besi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin,ukuran tubuh aktivitas tubuh untuk

(21)

29 mecapai derajat kesehatan yang yang optimal kecukupan gizi yang dianjurkan bagi remaja dapat dilihat pad tabel dibawah ini.

Tabel 1.7 Angka kecukupan gizi remaja putri usia 16-19 tahun

Zat besi Kecukupan

Protein (gr) Zat besi (mg)

65 gram/hari 15 mg/hari Sumber :Penuntun diet(2019)

6. Status gizi remaja putri

Status gizi merupakan gambaran kondisi tubuh sebagai akibat pemanfaatan zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi(Rahmat, 2022). Status gizi menjadi faktor penting karena berhubungan dengan kecerdasan, produktivitas dan kreativitas yang tentunya dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) (Abdullah et al., 2022).

Status gizi akan menentukan masalah gizi yang terjadi pada seseorang dan setiap kelompok umur berisiko mengalami masalah gizi. Menurut (Azizah et al., 2022) bahwa masalah gizi adalah masalah yang kompleks yang perlu ditangani karena dapat terjadi pada semua siklus kehidupan, mulai awal kehidupan dalam kandungan, balita, remaja hingga lanjut usia. Selanjutnya menurut (Astuti et al., 2020) bahwa remaja merupakan kelompok umur yang rentan terhadap masalah gizi.

Remaja putri seringkali melakukan diet yang berdampak pada kekurangan asupan zat gizi. Diet yang dilakukan remaja putri dapat mempengaruhi pola makan sehingga dapat memberikan efek negatif bagi tubuhremaja(Danty et al., 2019). Asupan makanan yang dikonsumsi remaja akan mempengaruhi status gizi

(22)

30 dan kondisi kesehatannya. Pola makan yang salah tentunya dapat menyebabkab masalah kesehatan remaja, baik kekurangan gizi maupun kelebihan gizi. Status gizi pada kelompok remaja sangat jarang terpantau dan hal tersebut merupakan salah satu penyebab penyelesain masalah gizi pada kelompok usia remaja tidak optimal(Arum et al., 2018).

Penilaian dan pemantauan status gizi remaja perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah gizi dan kesehatan pada tahap dewasa. Seperti halnya remaja putri di Desa Mekar Kecamatan Soropi Kabupaten Konawe, berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan yang dilakukan bahwa penilaian status gizi remaja putri jarang dilakukan dan secara umum banyak diantara remaja yang tidak paham tentang penilaian dan tujuan penilaian status gizi di usia remaja.(Muchtar et al., 2022)

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi remaja

Faktor yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan remaja putri tentang tablet Fe antara lain kurangnya informasi yang didapat oleh responden baik dari tenaga kesehatan, media masa, media elektronika maupun dari pihak keluarga, serta kemampuan dari remaja putri untuk memahami informasi yang diberikan. Selain hal tersebut pengetahuan kurang pada remaja putri dikarenakan kurangnya pemberian informasi dari pihak puskesmas setempat yang bekerja sama dengan perangkat desa. Tidak adanya program pengenalan melalui pemberian informasi dan penyuluhan tablet Fe sebagai suplementasi gizi remaja di desa tersebut bisa jadi sebagai faktor kurangnya pengetahuan mengenai tablet Fe. Kurangnya kegiatan pemberian informasi yang bekerjasama dengan pihak desa menyebabkan pengetahuan dan kesadaran

(23)

31 remaja putri mengenai tablet Fe menjadi minim, sehingga banyak remaja putri yang belum melakukan konsumsi tablet Fe. Tingkat pengetahuan seseorang mengenai tablet Fe berpengaruh terhadap perilaku dalam memilih makanan yang mengandung zat besi.(Indrawatiningsih et al., 2021).

F. Kerangka teori dan kerangka konsep 1. Kerangka teori

Sumber : Modifikasi Rahmawati,(2011) 2. Kerangka konsep

(variable independen) (variable dependen)

Pengetahuan gizi

Asupan protein Asupan:

Asupan protein Asupan Fe (zat besi)

Anemia Status kesehatan

Pola haid Anemia

Faktor yang mempengaruhi Faktor lingkunga Faktor gaya hidup

Status ekonomi Pengetahuan Pendidikan ibu

Referensi

Dokumen terkait

I GAMBARAN STATUS GIZI ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 KENDARI Tugas Akhir Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meyelesaikan Pendidikan Diploma