• Tidak ada hasil yang ditemukan

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM PER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM PER"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DALAM

PERSPEKTIF ISLAM

Dina Auliyatus Sakinah

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jalan Gajayana 50 Malang 65145

Email: dina.aulia2515@gmail.com, 085754916836

Abstrak : Ilmu dan pengetahuan sudah ada sejak pertama kali manusia diciptakan. Untuk menyetarai ilmu itu munculah teknologi sebagai hasil dari ilmu pengetahuan tersebut hingga keduanya menjadi suatu kesatuan yang disebut iptek. Dengan Iptek, manusia mampu dengan mudah mengelola dunia sesuai dengan kedudukan manusia sebagai khalifah. Berkembang tidaknya iptek sangat bergantung pada keaktifan manusia dalam mengkaji fenomena alam, mengkaji ayat-ayat kawniyah, dan disertai dengan ayat-ayat qouliyyah. Dalam Al-Qur’an pun sudah banyak dijelaskan tentang perkembangan iptek. Hingga, selama beberapa abad iptek banyak dikuasai oleh ilmuwan muslim. Namun Saat ini, telah banyak iptek yang berkembang tanpa adanya pertimbangan moral, pertimbangan agama, pertimbangan etika, itu semua adalah bukti kuatnya ilmuwan non-muslim. Yang mana apabila dibiarkan tidak sekedar menenggelamkan nilai-nilai agama, tetapi juga terjadi kerusakan peradaban dunia, yang akan mengancam kehidupan dunia. Untuk membangkitkan kembali iptek yang berlandaskan lslam maka, harus memenuhi persyratan yang sesuai dengan islam.

Kata Kunci: ilmu pengetahuan, teknologi, islam.

PENDAHULUAN

Berdasarkan sudut pandang filsafat, ilmu dan pengetahuan memiliki arti yang berbeda. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dimiliki manusia melalui panca indra. dengan berpikir manusia menemukan pengetahuan. Terdapat empat jenis pengetahuan manusia yaitu: 1) pikiran manusia, hal ini melahirkan paham rasionalisme yang berpendapat bahwa satu-satumya sumber pengetahuan adalah rationya (akalnya), 2) pengalaman manusia, hal ini melahirkan paham empiris, yang dikenal dengan teorinya ‘tabula rasa’ yang maksudnya manusia seperti kertas putih maka pengalamanlah yang akan memberikan warna kepadanya, 3) intuisi manusia, pengetahuan yang diperoleh tanpa melalui proses penalaran, 4) wahyu Allah, pengetahuan yang disampaikan oleh Allah melalui para nabi utusan-Nya.

(2)

Teknologi merupakan produk atau hasil dari ilmu pengetahuan. Perbedaan dari teknologi dan pengetahuan terletak pada sudut pandang budayanya, karena teknologi merupakan saah satu unsur budaya dan hasil dari penerapan praktis dalam ilmu pengetahuan. Sebuah teknologi dapat berdampak negatif pada kehidupan manusia dan lingkungan jika yang menggunakannya kurang kondisional. Sedangkan, dampak positifnya berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia.

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah pasangan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan modern. Pasangan ini dihasilkan untuk mengetahui mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan melaksanakan tanggungjawab manusia sebagai khalifah. Tuntutan untuk hidup modern menjadi kebutuhan masyarakat untuk mensejahterakan hidupnya. Karna itu, pemanfaatan iptek merupakan syarat untuk memenuhi kebutuhan hidup modern yang sudah memasuki kehidupan manusia ini. Akan tetapi, perkembangan iptek yang sudah menyebar dimasyarakat ini banyak melanggar norma-norma sehingga merubah kebudayaan, norma-norma yang ada di masyarakat, seperti norma agama, etika, dan lain-lain.

Dalam pandangan islam, ilmu pengtahuan dan teknologi sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Namun, al-Qurán tidak dapat memberikan hasilnya, hanya saja menjelaskan beberapa kuncinya dan selanjutnya manusialah yang bertugas untuk mengolah pengetahuan tersebut agar dapat membuahkan hasil yang dapat bermanfaat bagi kelangsungan dan kesejahteraan hidup manusia.

Dalam artikel ini dibahas (a) iptek dan peradaban manusia (b) masa kejayaan iptek dikalangan muslim (c) mundurnya iptek di kalangan umat islam (d) konsep ipteks dalam islam (e) persyaratan bangkitnya iptek di dunia islam (f) fakta iptek dalam Al-Qur’an.

IPTEK DAN PERADABAN MANUSIA

Pada saat awal Allah mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga adalah akibat dari kesalahan yang mereka perbuat. Namun, kesalahan itu tidak sama sekali tidak membawa dosa, karena Allah telah mengampuni doa mereka setelah mereka bertaubat atas pelaggaran yang mereka perbuat. Dengan pernyataan ini, bukan berarti Adam dan Hawa tidak akan diturunkan kebumi apabila mereka tidak berbuat kesalahan, dalam ayat lain Allah berfirman dalam surat (Al-Baqoroh: 30): ‘’Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘’sesungguhnya hendak menjadikan khalifah di muka bumi’’.

Dari ayat diatas dapat dipahami, bahwa sebelum Adam dan Hawa berbuat kesalahan, Allah sudah merencanakan manusia untuk menjadi penghuni bumi, bukan penghuni syurga. Khalifah berarti wakil, pengganti, sebagai pengemban tugas dan kewajiban.

(3)

yang maha pengasih; Yang mengajar dengan perantara baca-tulis; dan mengajarkan manusia semuanya yang belum diketahuinya’’ (QS. Al-Alaq :1-5).

ممللقللابم مللللعل ىذملللا ممرلككأللكا كلبلمرل ول أكرلقكا قلللعل نكمم نلاسلنكلما قلللخل قلللخل يذملللا كلبلمرل ممسكابم أكرلقكا • • •

مكللعكيل مكلل امل نلاسلنكلما مللللعل • Kata iqra’ dapat bermakna bacalah, terlihat, kajilah dan amatilah. Secara umum, manusia tidak hanya beriman kepada Allah saja, melainkan semuanya disuruh membaca, baik membaca bacaan yang telah tertulis dalam kitab sucinya sebagai ayat qouliyyah maupun fenomena alam yang disebut ayat qouniyyah.

MASA KEJAYAAN IPTEK DIKALANGAN MUSLIM

Islam pernah berjaya di bidang iptek sekitar abad VIII sampai abad XIII. Setelah abad tersebut islam meluncur dikalangan muslim sampai sekarang. Pada abad kejayaan islam dibidang iptek tersebut, islam diseagani oleh kawan maupun lawan. Tradisi keilmuan islam yang dipelopori oleh al-Kindi (filsuf penggerak dibidang pengetahuan) yang berprinsip bahwa islam itu dapat memperoleh ilmu pengetahuan dari manapun sumbernya, asal tidak bertentangan dengan syariat islam, benar-benar dipegang oleh umat muslim. Al-Kindi mengatakan:

Maka bagi kita tidak lah bukan tempatnya untuk malu mengakui kebenaran dan mencernakannya, dari sumber manaoun ia datang kepada kita. Bagi mereka yang menghargai kebenaran, tidak ada sesuatu yang lebih tinggi dari suatu kebenaran melainkan kebenaran itu sendiri, dan ia tidak akan pernah meremehkan ataupun merendahkan martbat mereka yang mencarinya’’.

Hal ini sejalan dengan hadist nabia yang menyuruh ummat islam untuk menuntut ilmu walaupun sampai ke negeri Cina. Yang mana negara cina adalah negara yang mayoritas Non-muslim.

Nabi Muhammad menyuruh muslim berlayar ke Cina adalah untuk merebut teknologinya, bukan jiwa dari teknologi tersebut. Jadi tidak masalah kita belajar ke negeri non-muslim di bidang iptek. Dengan prinsip tersebut, kaum muslimin berlomba-lomba mencari ilmu pengetahuan ke berbagai penjuru dunia. Sains yang berasal dari Yunani, Persia, India, dan Cina dikembangkan oleh islam menjadi sains yang islami, sehingga membawa kejayaan peradaban islam pertama sebelum jatuhnya Baghdad. Masa kejayaan ini dibuktikan dengan lahirnya tokoh-tokoh ilmuwan muslim yang berhasil mengembangkan sains di masa keemasannya.

Sekitar abad VIII dan IX muncul ilmuwan muslim sebagai berikut: jabbir ibn Hayyan (Bapak pendiri kimia, dan laboratorium pertama), Al-Khwarizmi (Matematikawan ulung pertama), Al-Kindi (Filosuf penggerak dan pengembangan ilmu pengetahuan), Zakariyya ar-Razi (Dokter penenemu penyakit cacar dan darah tinggi), dan lain sebagainya.

Sekitar abad X muncul ilmuwan muslim seperti: Abu Qasim az-Zahrawi (ahli bedah muslim yang reputasinya melebihi Galen dan Socrates), Al-Faraby (Komentator Aristoteles sejak kecil), Ibn Aamajur (Astronomi pencatat perjalanan bulan), Ibnu Rusta (Astronom yang teorinya berdasarkan Qurán), Al-Khwarizmi (Penulis ensiklopedia pelbagai ilmu disiplin).

(4)

Ibnu Zuhur (Keluarga sarjana yang amat berprestasi), Ibnu Saffar (Penulis sejumlah tabel astronomi), dan lain-lain.

Sekitar abad XII muncul ilmuwan muslim seperti: Ibnu Bajjah (Ahli filsafat sekaligus ahli musik), Ibnu Rusyd (Pengarang ilmu kedokteran umum), Ibnu Thufayl (Pengarang hayy ibn Yaqzan), Al-Idrisi (Ahli geografi termasyhur).

Sekitar abad XIII ilmuwan muslim seperti: Abi Mahasin (Dokter spesialis mata ternma), Ibn Al-banna (Sarjana serba bisa), Ibnu Nafis (Ibnu Sina kedua).

Setelah abad-abad diatas ilmuwan muslim semakin langka dan terus meluncur hingga hampir tidak muncul ilmuwan muslim di dunia. Pada abad ke XIV terakhir muncul di Indonesia dibidang kedirgantaraan, yaitu Prof. Dr. B.J. Habibie.

MUNDURNYA IPTEK DALAM ISLAM

Kemunduran iptek dalam kalangan muslim kemungkinan disebabkan oleh tiga hal yaitu: pertama, generasi ilmuwan terdahulu kurang menyiapkan generasi berikutnya untuk mengkondisikan suasana ilmiah bagi kehidupan ummat. Kedua, generasi berikutnya lebih puas menikmati hasil dari ilmuwan terdahulu, tanpa berusaha meciptakan temuan baru. Ketiga, para penguasa di negara islam kurang mendukunng perkembangan iptek, sehingga suasana iptek dikalangan muslim menjadi kering.

Sekarang ini perkembangan iptek di dunia islam sungguh memprihatinkan. Hampir 94% ilmuwan dan teknologi yang terlibat dalam dalam penelitian dan pengembangan berada di negara-negara maju. Hampir dari 97% investasi total dalam penelitian dan pengembangan terdapat negara maju, sedangkan modal yang ditanamkan di negara-negara islam hanya kira-kira satu persen. Negara industri maju memakai 3% dari pendapatan GNP untuk penelitian ilmiah, sedangkan di negara-negara muslim tak satupun memberikan komitmen untuk memberikan 1% dari total GNP nya untuk perkembangan iptek.

Kurangnya perhatian terhadap iptek dari para pengambil keputusan dan sebagai akibat tidak berfungsinya sarana dan fasilitas, menyebabkan peneliti hijrah ke negrara yang maju. Ditambah lagi penempatan ilmuwan muslim di negara muslim tidak sesuai dengan keahliannya, sehingga memperparah kondisi pengembangan iptek di dunia islam.

KONSEP IPTEK DALAM ISLAM

Sudah menjadi hal yang umum bahwa agama yang identik dengan kesakralan tidak sejalan bahkan bertentangan dengan iptek yang notabene selalu berkembang pesat. Namun, pemikiran ini tidak berlaku lagi ketika agama-agama tidak hanya dilihat dari ritualitas belaka namun melihat nilai-nilai spiritualitas yang hakiki.

(5)

Allah SWT, telah memberikan isyarat tentang ilmu, baik dalam bentuk uraian, maupun dalam bentuk kejadian. Contohnya seperti kasus mukjizat para rasul. Manusia yang berusaha meningkatkan daya keilmuwannya mampu mengangkap dan mengembangkan potensi itu, sehingga teknologi ilahiyah yang diluar batas kemampuan manusia dapat ditranformasikan menjadi teknologi yang dapat diterima manusia.

Dari sini dapat diketahui bahwa dalam islam, ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan sebagai sarana untuk mengenal Allah dan melaksankan perintah allah sebagai khalifah di muka bumi. Sehingga sains tersebut harus membawa kemaslahatan kepada ummat manusia pada umumnya dan umat muslim pada khususnya.

FAKTA IPTEK DALAM AL-QUR’AN

Salah satu sifat dari Al-Qurán adalah penegasan berulang-ulang tentang kemaha kuasaaan tuhan, dan merujuk pada keberagaman gejala alam. Aspek terpenting dari pemikiran ini adalah bahwa alqur’an berisi informasi yentang fatwa-fatwa ilmiah yang amat sesuai dengan penemuan manusia, diantaranya adalah:

 Bahwa seluruh kehidupan berasal dari air QS. Al-Anbiya’ [21]: 30

املهمنقكتلفلفل اققتكرل اتلنلاكل ضلركللا ول تماولاملسللا نللأل اوكرمفلكل نليكذملللا ىرليل مكللولأل

ىلص

ءمآملا نلمم انللكعلجلول

يليحل ءييكشل لللكم

ىلص

نلوكنمممؤكيم اللفلأل

.

Artinya:

’Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kammi jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka, mengapakah mereka tiada pula yang beriman.”

 Bahwa alam semesta terbentuk dari gumpalan gas QS. Fushilat [41]: 11

نليكعمئمآطل انليكتلال آتلللاقل اهقرككل وكأل اعقوكطل ايلتمئكا ضمركأللكلم ول اهللل للاقلفل نناخلدم ىلهمول ءمآمسللا ىللإم ىولتلسكا لملثم

.

Artinya:

“ Kemudian dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu ia berkata kepadanya dan kepada bumi: ‘’datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa’’. Keduanya menjawab: ‘’kami datang dengan sesuka hati”.

(6)

PERSYARATAN BANGKITNYA IPTEK DI DUNIA ISLAM

Akibat dari kemunduran iptek yang terjadi di dunia islam, maka diperlukan اsuatu upaya untuk membangkitkan kembali iptek dalam islam. Beberapa syarat mendasar yang harus dipenuhi oleh ummat islam apabila hendak memajukan kembali iptek di dunia islam

Pertama, kita harus menyadari dan memahami kembali bahwa tugas kekhalifahan kita itu tidak lain adalah untuk memakmurkan kehidupan dibumi. Alat untuk mengemban tugas itu adalah dengan iptek. Allah berfirman:

‘’ Hai Adam dan sekalian ummat manusia keturunannya, Aku telah menciptakan bumi dan langit seisinya, silahkan membuatnya dengan lebih baik demi kepentinganmu sendiri”.

Jadi, untuk mengolah apa yang telah Allah sediakan bagi kita adalah dengan iptek. Kedua, kita harus mampu menangkap pesan-pesan yang terkandung dalam wahyu yang pertama kali turun, yaitu iqra’. Dalam perintah iqra’ kita dapati bahwa tidak ada objek yang harus dibaca pada perintah tersebut. Dengan demikian, maka objeknya bersifat umum, meliputi segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh kata itu, yaitu alam raya, masyarakat, dan manusia itu sendiri. Jadi, perintah baca disini tidak hanya membaca ayat-ayat kitabiyyah, tetapi juga ayat-ayat kawniyyah.

Ketiga, kaum muslimin harus menyadari dan memahami bahwa sebanyak 750 ayat-ayat kawniyah itu hampir seperdelapan isinya berasal dari ayat-ayat Al-Qur’an. Dalam ayat tersebut sebenarnya kita ditegur agar kaum muslimin mempelajari alam semesta, untuk berfikir dengan menggunakan penalaran yang sebaik-baiknya, untuk menjadikan kegiatan ilmiah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan ummat islam.

Keempat, kita harus ingat sabdah Nabi Muhammad SAW: ‘’sesungguhnya orang berilmu adalah pewaris nabi’’. Kalimat ini memounyai dua sisi yang merupakan satu kesatuan. Sisi pertama, memang hanya orang berilmulah yang berhak untuk disebut sebagai pewaris nabi, dan sisi kedua, orang-orang yang mewarisi akhlak nabilah yang berhak disebut pewaris nabi. Dengan demikian seorang yang berilmu dan memiliki iman yang kokoh yang berhak mendapat julukan sebagai pewaris nabi.

Kelima, kita harus menyadari dan memahami bahwa Al-Qurán sangat menekankan pada orang yang alim, yaitu orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Dalam surat Az-Zumar:9, Allah memberiakan teguran:

همبلمرل ةلملحكرل اوكجمركيل ول ةلرلخمأللكا رمذلخكيل امقئماقل ول ادقجماسل لميكلللا ءلانلاءل تننماقل ولهم نكمللأل ىلق

نلوكممللعكيل نليكذملللا ىومتلسكيل لكهل لكقم

نلوكممللعكيل الل نليكذللللاول

ىلق

بمابللكللاك اوكلموكأم رمكللذلتليل املنللإم • Artinya:

(7)

Teguran semacam inilah yang diharapkan menyadarkan ummat islam agar mempunyai kesadran ilmiah. Ayat diatas juga mengisyaratkan bahwa di surga kelak, orang yang berilmu menduduki tingkatan yang paling tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki ilmu pengetahuan.

Keenam, para penguasa (pengambil keputusan), hendaknya menyadari dan memahami bahwa kedudukan mereka sangat strategis di dalam membutuhkan suasana kehidupan ilmiah di dalam negaranya, karena hidup suburnya iptek juga tergantung kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dilahirkannya.

Ketujuh, para ahli tafsir Al-Qurán hendaknya bekerja sama dengan para ilmuwan ayat kauniyah, untuk menafsirkan isyarat-isyarat ilmiah yang terkandung dalam Al-Qurán. Hal in akan membuat kitab suci dapat berdialog dengan kehidupan oleh para ilmuwan dan dapat merangsang untuk meneliti secara jauh tentang kebenaran statement Al-Qurán. Sehinga ilmu kita dapat lebih dulu menemukan teori-teori ilmiah sebelum orang-orang non-muslim. Dengan demikian harkat agama islam dimata non-muslim akan terangkat menjulang dan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi kehidupan manusia.

Kedelapan, para kolongmerat muslim hendaknya bersatu dalam satu wadah untuk membiayai proyek atau program-program yang berkenaan dengan penelitian dan pengembangan iptek.

Kesembilan, para pengasuh pondok pesantren (Indonesia) ataupun lemabaga yang sejenis mulai memebuka diri terhadap iptek, dengan memasukkan iptek kedalam kurikulum dan kegiatannya , tanpa menggeser pelajaran agama, untuk mengantisipasi iptek masa kini dan dimasa yang akan adtang.

Sembilan persyaratan mendasar diatas, merupakan faktor yang penting bagi kebangkitan kembali iptek dalam islam. Kerja sama yang erat antar pengusaha yang adil, ulama’ dari berbagai spesialisnya, kolongmerat yang merelakan hartanya dijalan Allah, masyarakat muslim yang sadar akan pentingnya iptek untuk mengangkat derajatnya disis Allah, sudah saatnya diikat dengan satu tali, yaitu tali Allah SWT.

SIMPULAN

Sebelum manusia diciptakan di bumi, Allah SWT sudah merencanakan bahwa manusia diberi amanah sebagai khalifah untuk menjaga bumi, artinya manusia dibekali ilmu pengetahuan untuk menjalankan amanatnya sebagai khalifah. Sejak diciptakannya manusia pertama yaitu Nabi Adam dan Hawa, Allah telah mengajarkan ilmu pengetahuan kepada mereka dengan mengurus para malaikat untuk mengajarkan nama-nama benda yang ada di bumi. Kemudian ilmu pengetahuan tersebut diturunkan kepada anak-anak adam dan semakin berkembang hingga sekarang ini. Dan hasil produk dari ilmu pengetahuan itu adalah teknologi.

(8)

Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwasanya sumber dari iptek adalah berasal dari islam. Jadi, pada dasarnya islam, ilmu pengetahuan, dan teknologi merupakan suatu kesatuan yang sudah diajarkan oleh Allah kepada manusia untuk menjalankan tugasnya di muka bumi sebagai khalifah. Namun, saat ini pengetahuan dalam islam justru kalah dengan pengetahuan-pengetahuan yang bersumber dari non-muslim. Sehingga diperlukan beberapa upaya untuk mengembangkan kembali iptek yang berlandaskan islam.

DAFTAR RUJUKAN

Sidik, M. Ansorudin. 1995. Pengembangan wawasan iptek pondok pesantren. Jakarta: Bumi Aksara.

Majid, Nurkholis. 1984. Khasanah Intelaktual Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Arsyad, M. Nastir. 1983. Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah. Bandung: Pustaka.

12.

http://academia.edu/iptek-dalam-pandangan-islam.

Referensi

Dokumen terkait

M. Ilmu pengetahuan atau science adalah prasyarat untuk mewujudkan salah satu tujuan diciptakannya alam raya ini, yaitu untuk manfaat manusia. Namun, ilmu pengetahuan

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu

diatas penulis berpendapat bahwa ilmu komunikasi atau publisistik adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan membantu manusia atau masyarakat dalam mencari jalan keluar

Karena dengan akalnya yang tajam manusia modern dapat menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat mengagumkan, dan menganggap manusia zaman dahulu adalah lebih

TERWUJUDNYA INSAN PENDIDIKAN YANG BERPRESTASI DALAM ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN SENI BERLANDASKAN IMAN

Teknologi tersebut adalah teknologi yang diciptakan untuk membuat perempuan menjadi lebih nyaman dan mudah dalam menjalankan aktivitasnya bukan teknologi yang

Ilmu Pengetahuan adalah sebuah sarana atau defenisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk

Kota ini menjadi teladan bagi peradaban yang toleran dan berkembang pesat dalam berbagai aspek ilmu pengetahuan dan teknologi Tokoh-tokoh seperti Ibnu Sina Avicenna, Ibnu Rusyd