• Tidak ada hasil yang ditemukan

Copy of mgt global makalah 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Copy of mgt global makalah 1"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Globalisasi memberikan peluang sekaligus masalah kepada semua orang, tergantung dari antisipasi yang disiapkan dan dilaksanakan. Dalam dunia usaha dapat dikatakan memberi peluang atau positif dalam arti;

a). Peluang untuk meningkatkan penempatan jasa tenaga kerja lintas negara, b). Memberi peluang kesempatan kerja bagi SDM maupun peluang bisnis bila

SDM maupun dunia usaha bisnis tersebut benar-benar mampu memanfaatkan sekecil apapun peluang yang terbuka.

Dengan demikian arus barang atau jasa bebas tanpa hambatan antar negara, bahkan sumber daya ekonomi seperti modal, tenaga kerja dan teknologi akan mengalir pesat di berbagai wilayah ekonomi.

Globalisasi memberikan masalah atau berdampak negatif pada dunia usaha dalam arti persaingan yang sangat ketat dan tajam serta suasana yang sangat mudah meledak, apabila SDM dan dunia usaha bisnis tidak siap atau tidak memiliki nilai jual untuk menghadapi tantangan yang akan terjadi.

Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit.

Dengan munculnya globalisasi tenaga kerja, perusahaan global akan mampu memanfaatkan tenaga kerja dari seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah dan bebas.

Dampak global yang sudah terjadi misalnya pada tahun 2009 Cina mampu menggeser Amerika Serikat sebagai negara pengekspor ke posisi

(2)

2. Hal tersebut tentunya tak semata-mata Cina raih karena keajaiban, namun dengan menerapkan pola manajemen yang disiplin dan kerja keras. Negara yang memiliki sumber daya manusia terbanyak di dunia ini juga mulai menduduki peringkat pertama di Asia sebagai negara produsen dengan menggeser kedudukan Jepang.

Seiring semakin nyata adanya globalisasi, praktek-praktek manajemen pun tentunya harus semakin menjurus ke arah yang dapat menanggulangi tantangan-tantangan global. Manejemen global tak semata bagaimana mengetahui isu-isu manajemen internasional tetapi bagaimana mengaplikasinkan manajemen yang bermutu global di dalam sebuah organisasi atau perusahaan hingga mampu bersaing secara global.

Pola pikir global manajerial harus mewadahi setiap level yang ada di perusahaan, kompleksitas dan ketidakpastian selayaknya menjadi tantangan manajerial untuk terus berkembang. Fenomena global yang berslogan “dunia tanpa batas” ini memicu organisasi atau perusahaan untuk mengembangkan pola-pola yang inovatif dalam setiap aktivitasnya. Manajemen global yang akan dibahas dalam bab selanjutnya memberikan gambaran mengenai dinamika yang terjadi dalam era gobalisasi.

1.2.Rumusan Masalah

Manajemen penting untuk semua gerakan berhasilnya dari suatu organisasi dalam mencapai tujuannya. Konsep dan teori manajemen terus berkembang dari waktu ke waktu dan mengalami penyesuaian dari era tradisioanal ke era modern saat ini. Faktor teknologi dan komunikasi tak cukup menjamin suksesnya praktek manajemen, haaruslah ada faktor tambahan seperti keahlian dan kemampuan yang mumpuni.

Manajemen global lahir seiring muncul pesatnya globalisasi, pola pikir global harus menjadi dasar dalam praktek-praktek manajemen global. Manajer-manajer bermutu global selayaknya menentukan pencapaian tujuan yang sukses, fungsi-fungsi manajemen yang ada sekarang ini tentunya tak cukup untuk menghadapi tantangan dan persaingan era globalisasi.

(3)

Dari uarain di atas ada beberapa masalah yang dirumuskan dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan manajemen di era globalisasi. 2. Bagaimana pola pikir global manajer terhadap perusahaan.

3. Apakah ada hubungan antara pelaksanaan manajemen di era globalisasi dan pola pikir global manajer terhadap perusahaan.

1.3.Tujuan

Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memberkan gambaran bagaimana pelaksanaan manajemen di era globalisasi.

2. Mengetahui bagaimana pola pikir global manajer terhadap perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan internasional.

3. Memberikan gambaran apakah ada hubungan antara pelaksanaan manajemen di era globalisasi dan pola pikir global manajer terhadap perusahaan.

(4)

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Konsep Dasar Manajemen

Secara sistematik manajemen mempunyai beberapa arti, tergantung dari konteks dan makudnya. Tidak ada definisi yang standar dari manajemen yang bisa diterima secara universal. Akan tetapi, meskipun kata manajemen mempunyai arti kegunaan yang beraneka ragam, tidaklah menghilangkan kebutuhan akan arti kata yang tepat dan benar. Kata manajemen yang kita pakai sehari-hari dan hidup berorganisasi adalah merupakan terjemahan baku dari management dalam bahasa Inggris. Management berasal dari kata kerja to manage yang dalam bahasa Indonesia dapat berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan dan memimpin. Para ahli dibidang ilmu manajemen telah menemukan akar katanya berasal dari bahasa latin yaitu “mano” berarti tangan, menjadi “manus” artinya bekerja berkali-kali dengan mempergunakan tangan, ditambah imbuhan “agere” yang artinya melakukan sesuatu sehingga menjadi “managiare” yang berarti melakukan ssuatu berkali-kali dengan menggunakan tangan-tangan. Dengan kata lain untuk mendapatkan sesuatu, dikerjakan dengan dan melalui kegiatan orang lain. Maksudnya dalam mengerjakan sesuatu, pimpinan dari suatu organisasi tidak hanya bekerja sendirian, akan tetapi dibantu melalui kegiatan orang lain/bawahan yang merupakan perpanjangan tangan dalam menyelesaikan pekerjaan sampai berhasil mencapai tujuan yang diinginkan.

Manajemen bukan saja digunakan dalam bidang organisasi pemerintah, swasta, lembaga-lembaga kemasyarakatan, bahkan dalam organisasi keagamaan sekalipun, manajemen sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan misinya.

(5)

.5.4. Pengertian Manajemen Global

Globalisasi Manajemen adalah fakta kehidupan. Globalisasi mengacu pada sikap baru, terbuka mengenai mempraktekan manajemen secara internasional. Sikap ini menggabungkan keingintahuan mengenai dunia di luar batas nasional dengan kemauan untuk mengembangkan kemampuan guna beradaptasi dalam ekonomi global. Demikian J.A.F. Stoner Ohmae (1991) yang mengatakan dengan globalisasi berarti : tak ada luar negeri lagi. Dunia sekarang telah berubah menjadi “Desa yang besar (big village) dan tanpa batas (bordeless)”. Setiap orang diakui menjadi warga penduduk dunia, konsekuensinya baik sebagai individu, pemimpin atau manajer dituntut untuk mempunyai wawasan tentang aktivitas-aktivitas yang terjadi di dunia internasional. Baik yang menyangkut kegiatan ekonomi, sosial, politik, budaya, perkembangan ilmu, teknologi dan informasi yang melewati batas-batas negara. Oleh karena itu para usahawan ataupun negarawan harus memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan professional yang handal, dan tangguh serta mandiri, agar mampu bekerja sama dan bersaing dalam dunia persaingan bebas. Transformasi arus uang/modal, teknologi, tenaga ahli, barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi antar negara sedang dan telah terjadi secara otomatis dengan mempergunakan jalur informasi digital bebas hambatan (the digital information superhighway - disk). Semua kegiatan itu hanya akan berjalan dan mencapai keberhasilan apabila dikelola oleh tenaga ahli dan system yang bernuansa internasional. Keahlian di bidang manajemen internasional merupakan onditio sine quanon dalam era globalisasi.

Manajemen internasional merupakan kinerja daripada aktivitas-aktivitas manajemen yang melewati batas-batas nasional. Dengan tandas Samuel C. Certo memberikan definisi manajemen inetrnasional adalah aktivitas-aktivitas manajemen yang melintasi batas-batas wilayah nasional (Interational Management is management activities that cross national borders. Fourth Edition : 571). Lebih jelas lagi

(6)

Weihrich dan Koontz (1993) mengemukakan, bahwa studi manajemen internasional memfokuskan pada operasi perusahaan internasional di negara-negara tuan rumah (host country) dengan mempertimbangkan masalah-masalah manajerial yang berhubungan dengan arus orang, barang, jasa, dan uang dengan tujuan untuk bisa memanajemeni dengan baik dalam situasi kondisi yang melibatkan hal-hal di luar batas wilayah nasional (The study of international management focuses on the operation of internasional firms in host countries. It is concerned with the ultimate aim being to manage better in situations that involve crossing national boundaries, 1993).

Dari definisi yang diberikan oleh kedua ahli manajemen tersebut berarti untuk dapat berkiprah di dunia internasional seorang manajer harus mempunyai cakrawala global atau internasional, sekalipun ia berada pada pijakan likal. Ciri-ciri budaya nasional akan tetap menjadi bingkai pengaman kehidupan bangsa, walaupun tak kan urung akan dan harus menanggung akibat dampak hubungan manajemen atau pemerintahan internasional yang pengaruhnya akan sangat besar dan beresiko tinggi.

Peter F. Drucker (1982) menyatakan bahwa : “Pada semua lembaga itu, manajemen merupakan alat yang aktif dan efektif, tanpa lembaga tidak akan ada manajemen, ekonomi maupun kerjasama. Tetapi alat itu tidak pernah ditentukan oleh apa yang mereka kerjakan, juga bahkan oleh bagaimana mereka mengerjakannya, alat ditentukan oleh sumbanganya. Dan manajemenlah yang memungkinkan lembaga untuk menyumbang. Manajemen adalah tugas, juga merupakan suatu disiplin.” Setiap karya manajemen adalah karya seorang manajer. Yang mengelola adalah orang, bukan kekuatan atau fakta. Pandangan, pengabdian dan integritas para manajer menentukan apakah ada manajemen ataukah yang ada hanyalah suatu salah urus/mismanagement. Persepsi kebenaran berfikir itu, telah diakui dan berlaku secara universal pada semua organisasi di dunia internasional.

(7)

Manajemen global adalah segenap aktivitas manusia dalam organisasi dengan menggunakan bantuan sumber-sumbr daya dan fasilitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Demikian pula orng yang memegang pimpinan sering disebut manager atau pimpinan, pemimpin, Pembina, kepala, ketua, direktur, administrator/administrator, eksekutif, pengurus, pengelola, manajer, menejer. Manajer itu adalah orang yang aktif dan bertanggung jawab dalam melakukan tugas-tugas manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer berfungsi dan berperan mengatur dan mengalokasikan sumber-sumber daya tersebut seoptimal mungkin secara efektif dan efisien sehingga mencapai produktivitas dan kepuasan bagi semua orang yang bekerjasama dengannya.

Dalam hal ini Drucker (1984) berpendapat, bahwa dalam cara pelaksanaan manajemen global pada organisasi sangat dipengaruhi oleh cirri-ciri nasional, tradisional, sejarah nasional dan kadang-kadang juga ditentukan oleh hal-hal itu. Dengan demikian dalam prakteknya, patriotisme dan budaya bangsa serta lingkungan turut mempengaruhinya tak dapat diabaikan agar manajemen global dapat dipakai/diterapkan dan berjalan secara efektif.

Bagaimana budaya ini bisa mempengaruhi praktek-praktek manajemen, terutama wilayah ASEAN yang kental dengan budaya ketimurannya. Hal ini diungkapkan oleh Joseph M. Putti (1991), bahwa “The cultural roots in these countries (ASEAN) are stronges and influences various of life, including the practice of management”. Indonesia termasuk salah satu Negara ASEAN, tidak hanya cukup bangga bergabung dengan mereka, tetapi harus memacu diri bagi kemajuan dalam olah manajemen secara professional dengan tanpa mengabaikan cirri budaya kekhasan Indonesia yang positif, bahkan budaya-budaya impor harus di filter sehingga tidak berpengaruh negatif. Oleh Putti dinyatakan dengan tegas bahwa mengapa terjadi sukses di Negara-negara industri baru seperti : Hongkong, Korea,

(8)

Singapore dan Taiwan sehingga menarik perhatian dunia, karena : “A single most important factor which can be identified as the main reason for their success is the style of management”. Di Negara-negara maju manajemen dihargai tinggi secara khusus dan professional. Dari budaya itu mempengaruhi gaya (style) manajemen yang membawa keberhasilan dalam pelaksanaan praktek manajemen.

Hal ini diyakini oleh Hofstede (1997), bahwa nilai budaya dan praktek manajemen harus konsisten satu sama lain, dari praktek yang berhasil disuatu budaya mungkin tidak akan dapat berjalan dengan baik ditmpat lain. Apabila Indonesia ingin diakui dan dihargai sebagai Negara yang mandiri dan berdaulat diantara bangsa-bangsa yang ada di dunia, maka Indonesia harus dapat mengembangkan falsafah-falsafah manajemen sendiri yang khas berdasarkan etika dan moral yang mengakar pada nilai-nilai budaya bangsa dngan tetap memperhatikan aspek-aspek universal manajemen yang telah berlaku di dunia internasional.

.3.7. Fungsi-fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaanya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickles, McHugh and McHugh (1997), terdiri dari empat fungsi, yaitu :

1. Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan dating dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisas bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.

(9)

2. Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, system dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa nekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

3. Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

4. Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

2.1.1.3. Evolusi dalam Bisnis Global

“Organisasi globalisasi harus baik atau bisa mati” telah dijelaskan dalam ekonomi sejak abad 21. Beberapa tahun yang lalu, banyak U.S korporasi multinasional yang beroperasi di Kanada atau barangkali Mexico, tetapi bukan di banyak negara-negara lain. Perusahaan Amerika beroperasi di Kanada dan Mexico, tetapi banyak sekarang mempunyai perusahaan di Hongkong, Singapura, Jepang, Perancis, Jerman dan Bagian Tenggara Asia, untuk menyebut hanya sedikit. Semakin banyak U.S korporasi global lakukan bisnis di negara-negara timur terdahulu. Vietnam, negara Amerika Serikat memulai sejak 25 tahun yang lalu. Kini dipandang sebagai suatu pasar yang berpotensi. globalisasi pasar telah menciptakan tantangan sumber daya manusia khusus yang akan memikul/ bertahan baik ke dalam abad ini.

(10)

Secara normal, perusahaan meningkatkan langsung potensi yang sedang global di suatu periode. Kebanyakan perusahaan pada awalnya menjadi global tanpa membuat cabang di negara-negara asing, dengan pengeksporan, perijinan, atau monopoli. Pengeksporan memerlukan penjualan luar negeri, yang manapun secara langsung atau secara tidak langsung, dengan menahan distributor dan agen asing. Ini merupakan suatu cara yang banyak bila bisnis kecil ingin memasuki pasar yang global.

Perijinan adalah suatu pengaturan dimana suatu organisasi mewariskan suatu perusahaan asing,berhak untuk kekayaan intelektual seperti hak paten, hak cipta, proses pabrikasi, atau nama dagang untuk suatu periode waktu spesifik. Franchising adalah suatu pilihan di mana perusahaan induk mewariskan perusahaan lain,hak untuk menentukan cara berdagang. Monopoli harus mengikuti pedoman operasional lebih keras dibanding pengiriman dibanding pemegang lisensi. Perijinan pada umumnya terbatas pada pabrikan, franchising adalah populer dengan perusahaan jasa, seperti rumah makan dan hotel.

Franchising dilakukan dengan cepat,bahkan Negeri China bermunculan suatu kelas menengah, yang dipimpin oleh suatu bertumbuh populasi yang dididik professional, sedang menyiapkan jalan bagi pengembangan monopoli.

Walaupun mengekspor, perijinan, dan franchising adalah awal baik dari pilihan, dalam rangka mengambil keuntungan yang penuh dari peluang global, perusahaan harus membuat suatu investasi jangka panjang di negara lain. Perusahaan dapat bertukar-tukar derajat tingkat mereka tentang keterlibatan global. Suatu korporasi perusahaan multinasional ( MNC) adalah suatu perusahaan yang didasarkan satu negeri ( orangtua atau negeri rumah) dan menghasilkan barang-barang atau menyediakan jasa di satu negara-negara asing (negara penyelenggara). Suatu korporasi perusahaan multinasional mengarahkan pabrikasi dan memasarkan operasi di beberapa

(11)

negara; operasi ini dikoordinir oleh suatu perusahaan induk, pada umumnya didasarkan negeri rumah perusahaan.

Motor umum dan arungan sudah meningkatkan di luar menjadi korporasi multinasional menjadi suatu korporasi global (GC); suatu organisasi yang mempunyai unit [perseroan/perusahaan] di sejumlah negara-negara yang terintegrasi untuk beroperasi seperti satu dunia organisasi lebar/luas. Korporasi yang global beroperasi seolah-olah keseluruhan dunia adalah satu kesatuan. Dunia global dengan komponen yang mungkin adalah dibuat dan/atau dirancang negara-negara berbeda.

Harapan adalah bahwa ketika dunia menjadi lebih serentak terbuka, globalisasi korporasi akan menjadi hal yang biasa. Beberapa tahun yang lalu procter & spekulasi masih hanya pada suatu bisnis U.S. menginvestasikan dengan berat di dalam merek makanan. sekarang ini merupakan suatu korporasi yang global dengan operasi di 140 negara-negara dan variasi kategori produk luar biasa. Para pemimpin [perseroan/perusahaan] 30 nya adalah suatu kelompok berbeda yang mewakili kultur banyak orang dan latar belakang.

Pentingnya manajemen sumber daya manusia di (dalam) lingkungan yang global digambarkan oleh fakta perusahaan internasional yang pertama HR ujian sertifikasi akan diatur di SHRM konferensi forum global di (dalam) 2004. Enam area sumber daya manusia internasional manajemen telah dikenali untuk pengujian itu. Ini adalah: strategis manajemen internasional HR, pengembangan karyawan dan efektivitas organisatoris, susunan kepegawaian global, manajemen tugas internasional, ganti-rugi global dan manfaat, dan peraturan dan hubungan dengan pegawai internasional.

(12)

Luther

Gullick GeorgeTerry James A.F.Stones Koontz &O'Donnel Nickels, McHugh &McHugh Richard W.Griffin Ernest Dale

Planning

Organizing

Staffing Actuating Leading Staffing Directing Leading Staffing

Directing Directing Directing

Coordinatin

g Innovating

Reporting Representing

Controlling

(13)
(14)

2.2.Dasar Fundamental Manajemen Global

Semua negara di dunia telah menyadari akan arti pentingnya kerjasama internasional untuk mengatasi masalah-masalah nasional yang tidak dapat dipecahkan sendiri, tapi perlu bantuan negara lain yang mempunyai kemampuan lebih sehingga dapat menolongnya dari kesulitan. Jalinan hubungan kerjasama (net working) ini diwujudkan dalam bentuk organisasi antar negara-negara di dunia internasional yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation organization). Selama lebih dari empat puluh tahun, yaitu sejak didirikan hingga pada peretengahan decade sembilan puluhan, masyarakat dunia melihat PBB lebih berperan di bidang politik, sebagai upaya untuk memelihara perdamaian dan keamanan dunia, dan yang lebih penting lagi mencegah meletusnya Perang Dunia III. Terjadinya pergeseran peran PBB dari yang bersifat normative menjadi bersifat operasional dipengaruhi oleh semakin kompleksnya permasalahan internasional sebagai akibat terjadinya proses globalisasi, tidak hanya di bidang politik dan pertahanan, tetapi juga dalam bidang lain, terutama bidang ekonomi. Beberapa contoh dampak globalisasi adalah:

a) Makin banyak negara yang mengelola perekonomiannya berdasarkan mekanisme pasar.

b) Terjadinya proses deregulasi dan debirokratisasi (berkurangnya keterlibatan langsung birokrasi dalam pengelolaan perekonomian bangsa sebagai institusi pengelola perekonomian).

c) Timbulnya fungsionalisasi pengelolaan perekonomian yang spesialistik, seperti robotisasi dalam produksi penggunaan multimedia dalam kegiatan promosi komputerisasi pengolahan data, dan otomatisasi dalam kegiatan perkantoran.

d) Makin meningkatnya kesadaran tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup seiring kegiatan pembangunan.

(15)

Point (e) mendapatkan perhatian khusus dari berbagai kalangan karena jika jurang kesenjangan terus melebar, dampak negatifnya akan dirasakan seluruh umat manusia. Oleh karena itu, tantangan utama yang harus dihadapi bersama, antara lain membuat badan-badan khusus PBB di bidang ekonomi dan perdagangan semakin berfungsi dengan efektif. Artinya, organisasi internasional tersebut dapat menghilangkan atau mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Untuk menghadapi tantangan utama tersebut diperlukan kemitraan global.

Adanya pembentukan satu badan khusus Perserikatan Bangsa_Bangsa yang dikenal dengan Dewan Ekonomi dan Sosial (Ecosoc). Ecosoc bertujuan menciptakan kerja sama dan memecahkan masalah internasional di bidang ekonomi, social, budaya, dan kemanusiaan, serta meningkatkan pengakuan dan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan fundamental bagi semua orang tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa, atau agama.

Selain itu banyak lagi bentukan wujud kerjasama yang lainnya diantaranya Organisasi Perdagangan Dunia/World Trade Organization (WTO) sebagai perluasan dari Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan/General Agreement on Tariff and Trade (GATT) dalam bidang bisnis ekonomi. Semua Negara yang telah menyetujui adanya organisasi tersebut dengan aturan permainanya, mereka telah terikat untuk melaksanakan dan menerima sanksi apabila terjadi penyimpangan dari aturan yang telah disepakati bersama. Demikian halnya usaha-usaha kerjasama ekonomi termasuk transaksi-transaksi yang melewati batas wilayah negara termasuk barang, jasa, teknologi, modal, sumber daya alam dan manusia, serta manajerial skills harus mengikuti aturan yang berlaku.

Beberapa contoh bentuk interaksi perusahaan antar negara, misalnya: 1. Ekspor/Impor barang dan jasa

(16)

impor merupakan barang-barang yang tidak dapat dihasilkan atau negara yang sudah dapat dihasilkan,tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan rakyat.

Produk ekspor dan impor dari negara Indonesia:

Secara umum produk ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang migas dan barang non migas. Barang migas atau minyak bumi dan gas adalah barang tambang yang berupa minyak bumi dan gas. Barang non migas adalah barang-barang yangukan berupa minyak bumi dan gas,seperti hasil perkebunan,pertanian,peternakan,perikanan dan hasil pertambangan yang bukan berupa minyak bumi dan gas.

Produk ekspor Indonesia 1. Hasil Pertanian

Contoh: karet, kopi, kelapa sawit, cengkeh, the, lada, kina, tembakau, dan cokelat.

2. Hasil Hutan

Contoh: kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel.

3. Hasil perikanan

Contoh: ikan tuna, cakalang, udang dan bandeng 4. Hasil pertambangan

Contoh: timah, aluminium, batu bara, tembaga,dan emas. 5. Hasil industry

Contoh: semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi. 6. Jasa

Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara lain ke Malaysia dan negara-negara timur tengah.

Produk Impor Indonesia

(17)

makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan daging. bahan baku dan bahan penolong merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan bermotor. Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat. produk impor indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, terigu, kacang kedelai dan buah-buahan. produk impor indonesia yang berupa hasil peternakan antara lain daging dan susu.

Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan antara lan adalah minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa barng industri antara lain adalah barang-barang elektronik, bahan kimia, kendaraan. dalam bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.

Manfaat kegiatan ekspor dan impor:  Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

 Pendapatan negara akan bertambah karena adanya devisa.  Meningkatkan perekonomian rakyat.

 Mendorong berkembangnya kegiatan industri.

2. Persetujuan lisensi untuk memproduksi di negara-negara lain

Lisensi adalah bentuk kegiatan dari sebuah perusahaan yang memperluas jaringan operasinya secara internasional dengan jalan menjual hak penggunaan dari produk yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang melakukan kegiatan lisensi memberikan lisensi atau hak penggunaan produk kepada perusahaan di negara lain untuk menggunakan produk yang dihasilkannya.

(18)

mereka seperti Microsoft Windows, Microsoft Office, Microsoft Visual FoxPro, dan lain sebagainya.

3. Kontrak kerjasama/kemitraan manajemen dalam dan luar negeri Saat tertentu perusahaan memutuskan untuk memperluas bisnisnya secara global, tetapi tidak ingin tanggung jawab keuangan yang besar untuk mengerjakannya, sehingga perusahaan tersebut melakukan kontrak kerja sama dengan pemilik bisnis di luar negeri, yang membayar jasa supaya diberikan hak untuk menyelenggarakan bisnis di negaranya. Dua jenis kontrak kerja sama tersebut adalah lisensi dan waralaba (frenchise).

Franchise atau waralaba adalah sekumpulan jaringan kerja perusahaan yang memproduksi atau memasarkan suatu produk atau jasa, dimana franchisor memberikan seluruh bisninya kepada orang atau perusahaan lain, sebagai franchisee. Sebagai harga awal franchise terdiri dari fee dan royalty, franchisor menyediakan pelatihan, membantu pemasaran, dan periklanan, serta memberikan hak eksklusif untuk menyelenggarakan bisnis di lokasi tertentu. Kegiatan franchise adalah cara cepat memasuki pasar luar negeri. Pihak franchisor menerima fee (imbalan) dan royalty yang diberikan franchisee, maka usaha franchise bisa menjadi strategi yang bagus saat penjualan perusahaan dalam negeri melemah. Walaupun demikian, franchisor menghadapi kehilangan kendali saat mereka menjual bisnisnya ke franchisee yang jaraknya ribuan mil jauhnya.

4. Kerjasama patungan (Joint Venture)

(19)

salah satu kendaraanya. Kerja sama berbentuk Joint Venture ini, selain dapat dijadikan proses transfer teknologi dari suatu negara ke Negara lainnya, juga dilakukan untuk saling melindungi hak-hak akan produk yang dimiliki oleh keduanya, selain juga untuk melakukan aliansi strategis dalam hal perluasan pasar.

5. Membuat cabang usaha di negara lain

Cara lain yang lebih agresif dan menantang untuk memasuki pasar luar negeri adalah dengan mendirikan kantor cabang pemasaran luar negeri. Kantor cabang luar negeri adalah suatu perusahaan pemasaran diluar negeri yang dimiliki oleh perusahaan induk. Para karyawan kantor cabang dapat direkrut dari penduduk asal perusahaan dan penduduk negara setempat. Mereka dipekerjakan untuk memasarkan produk yang diproduksi dinegara asal.

Semua itu dilakukan dalam rangka untuk memperoleh: - Sumber daya yang lebih murah dan berkualitas

- Meningkatkan pangsa pasar - Meningkatkan tingkat investasi

- Quota impor atau ekspor dan tariff yang lebih murah - Hubungan kerjasama internasional atau regional.

(20)

Menurut Perlemutter dan Heenan, sehubungan dengan kerjasama strategis global hanya akan berhasil apabila terdapat 6 kondisi yang dapat diciptakan atas dasar persetujuan kedua belah pihak, sebagai berikut: 1. Tiap partner harus merasa yakin memiliki pasangan yang mempunyai

sesuatu yang dibutuhkan

2. Tiap partner harus memilih-milih dahulu sebelum mereka melakukan bisnis bukan sesudahnya.

3. Mereka harus saling membagi dan memiliki perilaku dan pandangan yang sama atas fungsi pengawasan bagi usaha baru mereka.

4. Jenis operasi, budaya perusahaan dan nilai moral dimiliki perusahaan. 5. Joint venture harus memiliki kesempatan untuk

membuang/menghindari apapun bentuk organisasi yang tidak cocok. 6. Mereka harus mempunyai beberapa pembuat keputusan akhir dan yang

memikirkan beberapa cara dalam patokan pebuatan keputusan.

Pada saat suatu perusahaan memutuskan untuk memasuki kawasan internasional, mereka harus mempertimbangkan masalah ekonomi, politik, teknologi, social budaya yang membentuk lingkungan bisnis di negara tempat perusahaan multi nasional mereka berada. Pada saat itu pula, eksistensi manajemen internasional berperan dalam penanganannya.

2.2.1. Cakupan Fungsi Operasional dari Manajemen Global

Di antara fungsi-fungsi operasional dari manajemen global adalah manajemen sumber daya global, manajemen operasi global, manajemen keuangan global, manajemen pemasaran global, serta manajemen informasi global.

Manajemen Sumber Daya Manusia Global

(21)

dimiliki masyarakat local tidak memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan oleh perusahaan multinasional tersebut, sehingga masyarakat local tidak dapat bersaing dengan calon tenaga kerja lain yang berasal dari negara lain. Akhirnya, masyarakat local hanya dapat terserap sebagai tenaga kerja yang tanpa keahlian(unskilled labor) yang pada umumnya bekerja sebagai buruh kasar.

Manajemen Operasi Global

Proses penentuan lokasi produksi, desain pabrik, pembelian bahan baku produksi, hingga pendistribusian barang jadi tak lagi terbatas di satu negara. Sebuah perusahaan multinasional Amerika yang beroperasi di Indonesia mungkin saja membeli bahan baku dari Cina untuk kemudian diproses di Indonesia dan kemudian dipasarkan ke India. Hal ini memberikan konsekuensi adanya proses pengaturan produksi yang tidak mudah, karena akan berkaitan erat dengan berbagai regulasi antarnegara yang berbeda-beda.

Manajemen Keuangan Global

(22)

dan juga perubahan kebijakan mengenai keuangan di berbagai negara.

Manajemen Pemasaran Global

Perusahaan perlu memahami bahwa produknya akan dipasarkan ke berbagai negara di belahan dunia. Oleh karena itu, perilaku konsumen di berbagai negara akan sangat berbeda-beda. Sebagai contoh misalnya, perilaku orang Eropa dalam hal mengonsumsi teknologi komunikasi selular lebih cenderung pada aspek manfaatnya, sedangkan untuk orang Asia, khusunya Indonesia lebih pada aspek fiturnya. Selain itu, strategi pemasaran yang harus diterapkan di berbagai negara juga perlu mengikuti budaya yang berbeda-beda. Definisi kepuasan konsumen untuk setiap Negara juga bisa jadi berbeda dari satu Negara ke Negara lainnya.

Manajemen Informasi Global

Perusahaan multinasional perlu memiliki semacam system informasi yang mampu mengolah berbagai informasi global yang dibutuhkannya dari waktu ke waktu agar keputusan yang diambil senantiasa tepat. Informasi mengenai pasar, pesaing, harga, regulasi, hingga informasi mengenai budaya masyarakat setempat perlu dikelola dengan baik oleh sebuah perusahaan multinasional.

2.3.Perusahaan Multi Nasional

Perusahaan Multi Nasional sadalah perusahaan yang memiliki kantor pusat di suatu Negara, akan tetapi operasinya diberbagai Negara lain atau lebih dari satu Negara. Perusahaan Multi Nasional adalah organisasi yang menjelaskan usaha pada tingkat internasional menjalankan aktivitas-aktivitas skala internasionan dengan mengabaikan batas-batas nasional dan dibesarkan pada strategi umum perusahaan yang telah ditentukan oleh kantor pusat.

(23)

negara. Mereka dapat memiliki pengaruh kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik.

Karena jangkauan internasional dan mobilitas Perusahaan Multi nasional, wilayah dalam negara, dan negara sendiri, harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas eknomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada Perusahaan Multi nasional, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.

Neil H. Jacoby menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang ingin menjadi perusahaan multi nasional harus melalui tahap-tahap dalam mencapai tingkatan tertinggi dengan multi nasionalisasi, yaitu terdiri dari 6 tahapan multi nasionalisasi adalah sebagai berikut :

 Tahap 1 : Ekspor produk ke luar negeri

 Tahap 2 : Membangun organisasi-organisasi penjualan di luar negeri  Tahap 3 : Menggunakan urgensi hak paten dan tahu bagaimana

perusahaan asing menbuat dan menjual produk mereka  Tahap 4 : Membangun fasilitas-fasilitas di luar negeri

 Tahap 5 : Memultinasionalisasikan manajemen dari atas ke bawah  Tahap 6 : Memultinasionalisasikan kepemilikan saham perusahaan

(24)

2.3.1. Karakteristik dan Syarat Perusahaan Multi Nasional

1. Lingkup kegiatan income generating atau perolehan pendapatan dilakukan melalui batas-batas Negara.

2. Perdagangan Perusahaan Multi NAsional kebanyakan terjadi dalam lingkup perusahaan itu sendiri, walaupun antar Negara.

3. Kontrol terhadap pemakaian teknologi dansangat diutamakan mengingatkedua factor tersebut merupakan keuntungan kompetitif Perusahaan Multi Nasional.

4. Pengembangan sistem manajemen dan distribusi yang melintasi batas-batas Negara terutama dalam system modal ventura, lisensi dan francise.

.5.4. Kompleksitas dalam Penanganan Perusahaan Multi Nasional Definisi manajemen internasional dan pembahasan mengenai apa yang terdapat dalam perusahaan multi nasional secara jelas mengindikasikan bahwa manajemen intrenasional dan manajemen domestik sangat berbeda. Manajemen dapat dibedakan dari manajemen domestik dari keterlibatannya dalam oerganisasi:

1. Dalam kedaulatan-kedaulatan nasionalnya berbeda. 2. Dalam kondisi ekonomi yang jauh berbeda.

3. Dalam kehidupan orang-orangnya dalam sistem nilai dan kelembagaan berbeda.

4. Pengalaman revolusi industri dalam waktu yang tidak sama. 5. Jarak geografisyang lebih luas dan jauh.

6. Pasar nasional yang bervariasi besarnya baik populasinya maupun daerahnya.

(25)

a) Mendapatkan peluang usaha di berbagai Negara.

b) Membuat fasilitas-fasilitas produksi, keuangan dan pemasaran lebih efektif dan efisien.

c) Mendapatkan sumber daya dan bahan yang tidak tersedia di dala, negeri.

d) Mendapatkan manajer serta tenaga ahli terbaik sacara selektif. e) Menghasilkan profit yang tinggi dari hasil usaha di berbagai Negara.

Tetapi walau bagaimanapun juga resikp yang berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk investasi di luar negeri pesti ada. Misalnya: komplikasi politik yang melibatkan perusahaan induk ( Parent Compeny ) yaitu perusahaan yang berinvestasi dalam ruang lingkup internasional dan berbagai golongan di negar pribumi ( host country ).

.5.4. Faktor – Faktor Legal atau Politik

Beberapa factor utama ekonomi yang dihadapi manajer dalam dunia internasional adalah berhubungan dengan kendala-kendala hukum atau peraturan (laws) atau transaksi-transaksi internasional yang memberi harapan. Termasuk didalamnya adalah :

 Tarif  Quota

 Ukuran administrastif  Pengawasan pertikaian  Peraturan lokal

 Subsidi

 Bantuan promosi dagang

 Persetujuan perdagangan dan kartel produsen

(26)

1. Area perdagangan bebas (Free trade areas). 2. Pengaturan kebiasaan (Custom Unions). 3. Kesamaan pasar (Common Markets). 4. Unit Ekonomi (Economic Unions).

.5.4. Kerjasama Regional dalam Perdagangan Dunia 1. Model karjasama menurut F. Kahnert :

Free Trade Association. Diantara negar anggota tidak ada

penbatasan baik quota impor, ekspor maupun pembebanan tariff atau bea masuk.

custom union. Antara Negara anggota tidak ada tarif-tarif atau pembatasan-pembatasan dan terhadap dunia luar ada kesatuan tarif.

Tariff community. Ada common external dan lowered internal tarif.

Economic Union. Beberapa negara mempunyai letak

geografis yang berdakatan bergabung bersama mengatasi kepentingan masalah ekonomi.

Supra National Union. Gabungan dari beberapa Negara yang letak geografis berdekatan kerjasama dibidang ekonomi, sosial, budaya maupun masalah pertahanan dan keamanan.

Free Port. Daerah wilayah pengembangan ekspor

dipelabuhan laut maupun pelabuhan udara dimana dilengkapi fasilitas dan sarana penunjang yang diperlukan.

Entreport. Pelabuhan laut dimana udara yang menjadi

(27)

serta merupakan daerah pengembangan wilayah industri untuk produksi barang-barang re-ekspor. Missal : London, Rotterdam, S’pore.

Bonded Warehouse. Daerah wilayah pergudangan yang ada

di pelabuhan untuk menampung barang-barang yang sedang dalam penyelesaian administrasi.

2. Benelux (Belgia, Nederland, Luxebug). Tujuannya : Tariff Community, Custom Union, Full Economic Union.

3. Pasar Bersama Eropa (Belanda, Belgia, Luxemburg, perancis, Jerman, Itali, Inggris dan lain-lain). Tujuannya : Membentuk komunitas Eropa.

4. AFTA (European Free Trade Area). Negara AFTA Inggris, Swedia, Portugal, Yunani dan lain-lain. Tujuannya : menghapus internasional dutiers.

5. ASEAN-Free Trade Arae (AFTA). Latar belakang dibentuknya AFTA :

 Adanya perubahan eksternal transisi terbentuknya new eorld order

 Perubahan internal : pertumbuhan ekonomi dan ekspor 10 tahun terakhir

 Meningkatkan daya saing

6. Asia Pasific Economic Cooperation (APEC)

Bentuk kerjasama : teknik, investasi, pengembangan infrastruktur, pendidikan tinggi, transportasi, telekomunikasi.

(28)

Perdagangan bebas yang bersifat eksklusif antar anggota NAFTA pada tahun 2010 barang bebas keluar masuk antar anggota dan tidak ada hambatan non-tarif.

8. Forum untuk Pemecahan Isu-isu Perdagangan dan Moneter/General Agreement on Tariff and Trade (GATT)

Tujuannya mengatur perdagangan dunia dan tarif perdagangan.

.5.4. General System of Preference ( GSP )

Preferensi umum yang diberikan kepada Negara berkembang olah bangsa maju.

Negara Pemberi Donor : Australia, New Zeland, Canada, USA, Jepang, dan lain-lain.

Negara Penerima Donor : ASEAN, Amerika Latin, Amerika Tengah,

Negara miskin. Keringanan konsep GSP :

1. Pembebasan tariff 2. Penurunan tariff 3. Keringanan bea masuk 4. Kelonggaran quota 5. Perlakuan cepat 6. Sistem pembayaran Manfaat bagi Indonesia : Quota ekspor tekstil ke USA

Quota ekspor hasil pertanian

Keringanan tarif dan bea masuk impor

Dari perundingan paket 31 Juli 2004, Gusmardi Bustani (2004) mengemukakan bahwa :

(29)

2. Sulitnya mempertemukan berbagai kepentingan antar anggota disemua isu perundingan menghasilkan perundingan diharuskan melalui format Green Room Process ( perundingan tertutup kelompok kecil ).

3. Koalisi merupakan suatu cara untuk berjuang jika tidak mau ditelan raksasa seperti UE dan AS.

4. Subsidi Domestik menurut berbagai ahli dan lembaga internasional, terjadinya ketidakadilan yang sangat dalam, dalam perdagangan global adalah sebagai akibat dari diperkenankannya nagara-negara kaya membanjiri pasar global dengan makanan dan komoditas murah yang mengakibatkan sulitnya Negara berkembang meningkatkan kesejahteraan penduduknya (petani miskin) karena kehilangan matapencaharian.

Perundingan non pertanian produk industri, untuk banyak anggota, masalah non pertanian lebih penting daripada pertanian. Alasannya sangat sederhana, penurunan tarif dan non tarif akan membuka akses pasar ekspor yang diyakini akan dapat menghidupkan industry, penciptaan kesempatan karja dan devisa.

 Isu Jasa

Perundingan jasa menginginkan terciptanya liberalisasi yang progresif dibidang perdagangan jasa.

 Fasilitas Perdagangan

(30)

mempermudah dalam mengatur kelancaran barang impor di pelabuhan sehingga dapat mengurangi biaya.

 Isu Pembangunan

Keputusan penting lainnya menyangkut bantuan teknis untuk Negara berkembang guna meningkatkan partisipasi mereka dalam perundingan, dan kemampuan Negara berkembang untuk mengimplementasikan perjanjian WTO.

.3.7. Resiko Politik Investasi Luar Negeri 1. Sumber resiko politik :

Persaingan philosopi-philosopi politis (nasionalisme, sosialisme, komunisme).

Kerusuhan dan kekacauan sosial.

Kepentingan pribadi dari kelompok-kelompok usaha local.

Kebebasan politik sekarang dan masa yang akan datang.

Konflik-konflik angkatan bersenjata dan

pemberontakan-pemberontakan internal untuk kekuasaan politik. Persekutuan internasional baru.

2. Kelompok-kelompok yang berpengaruh terhadap timbulnya resiko politik:

Kekuasaan pemerintah.

Kelompok oposisi non perlementer.

Kelompok-kelompok masyarakat yang tidak terorganisir misalnya : mahasiswa, pekerja, kaum minoritas, dan sebagainya.

Pemerintah luar negeri atau agen-agen inter pemerintah seperti EEC (European Economic Community).

Pemerintah luar negeri yang memungkinkan adanya konflik akan

(31)

Pengambil alihan : hilangnya asset yanpa kompensasi.

Pengambil alihan dengan kompensasi : kekurangan kebebasan

untuk menjalankan usaha.

Batasan operasional : pangsa pasar, karakteristik produk, kebijakansanaan pegawai, bagian lokal.

Kehilangan kebebasan transfer : keuangan, barang, personel, atau

hak kepemilikan.

Pemutusan atau revisi unilateral dalam kontrak atau kesepakatan.

Diskriminasi misalnya pajak, kontrak.

Kerusakan property asset atau personel dari pemberotakan, revolusi, perang dan lain-lain.

Dampak Ekonomi Perusahaan Multi Nasional Bagi Negara yang Ditempati

Perusahaan Multi Nasional membrerikan kontribusi dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara melalui proses penciptaan keterkaitan yang meliputi :

 Keterkaitan kedepan : dimana perusahaan multi nasional memproduksi barang-barang yang dipakai oleh perusahaan-perusahaan local untuk kebutuhan produksi manufaktur mereka.

 Keterkaitan kebelakang : yang berkaiatan dengan upaya perusahaan multi nasional untuk membeli bahan baku dari perusahaan-perusahaan lokal.

Dampak Sosial Perusahaan Multi Nasional Bagi Negara yang Ditempati

(32)

di dalam kebijakan lapangan kerja dengan mengikutio standar internasional.

Cara-cara yang digunakan perusahaan untuk memperkecil konflik dengan perusahaan pemerintah pribumi

Perbedaan ekonomi dan politik diantara Negara-negara biasanya suka mengakibatkan perbedaan fundamental sosial, budaya diantara kelompok etnik yang mendiami Negara-negara di dunia. Oleh karena itu untuk dapat berjalannya kerjasama yang harmonis maka diusahakan agar terdapat persepsi yang sama diantara Negara-negara itu demikian pula diantara kerjasama suatu perusahaan dengan perusahaan lain atau antar perusahaan dengan pemerintah suatu Negara dalam konteks dunia sebagai “Desa yang Besar”, berarti bahwa antara satu Negara dengan Negara lain tidak dapat memisahkan dari, karena kedua belah pihak akan mempunyai kelebihan atau kekurangan yang dapat saling mengisi. Untuk itu perlu menjalani huungan kemitraan (partnership) yang saling menguntungkan diantara perusahaan yang besar berusaha menjadi lahan investasi di suatu Negara atau pribumi dengan melalui :

1. Mendapatkan bahan-bahan atau komponen-komponen dari sumber Negara pribumi.

2. Menggunakan kerjasama dengan mitra Negara pribumi. 3. Menggunakan pekerja dan manajer lokal dan Negara pribumi.

4. Menetukan pengadaan fasilitas riset dan pengembangan di Negara pribumi.

5. Mengembangkan suatu program yang saling menguntungkan di Negara pribumi.

6. Menginvestasikan kembali pendapatan di Negara pribumi’

(33)

8. Membantu mendorong adanya proyekkesejahteraan masyarakat. 9. Menghindarkan diri dari perbuatan penyuapan terhadap pimpinan

tertinggi pemerintah Negara pribumi yang syah.

10. Menjual saham (go public) kepada para peminat di Negara pribumi. 11. Menggunakan bank atau agar pinjaman dari Negara pribumi. 12. Rencana investasi kembali atas pemilikan asset oleh penduduk asli.

Semua usaha itu dimaksudkan untuk menghindari konflik salah pengertian dalam melaksanakan kegiatan bisnis atau usaha Negara di dunia internasional. Sehingga sorang manajer yang berkaliber internasional dimasa depan, harus dapat mengakomodasi cara-cara menghindari konflik melalui komunikasi, tukar menukar kebudayaan, dan cara-cara lain dalam berhubungan dengan perintah untuk menciptakan batas kebebasan pertukaran barang dan jasa. Kemitraan dalam persaingan adalh cara kerjasama yang terbaik untuk kesejahteraan umat di dunia yang saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling maenguntungkan.

2.1.Manajemen Komparatif

Manajemen komparatif adalah mempelajari proses manajemen di negara-negara yang berbeda untuk menguji potensi tindakan manajemen di bawah kondisi lingkungan yang berbeda. Komparatif manajemen di dalam suatu negara memungkinkan untuk diterapkan di negara-negara lain.

.5.4. Modifikasi Model Manajemen Komparatif Koontz

(34)

dalam budaya yang berbeda. Hal ini juga menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang dipertimbangkan memiliki pengaruh penting bagi proses manajemen dan keberhasilan manajerial.

Faktor-faktor ini diklasifikasikan dalam: 1. Variabel Pendidikan

Latar belakang pendidikan masyarakat suatu negara mempengaruhi manajemen dalam suatu perusahaan.

2. Variabel Sosial budaya dan etika

Budaya dan perilaku masyarakat suatu negara juga sangat berpengaruh pada gaya manajemen berbagai negara. Filosofi yang dianut masyarakat juga diterapkan dalam manajemen perusahaan. Hal ini menjadi ciri khas manajemen setiap negara yang terkadang sulit untuk diubah.

3. Variabel Politik legal

Variabel politik legal berupa sistem pemerintahan yang dianut suatu negara juga mempengaruhi manajemen perusahaan suatu negara. Apakah sistem pemerintahan tersebut berupa monarki atau demokratis mempengaruhi gaya kepemimpinan perusahaan.

4. Variabel ekonomi

Variabel ekonomi yang mempengaruhi proses manajerial adalah keadaan ekonomi suatu negara. Apabila situasi ekonomi suatu negara sedang mengalami inflasi atau mengalami deflasi, maka hal tersebut mempengaruhi pencapaian tujuan dalam suatu perusahaan.

(35)

karena pemasarannya yang brilian, tekniknya yang kuat / fasilitas produksinya yang dirancang dan dioperasikan dengan baik.

Aktivitas perusahaan dibagi ke dalam dua kategori utama, yaitu : Aktivitas manajerial

Aktivitas manajerial dipengaruhi oleh ilmu manajemen. Praktek manajerial meliputi perencanaan, pengorganisasian, penyetapan, pemimpinan, dan pengawasan.

Aktivitas non-manajerial

Aktivitas non-manajerial sangat dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan atau sains yang relevan. Paraktek non-manajerial meliputi teknik, produksi, pemasaran, dan keuangan.

(36)

.4.2. Perbandingan Manajemen Jepang, Manajemen Amerika, dan Manajemen Negara Lainnya

Manajemen Jepang

Manajemen dalam pandangan bangsa Jepang adalah komitmen kolektif yang lahir dari kesadaran diri dan rasionalitas untuk mengabdi pada instititusi atau perusahaan tempat mereka bekerja, baik secara fisik maupun nalar. Kehidupan bangsa Jepang memiliki filosofi manajemen kolektif, atau disebut juga manajemen konsesus, yang berarti kolektivitas dengan makna bahwa kerjasama, sinergi, dan berkarya, bukan hanya saling mendorong satu sama lain, namun lebih dari itu dilakukan secara hand in hand, aktif dalam mengambil keputusan, dan menentukan tujuan dari team work. Filosofi manajemen kolektif ini banyak diterapkan dalam perusahaan-perusahaan Jepang.

(37)

dengan keikutsertaan, motivasi dan peningkatan terus-menerus dari masing-masing serta seluruh karyawan dalam organisasi. Keikutsertaan staf tergantung pada komintmen manajemen senior, strategi yang jelas dan ketabahan – karena kaizen bukan jalan pintas melainkan proses yang berjalan secara terus menerus untuk menciptakan hasil yang diinginkan.” (Cane, 1998:265)

Keunggulan manajemen bangsa Jepang lainnya adalah bangsa Jepang sangat mengandalkan kualitas-- atau nilai kerja tim, dan budaya setiap orang. Melalui sikap tersebut, setiap orang merasa bahwa dirinya adalah bagian dari anggota tim (perusahaan/institusi) dan sangat terkait erat dengan rekan-rekan kerja mereka. Oleh karena itu, kelangsungan, ketahanan, dan pertumbuhan merupakan target strategis bagi setiap perusahaan yang bersifat profit centre. Selain itu, bangsa Jepang benar-benar memusatkan perhatian pada kemahiran dan kemampuan berkomunikasi serta berinteraksi dengan orang lain.

Pada manajemen Jepang terlihat ciri-ciri sebagai berikut: sistem kerja seumur hidup, sistem evaluasi dan promosi lambat sehingga setiap manajer sangat memahami seluk beluk perusahaannya sebelum dipromosikan. Sistem pemberian insentif dalam perusahaan Jepang bersifat fleksibel, bila perusahaan mendapat laba yang cukup besar maka karyawannya pun akan mendapat insentif yang cukup besar pula, begitu juga sebaliknya. Karier meningkat bukan berdasarkan spesialisasi, melainkan secara menyeluruh dalam semua bidang. Yang menjadi motivasi kuat bagi seluruh karyawan dalam perusahaan Jepang adalah diikutsertakan dalam pengambilan suatu keputusan. Hal ini berdampak pada tanggung jawab bahwa masing-masing karyawan bertanggung jawab kepada dirinya sendiri dan mereka dapat mengawasi diri mereka sendiri saat sedang bertugas.

(38)

Dalam manajemen Amerika berlaku sistem kerja jangka pendek. Akibatnya, seseorang berusaha untuk dipromosikan secara cepat. Jika mereka tidak dipromosikan dalam beberapa tahun, maka mereka memutuskan untuk pindah pekerjaan mencari keadaan yang lebih baik. Sistem bonus diberikan berdasarkan potongan dan hal ini membuat orang bekerja dengan sangat keras sehingga kadang-kadang menimbulkan kejenuhan.

Karier dalam manajemen Amerika berdasarkan spesialisasi. Orang tidak akan mudah berpindah ke bidang pekerjaan lain jika tidak berdasarkan spesialisasinya. Jika perusahaan tidak lagi memerlukan suatu spesialisasi, maka orang akan menganggur atau pindah ke perusahaan lain yang membutuhkan spesialisasinya. Pengambilan keputusan lebih banyak dilakukan pada manajemen tingkat tinggi sehingga saat pelaksanaannya terkadang mengalami kesulitan karena orang akan bekerja sesuai dengan target yang telah ditentukan sehingga pengawasan dalam hal ini dilakukan oleh supervisor-nya.

Perbedaan Praktek Manajemen Jepang dan Manajemen Amerika Perbandingan praktek-praktek manajemen Jepang dan manajemen Amerika adalah sebagai berikut:

MANAJEMEN JEPANG MANAJEMEN AMERIKA

1. Pekerjaan seumur hidup 1. Pekerjaan jangka pendek

2. Evaluasi dan promosi lambat 2. Evaluasi dan promosi cepat

3. Jalur karir non spesialisasi 3. Jalur karir spesialisasi

(39)

5. Tanggung jawab kolektif 5. Tanggung jawab perorangan

6. Pengambilan keputusan kolektif 6. Pengambilan keputusan perorangan

7. Perhatian terhadap pekerjaan menyeluruh 7. Perhatian terhadap pekerjaan terbagi-bagi

Selain itu, berikut perbandingan sudut pandang Amerika, Eropa, dan Jepang dalam hal persaingan :

PERSAINGAN SUDUT PANDANG

(40)

Sistem Penghargaan Orang dievaluasi berdasarkan

image/kontribusi mereka pada perusahaan. Tip yang besar di hotel atau restoran yang baik.

Persaingan yang tinggi Perusahaan harus kuat dari goncangan

Penyewaan Tenaga kerja yang ideal adalah individu yang agresif yang menyukai pekerjaan tertentu, tetapi berdasarkan kepribadian

Komparatif Manajemen di Berbagai Negara Lainnya

Rusia

(41)

Spanyol

Meskipun gaya manajemen di negara ini hampir sama dengan Rusia, namun sudah ada peningkatan menuju ke manajemen demokratik. Pergeseran ini diakibatkan oleh gelombang protes yang gencar dilakukan oleh para pekerja blue-collar. Ada baiknya memang perusahaan yang memiliki pekerja dengan tipe seperti ini menggunakan manajemen demokratik, dengan memberikan akses lebih cepat ke top management, bisa melalui perwakilan pekerja secara individual maupun serikat.

Polandia

Sejarah Polandia sangat mirip dengan Indonesia. Adanya kenaikan harga yang menyebabkan ketidakpuasan di kalangan pekerja, yang berujung pada kerusuhan, menyebabkan pemerintahan goyah. Hal ini melatarbelakangi timbulnya perubahan yang signifikan pada gaya manajemen perusahaan di negara ini, yang mulanya otoritatif menjadi manajemen partisipatif. Manajemen ini lebih menekankan partisipasi pekerja untuk ikut memberikan saran bagi kebijakan perusahaan, utamanya, tentu saja, masalah kesejahteraan.

Australia

Secara keseluruhan, ada kemiripan gaya manajemen Australia dengan Amerika Serikat. Akan tetapi, gaya manajemen yang lebih kuat muncul di negara ini ternyata adalah gaya autoritarian, karena memang ada hak pekerja untuk berbicara, namun proses arbitrasi tetap diwajibkan sebelum hal tersebut dilakukan. Yugoslavia

Berbeda dengan banyak negara lain, Yugoslavia menerapkan self-management di perusahaan. Oleh karenanya, seluruh kebijakan dikontrol dan ditetapkan oleh manajemen di perusahaan yang bersangkutan. Positifnya, perusahaan bisa memberikan kesejahteraan yang lebih bagi pekerja ataupun memperluas usahanya tanpa campur tangan berlebihan dari pemerintah.

(42)

Pekerja China memiliki kepribadian yang sangat unik. Seperti yang ditulis Davidmann dalam Style of Management and Leadership: The Chinese worker has apparently to live where he is told to live, has to work where he is told to work, has to do what he is told to do. One has to ask for permission to leave one's work and for permission to travel. Inilah yang terjadi di China pada masa lalu, sehingga manajemen lebih berlandaskan otoritas. Namun demikian, China-lah negara yang paling dinamis dalam menerapkan sistem manajemen, dari otoritas, self management, hingga saat ini, partisipatif.

Jerman

Jerman adalah negara yang memiliki tingkat kompensasi yang tinggi dan pemberian jaminan sosial yang relatif baik. Pengambilan keputusan ada di tangan top management atau para kepala perusahaan, namun, pekerja tidak merasa terlalu dianaktirikan karena pengangkatan manajer atau kepala perusahaan haruslah disetujui oleh dua pertiga shareholder dan sepertiga sisanya ditentukan oleh pekerja.

Tujuan mengadakan komparatif model manajemen dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan manajemen dan organisasi. Apabila membandingkan manajemen suatu negara dengan negara lain, maka akan tampak banyak persamaan dalam hal yang universal, tetapi banyak perbedaan dalam hal yang hakiki, terutama yang berakar pada budaya masing-masing negara yang dapat dibedakan dari budaya manajemen negara lainnya. Kelebihan yang ditunjukkan dipengaruhi oleh kemampuan menerapkan manajemen universal dengan budaya setempat, setelah ditinjau bahwa hal tersebut juga dapat menunjang kinerja manajemen organisasi.

2.2.Manajemen Masa Depan

2.5.1 Keahlian yang Penting Dimiliki oleh Manajer Masa Depan

(43)

manajemen unik yang mereka hadapi dalam praktek dan memiliki keahlian serta pengetahuan mengenai sistem-sistem masa depan.

Keahlian, sistem-sistem masa depan merupakan kemampuan untuk memandang dan mengatur suatu usaha sebagai suatu kesatuan komponen-komponen yang saling bekerja sama dan berfungsi sebagai suatu kesatuan untuk mencapai tujuan. Jadi pendekatan sistem manajemen merupakan cara menganalisis dan menyelesaikan masalah dan mengimplementasikan solusi setelah mengidentifikasi bagian-bagian sistem yang berhubungan dengan masalah dan mengevaluasi efek dari tiap-taip solusi pada fungsi-fungsi dalam keseluruhan bagian sistem. Frank T. Curtin, Wakil Presiden mesin di Cincinati, telah melihat hasil/nilai dari aplikasi pendekatan sistem dalam masalah-masalah manajemen dan mengindikasikan bahwa pendekatan sistem merupakan alat yang sangat bernilai bagi manajer di masa depan. Menurut Curtin, hanya setelah manajer mengerti “gambaran besar” atau melihat semua bagian peralatan secara keseluruhan sehingga mereka bisa menyelesaikan masalah-masalah manajerial secara tepat. Curtin menyarankan agar lebih berhasil, maka harus lebih banyak individu yang harus dididik secara formal dalam nilai pendekatan sistem ini dan memperlihatkan langkah-langkah yang dapat diambil dalam mengimplementasikannya.

Keahlian Fungsional Masa Depan, merupakan kemampuan untuk mengaplikasikan konsep-konsep perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengontrolan secara tepat dalam sistem menejemen. Aplikasi dari empat fungsi dasar ini merupakan pertimbangan bagi manajemen sebagai subsistem dari keseluruhan sistem manajemen.

(44)

keahlian fungsional untuk mendapatkan hasil terbaik. Pentingnya keahlian analisa situasioanal didukung oleh pemikiran dan ide-ide pendekatan kontroversi manajemen. Walau bagaimanapun manajer di masa mendatang akan menghadapi situasi yang sangat berbeda dengan manajemen sekarang dan masa lalu.

.5.2. Tantangan Manajerial

Memasuki era keterlibatan dinamika dan global, teori-teori dipraktekkan dengan latar belakang perubahan cepat dan pemikiran ulang yang mendalam, menunjukkan suatu pertanda bagaimana manajemen dan organisasi akan berevolusi dalam abad mendatang. Kecenderungan menandai menguatnya tingkat intensitas hubungan organisasional modern dan intensitas tekanan waktu. Dalam menangani kondisi semacam ini menurut pendapat Stoner (1996) dan kawan-kawannya memerlukan suatu pendekatan yang disebut keterlibatan dinamik mengekspresikan cara penuh semangat dari para manajer sukses masa kini, memusatkan perhatian pada hubungan manusiawi serta dengan cepat menyesuaikan pada kondisi yang berubah sepanjang waktu. Ada enam (6) tema berbeda mengenai teori manajemen muncul dibawah payung keterlibatan dinamik, yaitu menekankan pada kepentingan pemahaman:

1. Lingkungan Organisasi yang Baru

(45)

untuk menciptakan kondisi gabungan dimana mereka akan menjadi makmur atau berjuang. Teori strategi kompetitif, yang dikembangkan oleh Micheal porter, memusatkan pada bagaimana manajer dapat mempengaruhi kondisi dalam sebuah industri pada saat mereka berinteraksi sesuai peranannya. Variasi lain pada pendekatan keterlibatan dinamik, paling terlihat dikemukakan oleh Edward dan Jean Gerner Stead dalam Management for a Small Planet, menempatkan ekologi pada pusat toeri manajemen.

2. Etika dan Tanggung Jawab Sosial

Manajer menggunakan pendekatan keterlibatan untuk memperhatikan dengan seksama nilai-nilai yang menjadi pedoman manusia dalam organisasi mereka, budaya perusahaan yang mencakup nilai-nilai tadi, dan nilia-nilai yang dianut oleh orang-orang di luar organisasi. Robert Solomon mengambil ide ini selangkah lebih maju, menyatakan bahwa manajer harus memperhatikan dorongan moral dengan menempatkan nilai keunggulan sebagai sesuatu yang paling penting dalam agenda mereka. Berjuang keras terus-menerus ke arah keunggulan merupakan konsep etika, pendekatan keterlibaatan dinamik memindahkan etika dari pinggiran teori manajemen ke pusatnya.

3. Globalisasi dan Manajemen

(46)

4. Mendirikan dan Memperbaharui Organisasi

Manajer yang mempraktekkan keterlibatan dinamik terus-menerus mencari jalan untuk membebaskan potensi kreatif dari karyawan dan diri mereka sendiri. Semakin banyak ahli teori yang mendesak agar manajer memikirksn ulang standar struktur organisasi yang telah mereka kenal dengan baik. Michael Hammer dan James Champy membuat konsep “rekayasa ulang” perusahaan (reengineering the corporation) yang isinya mendesak manajer untuk memikirkan ulang setiap proses yang menjadi fungsi organisasi dan berani menggntikan proses yang menghambat efisiensi organisasi.

5. Budaya dan Multi Budaya

Manajer yang menerima pendekatan keterlibatan dinamik mengakui bahwa berbagai perspektif dan nilai yang dibawa oleh orang dengan latar belakang budaya yang berbeda ke dalam organisasi bukan sekedar suatu fakta kehidupan tetapi sumber kontribusi signifikan. Mereka semua menghendaki para manajer melihat manfaat yang akan datang dan menyambut serta memahami perbedaan diantara orang-orang. Sekalipun demikian, tidak seorang pun yang mengatakan bahwa menerima budaya yang berbeda merupakan tindakan mudah. Multi budaya adalah target yang bergerak, karena semakin banyak orang yang menyadari tradisi budaya tertentu dan ikatannya. Disinilah “dinamik” dan “keterlibatan” bersama-sama berperan dalam menangani organisasi abad global.

6. Mutu

(47)

Leader

Administrator

Entreupreneur

Planner

Past

Peranan terpisah, Individu Kombinasi Peran, TeamFuture Leader

Administrator Entreupreneur Planner Changes in Management Roles

manjer. Semua manajer harus memikirkan mengenai bagaimana setiap proses organisasi dapat dilakukan untuk menyediakan output yang bertanggung jawab. Hubungan yang kuat dan jangka panjang dapat menjadi produk samping yang bermanfaat dari kerangka “Mutu” pikiran dan tindakan, dengan pandangan ini Total Quality Management menambah satu lagi dimensi dinamik pada manajemen, karena mutu juga selalu merupakan target yang bergerak. Dengan demikian pada masa yang akan datang akan terjadi berbagai tantangan yang lebih rumit terhadap teori dan praktek manajemen. Pekerjaan manajer-manajer di waktu mendatang akan meminta lebih banyak pengetahuan dan kecanggihan akibat organisasi yang semakin kompleks. Organisasi komponen personalia akan dihitung secara bervariasi baik gaji maupun bonus. Menurut H. Igor Ansof dan R.G. Bradeburg berpendapat bahwa pada masa mendatang manajer akan memberikan peranan multiplikasi, dan akan membutuhkan kompetensi yang simultan sebagai pemimpin, administrator, entreupreneur, negarawan, perencana dan sistem arsitek dan lain sebagainya.

Digambarkan sebagai berikut:

(48)

Sekarang perlu adanya antisipasi menghadapi manajemen yang kompleks. Berdasarkan hasil penelitian dari Craig dan Mitchael di Amerika dalam bukunya The Future 500, ada enam hal yang harus diantisipasi oleh 500 perusahaan yang tersebut dalam buku mereka dalam menghadapi era global, yaitu;

1. Perusahaan–perusahaan harus lari dengan kecepatan tinggi di masa depan.

2. Terjadinya perubahan-perubahan bisnis. 3. Persaingan keunggulan di masa mendatang. 4. Masuki era global

5. Kompleksitas manajemen: a. Manajemen perspektif.

b. Harmonisasi : stakeholder & Corp. mutual benefit principle. c. Manajemen kekuasaan.

d. Poros manajemen yang tinggi. 6. Dimensi-dimensi budaya:

a. Globalisasi perusahaan.

b. Aliansi-aliansi bisnis sektor pemerintah dan swasta. c. Kerjasama kemitraan dalam kompetensi.

d. Hubungan inovasi investor perusahaan. e. Kepemimpinan sosial dan etika.

f. Bentukan organisasi baru. g. Integrasi cabang budaya.

h. Pemahaman kebutuhan individu.

(49)

dunia usaha swasta maupun pemerintah untuk menerobos “foresight for the future” dengan menunjukkan pola-pola pikir manajemen dalam mengantisipasi perubahan dalam bidang-bidang era bisnis internasional. Dalam setiap kurun waktu yang berubah-ubah, baik proses, sistem manajemen strategi serta model konseptual mengikuti perkembangan yang terjadi dan manajemen harus dinamis sehingga akan dapat mengatasi dan memecahkan masalah-masalah yang harus dihadapi oleh setiap organisasi baik yang menyangkut antisipasi yang dikemukakan Craig dan Mitchael ataupun masalah-masalah lain. Dengan berorientasi pada masa lalu dan masa kini, setiap eksekutif akan mendapatkan formula baru untuk menghadapi era baru, era persaingan bebas.

.5.3 Manajemen Kompleksitas (Complexity Management)

(50)

suatu sikap, bagaimana menanajemeni sebuah organisasi agar berhasil dengan beranjak dan menggunakan tiga konsep , sebagai berikut:

1. Manajemen Perspektif (Perspective Management)

Manajemen perspektif harus mengharmonisasikan perbedaan keinginan dan sudut pandang dari kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai hubungan dan kepentingan langsung dengan suatu organisasi bisnis (stakeholders) dalam ekosistem korporat melalui apa yang dinamakan prinsip-prinsip kesejahteraan yang saling menguntungkan (mutualy benefiting principles). Manajer yang berpandangan persfektif akan mengikatkan dirinya pada komitmen untuk mencapai tujuan dengan konstan dan menyatukan tujuan individu stakeholders dengan tujuan organisasi dalam mencapai dua kepentingan, individu dan kelompok. Manajemen perspektif mengakui nilai-nilai dari perbedaan dalam kesatuan (value diversity within unity).

2. Manajemen Kekuasaan (Power Management)

Manajemen kekuasaan melepaskan tali kebebasan kreativitas, mendorong dan menentukan individu-individu dan kelompok untuk kepentingan kesejahteraan seluruh ekosistem korporat. Kekuatan manajer juga mengekang kebebasan stakeholders yang tidak akan atau tidak dapat mengikuti dirinya kepada tujuan utama yang akan melancarkan kepentingan keseluruhan.

3. Manajemen Poros (Pivot Management)

Referensi

Dokumen terkait