• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iman Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Iman Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

IMAN, ILMU PENGETAHUAN,

TEKNOLOGI, DAN SENI

Disusun sebagai Tugas

Mata Kuliah Pendidikan Etika Kristen

Disusun oleh :

1. Andreas Bayu W. 702012116 2. Christian Mensana 672012068 3. Puspita Laras Anggraini 562012018

4. Pedhipicuss SF 672012007

5. Ika Yuliana 562012008

6. David Bambang Tri 672012181 7. Yulius R. A. T. 672012103 8. Samodra T. B. K. 672012182

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)

IMAN, ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI

Iman menurut Ibrani 11:1 merupakan dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan serta bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman dalam kehidupan ini diwujudkan dalam bentuk percaya (believe), mempercayakan (trust), dan melakukannya (going). Banyak yang menyebutkan pula bahwa iman merupakan fondasi serta dasar dalam bertindak.

Iman seringkali dikaitkan dengan sesuatu yang “tidak terlihat”, dalam hal ini kepercayaan pada sesuatu yang dianggap sebagai “tuhan”. Hal ini tentu saja cukup bertolak belakang dengan ilmu pengetahuan. Pada hakekatnya, ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan berdasar fakta-fakta serta telah dibuktikan dengan penelitian. Bentuk terapan dari ilmu pengetahuan adalah teknologi.

Hubungan Iman dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Dewasa ini teknologi semakin menguasai dunia. Hampir seluruh umat manusia di dunia memanfaatkan teknologi dan terus berusaha memperdalam ilmu pengetahuan. Padahal tak jarang orang yang berpikir berdasar ilmu pengetahuan kurang memperhatikan nilai-nilai kepercayaan. Dan sebaliknya, orang-orang yang menganggap dirinya beriman terkadang cenderung mengabaikan temuan ilmu pengetahuan. Sesungguhnya iman dan pengetahuan tidak dapat disatukan begitu saja karena kedua unsur tersebut telah sama-sama ada sejak lama dan berusaha untuk saling mendominasi. Hal tersebut dapat dilihat dari dominasi penghukuman Galileo Galilei ketika ia mengemukakan bahwa Bumi berputar mengitari matahari. Sebenarnya hal tersebut benar, tetapi menurut ahli-ahli Taurat saat itu, pendapat Galileo Galilei salah. Ahli-ahli taurat beranggapan bahwa matahari-lah yang mengitari Bumi. Sehingga Galileo Galilei dihukum mati. Contoh tersebut membuktikan bahwa dominasi iman dan pengetahuan telah terjadi sejak lama.

Sehingga dalam hal ini diharapkan agama dapat menjadi pendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberi landasan moral untuk pemanfaatannya bagi kemasyarakatan.

(3)

1. Teknologi adalah Tugas

Pengaruh kekristenan yang mendorong lahirnya IPTEK merupakan cermin sikap kristiani yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan Allah kepada manusia sebagaiamana tertulis dalam Kejadian 1:28 “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Artinya, Tuhan memerintahkan kita seabagai manusia untukmenguasai segala yang ada di bumi termasuk teknologi untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan.

2. Teknologi harus sesuai dengan nilai-nilai moral

Setiap orang percaya dapat menggali dan mempergunakan teknologi sesuai dengan nilai nilai moral, dengan taat dan bertanggung jawab kepada norma-norma Allah. Teknologi juga digunakan harus sesuai dengan norma norma yang berlaku di dalam masyarakat. Penyalah-gunaan teknologi dapat ditahan oleh penggunaan teknologi secara positif sesuai dengan norma-norma Tuhan dan dengan perjuangan memberantas penyalahgunaan teknologi.

Selain itu sebenarnya sumber dari segala ilmu pengetahuan serta teknologi yang kita miliki sekarang ini, semuanya bersumber dari Allah. Dalam Amsal 1 : 5 dikatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbanngan” . Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allah sebenrnya menghendaki kita manusia terus mengembangkan diri, menambah ilmu, dan pengertian.Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi IPTEK tapi justru terus mengmbangkannya menjadi lebih baik lagi.

Namun, Ian G. Barbour mengemukakan 4 tipologi hubungan iman dan iptek dalam kasus kekristenan:

1. Tipologi Konflik/Pertentangan

Tipologi ini menganggap bahwa ilmu pengetahuan dan iman saling bertentangan bahkan bermusuhan. Tipologi ini dianut oleh kelompok materialisme ilmiah dan kelompok literalisme kitab suci. Kelompok Materialisme Ilmiah beranggapan bahwa keyakinan agama tidak dapat diterima karena agama bukanlah data yang dapat diuji dengan percobaan. Sedangkan kelompok Literalisme Kitab Suci beranggapan teori ilmiah melambungkan filsafat materialisme dan merendahkan perintah moral Tuhan.

(4)

2. Tipologi Independensi/Perpisahan

Tipologi ini menganggap masing-masing pihak perlu mengurusi bidang sendiri dengan metode sendiri serta tak saling mengganggu. Satu pihak tak boleh ikut campur dalam bidang lain. Tiap-tiap bidang punya yurisdiksi sendiri. Hal ini juga didorong oleh keinginan menghindari konflik dan saling menyalahkan.

Contohnya : seorang yang ingin mengubah gaya hidupnya dari gaya hidup penuh iptek ke gaya hidup pelayanan iman atas kemauannya sendiri tidak boleh diganggu, karena keinginannya merupakan sebuah keputusan yang sifatnya pribadi.

3. Tipologi Dialog

Sebelum tahun 1950an ada perbedaan yang tajam antara Iptek dan Teologi, karena Iptek dianggap seluruhnya obyektif dan Teologi seluruhnya subyektif. Ternyata asumsi itu tak seluruhnya benar. Sebab Iptek juga didasarkan pada praduga (paradigma teoritis dan imajinasi kreatif ). Sebaliknya iman pun tak seluruhnya subyektif, tapi juga empiris atau ada kriteria ilmiah. Ada banyak bidang dimana Iptek dan Teologi dapat berdialog dan saling memperkaya untuk lebih memanusiakan manusia dan menjaga kelestarian alam. Contohnya : teologi lingkungan, teologi pembebasan dll.

4. Tipologi Integrasi

Adanya Integrasi/penyatuan antara iman dan teologi ada tiga versi, yaitu : a. Teologi natural/alamiah

Contohnya : eksistensi Allah dapat disimpulkan dari bukti-bukti rancangan alam yang sudah ada seperti ada matahari pasti ada bulan dll.

b. Teologi tentang alam

Maksudnya sumber utama teologi di luar Iptek, namun teori-teori ilmiah dapat mempengaruhi perumusan ulang dari doktrin-doktrin tertentu dalam agama. Seperti penciptaan, khususnya penciptaan dan hakikat manusia.

c. Sintesa sistematis

(5)

Hubungan Iman dengan Seni

Seni dan iman (agama) memiliki kesamaan dalam arti keduanya merupakan “ways of seeing the life” dan “ways of interpreting and meaning the life”. Seni diperlukan untuk memperkaya kita dalam melihat hidup, menafsirkan dan memaknainya. Agama dan iman pun menawarkan hal yang sama. Seharusnya keduanya dapat berdiri sejajar, saling menopang dan berdampingan untuk lebih dapat memaknai hidup ini. Namun tak jarang ditemui bahwa manusia terlalu mencintai karya seni dan berakibat pada keinginan bergantung pada benda-benda bernilai seni. Bahkan ketika karya seni seperti patung-patung disembah dan dianggap “tuhan”, maka akan menimbulkan dosa. Setiap ciptaan yang dijadikan berhala merupakan pengkhianatan terhadap Sang Pencipta. Pemberhalaan karya seni dalam bentuk simbol-simbol religius seperti salib dan patung tak hanya terjadi dalam kehidupan gereja abad Pertengahan tetapi juga terus berlangsung hingga kini. Yang disebut jimat merupakan seni rupa berbentuk simbol-simbol agama yang diberhalakan, yang dianggap memiliki kesaktian ilahi. Pendewaan materialisme terhadap karya-karya seni garda depan adalah juga bentuk pemberhalaan yang lain.

Dampak IPTEK

Masyarakat kini tak dapat terpisahkan dari teknologi, tanpa pandang status. Internet dan gadget telah menjadi “makanan sehari-hari” para remaja. Televisi pun jadi lahapan anak-anak. Dari yang muda hingga yang tua telah menikmati perkembangan teknologi yang ada. Namun, perkembangan IPTEK tak sepenuhnya memberi dampak positif.

Berikut beberapa isu yang beredar mengenai dampak dari internet. • Erotisme dan pornografi makin diperkuat di internet

• Bentuk-bentuk praktek spiritual mendapatkan sarana untuk mengkomunikasikan ajaran mereka

• Orang mencari kebenaran dan kebutuhan jiwa mereka di internet: mereka adalah jiwa-jiwa di internet (cyber souls)

• Mereka menemukan komunitas virtual mereka di internet melalui forum, blog,chatting, dsb

(6)

1. Mereka tidak suka membaca serta komunikator yang buruk. Psikiater Edward Hallowell dalam bukunya CrazyBusy menyebutkan mereka sebagai generasi yang memiliki kelainan kekurangan perhatian (attention deficit disorder). Mereka menghabiskan waktu lebih banyak di dunia maya sehingga nilai ujian mereka di kelas menjadi buruk sekali.

2. Mereka generasi layar kaca (screenagers), kecanduan internet, kehilangan keterampilan sosial, dan tak memiliki waktu untuk kegiatan olahraga dan kebugaran jasmani. Ketika mereka menjadi ketagihan video game, hasilnya menjadi bertambah parah, sama seperti pengaruh alkohol dan obat-obatan.

3. Mereka tak memiliki rasa malu. Terutama para remaja putri, tidak malu mengunggah (upload) gambar-gambar provokatif diri mereka secara online. Para remaja ini tak menyadari bahwa informasi-informasi yang terlalu rinci dan pribadi yang mereka posting di internet dapat saja berbalik mengejar mereka, seperti saat mereka memasuki perguruan tinggi, melamar pekerjaan, atau menjadi target para fedofilia, dan agen pemasaran online.

4. Karena orangtua mereka terlalu melindungi mereka, mereka menjauhi dunia nyata dan takut memilih jalan hidup mereka. Mereka tak mampu mandiri.

5. Mereka mencuri. Mereka dengan mudahnya mengunduh musik, mempertukarkan, dan berbagi ke sesama teman, tanpa rasa hormat sedikitpun kepada pencipta dan pemiliknya.

6. Mereka suka menggertak dan menekan teman secara online. Sebagai contoh delapan remaja, enam diantaranya putri, memukul seorang remaja pada bulan April 2008 dan mengunggahnya di YouTube.

7. Mereka kejam. Berbagai permainan video games yang mengumbar kekerasan dan kekejaman telah mendidik mereka menjadi generasi yang menyukai kekejaman, kekerasan, kesadisan, kebrutalan dan seksualitas.

8. Mereka bukan pekerja keras dan akan menjadi pekerja yang buruk.

9. Mereka generasi paling narsis, “Generasi Me”. Kata “narsis” mengacu kepada perasaan cinta terhadap diri sendiri. Media jejaring sosial, seperti MySpace atau

Facebook, telah memperkuat sifat narsis remaja saat ini untuk mencuri perhatian orang kepada diri mereka sendiri.

(7)

Dahulu Albert Enstein pernah berkata, “teknologi dapat membuat yang jauh menjadi dekat dan yang dekat menjadi jauh”. Dalam hal ini maksud dari Albert Einstein adalah bahwa dengan teknologi seperti handphone, gadget, dll dapat membuat yang jauh menjadi dekat. dimaksudkan sebagai membuat orang yang jauh dari kita menjadi dekat dengan kita, dengan sms, chatting, telponan membuat seseorang serasa dekat dengan kita, tetapi dapat membuat yang dekat menjadi jauh. Layaknya orang yang bertemu dengan kita setiap hari yang bertatap muka secara langsung, belum tentu kita bercakap-cakap atau berelasi dengan nya, padahal dia ada di sekitar kita.

Kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Artinya bahwa rumusan pasal dapat dipahami dan dilaksanakan dan tidak menimbulkan tafsir ganda (ambigu). Pembentukan Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka

Pengaruh tidak langsung potensi akademik terhadap prestasi akademik dengan mediasi kemampuan metakognisi statistika, pengetahuan awal, dan kemampuan kognisi

Informasi tingginya jumlah kematian Ibu di wilayah Jakarta Timur akan sangat bermanfaat untuk pengembangan program peningkatan kesehatan reproduksi, terutama

Gejala klinis dari sindrom kanalis semisirkularis superior (SKSS) adalah autofonia, yaitu suara yang ditimbulkan oleh tubuhnya terdengar lebih keras, hiperakusis,

Melihat adanya daya Tarik tersebut serta menyadari akan kenyataan bahwa selalu ramainya game center dimanapun, maka kami melihat ini adalah suatu

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode belajar aktif model Gabungan Ceramah dan

Namun relasi ini tidak robust , terbukti dalam moldel pada kolom (6), signifikansi relasi negatif antara dummy jawa dengan level CE tadi direduksi oleh berbagai variabel kontrol

Berdasarkan masalah yang terdapat pada area Pelabuhan Luwu Timur adapun rumusan masalah bagaimana membuat acuan perancangan untuk desain Terminal Penumpang Pelabuhan