• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perkembangan Ekonomi Pada Masa Demokrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perkembangan Ekonomi Pada Masa Demokrasi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Guru Pembimbing : A. Taufi Guru Pembimbing : A. Taufi

Nama Anggota Kelompok 6:

Dimas Alutfi(10)

Ferani Dwi A.(14)

Lintang Hawa W.(23)

M. Ilham(25)

Regina Eka G.(34)

Sulfiah Andriani(35)

M. I’tashimbilah(37)

2015/2016

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMK NEGERI 1 PURWOSARI

Jalan Raya Purwosari-Pasuruan 67162 Telp. (0343) 613747

E-mail:purwosarismkn1@yahoo.co.id Website: www.smkn1purwosari.sch.id

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya. Kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang sangat sederhana ini. Makalah ini dibuat berdasarkan pengumpulan data, konsultasi kepada guru pembimbing, validasi/kritik, interpretasi, serta sesuai penulisan sejarahnya.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu pembelajaran sejarah, khususnya pada materi “Keadaan Ekonomi atau Struktur Ekonomi masa Demokrasi Liberal tahun 1950 – 1955”. Sesuai dengan pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, demikianlah adanya makalah ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan.

Tidak lupa, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Taufik, selaku pembimbing makalah ini yang dalam kesibukannya dapat meluangkan waktu untuk memberi usul, kritik, dan saran.

2. Teman-teman sekelompok penulis yang telah aktif memberikan ide dan sarannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang selalu memberi Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kami dalam proses tumbuh generasi yang handal dan berpengetahuan yang tinggi.

Purwosari, 06 Agustus 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………2

DAFTAR ISI………...3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG………4

1.2 RUMUSAN MASALAH………5

1.3 TUJUAN PENELITIAN……….5

1.4 MANFAAT……….5

BAB II PEMBAHASAN 2.1 KEADAAN EKONOMI INDONESIA MASA DEMOKRASI LIBERAL ……….7

2.2 KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK MENGATASI MASALAH EKONOMI MASA DEMOKRASI LIBERAL………..8

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN………14

3.2 SARAN………14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemikiran ekonomi pada 1950-an merupakan upaya mengembangkan struktur perekonomian kolonial menjadi perekonomian nasional. Hambatan yang dihadapi adalah sudah berakarnya sistem perekonomian kolonial yang cukup lama. Upaya membangkitkan perekonomian sudah dimulai sejak kabinet pertama di era demokrasi parlementer, Kabinet Natsir.

Perhatian terhadap perkembangan dan pembangunan ekonomi dicurahkan oleh Soemitro Djojohadikusumo. Ia berpendapat bahwa pembangunan ekonomi Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan ekonomi baru. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus sesegera mungkin menumbuhkan kelas pengusaha pribumi, serta pemerintah hendaknya membantu dan membimbing para pengusaha tersebut dengan bimbingan konkret dan bantuan pemberian kredit.

(5)

keturunan Cina dengan menggunakan nama orang asli pribumi. Perusahaan dari kerja sama ini bernama “Ali-Baba”, Ali mewakili pribumi dan Baba mewakili Cina.

Usaha lain untuk meningkatkan pengusaha pribumi dilakukan melalui “Gerakan Asaat” yaitu, memberikan perlindungan khusus bagi warga Negara Indonesia asli dan warga keturunan Cina pada khususnya. Pernyataan pemerintah pada Oktober 1956 bahwa pemerintah akan memberikan lisensi khusus pada pengusaha pribumi. Pada tanggal 20 Maret 1950, Menteri Keuangan, Syafrudin Prawiranegara, mengambil kebijakan memotong uang dengan memberlakukan nilai setengahnya untuk mata uang yang mempunyai nimonal Rp.2,50 ke atas. Kebijakan ini dikenal dengan istilah Gunting Syafrudin.

Kami memilih pembahasan materi ini dikarenakan pada pembelajaran Sejarah kurikulum 2013 bab 2 point ke 2 membahas tentang “Keadaan Ekonomi Pada Masa Demokrasi Liberal” dan kami sebagai siswa membahas materi ini dikarenakan keadaan ekonomi pada waktu itu tidak stabil, Indonesia memiliki banyak hutang dan kurangnya pemasukan kas Negara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, kami dapat merumuskan sebuah rumusan masalah yaitu :

1. Bagaimana keadaan Ekonomi Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal?

2. Bagaimana kebijakan Pemerintah dalam mengatasi keadaan Ekonomi Indonesia pada Masa Demokrasi Liberal?

1.3 Tujuan

Penulis membuat makalah dengan tujuan :

1.3.1 Untuk mengetahui keadaan ekonomi pada masa demokrasi liberal dan tindakan Pemerintah dalam mengatasinya.

1.3.2 Menjelaskan keadaan ekonomi Indonesia pada masa demokrasi liberal.

(6)

Manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini, adalah :

1.4.1 Bagi Pembaca

 Agar masyarakat lebih memahami dan mengetahui Sistem Ekonomi Nasional pada Masa Demokrasi Liberal.

 Untuk menunjang pengetahuan Ekonomi apa saja yang dulu ada pada Masa Demokrasi Liberal.

1.4.2 Bagi Penulis

 Manfaat yang kami dapat adalah bertambahnya pengetahuan mengenai Sistem Ekonomi Nasional pada Masa Demokrasi Liberal.

1.4.3 Bagi Lembaga

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KEADAAN EKONOMI INDONESIA MASA DEMOKRASI LIBERAL

Meskipun Indonesia telah merdeka tetapi Kondisi Ekonomi Indonesia masih sangat buruk. Upaya untuk mengubah stuktur ekonomi kolonial ke ekonomi nasional yang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia berjalan tersendat-sendat.

Faktor yang menyebabkan keadaan ekonomi tersendat adalah sebagai berikut :

(8)

2. Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada waktu itu sebesar 5,1 Miliar.

3. Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor terutama hasil bumi yaitu pertanian dan perkebunan sehingga apabila permintaan ekspor dari sektor itu berkurang akan memukul perekonomian Indonesia.

4. Politik keuangan Pemerintah Indonesia tidak dibuat di Indonesia melainkan dirancang oleh Belanda.

5. Pemerintah Belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk mengubah sistem ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.

6. Belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi secara baik, belum memiliki tenaga ahli dan dana yang diperlukan secara memadai.

7. Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan berhubung banyaknya pemberontakan dan gerakan sparatisisme di berbagai daerah di wilayah Indonesia.

8. Tidak stabilnya situasi politik dalam negeri mengakibatkan pengeluaran pemerintah untuk operasi-operasi keamanan semakin meningkat.

9. Kabinet terlalu sering berganti menyebabakan program-program kabinet yang telah direncanakan tidak dapat dilaksanakan, sementara program baru mulai dirancang.

10. Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar.

Masalah jangka pendek yang harus dihadapi pemerintah adalah :

1. Mengurangi jumlah uang yang beredar

2. Mengatasi Kenaikan biaya hidup.

Sementara masalah jangka panjang yang harus dihadapi adalah :

1. Pertambahan penduduk dan tingkat kesejahteraan penduduk yang rendah.

(9)

Kehidupan ekonomi Indonesia hingga tahun 1959 belum berhasil dengan baik dan tantangan yang menghadangnya cukup berat. Upaya pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi adalah sebagai berikut.

2.2.1 Gunting Syafruddin

Kebijakan ini adalah Pemotongan nilai uang (sanering).

Caranya memotong semua uang yang bernilai Rp. 2,50 ke atas hingga nilainya tinggal setengahnya.

Kebijakan ini dilakukan oleh Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara pada masa pemerintahan RIS. Tindakan ini dilakukan pada tanggal 20 Maret 1950 berdasarkan SK Menteri Nomor 1 PU tanggal 19 Maret 1950.

Tujuannya untuk menanggulangi defisit anggaran sebesar Rp. 5,1 Miliar. Menanggulangi inflasi. Tetap berlaku dan nilainya jadi separuh. Dampaknya rakyat kecil tidak dirugikan karena yang memiliki uang Rp. 2,50 ke atas hanya orang-orang kelas menengah dan kelas atas. Dengan kebijakan ini dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dan pemerintah mendapat kepercayaan dari pemerintah Belanda dengan mendapat pinjaman sebesar Rp. 200 juta.

(10)

struktur ekonomi kolonial menjadi struktur ekonomi nasional (pembangunan ekonomi Indonesia).

Programnya :

 Menumbuhkan kelas pengusaha dikalangan bangsa Indonesia.

 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.

 Para pengusaha Indonesia yang bermodal lemah perlu dibimbing dan diberikan bantuan kredit.

 Para pengusaha pribumi diharapkan secara bertahap akan berkembang menjadi maju.

Gagasan Sumitro ini dituangkan dalam program Kabinet Natsir dan Program Gerakan Benteng dimulai pada April 1950. Hasilnya selama 3 tahun (1950-1953) lebih kurang 700 perusahaan bangsa Indonesia menerima bantuan kredit dari program ini. Tetapi tujuan program ini tidak dapat tercapai dengan baik meskipun beban keuangan pemerintah semakin besar.

Kegagalan program ini disebabkan karena :

Para pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan pengusaha non pribumi dalam kerangka sistem ekonomi liberal.

Para pengusaha pribumi memiliki mentalitas yang cenderung konsumtif.

Para pengusaha pribumi sangat tergantung pada pemerintah.

Para pengusaha kurang mandiri untuk mengembangkan usahanya.

Para pengusaha ingin cepat mendapatkan keuntungan besar dan menikmati cara hidup mewah.

(11)

Dampaknya program ini menjadi salah satu sumber defisit keuangan. Beban defisit anggaran Belanja pada 1952 sebanyak 3 Miliar rupiah ditambah sisa defisit anggaran tahun sebelumnya sebesar 1,7 miliar rupiah. Sehingga menteri keuangan Jusuf Wibisono memberikan bantuan kredit khususnya pada pengusaha dan mengenai pemberian kredit harus dikonsultasikan pada pemerintah Belanda. Hal ini menghambat pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter.

Tujuannya adalah untuk menaikkan pendapatan dan menurunkan biaya ekspor, serta melakukan penghematan secara drastis.

Perubahan mengenai nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi diumumkan pada tanggal 15 Desember 1951 berdasarkan Undang-undang No. 24 tahun 1951.

2.2.4 Sistem Ekonomi Ali-Baba

Sistem ekonomi Ali-Baba diprakarsai oleh Iskaq Tjokrohadisurjo (menteri perekonomian kabinet Ali Sastroamijoyo I).

Tujuan dari program ini adalah :

(12)

Agar para pengusaha pribumi Bekerjasama memajukan ekonomi nasional.

Pertumbuhan dan perkembangan pengusaha swasta nasional pribumi dalam rangka merombak ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional.

Memajukan ekonomi Indonesia perlu adanya kerjasama antara pengusaha pribumi dan non pribumi. Ali digambarkan sebagai pengusaha pribumi sedangkan Baba digambarkan sebagai pengusaha non pribumi khususnya Cina.

Pelaksanaan kebijakan Ali-Baba, Pengusaha pribumi diwajibkan untuk memberikan latihan-latihan dan tanggung jawab kepada tenaga-tenaga bangsa Indonesia agar dapat menduduki jabatan-jabatan staf.

Pemerintah menyediakan kredit dan lisensi bagi usaha-usaha swasta nasional Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang ada.

Program ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab:

Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha non pribumi lebih berpengalaman dalam memperoleh bantuan kredit.

Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan persaingan bebas.

Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.

2.2.5 Persaingan Finansial Ekonomi (Finek)

Pada masa Kabinet Burhanudin Harahap dikirim delegasi ke Jenewa untuk merundingkan masalah finansial-ekonomi antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Misi ini dipimpin oleh Anak Agung Gede Agung. Pada tanggal 7 Januari 1956 dicapai kesepakatan rencana persetujuan Finek, yang berisi :

 Persetujuan Finek hasil KMB dibubarkan.

(13)

 Hubungan Finek didasarkan pada Undang-undang Nasional, tidak boleh diikat oleh perjanjian lain antara kedua belah pihak.

Hasilnya pemerintah Belanda tidak mau menandatangani, sehingga Indonesia mengambil langkah secara sepihak. Tanggal 13 Februari1956, Kabinet Burhanuddin Harahap melakukan pembubaran Uni Indonesia-Belanda secara sepihak.

Tujuannya untuk melepaskan diri dari keterikatan ekonomi dengan Belanda. Sehingga, tanggal 3 Mei 1956, akhirnya Presiden Sukarno menandatangani undang-undang pembatalan KMB.

Dampaknya :

Banyak pengusaha Belanda yang menjual perusahaannya, sedangkan pengusaha pribumi belum mampu mengambil alih perusahaan Belanda tersebut.

2.2.6 Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT)

Masa kerja kabinet pada masa liberal yang sangat singkat dan program yang silih berganti menimbulkan ketidakstabilan politik dan ekonomi yang menyebabkan terjadinya kemerosotan ekonomi, inflasi, dan lambatnya pelaksanaan pembangunan.

Program yang dilaksanakan umumnya merupakan program jangka pendek, tetapi pada masa kabinet Ali Sastroamijoyo II, pemerintahan membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang disebut Biro Perancang Negara. Tugas biro ini merancang pembangunan jangka panjang. Ir. Juanda diangkat sebagai menteri perancang nasional. Biro ini berhasil menyusun Rencana Pembangunan Lima Tahun (RPLT) yang rencananya akan dilaksanakan antara tahun 1956-1961 dan disetujui DPR pada tanggal 11 November 1958. Tahun 1957 sasaran dan prioritas RPLT diubah melalui Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap). Pembiayaan RPLT diperkirakan 12,5 miliar rupiah.

(14)

1957 dan awal tahun 1958 mengakibatkan ekspor dan pendapatan negara merosot. Perjuangan pembebasan Irian Barat dengan melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia menimbulkan gejolak ekonomi. Adanya ketegangan antara pusat dan daerah sehingga banyak daerah yang melaksanakan kebijakan ekonominya masing-masing.

2.2.7 Musyawarah Nasional Pembangunan

Masa kabinet Juanda terjadi ketegangan hubungan antara pusat dan daerah. Masalah tersebut untuk sementara waktu dapat teratasi dengan Musyawarah Nasional Pembangunan (Munap).

Tujuan diadakan Munap adalah untuk mengubah rencana pembangunan agar dapat dihasilkan rencana pembangunan yang menyeluruh untuk jangka panjang. Tetapi tetap saja rencana pembangunan tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan baik karena :

 Adanya kesulitan dalam menentukan skala prioritas.

 Terjadi ketegangan politik yang tak dapat diredakan.

 Timbul pemberontakan PRRI/Permesta.

 Membutuhkan biaya besar untuk menumpas pemberontakan PRRI/ Permesta sehingga meningkatkan defisit Indonesia.

(15)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada masa demokrasi liberal, banyak kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan untuk mengatasi keadaan ekonomi pada masa itu. Tetapi kebijakan-kebijakan itu banyak yang mengalami kegagalan, dikarenakan pengusaha pribuminya yang lamban dalam usahanya ataupun karena ada sebagian pengusaha pribumi yang menyalahgunakan kebijakan itu.

Pada masa demokrasi liberal, kehidupan politiknya mengalami silih berganti kabinet, hingga ada sekitar 7 kabinet yang pernah memerintah Negara Republik Indonesia. Silih bergantinya kabinet dikarenakan sesuai dengan konstitusi, parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika oposisi di parlemen kuat dan partai politik yang memerintah kehilangan dukungan.

3.2 Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurakhman, dkk. 2015. Sejarah Indonesia. Jakarta: Kemdikbud.

Herimanto. 2009. Sejarah 3: Pembelajaran Sejarah Interaktif. Solo: Platinum PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Sh Musthofa, dkk. 2009. Sejarah untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. Jakarta: Pusbuk Depdiknas.

http://whatteenagersneed.blogspot.com/. Diunduh 01 Agustus 2015, jam 10.08

http://annisaapriliastory.blogspot.com/. Diunduh 01 Agustus 2015, jam 10.00

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ikan nila pada kerupuk singkong memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap kadar protein, warna secara fisik,

WIDYA RAMADANTI TINA NURHIDAYAH CINDI YASMIN ANANDA KHAIRINA YASMIN ANANDA MARATUS SHALEHA KHAIRUNISA MEYLIN DINA ALYA ARINDA MUNIRA LIYANTI RIRIN ASTRININGSIH

Waktu yang diperlukan Bulan untuk satu kali berputar pada porosnya sama dengan waktu yang diperlukannya untuk mengelilingi Bumi.. Hal

Grafik-grafik distribusi tegangan hoop pada pipa utama dan pipa cabang yang diperoleh pada orientasi β = 0 o disajikan pada gambar 3 dan 4 untuk rasio diameter pipa

yang tidak memuat sanggahan atas laporan hasil pemeriksaan sementara yang telah disampaikan sehingga tidak diperlukan adanya pembahasan, OJK menetapkan laporan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dansignifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar bahasa Arab siswa kelas VIIIE SMP Labschool UPI

perluasan dibanding Sensus Pertanian 1983, yaitu untuk konsep rumah tangga pertanian pengguna lahan ditambah dengan usaha budidaya kayu-kayuan kehutanan, dan setiap komoditas

Oleh karena itu, pengolahan data elektronik adalah proses manipulasi dari data ke dalam bentuk yang lebih bermakna berupa suatu informasi dengan menggunakan suatu alat