KARYA TULIS ILMIAH
PENERAPAN INTERVENSI PIJAT KAKI DENGAN MINYAK ESENSIAL LAVENDER TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MANGKANG
Disusun oleh :
ANANG AFDILLAH YS. H 22020114210039
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXIV JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, karunia, kasih dan sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Penerapan Intervensi Masase Kaki dengan minyak esensial lavender terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien dengan Hipertensi di Puskesmas Mangkang" yang disusun dalam rangka memenuhi Tugas Praktik Profesi Stase Komprehensif.
Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:Ibu Ns. Henni Kusuma, S.Kep,M.Kep.,Sp.KMB selaku dosen pembimbing yang selalu bersemangat dalam memberikan arahan dan dorongan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, kepada pembimbing klinik yang senantiasa memberikan arahan dan bimbingan dalam memberikan asuhan keperawatan komprehensif kepada klien, dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan karya tulis ilmiah di masa yang akan datang. Harapan penulisi semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu keperawatan
Semarang, Juli 2015
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal. Hipertensi dapat mengakibatkan peningkatan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas (Basha, 2004). Hipertensi memberikan gejala yang berlanjut pada organ tubuh seperti otak (stroke), pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), dan otot jantung (left ventricle hypertrophy) (Bustan, 2000).
Hipertensi merupakan masalah global yang terus meningkat dan sejalan dengan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, stress psikososial, dan lain sebagainya. Hipertensi hampir menjadi peringkat pertama sebagai penyakit yang paling sering dijumpai di setiap negara (WHO, 2000). Sekitar 972 juta orang di dunia mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Dari prevalensi tersebut, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta sisanya berada di negara berkembang, termasuk Indonesia. Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% pada tahun 2025 (WHO, 2000).
Hipertensi merupakan penyakit yang seringkali muncul tanpa disertai gejala sehingga sering disebut sebagai silent killer. Lebih dari seperempat jumlah populasi di dunia menderita hipertensi, namun tingkat kontrol tekanan darah secara umum masih rendah (Bakri, 2008). Tiap tahunnya 7 juta orang meninggal akibat hipertensi. Tahun 2000 hampir 1 miliar penduduk dunia menderita hipertensi dan jumlah ini diperkirakan akan melonjak menjadi 1,5 miliar pada tahun 2025 (Riset Kesehatan Dasar, 2007).
Menurut hasil riset kesehatan dasar pada tahun 2007 menyatakan bahwa kasus hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia. Prevalensi usia yang terkena hipertensi paling sering adalah usia ≥ 75 tahun (67,3%), 65-74 tahun (63,5%), 55-64 tahun (53,7%), 45-54 tahun (42,4%), 35-44 tahun (29,9%), 25-34 tahun (19,0%), dan 18-24 tahun (12,2%) (Balitbangkes, 2007).
Hipertensi yang tidak ditangani dengan tepat akan mengundang segudang risiko komplikasi. Hipertensi dapat menyebabkan timbulnya penyakit kronis seperti penyakit jantung, stroke, dan ginjal (Depkes, 2007). Manajemen hipertensi bertujuan untuk mengontrol tekanan darah, mencegah kejadian berulang, serta meminimalkan risiko komplikasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi, diet hipertensi, pengobatan serta perawatan hipertensi.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan berperan membantu klien dengan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Salah satu bentuknya adalah dengan memberikan perawatan yang komprehensif ketika berada di pusat kesehatan masyarakat dan pemantauan ketika berada di rumah (home care) pada penderita hipertensi dengan pengelolaan discharge planning di Puskesmas Mangkang.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan evidence based nursing pada klien dengan hipertensi untuk mencegah komplikasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup klien. 2. Tujuan Khusus
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan hipertensi.
c. Mahasiswa mampu menyusun perencanaan keperawatan pada klien hipertensi.
d. Mahasiswa mampu mengelola klien dengan hipertensi secara komprehensif dan berkesinambungan.
e. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
f. Mahasiswa mampu mengaplikasikan evidence based nursing pada klien dengan hipertensi untuk optimalisasi kesehatan klien.
g. Mahasiswa mempu menganalisis hasil asuhan keperawatan yang diberikan berdasarkan evidence based nursing pada klien dengan hipertensi.
C. MANFAAT 1. Bagi Penulis
Menambah wawasan mengenai pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai evidence based practice yang disertai analisis kesenjangan dan kesamaan antara keadaan nyata klien dengan teori mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi. Aplikasi evidence based practice selama rawat inap di rumah sakit sampai berlanjut pada home care yang disertai dengan sistem rujukan dan discharge planning sesuai kebutuhan klien.
2. Bagi Puskesmas
kesehatan di Puskesmas demi terlaksananya pelayanan keperawatan yang komprehensif dan pada umumnya pelayanan kesehatan yang bermutu baik dilihat dari segi manfaat yang diperoleh klien.
3. Bagi Masyarakat
Memberikan contoh pelayanan keperawatan yang komprehensif diharapkan klien untuk menampilkan suatu produk pelayanan keperawatan yang baru melalui home care sebagai tindak lanjut pemantauan kondisi kesehatan klien setelah pulang dari Puskesmas.
4. Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan pertimbangan data atau untuk melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut dalam bidang keperawatan, khususnya mengenai asuhan keperawatan komprehensif dan pelayanan home care pada klien dengan hipertensi.
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam karya tulis ilmiah ini adalah Puskesmas Mangkang
BAB III KASUS
A. ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN I 1. PERAWATAN DI PUSKESMAS
PENGKAJIAN
kurang lebih 7 tahun yang lalu dimana klien pernah terkena stroke sehingga terjadi hemipharase kiri pada tubuh klien. Sekitar 1 tahun yang lalu tubuh klien berangsur-angsur membaik karena sering mengikuti terapi. Klien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita hipertensi selai klien.
Keadaan umum klien lemas dengan kesadaran compos mentis (GCS E4M6V5). Kepala (mata, hidung, telinga, mulut) dan leher dalam batas normal. Pemeriksaan kekuatan otot didapatkan kekuatan otot seluruh ekstremitas kanan baik kaki dan tangan dengan skor 5. Sementara pada ekstremitas kiri kekuatan otot kaki 3 serta tangan 2.
Pemeriksaan aktivitas dan latihan dengan indeks katz A (mandiri). Pemeriksaan kenyamanan didapatkan klien mengeluh pusing dan tengkuknya terasa berat.
Pengkajian mengenai tingkat pengetahuan terkait hipertensi juga dilakukan pada klien. Klien mengatakan kurang begitu paham mengenai hipertensi. Klien mengatakan jarang kontrol ke puskesmas karena penyakit hipertensi. Klien mengatakan tidak mengetahui perawatan hipertensi di rumah.
ANALISA DATA
Pada hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny.M tanggal 16 Juni 2015 didapatkan 2 diagnosa keperawatan, antara lain: Risiko terjadi serangan hipertensi akut berhubungan dengan ketidakmampuan merawat individu dan diagnosa yang kedua adalah ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi.
Penegakan diagnosa keperawatan ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi. berdasarkan data klien mengatakan sudah jarang kontrol ke puskesmas untuk penyakit hipertensinya, klien mengatakan kurang paham mengenai penyakitnya dan perawatannya, klien mengatakan tidak ada yang mengantar ke puskesmas.
INTERVENSI
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah Risiko terjadi serangan hipertensi akut berhubungan dengan ketidakmampuan merawat individu adalah Health Education (kaji pengetahuan klien, libatkan keluarga dalam perencanaan dan implementasi, berikan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi dan perawatannya (Masase kaki), dan berikan reinforcement positif).
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi adalah Motivasi klien untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan memberikan pendidikan kesehatan diet garam dan demonstrasi takaran garam harian serta Vital Sign Monitoring (monitor tanda-tanda vital). IMPLEMENTASI PERAWATAN DI RUMAH
Home care dimulai pada tanggal 20 Juni 2015 hingga 1 Juli 2015. Ny.M tinggal di Mangkang wetan, Semarag. Ny.M tinggal bersama suami, beserta 1 anaknya dan menantunya serta 2 orang cucu. Ny.M memiliki 2 anak dan semuanya sudah menikah. Ny.M sekarang bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hampir setiap hari Ny.M berada di rumah melakukan pekerjaan ibu rumah tangga dibantu dengan menantunya.
dianut keluarga Ny.M adalah agama Islam. Kegiatan rutin keagamaan adalah solat 5 waktu, puasa, dan pengajian.
Keadaan rumah Ny.M secara umum tidak memiliki sanitasi yang baik dan ventilasi yang kurang pada setiap ruangan. Jumlah ventilasi yang kurang menjadikan rumah Ny.M tidak mendapat sinar matahari secara langsung dan sirkulasi udara kurang baik. Bagian depan rumah Ny.M adalah bengkel yang sering digunakan anaknya bekerja saat libur, sehingga seringkali terdengar suara yang berisik. namun keluarga Ny.M sudah terbiasa dengan kondisi tersebut.
Masalah keperawatan yang muncul saat home care merupakan masalah keperawatan yang berlanjut dari Puskesmas, yaitu Risiko terjadi serangan hipertensi akut berhubungan dengan ketidakmampuan merawat individu dan diagnosa yang kedua adalah ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi.
B. RESUME KEPERAWATAN KLIEN II
Ny.S (57 tahun) datang ke Puskesmas Mangkang Kota Semarang pada tanggal 15 Juni 2015 pukul 09.30 WIB. Untuk kontrol rutin bersama suaminya. Klien mengeluh sering pusing, serta kepalacekot-cekot. TD 180/100 mmHg, HR 102 x/menit, RR 22 x/menit, setelah dilakukan pemeriksaan klien mendapatkan terapi per oral, dan diit rendah garam. Keluarga klien mengatakan klien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Keluarga klien mengatakan ada riwayat penyakit keluarga hipertensi pada ibu klien dulu.
Pada hasil pengkajian yan dilakukan pada Ny.S didapakan 2 diagnosa keperawatan, antara lain: Risiko cedera berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan dan ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi.
Diagnosa pertama, Risiko cedera berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah Risiko cedera berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan adalah kaji pengetahuan klien, libatkan keluarga dalam perencanaan dan implementasi, berikan pendidikan kesehatan mengenai hipertensi dan perawatannya (Masase kaki) serta berikan reinforcement positif.
Diagnosa kedua, ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi adalah motivasi klien untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan memberikan pendidikan kesehatan diet garam dan demonstrasi takaran garam harian serta Vital Sign Monitoring (monitor tanda-tanda vital)..
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi.. Perawat lebih berfokus pada manajemen hipertensi yaitu mengontrol tekanan darah klien. Perawat memberikan pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan masase untuk menurunkan tekanan darah. Hasil yang didapat adalah tekanan darah dapat turun secara perlahan. Rencana tindak lanjut yang dilakukan adalah memotivasi klien agar menjaga pola hidup yang sehat serta menganjurkan klien untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah ke tempat pelayanan kesehatan misalnya klinik 24 jam atau puskesmas setiap bulannya.
BAB IV PEMBAHASAN
adalah hipertensi stage III. Hipertensi stage III merupakan kenaikan tekanan darah systole > 160 mmHg dan diastole > 100 mmHg (The Seventh Report of Joint National Committee, 2003).
Ny.M memeriksakan diri di puskesmas mangkang pada 16 juni 2015. Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan, didapatkan 2 diagnosa keperawatan pada Ny.M antara lain: Risiko terjadi serangan hipertensi akut berhubungan dengan ketidakmampuan merawat individu dan diagnosa yang kedua adalah ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi..
Diagnosa keperawatan yang pertama, Risiko terjadi serangan hipertensi akut berhubungan dengan ketidakmampuan merawat individu. Dari hasil pengkajian didapatkan data klien tampak meringis kesakitan, dan klien tampak memegangi area kepala serta tengkuk secara terus-menerus. Saat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil pengukuran TD 210/100 mmHg, HR 98 x/menit, RR 20 x/menit. Penatalaksanaan yang diberikan kepada Ny.M adalah memonitor tekanan darah klien, menganjurkan untuk istirhat. Penatalaksanaan medis juga dilakukan dengan memberikan terapi per oral untuk menurunkan tekanan darah. Selain itu klien juga mendapatkan diit rendah garam. Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida yang dapat meningkatkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah (Sheps, 2005). Oleh karena itu bagi penderita hipertensi disarankan untuk membatasi asupan garam berlebih guna mencegah peningkatan tekanan darah.
untuk melakukan home care. Setelah dilakukan tindakan keperawatan didapatkan hasil bahwa Ny.M sudah cukup paham mengenai penyakit hipertensi dan bersedia untuk dilakukan home care.
Home care dilakukan pada tanggal Home care dimulai pada tanggal 20 Juni 2015 hingga 1 Juli 2015. Fokus intervensi yang diberikan adalah penguatan self care dari Ny.M maupun keluarga untuk menjaga agar tekanan darah relatif stabil sehingga risiko komplikasi dapat diminimalkan. Ny.M diberikan pendidikan kesehatan mengenai terapi tradisional untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan masase kaki (pijat kaki). Masase kaki dapat memperlancar aliran darah balik dari kaki menuju ke jantung. Efek relaksasi yang ditimbulkan saat masase semakin diperkuat oleh minyak esensial lavender. Dampak masase dengan minyak esensial lavender terhadap tubuh adalah stimulasi sistem saraf parasimpatis dan mengurangi ketegangan otot sehingga dapat menurunkan tekanan darah.
Ny.M diberikan materi dan didemonstrasikan mengenai masase kaki menggunakan minyak lavender untuk menurnkan tekanan darah. Ny.M disarankan untuk rutin melakukan pijatan pada area kaki saat sedang beristirahat. Pada kunjungan pertama tekanan darah Ny.M 180/100 mmHg, setelah dilakukan masase untuk pertama kali tekanan darah turun menjadi 175/100 mmHg, pada pada pelaksanaan pijat untuk yang kedua kalinya tekanan darah 180/90 mmHg turun menjadi 165/90 mmHg, pada intervensi yang ketiga tekanan darah klien 160/90 mmmHg turun menjadi 150/90 mmHg, dan evaluasi akhir didapatkan tekanan darah menjadi 150/80 mmHg.
Grafik 1
16-Jun 22-Jun 22-Jun 25-Jun 25-Jun 29-Jun 29-Jun 01-Jul0 Mangkang Kota Semarang pada tanggal 15 Juni 2015 pukul 09.30 WIB. Untuk kontrol rutin bersama suaminya. Klien mengeluh sering pusing, serta kepalacekot-cekot. TD 180/100 mmHg, HR 102 x/menit, RR 22 x/menit, dulu sehingga dapat dikategorikan bahwa hipertensi yang dialami Ny.S adalah hipertensi stage II. Setelah dilakukan pemeriksaan klien mendapatkan terapi per oral, dan diit rendah garam. Keluarga klien mengatakan klien memiliki riwayat penyakit hipertensi. Keluarga klien mengatakan ada riwayat penyakit keluarga hipertensi pada ibu klien dulu.
Pada hasil pengkajian yan dilakukan pada Ny.S didapakan 2 diagnosa keperawatan, antara lain: Risiko cedera berulang berhubungan dengan kurang pengetahuan dan ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi.
Diagnosa kedua, ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi. Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ketidak efektifan menejemen kesehatan diri hipertensi, berhubungan dengan kurang pajanan informasi adalah motivasi klien untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan memberikan pendidikan kesehatan diet garam dan demonstrasi takaran garam harian serta Vital Sign Monitoring (monitor tanda-tanda vital), serta melakukan kontrak waktu untuk melakukan home care.
Home care dilakukan pada tanggal Home care dimulai pada tanggal 20 Juni 2015 hingga 1 Juli 2015. Fokus intervensi yang diberikan adalah lebih berfokus pada manajemen hipertensi yaitu mengontrol tekanan darah klien. Perawat memberikan pendidikan kesehatan dan mendemonstrasikan masase untuk menurunkan tekanan darah pada klien.
Ny.S diberikan materi dan didemonstrasikan mengenai masase kaki menggunakan minyak lavender untuk menurnkan tekanan darah. Ny.S disarankan untuk rutin melakukan pijatan pada area kaki saat sedang beristirahat dan hasil yang di dapatkan efektif dalam menurunkan tekanan darah Ny.S. setelah diberikan intervensi masase kaki menggunakan minyak esensial lavender sebanyak 3 kali, tekanan darah klien bereangsur angsur turun dari 180/90 mmHg sampai dengan intervensi ketiga menjadi 140/80 mmHg. Dengan rentan penurunan pada intervensi pertama 180/90 mmHg menjadi 175/90 mmHg, pada pelaksanaan intervensi kedua dari 160/90 mmHg menjadi 150/90 mmHg, dan pada pemberian intervensi ketiga turun menjadi 140/80 mmHg.
Dalam pemilihan aromaterapi yang akan digunakan dalam pemijatan , disesuaikan dengan khasiat dari masing-masing aromaterapi. Minyak esensial lavender paling umum digunakan untuk masase karena kandungan aldehid yang bersifat iritatif bagi kulit hanya 2% serta tidak bersifat toksik. Kandungan ester pada bunga lavender bekerja dengan lembut di kulit dan memberikan efek menenangkan (Price, 1997; Koensoemardiyah,2009).
diajukan terkait dengan penelitian ini yaitu masase kaki dengan minyak esensial lavender dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk terapi alternatif untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. (Herliawati).
22-Jun0 22-Jun 25-Jun 25-Jun 29-Jun 29-Jun 20
Grafik 4.2 menunjukkan perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik pada Ny.S selama pre dan post penerapan masase kaki untuk menurunkan tekanan darah. Hasilnya menunjukkan bahwa masase kaki dapat menurunkan tekanan darah Ny.S.
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kestabilan dari tekanan darah klien, sehingga dapat mempengaruhi hasil dari terapi pijat kaki menggubakan minyak esensial lavender antara lain:
1. Kepatuhan Diit
makanan tinggi jenuh(lemak hewani) dan lemak trans(lemak nabati setelah dipanaskan) juga dapat merusak pembuluh darah.
Kelenjar Adrenal memproduksi suatu hormon yang dinamakan Ouobain. Dan kelenjar ini akan lebih banyak memproduksi hormon tersebut ketika seseorang mengonsumsi terlalu banyak garam. Faktanya, hormon ouobain ini berfungsi untuk menghadirkan protein yang menyeimbangkan kadar garam dan kalsium dalam pembuluh darah. Namun, ketika konsumsi garam meningkat, produksi hormon ouobain rupanya mengganggu keseimbangan kalsium dan garam dalam pembuluh darah. Untuk itu, kalsium dikirimkan ke pembuluh darah untuk menyeimbangkannya kembali. Kalsium dan garam yang banyak inilah yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi.
2. Stres
zat yang sudah lama kita kenal yaitu adrenalin, noradrenalin dan kortisol. Keseluruhan rantai sinyal di atas sering disebut sebagai HPA aksis (Hipothalamus-Pituitary-Adrenal). Adrenalin dan noradrenalin inilah yang bertindak sebagai komando dalam tubuh kita selanjutnya dalam memerintah kan berbagai macam organ untuk merubah ritme dasar proses fisioligisnya menjadi lebih cepat dan kuat.
Hormon ini meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung serta meningkatkan tekanan darah, dengan maksud untuk meningkatkan suplai oksigen, nutrien, metabolit dan zat lainnya melalui darah ke organ-organ tubuh lainnya, terutama otak dan otot. Penting juga untuk dicatat bahwa stres bisa mengganggu sistem kekebalan tubuh, yang pada akhirnya menyebabkan rentan terhadap infeksi dan flu. Gejala stres lainnya termasuk sakit kepala, sembelit, diare, insomnia, dan mulas, yang bisa berdampak negatif terhadap kesehatan secara keseluruhan. Stres juga seringkali menyebabkan orang berperilaku yang tidak sehat, seperti makan berlebihan, diet tidak tepat, tidur berlebihan, berhenti berolahraga, merokok, minum alkohol, dll. Termasuk merubah gaya hidup yang banyak mengkonsumsi makanan tinggi garam dan lemak, yang semua ini bisa berpengaruh terhadap obesitas dan masalah pembuluh darah. Dengan demikian, stres secara tidak langsung terkait dengan masalah hipertensi.
3. Aktivitas
petunjuk instruktur. Alternatif olharga lain yang bisa anda pilih adalah berenang, menari, senam, aerobik, dll.
4. Kepatuhan minum obat
Kepatuhan minum obat pada pengobatan hipertensi sangat penting karena dengan minum obat antihipertensi secara teratur dapat mengontrol tekanan darah penderita hipertensi. Sehingga dalam jangka panjang risiko kerusakan organorgan penting tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak dapat dikurangi. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan obat yang tepat agar
dapat meningkatkan kepatuhan dan mengurangi risiko
kematian (Anonim, 2010).
Teknik pemijatan berdampak terhadap lancarnya sirkulasi aliran darah,menyeimbangkan aliran energi di dalam tubuh serta mengendurkan ketegangan otot. Meskipun teknik pemijatan tidak akan berdampak banyak pada penderita hipertensi berat, namun beberapa penelitian telah membuktikan bahwa masase dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan, sedang maupun berat (Dalimartha,2008; Sutanto, 2010).
Dalam pemilihan aromaterapi yang akan digunakan dalam pemijatan , disesuaikan dengan khasiat dari masing-masing aromaterapi. Minyak esensial lavender paling umum digunakan untuk masase karena kandungan aldehid yang bersifat iritatif bagi kulit hanya 2% serta tidak bersifat toksik. Kandungan ester pada bunga lavender bekerja dengan lembut di kulit dan memberikan efek menenangkan (Price, 1997; Koensoemardiyah,2009).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masase kaki dengan minyak esensial lavender berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah. Saran yang diajukan terkait dengan penelitian ini yaitu masase kaki dengan minyak esensial lavender dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk terapi alternatif untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. (Herliawati).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
simple relaxation therapy sedangkan pada masalah keperawatan risiko cedera berulang adalah health education. Selain itu perlu adanya discharge planning
sampai nanti perawattan di rumah atau home care. Discharge planning
diperlukan sebagai komponen sistem perawatan berkelanjutan untuk menyiapkan klien dan keluarga sebelum perawatan di rumah. Discharge planning yang dapat diberikan pada pasien hipertensi adalah pendidikan kesehatan mengenai hipertensi serta pengobatan tradisional untuk menurunkan tekanan darah yaitu masase kaki. Discharge planning yang dilakukan diharapkan dapat menstabilkan tekanan darah, meminimalisir terjadinya komplikasi, serta mempersiapkan klien dan keluarga untuk melakukan self care.
B. SARAN
1. Bagi Penulis
Penulis sebaiknya mampu berkolaborasi dengan tempat pelayanan kesehatan (puskesmas atau klinik) agar klien dapat lebih optimal dalam melakukan self care misalnya tindakan pemeriksaan rutin kontrol tekanan darah.
2. Bagi Puskesmas
Pihak puskesmas sebaiknya melaksanakan penyusunan disharge planning guna mempersiapkan pasien dan keluarga untuk melakukan perawatan secara mandiri.
Masyarakat sebaiknya kooperatif dan memberikan apresiasi positif terhadap pemberi pelayanan kesehatan agar mampu menerapkan
discharge planning yang lebih optimal. 4. Bagi Peneliti lain
Peneliti lain dapat melakukan karya tulis serupa dengan memberikan terapi intervensi yang berbeda pada penderita hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis keperwatan: aplikasi [ada praktik klinis.
Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J.. 2009. patoofisiologi: buku saku. Jakarta: EGC.
Kemenkes. 2012. Masalah Hipertensi di Indonesia. Diakses pada tanggal 25 Juni 2015 melalui http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1909-masalah-hipertensi-di-indonesia.html
Lili Marliani dan H. Tantan S. 2007. 100 Questions and Answer Hipertensi. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Mary Baradero, Mary Wilfrid, Yakobus Siswadi. 2008. Klien Gangguan Kardiovaskuler: seri asuhan keperawatan. Jakarta: EGC.
Potter PA, Perry AG. 2005. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan praktik volume 1. Ed 4. Jakarta: EGC
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Vitahealth. 2004. Hipertensi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.