• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERJASAMA NEGARA PANTAI DI ASEAN SEBAGAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KERJASAMA NEGARA PANTAI DI ASEAN SEBAGAI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KERJASAMA NEGARA PANTAI DI ASEAN SEBAGAI SOLUSI PERANG

ENERGI FOSIL

Oleh:

MARIO WAHYU SLAMET HARENDA (10430001)

ACHMAD SHOLEH ABUBAKAR (10430021)

HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

(2)

ABSTRAK

Energi merupakan elemen terpenting dalam sebuah pergerakan perekonomian dunia. Sejak ditemukannya sumber energi fosil pada abad XIX, banyak pihak berbondong - bondong meng – eksplorasi serta melakukan pengelolaan terhadap energi fosil tersebut. Perang energi fosil bermula dari konflik yang terjadi di dunia internasional dalam usaha untuk memperebutkan wilayah, khususnya wilayah yang di ketahui terdapat kandungan fosil . Kita tahu bahwa cadangan sumber energi fosil lambat laun akan menipis dan bahkan habis. Dekade terakhir ini negara – negara maju telah berlomba - lomba untuk mengembangkan sumber energi pengganti bahkan sumber energi baru untuk menggantikan posisi sumber energi fosil yang menjadi prioritas utama. Dari tahun ke tahun harga bahan bakar dari energi fosil di sejumlah negara ASEAN makin membengkak. Kedekatan negara – negara di kawasan ASEAN yang lebih banyak di dominasi karena faktor luasnya perairan, sehingga kawasan ini memiliki peluang besar untuk menciptakan sumber energi baru bersama. Dalam menghadapi masalah perang energi fosil yang juga dialami oleh kawasan ini, maka kerjasama lebih efektif dilakukan, apalagi dengan adanya dukungan hubungan antar elite politik yang sangat harmonis di ASEAN. Dari kajian isi abstrak yang singkat di atas, diperlukannya kerjasama antar negara, khususnya yang berada di wilayah ASEAN, untuk bekerja sama dalam penyempurnaan sumber energy alternative atau bahkan yang bisa diperbaharui untuk menggantikan sumber energi fosil dengan memanfaatkan potensi laut di wilayah ini . Perlu adanya dukungan pemerintah pusat dan dunia Internasional untuk menekan biaya produksi yang tinggi dan meminimalisir resiko lainnya. Denagn kerjasama dan kohesivitas diantara negara – negara pantai di ASEAN dapat menghentikan perang perebutan

sumber-sumber energi fosil .

(3)

ABSTRACT

Coastal State cooperation in ASEAN as a Solution of Energy Fossil Energy War is the most important element in a movement of the world economy. Since the discovery of fossil energy sources in the nineteenth century , many countries want to - explore and take over management of fossil energy. Fossil energy war stems from the conflict in the international community in efforts to fight over territory , particularly in areas which are known fossil content. We know that the reserves of fossil energy sources will gradually thin out and even exhausted. Last decade or so countries - developed countries have a race - the race to develop renewable energy sources and even new energy sources to replace fossil energy sources is a top priority. From year to year in fuel prices of fossil energy in a number of ASEAN countries increasingly bloated. The proximity of countries in the ASEAN region which is dominated more because of the breadth of the waters , so that this region has a great opportunity to create new energy sources together. In facing the problem of fossil energy wars experienced by this region , it is more effective cooperation , especially with the support of the relationship between the political elite are very harmonious in ASEAN. Of the contents of the abstract is a brief review of the above , the need for cooperation between countries , particularly in the ASEAN region , to cooperate in the improvement of alternative energy sources that can be updated or even to replace fossil energy sources by exploiting the potential of the sea in this region. Need the support of central government and the international community to suppress the high production cost and minimize other risks. Denagn cooperation and cohesiveness among the nations - the ASEAN states in the struggle to stop the war on fossil energy sources.

(4)

SIAPA YANG KALAH DENGAN SENYUM, DIALAH

PEMENANGNYA

(5)

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs. GPH. Dipokusumo selaku Kepala Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi atas dukungan yang diberikan kepada penulis, kedua kepada Bapak Ganjar Widhiyoga, S.IP, M.Si sebagai dosen pembimbing dalam menyelesaikan karya tulis ini, tak lupa penulis juga menyampaikan terima kasih kepada orang tua yang selalu membimbing dan mendukung kami dalam menyelesaikan karya tulis ini.

Karya tulis ini terdiri dari lima bagian, bagian awal merupakan pendahuluan, bagian pertama berisi sejarah krisis energi, bagian kedua berisi bermacam – macam energi alternatif yang telah ditemukan, bagian ketiga berisi energi alternatif serta potensinya di Asia Tenggara, bagian terakhir berisi kesimpulan. Setiap bagian dilengkapi dengan gambar maupun tabel serta data – data yang nyata di lapangan. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, namun demikian, kami berharap kontribusi kecil kami ini dapat bermanfaat bagi pihak manapun yang membaca karya tulis ini.

Surakarta, 13 Maret 2012

(6)

Latar Belakang Masalah

Di abad ke-20 banyak isu – isu global muncul ke permukaan. Dunia yang sebelumnya didominasi oleh isu – isu keamanan, kini berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya adalah krisis energi fosil. Isu tersebut bermula ketika para peneliti menemukan serta mengungkapkan bahwa cadangan minyak dunia terus berkurang ini sebagai implikasi dari tingginya angka konsumsi minyak dunia. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut ini, tabel ini memberikan data produksi , konsumsi serta prediksi cadangan minyak di dunia.

.

(7)

Menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of California mengungkapkan bahwa dengan menggunakan estimasi tahun 2008 angka produksi minyak mencapai 1,332 triliun barel dan konsumsi bertahan pada 85,22 juta barel per hari dan tumbuh 1,3% per tahun, maka minyak akan habis pada 2041.

Berita terbaru tanggal 7 Februari 2012, menyatakan bahwa harga minyak menuju $160 per barel. Hal ini dikuatkan dengan berkepanjangnnya penutupan oleh militer Iran untuk memblokade selat Hormus. Bersitegangnya antara Amerika Serikat dan negara-negara Eropa dengan Iran memperburuk kondisi pasokan minyak di negara-negara barat. Iran mengekspor minyak ke Amerika serikat sebesar 90% dan selat hormus dimana 20% konsumsi minyak mentah dunia melewati selat tersebut. Para analis mengatakan kenaikan harga minyak akibat memanasnya situasi di Iran mendorong negara-negara pengimpor untuk mencari sumber baru. "Kenaikan harga kali ini disebabkan oleh naiknya biaya para pengimpor untuk menemukan sumber alternatif selain Iran," kata Profesor Paul Stevens dari Chatham House. 1

Saat itulah dunia Internasional sadar begitu berpengaruhnya energi di dunia internasional, bahkan energi bisa menjadi senjata politik. Selain itu konsumsi energi fosil secara besar – besaran seiring ditemukan dan berkembangnya sarana transportasi juga melatarbelakangi isu krisis energi fosil tersebut.

Melihat kondisi tersebut negara – negara di dunia seakan akan melakukan “perang” demi merebutkan sumber energi fosil yang semakin menipis tersebut. Dengan semakin menipisnya sumber minyak bumi yang ada di dunia ini, melatarbelakangi invasi yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menginvasi Libya, Irak dan Afganistan. Inggris dengan lantangnnya yang saat itu dipimpin oleh perdana meneri Tony Blair mengumumkan kepada pers dunia bahwa Inggris akan menyerang Irak. Blair menjelaskan bahwa invasi tersebut untuk menemukan senjata pemusnah masal yang dibuat oleh Saddam Husein. Setelah satu dekade lebih Inggris menempatkan pasukannya di Irak, para negara – negara ragu akan kampanye Tony Blair tersebut. Hal ini merupakan kamuflase untuk mengontrol sumber minyak yang ada di Irak dan timur tengah. Motif sebenarnya di balik perang itu tidak ada hubungannya dengan WMD tapi

(8)

semuanya tentang kontrol Amerika Serikat atas sumber daya minyak Irak dan untuk memperkuat kehadiran mereka di Timur Tengah. 2

Menurut studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of California mengungkapkan bahwa dengan menggunakan estimasi tahun 2008 angka produksi minyak mencapai 1,332 triliun barel dan konsumsi bertahan pada 85,22 juta barel per hari dan tumbuh 1,3% per tahun, maka minyak akan habis pada 2041. Saat ini yang perlu dilakukan adalah negara harus mulai memelihara sumber dayanya serta mengelolanya dengan lebih bijak. Pilihan lain adalah setiap negara harus menciptakan sumber energi alternatif untuk mengalihkan ketergantungan kita terhadap energi fosil.

Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh peluang penghematan energi jika terjadi kerjasama antara negara – negara berpantai di kawasan Asia Tenggara untuk bersama memerangi krisis energi fosil yang mengancam dunia ini. Diharapkan dengan adanya tulisan ini negara – negara ASEAN lebih memilih memikirkan sumber energi alternatif daripada berebut sumber energi fosil.

Bagian I: Krisis Energi

(9)

Energi merupakan sarana penunjang bagi kehidupan manusia. Manusia sangat tergantung dengan energi, sebagai contoh adalah energi listrik. Tanpa kehadiran energi listrik tersebut, segala aktivitas dewasa ini akan lumpuh. Namun sangat disayangkan, sumber – sumber energi di dunia ini tidak bisa bertahan begitu lama, salah satunya adalah energi fosil. Energi fosil memang menjadi energi utama di dunia, namun perlu disadari hanya sedikit wilayah tertentu yang mempunyai sumber daya alam ini.. Maka tidak heran kalau negara – negara besar mulai memikirkan hal ini dan mulai mencari energi alternatif. Selain alasan di atas, langkanya energi fosil ini dapat dimanfaatkan sebagai senjata oleh negara – negara penghasilnya untuk menghancurkan lawan – lawanya. Seperti embargo minyak yang dilakukan oleh negara – negara penghasil minyak pada tahun 1973-1974 terhadap Amerika sehingga waktu itu Amerika dilanda krisis energi minyak dan harga minyak di dunia menjadi melambung tinggi3. Energi fosil juga bisa berdampak pada berbagai aspek sosial dan ekonomi, seperti bertambahnya angka kemiskinan dan pengangguran karena perusahaan – perusahaan banyak yang gulung tikar akibat harga energi fosil ini yang sudah tidak terkendali. Hal ini terjadi karena tingkat ketergantungan kita terhadap jenis sumber energi ini yang masih sangat tinggi.

Ketergantungan negara terhadap energi fosil inilah yang menyebabkan beberapa negara saling menyerang dan saling berebut wilayah demi minyak bumi. Contoh dalam dunia Internasional adalah invasi Amerika ke berbagai negara penghasil minyak di timur tengah yang di curigai sebagai aksi Amerika untuk menguasai ladang minyak di kawasan timur tengah4.

Khadafi mengungkapkan bahwa dibalik serangan itu ada konspirasi negara-negara barat memperebutkan ladang minyak. Dilansir Al-Jazeera, Muammar Khadafi dalam pesan audio menuduh pasukan NATO berusaha untuk menduduki Libya untuk minyak dan sumber daya. Peryataan di atas diperkuat dengan adanya intervensi NATO di Libya untuk lainnya.5

Contoh lain di kawasan Asia Tenggara adalah perebutan wilayah yang terjadi antara Malaysia dengan Indonesia, yang kita ketahui bersama bahwa wilayah yang diperebutkan memiliki kandungan energi fosil yang cukup banyak. Pulau ambalat mempunyai potensi minyak

3Jack M. Hollander,The Real Environmental Crisis , University of California Press, 2003, London :125 4Peter Haynes, Energy Security and Global Politics, Routledge Global Security Studies, 2009

(10)

dan gas yang sangat besar. Data dari lembaga konsultan Exploration Think Tank Indonesia memaparkan bahwa cadangan minyak dan gas mencapai Rp.4.200 triliun.6

Selain yang telah diterangkan di atas, penyebab lainnya adalah penyalahgunaan wewenang dari Pemerintah sebagai regulator energi. Banyaknya lobi – lobi kepentingan dari para produsen dan pengguna berskala besar, ini menyebabkan para konsumen kecil menderita kelangkaan energi7.

Pada Tahun 2015 diprediksikan akan terjadi krisis energi yang disebabkan oleh semakin menipisnya energi fosil dan semakin tingginya permintaan dan angka ketergantungan akan sumber energi tersebut8. Oleh sebab itu negara – negara harus mulai memikirkan dan mencoba menerapkan sumber energi alternatif yang terbarukan.

Bagian II: Macam – macam energi alternatif

Dewasa ini banyak para ahli mulai memikirkan energi alternatif untuk mengurangi ketergantungan kita terhadap energi fosil yang semakin menipis jumlahnya. Berbagai penelitian dilakukan, dan penemuan mulai dipublikasikan dengan harapan bisa dipergunakan oleh 6 http://sorot.vivanews.com/news/read/66215-isi_perut_ambalat

7 Jack M. Hollander, The Real Environmental Crisis, University of California Press, 2003, London:126 8

(11)

masyarakat. Berikut ini penulis sampaikan beberapa energi alternatif yang telah di temukan dan sedang dikembangkan.

1. Energi Surya

Energi surya sering kita dengar dewasa ini, banyak aktivis – aktivis lingkungan yang mulai mengkampanyekannya. Sebenarnya prinsip kerja dari sitem ini sangat sederhana yaitu menangkap foton yang terdapat dalam cahaya matahari, yang kemudian foton ini akan melepaskan elektron yang menghasilkan energi listrik9. Energi ini mulai dikembangkan dalam piranti sederhana, seperti kalkulator. Diprediksikan jika di dunia ini memasang alat ini, maka akan menghasilkan daya 30.000 MW dan cukup untuk memberi daya 30 Juta rumah10. 1 (satu)

unit PLTS terpusat ditetapkan akan mampu melayani 32 (tiga puluh dua) unit rumah, sehingga total pemakaian energi listrik harian maksimum adalah 32 x 350 Wh = 11200 Wh = 11,2 kWh/hari.11

Meskipun demikian banyak juga hambatan dan kekurangan dari energi alternatif ini, seperti; Pertama, arus yang dihasilkan hanyalah arus searah DC, untuk mengkonversi ke arus bolak – balik dibutuhkan dana yang cukup besar, sedangkan piranti yang menggunakan arus DC juga lebih mahal jika dibandingkan dengan piranti berarus AC. Kedua, hanya dapat dioperasikan pada saat siang hari saja, karena sumber utamanya adalah matahari. Ketiga, untuk menghasilkan daya yang besar, diperlukan biaya investasi yang tinggi. Dan lagi – lagi hanya negara “berduit’ yang mampu mengembangkan-nya

2. Biogas

Merupakan energi alternatif yang bersumber dari kotoran hewan, manusia, dan juga sampah, yang setelah menjalani berbagai proses akan menghasilkan energi listrik. Energi ini

9 http://blogodril.com/energi/energi-surya-keuntungan-kerugian-dan-potensi-nya-di-indonesia-6

10 http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-Bersih/Energi_matahari/ 11 http://www.gdmenergy.com/index.php?

(12)

telah dikembangkan di berbagai negara, seperti: India, China dan Denmark. Di Indonesia energi ini dikembangkan pada skala kecil – menengah dengan memanfaatkan 2-20 ekor sapi12. Sebagai energi alternatif, energi ini masih belum bisa disandingkan dengan energi fosil yang masih mendominasi, karena energi yang dihasilkan masih terbatas, dan jika akan diproduksi secara masal berarti harus lebih banyak lagi kotoran yang dikumpulkan. Jika tidak di tangani dengan baik, hal ini bukan nya menyelesaikan masalah tetapi malah akan membuat masalah baru berupa pencemaran lingkungan.

Tabel 3. Nilai kesetaraan biogas dan energi yang dihasilkan

Aplikasi 1m3 Biogas setara dengan

1 m3 biogas

1. Mengurangi pencemaran lingkungan terhadap air dan tanah, pencemaran udara (bau). 2. Memanfaatkan limbah ternak tersebut sebagai bahan bakar biogas yang dapat digunakan

sebagai energi alternatif untuk keperluan rumah tangga.

3. Mengurangi biaya pengeluaran peternak untuk kebutuhan energi bagi kegiatan rumah tangga yang berarti dapat meningkatkan kesejahteraan peternak.

4. Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya biogas untuk menjadi energi listrik untuk diterapkan di lokasi yang masih belum memiliki akses listrik.

5. Melaksanakan pengkajian terhadap kemungkinan dimanfaatkannya kegiatan ini sebagai usulan untuk mekanisme pembangunan bersih (Clean Development Mechanism).

(13)

Beberapa kelemahan dari sumber ini juga menjadi penyebab mengapa energi biogas ini masih belum bisa disandingkan dengan energi dari fosil seperti gas alam. Kelemahan yang pertama adalah timbulnya pencemaran khususnya bau yang tidak sedap pada saat pengolahan. Fenomena ini sangat wajar terjadi mengingat bahan baku utama penghasil energi biogas ini adalah kotoran, baik manusia maupun hewan. Kondisi ini akan sangat mengganggu masyarakat sekitar yang tinggal di daerah pengolahan biogas. Saat ini para pengembang biogas sedang memutar otak untuk mencari solusi bagi permasalahan tersebut. Kedua adalah energi biogas ini belum bisa dikemas, baik dalam tabung maupun bentuk yang lain karena tidak dapat dicairkan seperti gas alam maupun LPG. Ketiga adalah biogas mengandung zat hydrogen sulfide yang bisa mencemari lingkungan13.

3. Nuklir

Nuklir adalah inti atom yang tersusun dari proton dan neutron. ? di Indonesia dibentuk BATAN ( Badan Tenaga Nuklir Nasional ). Badan ini yang membuat Undang undang mengenai penggunaan nuklir di Indonesia. Penemu partikel nuklit pertama kali adalah Albert Einstein. Dalam pembukaan ASEAN Leadership Forum di Hotel Nikko, Minggu 8 Mei 2011 para pemimpin ASEAN sepakat untuk meningkatkan akses listrik untuk rakyat. Di tingkat Nasional, Indonesia juga telah mengambil langkah maju dengan berkomitmen memakai energi non-fosil setidaknya 17 persen dari total konsumsi energi pada 2025 Boediono14

Mayoritas Penggunaan PLTN di dunia merupakan negara-negara maju yang mempunyai SDM yang kompetable. Contohnya Amerika serikat, Jepang, rusia, Korea Utara dan Prancis. Di Indonesia, BATAN juga melakukan penelitian dan pengembangan dalam energi ini. Berdasarkan informasi pemasok PLTN besarnya biaya modal/investasi pada tahun 1992 untuk PLTN konvensional berbagai jenis dan ukuran (600-1.000 MW) berkisar 1.530-2.200 dollar/kW. Namun besar biaya pembangkit tersebut tergantung kapasitasnya.

Pada November 2005, di seluruh dunia terdapat 441 buah pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi di 31 negara, menghasilkan tenaga listrik sebesar lebih dari 363 trilyun watt. Reaktor yang dalam tahap pembangunan sebanyak 30 buah dan 24 negara (termasuk 6

13 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Sebelas Maret Surakarta

(14)

negara yang belum pernah mengoperasikan reaktor nuklir) merencanakan untuk membangun 104 reaktor nuklir baru. Saat ini energi listrik yang dihasilkan PLTN menyumbang 16% dari seluruh kelistrikan dunia, yang secara kuantitatif jumlahnya lebih besar dari listrik yang dihasilkan di seluruh dunia pada tahun 1960.15

Berikut daftar 30 negara pengguna energi nuklir yang penulis olah dari situs World nuclear Association (WNA).

No Negara Jumlah Reaktor Nuklir % PLTN

(15)

29 Pakistan 2 400 2%

30 Armenia 1 376 44%

Keterangan :

Jumlah : Jumlah reaktor nuklir

MW : Megawatt

%PTLN : persentase pengguna energi nuklir untuk kebutuhan domestik listrik negara bersangkutan

Merah : negara Asia

Sebagai energi alternatif energi nuklir ini juga memiliki beberapa kekurangan. 1. Radiasi

a. Radiasi langsung

Radiasi langsung adalah radiasi yang terjadi apabila radioaktif pada nuklir terpancar dan mengenai kulit atau tubuh kita secara langsung.

b. Radiasi tidak langsung.

(16)

Gambar : efek radiasi nuklir terhadap tubuh

2. Hanya tenaga ahli dan terlatih yang bisa mengelolanya, jika dilakukan dengan sembarangan akan mengakibatkan kesalahan yang fatal (human error), seperti kebocoran.

(17)

3. Limbah Uranium

Limbah ini sulit di uraikan menjadi senyawa yang netral. Pengelolaan limbah ini harus dilakukan dengan sangat hati - hati karena sangat riskan mencemari lingkungan.

4. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut

Sumber energi ini pertama kali dikembangkan di Perancis pada 1919, kemudian menyebar ke Inggris dan Jepang16. Pengembangan energi ini sempat terhenti karena kalah pamor dengan energi fosil, namun pada tahun 1973 dunia dilanda krisis minyak, hal ini membuat para pengembang sistem energi ini mulai memikirkan untuk mengembangkannya lagi. Di Jerman ada perusahaan yang mulai mengembangkannya yaitu Energie Baden -Wuttemberg (EnBW). Energi ini dapat mengaliri 120 rumah di Jerman.

Sistem kerja dari sumber energi ini adalah dengan memanfaatkan gelombang laut yang datang menekan udara pada kolom air yang diteruskan ke kolom atau ruang tertutup yang terhubung dengan turbin generator. Tekanan tersebut menggerakkan turbin generator pembangkit listrik. Sebaliknya, gelombang laut yang meninggalkan kolom air diikuti oleh gerakan udara dalam ruang tertutup yang menggerakkan turbin generator pembangkit listrik.

Kelebihan penggunaan energi ombak :

1. Energi ombak adalah energi yang bisa didapat setiap hari, tidak akan pernah habis. 2. Tidak menimbulkan polusi karena tidak ada limbahnya

3. Mudah untuk mengkonversi energi listrik dari energi mekanik pada ombak

4. Keuntungan penggunaan energi arus laut adalah selain ramah lingkungan, energi ini juga mempunyai intensitas energi kinetik yang besar dibandingkan dengan energi terbarukan yang lain. Hal ini disebabkan densitas air laut 830 kali lipat densitas udara sehingga dengan kapasitas yang sama, turbin arus laut akan jauh lebih kecil dibandingkan dengan turbin angin.

16http://listrikindonesia.com/

(18)

5. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu perancangan struktur yang kekuatannya berlebihan seperti turbin angin yang dirancang dengan memperhitungkan adanya angin topan karena kondisi fisik pada kedalaman tertentu cenderung tenang dan dapat diperkirakan.

Di Indonesia sendiri sistem ini sudah mulai dikembangkan di Gunung Kidul, tepatnya di Parang Racuk Technopark. Biaya yang dikeluarkan untuk membangun sistem ini sekitar 2,5 miliyar rupiah dengan daya yang dihasilkan mencapai 3500 KWH. PLTGL Gunung Kidul tersebut dikelola oleh Balai Pengkajian Dinamika Pantai. Selain sebagai sumber energi alternatif, kawasan ini sekarang juga dimanfaatkan sebagai obyek wisata edukasi dan berpotensi digunakan sebagai pos jaga perbatasan bersama negara – negara ASEAN.

Gambar: Oscillating Water Column (OWC) 500 KW ombak pantai Pantai Parang Ru-cuk Tanjungsari Gunung Kidul Teknologi ini dikembangkan Balai Pengkajian

Di-namika Pantai BPPT (Kompas)17

Berdasar lokasi, perangkat converter energy gelombang (WEC) dibagi dalam :

Shoreline : Di daerah daratan pantai

(19)

Nearshore : Di daerah pantai (sekitar 1 km dari pantai)

Off Shore : Di daerah laut lepas

(20)

Asia tenggara sebagai kawasan berkembang dengan jumlah penduduk yang relatif besar membuat tingkat konsumsi terhadap sumber energi juga cukup besar. Hal tersebut yang mendorong para elite dari negara – negara ASEAN menginginkan dibentuknya Badan Energi ASEAN agar sumber – sumber energi di ASEAN dapat di koordinasi dengan baik. Selain itu upaya untuk mencari sumnber – sumber energi yang terbarukan akan menjadi lebih bijak. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari ASEAN Ministers on Energy Meeting yaitu mengembangkan diversifikasi energi dan energi terbarukan serta mengurangi ketergantungan kawasan terhadap minyak bumi dan meningkatkan efisiensi energi18.

Selama ini sumber energi fosil inilah yang menjadi salah satu pemicu memanasnya hubungan anatara Indonesia dan Malaysia. Hal ini jika dibiarkan secara terus menerus akan sangat menggangu bagi kemajuan kawasan Asia Tenggara. Banyak hal yang sebenarnya dapat dilakukan oleh ASEAN dalam rangka mengurangi ketergantungan masyarakatnya terhadap sumber energi fosil. Salah satunya dengan membangun kerjasama antara negara – negara pantai di ASEAN untuk mengembangkan sistem pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Dasar hukum dari hal di atas adalah New ASEAN Petrolium Security Agreement (New APSA)19.

Di dalam New APSA, negara – negara ASEAN berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dan meningkatkan efisiensi penggunaan energi serta pengembangan sumber energi alternatif. Pada pertemuan AMEM +3 (ASEAN Ministers on energy Meeting) di Bangkok, 2007 telah disepakati kerjasama energi ASEAN +3 mengenai New Renewable energi (NRE) dan Energy Efficiency and Conservation (EE&C). Dari kesepakatan tersebut, sudah terbuka jalan untuk lebih memperkenalkan dan mengembangkan energi ombak sebagai pembangkit listrik di kawasan ASEAN.

Seperti kita ketahui bersama bahwa hubungan pada tataran elite di kawasan ASEAN sangat harmonis. Kondisi ini akan mempermudah kerjasama yang dibangun oleh negara – negara tersebut. Dengan mudahnya kerjasama yang di bangun maka akan memudahkan juga dalam proses koordinasi serta pelaksanaanya. Demi terciptanya sebuah kawasan yang mandiri dan

18 ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-19, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, 2010: 108

(21)

terintegrasi dalam visi ASEAN Community 2015 rasanya negara – negara anggota harus mulai memikirkan isu – isu kawasan, bukan lagi isu – isu nasional. Salah satunya isu krisis energi.

Potensi pantai negara – negara di kawasan Asia Tenggara:

1. Indonesia

Indonesia merupakan negara maritim terbesar di kawasan ASEAN. Indonesia mempunyai luas 5,8 juta km2, luas pesisir pantainya mencapai 81.000 km. Jika dibuat garis, panjang pantai tersebut dari Irak – Inggris. Dua per tiga wilayah Indonesia berupa perairan yang kaya akan sumber energi. Dalam makalah ini, saya memfokuskan tentang panjang pantai dan potensi ombaknya yang besar khususnya di wilayah selatan. Tinggi gelombang ombak mencapai lima meter.

2. Vietnam

Secara geografis, letak Vietnam termasuk strategis untuk dibangunnya PLTGL. Karena di sebelah timur berbatasan langsung dengan teluk Tonkin dan laut Cina Selatan. Laut tersebut merupakan pertemuan arus panas dan dingin sehingga ombak disana cukup besar. Potensi negara ini besar di bidang pantai dan perairan. Panjang garis pantai negara ini adalah 3.450 km20. Nha Trang diberkahi oleh alam yang indah, tenang dan perairan hangat sepanjang tahun. Dikelilingi oleh pulau-pulau, pegunungan dan pantai berpasir putih yang indah dan menarik wisatawan.21 Banyak pantai pantai lain yang masih mempunyai potensi untuk didirikannya pembangkit listrik tenaga ombak. Mayoritas warga yang mata pencahariannya adalah bertani, dapat beralih ke bidang kepariwisataan di sekitar pembangkit tenaga ombak tersebut.

3. Thailand

20 Intensif IPS untuk SMP/MTs kelas Ixb hal: 26

(22)

Secara geografis Thailand mempunyai batas wilayah di bagian barat dengan laut Andaman dan sebelah selatan berbatasan dengan teluk Thailand. Panjang garis pantainya mencapai 2.500 km termasuk pulau pulau yang tidak berpenghuni.22 Potensi pembuatan PLTGL dapat dilakukan di pulau – pulau kecil dan tak berpenghuni. Hal ini penting ditempatkan disana, agar para wisatawan dan pembangunan tidak terpusat di Bangkok. Efek PLTGL adalah suara yang keras karena gerakan turbin dan hantaman ombak yang masuk ke dalam lubang penampung ombak.

4. Filipina

Filipina merupakan negara dengan laut terluas kedua di ASEAN setelah Indonesia. Secara geografis, sebelah utara dan timur berbatasan langsung dengan samudera Pasifik. Sebelah selatan berbatasan dengan laut Sulawesi dan sebelah Barat berbatasan dengan laut Cina Selatan. Panjang garis pantai Filipina mencapai 23.150 km.23 Ratusan pulau kecil menyebar di sekitar pulau utama yaitu Luzon dan Mindanau. Kegiatan perikanan berpusat di wilayah Pallawan, Negros, panay, dan Mindanao.24 Dari adanya pemukiman nelayan, besar kemungkinan untuk didirikannya PLTGL di daerah tersebut. Para nelayan dapat mengelola sekitar wilayah PLTGL untuk pariwisata ketika cuaca buruk untuk mencari ikan.

5. Myanmar25

Secara geografis, letak myanmar sangat strategis. Sebelah selatan berbatasan dengan laut Andaman. Bagian Barat berbatasan dengan teluk Benggala dan samudera Hindia. Jalur tersebut merupakan jalur perdagangan kapal. Potensi pembangunan PLTGL di daerah tersebut sangat memungkinkan. Disamping menambah daya pasokan listrik, hal tersebut bisa menjadi wisata dan tempat persinggahan untuk kapal – kapal pesiar.

22 http://permitha.net/2011/11/sekilas-tentang-thailand/

23 Ilmu pengetahuan sosial 3

24 Intensif IPS untuk SMP/MTs kelas Ix b hal:18

25http://ditpolkom.bappenas.go.id/basedir/Politik%20Luar%20Negeri/3)%20Keanggotaan%20Indonesia%20dalam

(23)

Panjang pesisir pantai myanmar mencapai 1.930 km. Jika 10-20% panjang garis pantai yang menghadap samudera Hindia dimaksimalkan untuk pembuatan PLTG,dipastikan investor dan wisatawan akan lebih tertarik mengunjungi wilayah strategis tersebut.

6. Kamboja26

Secara geografis, panjang garis pantai Kamboja adalah 443 km. Memang tidak terlalu panjang untuk negara dengan luas wilayah 181.040 km2. Kamboja dengan mayoritas agama Hindu mengedepankan tentang alam. Memungkinkan dengan adanya PLTGL dapat mengurangi kerusakan alam akibat pengeboran minyak bumi di negara tersebut. Perlu adanya pendekatan secara khusus agar hal tersebut dapat ter-realisasikan. Isu terbaru negara Kamboja mengalami masalah penangkapan ikan secara ilegal dan besar besaran.kurangnya pengawasan bisa disebabkan armada yang kurang tersebar di pesisir pantai. Dengan dibangunnya PLTGL, hal ini bisa mengakibatkan efek domino yang baik baik pengamanan wilayah laut dan penagkapan ikan secra ilegal. Perlunya kerjasama antara pemerintah dan nelayan sekitar untuk menanggulangi masalah tersebut.

7. Singapura27

(24)

Brunei darussalam menurut letak geografisnya hampir sekelilingnya berbatasan dengan Malaysia kecuali bagian Utara yang berbatasan dengan laut Cina Selatan. Panjang garis pantainya 161 km. Dari potensi SDA yang tidak mempunyai tambang minyak bumi memungkinkan dibangunnya PLTGL.Untuk mencukupi kebutuhan BBM dalam negerinya, negara ini mengimpor dari negara lain. Melihat kondisi krisis energi yang semakin memburuk, perlu adanya strategi dalam penghematan anggaran BBM. Pembangunan PLTG dan adanya kerjasama antar negara pantai ASEAN, dapat menjaga kestabilitas konflik energi di Laut Cina selatan.

Laut di kawasan ASEAN yang dimiliki oleh hampir sebagian besar negara – negara ASEAN memiliki peluang untuk dirubah menjadi sumber energi alternatif. Laut dikawasan ini cukup luas sebagai daerah pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang laut. Saat ini sistem Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang laut dengan sistem bandul ini sedang dikembangkan di daerah pantai di gunung kidul, Indonesia. Proyek tersebut adalah proyek pertama di kawasan Asia Tenggara. Yang dipelopori oleh Zamrisyaf seorang warga negara Indonesia.

Jika sistem ini direalisasikan di 20% dari panjang pantai selatan pulau Jawa maka akan menghasilkan daya sebesar 6500 MW. Sedangkan bila di terapkan di sepuluh persen dari luas wilayah laut Indonesia yang mencapai 81.000 km akan menghasilkan daya sebesar 60 GW. Melihat data perhitungan tersebut maka kita dapat menghemat biaya yang luar biasa, dan ketergantungan kita akan energi fosil juga berkurang.

Jumlah panjang garis pantai ASEAN mencapai 113.000 km. Jika negara – negara di ASEAN saling bekerjasama dalam mengembangkan sistem tersebut, maka akan menghasilkan daya yang cukup besar. Untuk itu Pemerintah Indonesia sebagai negara yang pertama kali mengembangkan sistem tersebut di ASEAN rasanya perlu untuk melakukan pengenalan serta mengajak kepada negara – negara di Asia Tenggara yang lain untuk ikut mengembangkanya bersama.

(25)

negara di ASEAN untuk mengembangkan nya. Bahkan jika perlu negara – negara mitra ASEAN juga ikut dilibatkan seperti Jepang dan China.

Kerjasama yang bisa dilakukan oleh negara – negara pantai di kawasan Asia Tenggara seperti: Pertama, Kerjasama riset antar universitas di kawasan Asia Tenggara untuk mengembangkan dan menyempurnakan teknologi tersebut. Kedua, kerjasama yang dilakukan oleh pengusaha – pengusaha di kawasan ini untuk membiayai baik riset maupun proses penerapannya. Ketiga adalah dengan membentuk badan yang khusus menangani pembangkit listrik tenaga gelombang laut tersebut, yang beranggotakan kementerian terkait sebagai regulator dan decision maker. Dari poin nomor dua, pengusaha tidak bisa dilepas sendiri, harus tetap dikontrol oleh pemerintah, karena listrik merupakan sumber energi yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

Di dalam koridor ASEAN, sudah ada lembaga lembaga dan dialog mengenai energi. Baik itu energi fosil maupun sumber energi terbarukan. Dengan dibentukknya AEMMEC (ASEAN Economic Ministers Meeting on Energy Cooperation) dan SOMEC (Senior Officials Meeting on Energy Cooperation) di Bali, Indonesia, pada tanggal 29-30 september 1980.

Pada sidang AEMMEC ke-13 di Denpasar pada tanggal 26 Oktober 1995, disepakati untuk mengubah AEMMEC menjadi AMEM (ASEAN Ministers on Energy Meeting) dan SOMEC menjadi SOME (senior officials Meeting on Energy). Pertemuan tersebut diselenggarakan setiap 1 tahun sekali dan dihadiri oleh menteri - menteri Energy dan sumber Daya Mineral (ESDM) se-ASEAN

Tujuan – tujuan lembaga tersebut adalah jelas untuk :

a. Mengembangkan diversivikasi dan pengembangan energi alternatif.

(26)

c. Menciptakan kebijakan energi regional yang responsif untuk mendorong reformasi pasar.

d. Menciptakan program energi yang menjaga lingkungan hidup.

e. Melibatkan sektor swasta dalam mengamankan cadangan energi regional.

Untuk menyediakan data di bidang energi, ASEAN setuju untuk membentuk suatu badan yang menyediakan pilihan dan strategi yang menyediakan agenda energi yang terkoordinasi, fokus dan kuat. Hal tersebut merupakan salah satu hasil pertemuan menteri-menteri energi ASEAN dengan IEA (International Energy Agency) pada ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-29 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam (20/09/2011).29

Hasil dari pertemuan tersebut ditandatanganinya MoU antara ASEAN dan IEA di bidang kerjasama energi. MoU tersebut merupakan pencapaian yang penting karena ASEAN mendapat bantuan dari IEA dalam APAEC (ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation) 2010 – 2015. Pada pertemuan tersebut, diagendakan juga MoU proyek kerja sama ASEAN dengan mitra dialog lain misalnya Penghargaan Energi ASEAN, Pusat Energi Terbarukan ASEAN, Program Dukungan untuk Energi Terbarukan ASEAN-Jerman (ASEAN-RESP), Mekanisme Pembangunan Bersih ASEAN+3 dan Kerja Sama Energi Nuklir.30

Dengan adanya landasan badan mengenai energi alternatif dan efisiensi minyak bumi maka, negara ASEAn lebih mudah dalam pengembangan PLTGL tersebut. Solusi pengembangan dan kejasama negara pantai ASEAN merupakan solusi yang revolusioner untuk mengatasi krisis minyak khususnya di wilayah Asia tenggara.

Dari banyaknya wacana dan jenis pengembangan energi alternatif di atas, penulis melihat peluang besar dalam pemanfaatan energi ombak untuk pembangkit listrik. Hal ini didukung dengan wilayah pesisir pantai ASEAN yang belum maksimal pengelolaanya khususnya di negara – negara berkembang. Ombak merupakan bahan dasar dari PLTGL. Wilayah pantai ASEAN rata-rata mempunyai gelombang dengan tinggi lima meter dan berkecepatan 35knot. Pada musim hujan, angin umumnya bergerak dari Utara Barat Laut dengan kandungan uap air dari laut Cina

29 http://www.esdm.go.id/berita/umum/37-umum/4955-asean-sepakati-pembentukan-badan-energi-tingkat-asean.html?tmpl=component&print=1&page=

(27)

Selatan dan teluk Benggala. Hal tersebut sangat bagus untuk negara-negara yang berbatasan langsung dengan wilayah tersebut.

Kesimpulan

(28)

2. Luas pesisir pantai negara-negara ASEAN sangat berpotensi untuk membuat PLTGL dengan skala besar

3. ASEAN mempunyai landasan hukum yang kuat untuk terus mengembangkan energi-energi alternatif.

4. Indonesia bisa menjadi pelopor PLTGL di ASEAN karena potensi panjang garis pantai terbesar di Asia Tenggara

5. Komitmen pengembangan perlu dipertegas lagi dan direvisi kelemahan-kelemahannya

DAFTAR PUSTAKA

(29)

Haynes, Peter. 2009. Energy Security and Global Politics. Routledge Global Security Studies Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. 2010. ASEAN Selayang Pandang Edisi ke-19. Jakarta

http://www.voa-islam.com/news/islamic-world/2011/09/07/16023/perang-inggris-di-afghanistan-irak-dan-libya-berdasarkan-kebohongan/

http://www.tempo.co/read/news/2012/02/21/090385344/Harga-Minyak-Pecahkan-Rekor-8-Bulan-Terakhir

http://id.berita.yahoo.com/invasi-nato-incar-minyak-libya-212141290.html

http://blogodril.com/energi/energi-surya-keuntungan-kerugian-dan-potensi-nya-di-indonesia-6

http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-Bersih/ Energi_matahari/

http://www.gdmenergy.com/index.php?option=com_content&view=article&id=20&Itemid=27

http://www.kamase.org/?p=548

http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/3-1.htm

http://permitha.net/2011/11/sekilas-tentang-thailand/

http://www.esdm.go.id/berita/umum/37-umum/4955-asean-sepakati-pembentukan-badan-energi-tingkat-asean.html?tmpl=component&print=1&page=

Gambar

Gambar : Tingkat konsumsi dan produksi minyak dunia
Gambar : efek radiasi nuklir terhadap tubuh

Referensi

Dokumen terkait

Penciptaan karya seni rupa ini mengacu pada site specific installation dengan menerapkan mengadaptasi akar tiruan hingga gelembung yang bisa kembang-kempis pada subjek realitas

masyarakat seperti oase pada gurun yang berarti tempat berteduh di perkotaan yang sangat padat. Suatu ruang terbuka publik bermanfaat juga bagi kesehataan

Likuiditas saham dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan bid-ask spread dan trading volume activity dengan waktu pengujian yang digunakan adalah 10 hari, yaitu 5

Harga pokok produksi adalah keseluruhan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk selama periode tertentu ditambah dengan jumlah persediaan awal

8 | Husein Tampomas, Soal dan Solusi Try Out Matematika SMA IPS Dinas Kabupaten Bogor,

Hasil evaluasi ekonomi menunjukkan bahwa pabrik sorbitol dari glukosa dengan proses hidrogenasi katalitik kapasitas 30.000 ton/tahun layak didirikan.. ix

Modal kerja ini dapat digunakan untuk membiayai operasional selama satu tahun atau satu kali periode pembibitan, artinya apabila tidak ada penerimaan selama di