• Tidak ada hasil yang ditemukan

ilmu pengetahuan dan seni dalam perspekt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ilmu pengetahuan dan seni dalam perspekt"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pemujaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi secara berlebihan dapat menimbulkan sikap hidup yang tidak seimbang. Albert Einstein menyatakan bahwa agama mengarahkan hidup, ilmu memudahkan hidup dan seni menghaluskan serta mengindahkan hidup. Ketidakseimbangan penerapan agama, ilmu dan seni dalam hidup ini akan dapat menimbulkan kehidupan yang pincang. Untuk membangun sikap hidup yang seimbang, agama, ilmu dan seni harus diaplikasikan secara terpadu dengan posisi dan fungsi yang tepat dan akurat.

Penekanan prioritas kehidupan pada bidang ekonomi dengan mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) tentunya merupakan hal yang mutlak. Tanpa Iptek, prioritas pada bidang ekonomi tentunya tidak mungkin bisa berhasil dengan baik. Yang patut diperhatikan adalah mengendalikan dinamika penggunaan Iptek jangan sampai tanpa kendali spiritual agama dan seni. Peranan agama dalam hidup ini bermaksud menyangkut aspek spiritual yang dapat memberi arah yang benar, tepat dan akurat.

Iptek bertujuan untuk memberikan berbagai kemudahan hidup. Penerapan Iptek seperti itu banyak menimbulkan kenikmatan hidup. Kenilcmatan hidup yng dinikmati dengan batas-batas tertentu dengan kesadaran rokhani tentunya memberi makna pada arti kehidupan. Nmaun, kenikmatan hidup tanpa dibatasi berdasarkan kesadaran rohani akan menimbulkan dosa sosial. Demikian menurut pandangan Mahatma Gandhi, Bapak bangsa India.

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, ketika ilmu pengetahuan berkembang dengan otomatis teknologi juga ikut mengalami perkembanga.

(2)

Seyogianya Iptek itu sebagai alat manusia untuk mensukseskan tujuan hidupnya,tetapi Hidup yang dimanjakan oleh hasil pengembangan Iptek dapat menimbulkan “budaya menerabas” budaya yang menimbulkan sikap hidup yang ingin serba cepat dengan mengabaikan herbagai norma hidup. Untuk mendapatkan kekayaan misalnya, orang yang memliki peluang akan menggaruk kekayaan dengan mengabaikan norma hukum, etika, sopan santun maupun norma agama. Misalnya, dalam mentaati suatu prosedur birokrasi, mereka akan menerabas saja dengan kekuasaan, pengaruh maupun dengan uang. Budaya menerabas inilah akan menimbulkan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN). Budaya menerabas ini akan melemahkan hukum.

Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, yang harus dipelajari untuk dapat mempermudah kehidupan manusia, sehingga ketika seseorang memanfaatkan teknologi maka tetap harus memperhatikan aspek agama sehingga akan tercapai suatu keseimbangan antara hal yang menyangkut keduniawian dan juga ketuhanan.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di uraikan diatas, maka perlu kiranya dibuatkan sebuah sistem yang bisa digunakan sebagai solusi dari permasalan tersebut di atas, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengertian Agama, IPTEK, dan Seni?

2. Bagaimana pandangan agama Hindu mengenai IPTEK dan Seni?

3. Bagaimana hubungan perkembangan IPTEK dan Seni dengan Agama Hindu?

4. Bagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Weda?

5. Bagaimana sraddha jnana dan karma kesatuan dalam yadnya?

6. Bagaimana kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu?

7. Bagaimana pedoman agama Hindu dalam perkembangan IPTEK?

8. Bagaimana Tri Hita Karana dan tanggung jawab alam dan lingkungan?

9. Bagaimana antisipasi agama Hindu terhadap perkembangan IPTEK?

10. Bagaimana manfaat dari perkembagan IPTEK bagi umat agama Hindu?

(3)

1.3.Tujuan

Dari apa yang sebelumnya telah terurai pada latar belakang dan juga dari hasil perumusan masalah maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi tujuan dari penulisan paper ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetagui pengertian Agama, IPTEK, dan Seni.

2. Untuk mengetagui pandangan agama Hindu mengenai IPTEK dan Seni.

3. Untuk mengetagui hubungan perkembangan IPTEK dan Seni dengan Agama Hindu.

4. Untuk mengetagui ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Weda.

5. Untuk mengetagui sraddha jnana dan karma kesatuan dalam yadnya.

6. Untuk mengetagui kewajiban menuntut ilmu dan mengamalkan ilmu.

7. Untuk mengetagui pedoman agama Hindu dalam perkembangan IPTEK.

8. Untuk mengetagui Tri Hita Karana dan tanggung jawab alam dan lingkungan.

9. Untuk mengetagui antisipasi agama Hindu terhadap perkembangan IPTEK.

10. Untuk mengetagui manfaat dari perkembagan IPTEK bagi umat agama Hindu.

11. Untuk mengetagui dampak yang didapat dari perkembangan IPTEK untuk agama Hindu.

1. Manfaat

Menyusun paper ini tentunya bukan hanya untuk menyelesaikan tugas tetapi memiliki manfaat yang sekiranya mampu membantu para pembaca dalam materi ini, adapun

manfaatnya adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Khusus

Memberikan informasi dan materi mengenai ilmu pengetahuan dalam perspektif Hindu kepada mahasiswa-mahasiswi Fakultas Peternakan pada khususnya, sehingga mampu membantu dalam proses perkuliahan.

2. Manfaat Umum

Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya di agama Hindu, karena IPTEK tanpa dasar agama tak berarti apa apa.

(4)

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Agama, IPTEK, dan Seni

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti “tradisi”. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan (wikipedia.com).

Definisi dan Batasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Ilmu (science) termasuk pengetahuan (knowledge). Yang dimaksud dengan ilmu ialah pengetahuan yang diperoleh dengan cara tertentu yang dinamakan metode ilmiah. Bidang yang ditelaah oleh ilmu itu tidak terbatas kepada obyek atau kejadian yang bersifat empiris. Artinya, obyek atau kejadian tersebut dapat ditangkap oleh panca indera manusia atau alat-alat pembantu panca indera. Bidang-bidang di luar jangkauan pengalaman manusia tidak termasuk dunia empiris, contohnya masalah tentang Tuhan, akhirat, surga dan neraka, dan sebagainya. Dengan demikian terkandung makna bahwa bidang ilmu itu terbatas (Tjokronegoro dan Sudarsono, 1999).

Pengertian pengetahuan lebih luas daripada ilmu. Pengetahuan adalah produk pemikiran. Berpikir merupakan suatu proses yang mengikuti jalan tertentu dan akhirnya menuju kepada suatu kesimpulan dan membuahkan suatu pendapat atau pengetahuan. Dengan menerapkan pengetahuan, manusia dapat meringankan kerja dan beban penderitaannya sehingga kesejahteraan data lebih baik (Tjokronegoro dan Sudarsono, 1999).

(5)

Nilai lainnya adalah nilai pengetahuan dan informasi. Lebih lanjut dikatakan bahwa yang paling penting dalam seni adalah nilai hidup yang diungkapkan di dalamnya. Nilai-nilai ini berupa problematik yang biasanya dipandang secara filsafati, disadari atau tidak oleh senimannya. Nilai hidup ini menunjukkan tingkat kepahaman seniman terhadap kehidupan ini, juga menunjukkan luasnya pandangan seniman. Nilai-nilai seni yang digemari oleh kaum cendekiawan adalah nilai-nilai ini. Kesenian lalu dipandang sebagai suatu metode untuk mengungkapkan kepahaman terhadap suatu kehidupan. Kalau ilmuwan dan filosuf memahami hidup ini dengan disiplin nalarnya, maka seniman bukan hanya bekerja berdasakan nalar, melainkan dengan seluruh aspek dimensi rohani manusia, seperti menghayati hidup sehari-hari. Bedanya bahwa bagi ilmuwan penghayatan hidup sehari-hari berlangsung tanpa bentuk, sedangkan pada seniman penghayatan, dibingkai dalam bentuk intisari hakiki pemahamannya ( Sumardjo,2000:199-200).

2.2.Pandangan Agama Hindu Mengenai IPTEK dan Seni

Pada dasarnya ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan, yang harus dipelajari untuk dapat mempermudah kehidupan manusia, sehingga ketika seseorang memanfaatkan teknologi maka tetap harus memperhatikan aspek agama sehingga akan tercapai suatu keseimbangan antara hal yang menyangkut keduniawian dan juga ketuhanan.

Dalam Hindu ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat diagungkan sebagai suatu anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang didasari dharma, sehingga ketika sesorang memanfaatkan pengetahuan itu diharapkan selalu mengingat Ida Sang Hyang Widhi Wasa sebagai suatu bentuk pengamalan dari berkarma berdasarkan dharma, dan Kemudahan serta kenikmatan yang dapat diberikan oleh hasil pengembangan Iptek itu tentunya patut disyukuri sebagai sebagai anugerah Tuhan.

Seni sebagai penyeimbangan antara ilmu pengetahuan, teknologi dan agama untuk mencapai tujuan agama hindu yaitu Moksartham Jagaddhitiaya ca iti dharmah atau kebahagiaan lahir batin.

(6)

Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Ilmu dapat di pandang sebagai produk, proses dan paradigma. Ethika ilmu pengetahuan berusaha memahami alam sebagaimana adanya. Salah satu ciri teori keilmuan adalah berdaya ramah dan terbuka untuk diuji, dan dikembangkan dalam falsifikasi yang sahih ( Modul Akta V B, IA,198211983). Ilmu dapat dibagi dua yaitu, Ilmu dasar (fundamental science) dan Ilmu terapan (applied science).

(7)

Sekiranya kita bertanya Apakah yang akan terjadi setelah manusia mati ?. Maka‟ pertanyaan itu tidak dapat diajukan kepada ilmu melainkan kepada agama, sebab seorang ontologis ilmu membatasi din path pengkajian obyek yang berada dalam lingkungan pengalaman manusia. Ilmu pengetahuan dikaji secara lebih mendalam di dalam agama Ilmu pengetahuan merupakan kajian sebagian di dalam Weda. Ilmu dan pengetahuan bagaikan dua sisi mata uang. Kalah satu kabur atau kosong tentu tidak dapat dijadikan transaksi pembayaran. Demikian pula dengan agama tanpa ilmu akan menjadi egois, takabur, tidak berdasarkan kebenaran, akan simpang siur tidak tentu arah. Agama tanpa ilmu, tidak akan berkembang. Sebab ilmu akan menuntut tentang cara‟ mempelajari agama, mengembangkan agama dan membantu penelitian dalam agama. Luasnya ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan jembatan untuk mengejar atau membantu sraddha mencapai kebenaran. Ungkapan ini baru tergolong sattwam, namun kalau tidak digerakkan oleh karma untuk berbuat tentu tidak akan ada apa-apa. Menurut ajaran agama Hindu perbuatan yang dimaksud adalah perbuatan yang tidak terikat oleh hasil (karmayoga ). Terikat atau tidak kepada hasil tetapi setiap bekerja tentu dikejar oleh hasil (karma dikejar oleh pahala, sebab merupakan hukum kodrat).

2.4.Ilmu Penegtahuan dan Teknologi dalam Weda

Menurut Albert Einsten, agama masa depan adalah agama alam semesta. Agama yang menghindari dogma dan teologi. Berlaku secara alamiah dan bathiniah, serta berdasarkan pengertian agama yang muncul karena berbagai pengalaman, baik fisik maupun spiritual, dan merupakan satu kesatuan yang sangat berarti.

Alam sebagai satu-kesatuan terdiri atas Bhuta-kala yang meliputi bhuta (ruang,materi), serta kala (waktu,energi). Interaksi antara keduanya menyebabkan alam (baik buana agung maupun buana alit) tidak bersifat kekal, tetapi senantiasa mengalami perubahan, karena hanya perubahanlah yang kekal. Materi (bhuta) berubah karena ulah sang kala. Lalu adakah aturan untuk semuanya ini?

(8)

kemudian menurut Darwin memaparkan bahwa siapa yang kuat (bertahan) dialah yang akan menang. Hukum alam ini bersifat mengatur gerak makrokosmos dan mikrokosmos dari tingkat mikro hingga makro. Benda-benda langit beredar dalam lintasannya menurut RTA. Demikian pula gerakan-gerakan elektron di sekeliling inti. Hukum alam bersifat rahasia yang mesti disingkap dengan kemampuan akal budhi (idep) manusia. Selanjutnya RTA berkembang menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science. Petualangan manusia dalam dunia sains berawal dari keragu-raguan dan berakhir dengan kepercayaan akan adanya ketidakpastian. Sebaliknya, penyerahan diri pada dharma, secara umum dikenal sebagai ajaran agama. Hal ini bermula dari kepercayaan dan mencapai puncaknya pada tingkat keyakinan dan kepasrahan. Dengan demikian, sains dan agama menurut perspektif Hindu bukanlah sesuatu yang bertentangan, tetapi perlu dipadukan untuk suatu inovasi yang lebih baik. Jika ajaran agama dianggap sebagai filsafat hidup, sementara filsafat merupakan induk bagi pengetahuan, apakah layak jika anak dan induknya dipertentangkan?

(9)

persembahan materi ; dalam keseluruhannya semua kerja ini berpusat pada ilmu pengetahuan ( Bhagawadgita IV.33)

2.5.Sraddha Jnana dan Karma sebagai Kesatuan dalam Yadnya

Ilmu pengetahuan,teknologi dan seni merupakan satu kesatuan yang saling mendukung. Ilmu dapat dipandang sebagai produk,proses dan paradigma. Ethika ilmu pengetahuan berusaha memahami alam sebagaimana adanya. Salah satu ciri teori keilmuan adalah berdaya ramah dan terbuka untuk diuji,dan dikembangkan dalam falsifikasi yang salah. Ilmu dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Ilmu dasar (fundamental science)

2. Ilmu terapan (applied scince)

Tujuan ilmu dasar yaitu untuk mengembangkan ilmu itu sendiri dan ilmu terapan untuk memecahkan masalah praktis dan memecahkan kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Ilmu pengetahuan dapat menyumbangkan alternatif- alternatif,prosedur dalam teknologi, oleh karena itu ilmu pengetahuan harus didasari oleh agama sehingga tidak membabi buta,karena tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan ilmu pengetahuan. Seni dalam agama Hindu sudah menjangkit dalam perasaan umat karena setiap upacara agama tentu ada pentas seni sesuai dengan konteksnya. Setiap pekerjaan didasari oleh sikap beryadnya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak terikat oleh hasilnya.

2.6.Kewajiban Menuntut Ilmu dan Mengamalkan Ilmu

(10)

2.7.Pedoman Agama Hindu dalam Perkembangan IPTEK

Agama Hindu mengajarkan bahwa manusia sebagai mahluk Tri Pramana yang dibekali bayu, sabda, dan idep. Bayu adalah kemampuan untuk bergerak, tumbuh, berkembang, hidup dan didukung oleh sabda yang memberikan kemampuan untuk berbicara, berkomunikasi serta dimuliakan dengan diberikan idep yang merupakan akal yang memberi kemampuan untuk berpikir dan menentukan yang baik atau salah (wiweka). Oleh karena itu, semenjak hidup manusia tidak lepas dari perkembangan baik perkembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi, mulai dari jaman primitif sampai ke jaman modern seperti sekarang ini.

Dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agama Hindu selalu mengajarkan agar berpedoman pada kesucian agar ilmu pengetahuan maupun teknologi yang dikembangkan senantiasa tidak merusak tatanan kehidupan dan selalu untuk memberi manfaat yang positif bagi umat manusia. Karena bagaimanapun untuk mengejar kesejahteraan lahir bathin yang mencakup artha, kama untuk mencapai moksa tentu kita

harus tetap berpegangan pada ajaran dharma.

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini juga kita hendaknya tetap berpedoman pada:

1. Tri Samaya

a. Atita : belajar dengan masa lampau

b. Wartamana : penyesuaian dengan masa sekarang

c. Nagata : penyesuaian pengembangan untuk masa yang akan datang 2. Dharma Sidhyartha

a. Iksa : pemahaman maksud dan tujuan kegiatan b. Sakti : kesadaran kemampuan mendukung kegiatan c. Desa : penyesuaian tempat kegiatan

(11)

Dan ke semua tersebut harus disesuaikan dengan: a. Desa = penyesuaian dengan tempat.

b. Kala = penyesuaian dengan waktu.

c. Patra = penyesuaian dengan keadaan.

2.8.Tri Hita Karana dan Tanggung Jawab terhadap Alam dan Lingkungan

Tri hita karana bersifat Universal merupakan landasan hidup menuju kebahagiaan lahir dan bhatin.tri hita karana berasal dari kata Tri = tiga, Hita = Sejahtera,kebahagiaan sedangkan karana artinya penyebab,jadi Tri hita karana adalah Tiga penyebab kebahagiaan atau kesejahtraan yang meliputi,

1. Prahyangan yaitu Keyakinan manusia terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

2. Pawongan yaitu manusia sendiri yang bersifat individu dan mahluk sosial sehingga memerlukan hubungan antar sesam manusia.

3. Palemahan dalam artian luas yaiu,sebagai tempat manusia itu tinggal dan berkembang sesuai dengan kodratnya, termasuk sarwa prani.

Dengan demikian konsep ‘Tri Hita Karana” telah memberikan pedoman untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi:

1. Menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat

2. Menjadikan dasar tujuan perkembangan manusia indonesia seutuhnya “Amanah Moksartham Jagaddhitiaya ca iti dharmah”.

(12)

4. Menjadi dasar gerakan keluarga berencana, untuk dapat mengendalikan pertumbuhan penduduk yang seimbang.

5. Khusus untuh masyarakat Hindu Tri Hita Karana ,menjadi dasar pula untuk pembentukan perumahan keluarga.

2.9.Manfaat Ilmu Penegetahuan dan Teknologi bagi Agama Hindu

1. Kendaraan bermotor

Umat hindu menggunakan kendaraan bermotor sebagai alat transpormasi untuk kegiatan-kegiatan upacara agar lebih cepat, seperti saat ke tempat suci(pura) yang jaraknya jauh dari rumah, dengan menggunakan kendaraan bermotor akan lebih praktis. Tetapi, sulinggih sebaiknya tidak mengemudikan kendaraan mengingat resiko hukum bila terjadi pelanggaran lalu lintas.

2. Melasti

Pada umumnya melasti berjalan kaki beriringan menuju segara atau pantai atau bagi umat hindu tempat penyucian bagi Bhatara. Tetapi, dianjurkan tidak memakai kendaraan sepanjang masih memungkinkan.

3. Pemakaian kaset

Dengan adanya kaset/CD umat bisa belajar dari rekaman tersebut, contohnya seperti pemutaran kaset Puja Trisandya di sekolah. Tetapi, tidak dibenarkan dipergunakan untuk, mengiringi upacara agama, kecuali untuk mengisi kekosongan sepanjang tidak merusak suasana keagamaan.

4. Plastik

(13)

b. Tidak dibenarkan memakai alat- alat yang berasal dan plastik, imitasi dan sejenisnya sebagai pengganti daripada daun bunga dan buah yang berfungsi sebagai upakara yadnya.

c. Penggunaan: plastik dan barang- barang imitasi sebagai wadah/ hiasan masih bisa diterima.

5. Kompor

Penggunaan kompor dalam rangkaian pembakaran mayat bisa diterima, sepanjang tidak merusak suasana dan tidak mengurangi syarat upacara.

6. Seng dan genteng

Keberadaan genteng atau seng ini sangat mengguntungkan bagi mereka yang ingin atap dari pura(sanggah) tersebut tahan lama. Tetapi, dianjurkan mempergunakan ilalang, ijuk dan bambu sebagai atap untuk bangunan suci dan sedapat mungkin menghindari seng dan genteng sebagai atap.

7. Beton cetakan.

a. Guna memenuhi persyaratan asta kosala kosali dan asta bhumi, bangunan palinggih sebaiknya tidak mempergunakan beton cetakan

b. Kalau penggunaannya bukan untuk palinggih masih bisa diterima. 8. Bayi tabung

a. Bayi tabung dapat diterima atas persetujuan suami istri.

b. Inseminasi atau pembuahan secara suntik bagi umat Hindu dipandang tidak sesuai dengan tata kehidupan agama Hindu, karena tidak melalui samskara dan menyulitkan dalam hukum kemasyarakatan.

(14)

Dengan merenungkan kembali manfaat IPTEK, maka kita menyadari tentang penggunaan atau manfaat IPTEK itu. Telah diungkapkan pada bagian awal tulisan ini IPTEK ibarat pisau bermata dua, di satu pihak akan sangat bermanfaat bila didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, kemakmuran dan kebahagiaan umat manusia, tetapi disisi lainnya akan sangat tidak ada gunanya jika IPTEK menjerumuskan umat manusia pada jurang kehancuran, misalnya seperti bom nuklir atau bom kimia yang dapat menghancurkan umat manusia yang tidak berdosa, mahluk hidup yang lain dan kerusakan alam pada lokasi bom itu diledakkan atau di-ujicobakan. Dari media massa kita bisa mendapatkan informasi tentang aktivitas pencinta perdamaian dan lingkungan menentang berbagai percobaan nuklir, menunjukkan bahwa kemajuan IPTEK akan sangat berbahaya bila digunakan untuk tujuan-tujuan yang tidak menguntungkan umat manusia.

Dalam pengembangan IPTEK tentunya umat beragama punya tanggung jawab moral, etika, dan spiritual untuk menjaga pengembangan IPTEK khususnya yang dikembangkan oleh para pakar bioteknologi untuk tidak mencampuradukkan berbagai gen dan menciptakan organisme yang kemudian menjadi monster-monster yang mengancam kelestarian alam dan kesejahteraan umat manusia. Umat beragama kiranya dapat mengantisipasi kemajuan IPTEK dengan kembali kepada makna IPTEK ditinjau dari sudut pandang agama, yaitu : untuk mendekatkan diri manusia kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan belajar dari ciptaan-Nya yang mengagumkan dan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup dan kebahagiaan umat manusia. Sepanjang IPTEK bermanfaat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, meningkatkan kecerdasan dan keluhuran budi pekerti serta tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, umat manusia dan segala ciptaan-Nya, maka agama sangat mendorong kemajuan IPTEK, tetapi IPTEK yang disalahgunakan untuk menghancurkan umat manusia, berbagai mahluk hidup serta alam ciptaan-Nya maka IPTEK itu hendaknya ditinggalkan. Untuk itu kitab suci Veda mendorong umat-Nya untuk senantiasa kreatif dan selalu maju seperti diamanatkan dalam kitab suci Veda berikut :

“ Wahai umat manusia, maju teruslah kamu, jangan mundur. Aku anugrahkan dua hal yaitu : Kekuatan dan kecerdasan”(Atharvaveda VIII.1.6)

“ Wahai umat manusia maju dan naiklah, jangan turun dan mundur. Semoga engkau dapat memecahkan ikatan kematian”(Atharvaveda VIII.1.4)

“ Wahai umat manusia majulah kamu dari kegelapan pikiran, menuju cahaya yang terang” (Atharvaveda VIII.1.8)

(15)

“Sesungguhnya Tuhan Yang Maha Esa, membuat kemajuan di bumi dengan menurunkan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan dan tingkah laku yang bertanggung jawab / terpuji” (Rgveda X.29.7)

Berdasarkan kutipan tersebut, umat beragama, khususnya mengantisipasi dampak IPTEK adalah dengan jalan kembali kepada ajaran Tuhan Yang Maha Esa dalam kitab suci veda maupun susastra Hindu lainnya. Demikian pula dapat dijumpai sebuah adigium di dalam Hindu yang menyatakan : “Bukanlah seorang maharsi (muni / cendekiawan) bila ia tidak memberikan pendapat (tafsir kembali) terhadap apa yang dipahami mereka”. Jadi pengkajian terhadap ajaran agama dengan menyingkapi makna ilmu pengetahuan dan teknologi serta manfaat penjelmaan dapat mengantar seseorang mencapai kebahagiaan.

2.11.

Dampak perkembangan Ilmu Penegtahuan dan Teknologi

terhadap Hindu

Perkembangan teknologi dalam kehidupan agama hindu pasti menimbulkan beberapa dampak yaitu :

1. Dampak Positif

a. Penyebaran ajaran-ajaran agama hindu bisa dilakukan dengan mudah melalui teknologi informasi

b. Dengan menggunakan teknologi informasi bisa digunakan sebagai media komunikasi yang mudah bagi para umat seagama maupun berbeda agama.

c. Bisa membentuk sumber daya manusia yang intensif. Karena umat secara tidak langsung memperoleh pengetahuan agama melalui penggunaan teknologi informasi.

(16)

a. Bila tidak berpedoman pada agama hindu maka akan terjadi penyalahgunaan terhadap perkembangan teknologi informasi.

b. Melalui teknologi informasi, penafsiran-penafsiran yang tidak sesuai tentang ajaran agama hindu (salah penafsiran) akan lebih mudah tersebar.

c. Tata krama dalam agama hindu tidak sepenuhnya bisa dipermudah dengan menggunakan teknologi informasi.

BAB III

PENUTUP

3.1.

Kesimpulan

1. Agama adalah suatu sistem kepercayaan terhadap Tuhan. Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang didapat melalui metode ilmiah. Seni adalah sesuatu yang indah dari ekpresi manusia.

2. Dalam Hindu ilmu pengetahuan adalah suatu hal yang sangat diagungkan sebagai suatu anugerah Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang didasari dharma.

3. Hubungan antara agama dan ilmu pengetahuan sangatlah erat. Ilmu pegetahuan tanpa agama tak akan ada apa-apanya dan hanya akan kearah yang negative karena tanpa dharma sama seperti agama tanpa ilmu pengetahuan tak akan mampu berkembang. 4. Dalam weda ilmu pengetahuan tersebut harus di sebarkan, sesuai dengan Reg Weda

(17)

5. Sraaddha Jnana Karma sebagai kesatuan yadnya, tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi harus berpedoman dari ketiga hal tersebut yang berdasarkan yadnya.

6. Kewajiban menuntut ilmu adalah suatu hal yang mutlak harus dilakukan oleh umat yang sedang brahmacari untuk kepentingan kehidupan dalam Grehasta.

7. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini juga kita hendaknya tetap berpedoman pada Tri Samaya, Dharma Sidhyartha, Rasa, utsaha, dan logika (akal), serta semua hal tersebut harus disesuaikan dengan Desa, Kala, dan Patra.

8. Dengan konsep Tri Hita Karana dapat menjadi dasar untuk mengamalkan amanah Moksartham Jagaddhitiaya ca iti dharmah.

9. Perkembangan IPTEK terhadap umat hindu memiliki beberap manfaat yang setidaknya mampu membntu umat dalam melaksanakan upacara seperti Kendaraan bermotor, melasti, pemakaian kaset, plastic, kompor, seng dan genteng, beton cetakan, serta bayi tabung.

10.Walaupun IPTEK banyak manfaat tetapi IPTEK ibarat pisau bermata dua, di satu pihak akan sangat bermanfaat bila didayagunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, kemakmuran dan kebahagiaan umat manusia, tetapi disisi lainnya akan sangat tidak ada gunanya jika IPTEK menjerumuskan umat manusia pada jurang kehancuran.

11. Terdapat dua dampak dari perkembangan IPTEK terhadap hindu, yaitu dampak positif dan negatif. Contoh dampak positif adalah penyebaran ajaran-ajaran agama hindu bisa dilakukan dengan mudah melalui teknologi informasi, sedangan dampak negatifnya adalah bila tidak berpedoman pada agama hindu maka akan terjadi penyalahgunaan terhadap perkembangan teknologi tersebut.

3.2.

Saran

(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.google.com/search?

newwindow=1&biw=1280&bih=699&q=ilmu+pengetahuan+dan+teknologi+dalam+pers pektif+hindu&oq=ilmu+pengetahuan+dan+teknologi+dalam+per&gs_

2. https://www.google.com/search?

newwindow=1&biw=1280&bih=699&q=penerapan+teknologi+bagi+agama+hindu&oq= penerapan+teknologi+bagi+agama+hindu&gs

3. https://www.google.com/search?

newwindow=1&biw=1280&bih=699&q=ilmu+pengetahuan+dan+teknologi+dalam+pers pektif+hindu&oq=ilmu+pengetahuan+dan+teknologi+dalam+per&gs

4. https://www.google.com/search?

Referensi

Dokumen terkait

Muhammad Munif Zuhri Di Desa Girikusumo Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak” adalah penglihatan, penilaian, atau tanggapan seseorang setelah melakukan pengamatan

Pada bab ini penulis memuat hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri atas gambaran umum tentang Koperasi Pegawai Republik Indonesia Universitas Negeri Padang

Dalam forum G-20 negara Indonesia berperan aktif serta ikut berkontribusi sebagai anggota tunggal yang berasal dari kawasan Asia Tenggara, di dalam forum ini Indonesia

Peta lampiran IPK N/A Pemegang IPK PT Tunas Alam Nusantara bukan merupakan IPK pada areal kawasan yang dilepaskan tetapi IPK pada APL.. 9

Berdasarkan table normalisasi pada buku Practical Ship Building yang didasarkan dari breaking stress dari BKI, maka dipilih tali tambat dengan bahan dari nylon yang mempunyai

(2) Bila hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) membuktikan bahwa SMF melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan, maka Komite Medik

pendanaan, peneliti menggunakan variabel-variabel bebas yaitu ukuran perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas yang diukur dengan rasio (NPM = Net Profit Margin dan ROE

Pengaruh tidak langsung potensi akademik terhadap prestasi akademik dengan mediasi kemampuan metakognisi statistika, pengetahuan awal, dan kemampuan kognisi