• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER: Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler: Hipertensi Pada Tn.S Di Desa Tembungan Rt 01 Rw 05 Kelurahan Trangsan Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER: Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.S Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler: Hipertensi Pada Tn.S Di Desa Tembungan Rt 01 Rw 05 Kelurahan Trangsan Wilayah Kerja Puskesmas Gatak Sukoharjo"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.S

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER:

HIPERTENSI PADA Tn.S DI DESA TEMBUNGAN

RT 01 RW 05 KELURAHAN TRANGSAN WILAYAH KERJA

PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Menyeleseikan Program

Pendidikan Diploma III Keperawatan

Di susun oleh :

NOVI SUSANTI J 200 100 068

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)
(3)

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.S

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER: HIPERTENSI PADA Tn.S DI DESA TEMBUNGAN

RT 01 RW 05 KELURAHAN TRANGSAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

(Novi Susanti, 2013, 67 halaman)

ABSTRAK

Latar belakang : hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi di masyarakat, dalam jangka waktu lama dan terus menerus hipertensi dapat memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal. Oleh karenanya, penderita hiperetensi harus segera ditindaklanjuti agar tidak terjadi masalah kesehatan yang kompleks.

Tujuan : guna memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan hipertensi, membuat analisa data, diagnosa, intervensi, dan membuat evaluasi pada pasien dengan hipertensi.

Hasil : dsiagnosa yang ditegakkan yang sesuai dengan keadaan keluarga Tn.S yaitu resiko tinggi gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga Tn.S dalam mengenal masalah hipertensi dan resiko tinggi terjatuh pada Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah hipertensi.

Kesimpulan : keluarga mampu memahami tentang hipertensi dan merawat anggota keluarga yang mengalami hipertensi.

(4)

NURSING CARE FAMILY OF Mr.R WITH DISTRUBING CARDIOVASKULER SYSTEM: HIPERTENSION OF Mr.R IN TEMBUNGAN VILLAGE RT 01 RW 05 POLITICAL DISTRICT OF

TRANGSAN LOCAL GOVERMENT CLINIC REGION OF GATAK SUKOHARJO

(Novi Susanti, 2013, 67 pages )

ABSTRAC

Background of study : hypertention is kind of healty problem with often occur on our socety, in long period of time and continues hypertention gave occasion to stroke, heart attack, heart desease and primary cause of renal disease. Therefore hypertention sufferer have to solve the problem in order to prevent its become complex healty problem.

Goals : to get the image and real experience of nursing education of hypertention, make data analysis, diagnose intervention and makes evaluation on medical patient with hypertention.

Result : diagnosis that accord with Mr.S family situation is hight risk of perfusion cerebral tissue disruption allied to week knowledge Mr.S family about hypertention and falling hight risk of Mr.S allied to unability the family about hypertention.

Conclution : the family have be able to understanded medical education and be able to take care of the member of the family that have hypertention.

(5)

A. PENDAHULUAN

Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko penyakit kardiovaskuler dengan prevalensi dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah perkotaan di negara-negara berkembang, sepertinya halnya di Indonesia. Prevelensi hipertensi di Indonesia menurut survei kesehatan rumah tangga (SKRT) tahun 2008, pada orang berusia 25 tahun ke atas menunjukkan bahwa 30% laki-laki dan 35 % wanita menderita hipertensi, DepKes RI (2007).

Berdasarkan catatan angka kejadian hipertensi di puskesmas Gatak Sukoharjo penderita hipertensi sebanyak 314 penderita pada bulan April 2013. Di desa Trangsan khususnya jumlah penderita hipertensi berjumlah 79 orang dari 6725 penduduk, dengan luas daerah trangsan 248,256 Ha. Dari data tersebut menunjukkan di Indonesia masih banyak penderia hipertensi yang harus mendapatkan perhatian dan perawatan agar tidak terjadi berbagai macam komplikasi dan masalah yang dapat membahayakan kesehatan klien.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi yang terjadi dalam jangka waktu lama dan terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal (Murwani, 2011).

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang yang disatukan oleh

kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya

sebagai bagian dari keluarga (Friedman,2010).

C. RESUME KEPERAWATAN

1. Identitas Klien

(6)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Sejak lima bulan terakhir Tn. S mengalami penyakit hipertensi. Tn. S mengatakan sering pusing atau sakit kepala khususnya di bagian belakang, lehernya cengeng, pundak terasa kaku, mudah capek dan badannya lemas. Selain itu,Tn.S mengeluhkan bahwa dirinya susah untuk tidur. Tn. S mengatakan belum mengerti atau mengetahui apa itu penyakit hipertensi,tetapi pasien merasa takut setiap kali ke kamar mandi yang lantainya licin.

E. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA SEBELUMNYA

Keluarga Tn.S mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti, Asma, DM, maupun Hipertensi.

F. HASIL PENELITIAN

1. Pengkajian Keperawatan Keluarga

Menurut (potter & perry, 2005) pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, dan komunikasi data tentang klien yang mencakup pengumpulan data dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga atau orang terdekat).

(7)

dirinya susah untuk tidur. TTV : TD : 190/120 mmHg N :83 kali/menit S : 37ºc RR: 28 kali/menit BB : 65 kg TB : 165 cm.

2. Diagnosa Keperawatan Keluarga

Menurut Doengoes (2002) diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respons individu, keluarga , komunitas terhadap masalah kesehatan / proses kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yng menjadi tanggung gugat perawat. Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 2 Mei 2013 ditemukan beberapa data yang digunakan untuk menegakkan diagnosa keperawatan kemudian dianalisa dan diskoring (skoring terlampir) dan didapatkan prioritas masalah utama.

Diagnosa keperawatan yang ditemukan adalah sebagai berikut : 1. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan serebral b.d kurangnya

pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah hipertensi

Diagnosa keperawatan ini muncul kerena adanya data-data yang mendukung, yaitu Tn.S mengatakan sering pusing atau sakit kepala khususnya di bagian belakang, lehernya cengeng, pundak terasa kaku, mudah capek dan badannya lemas. Selain itu,Tn.S mengeluhkan bahwa dirinya susah untuk tidur. Keluarga Tn.S juga mengatakan belum mengetahui tentang penyakit hipertensi dan cara menanganinya. Dari data obyektif didapatkan TTV : TD : 190/120 mmHg N :83 kali/menit S : 37ºc RR: 28 kali/menit BB : 65 kg TB : 165 cm. Diagnosa ini menjadi prioritas utama dengan hasil skoring (3 ), ini lebih tinggi dibandingkan masalah kesehatan yang lain.

2. Resiko tinggi terjatuh pada Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi

(8)

lantainya licin dan dari hasil pengamatan lantai kamar mandi tertutup kerak, sehingga licin saat terkena air. Keadaan rumah terlihat kotor dan tidak tertata rapi, keadaan lantai rumah terbuat dari semen yang tampak licin, pencahayaan dalam ruangan kurang karena hanya ada dua genting kaca sehingga cahaya yang masuk keruangan terbatas. Tn.S juga mengatakan jika sudah merasakan pusing atau sakit kepala khususnya di bagian belakang, lehernya cengeng, pundak terasa kaku, mudah capek dan badannya lemas Tn.S tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa dan dipakai untuk beristirahat. Diagnosa keperawatan diatas menjadi prioritas masalah kedua dengan hasil skoring 2

.

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

Menurut Muhlisin (2012), intervensi keperawatan merupakan sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan guna memecahkan masalah kesehatan dan masalah perawatan yang telah diidentifikasi.

Intervensi dari diagnosa keperawatan Tn.S :

a. Resiko tinggi gangguan perfusi jaringan serebral b.d kurangnya pengetahuan keluarga dalam mengenal masalah hipertensi

(9)

pendidikan kesehatan tentang pemanfaatan ramuan herbal untuk menurunkan tekanan darah contohnya penggunaan seledri. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan tanaman seledri, kandungannya, dan cara pembuatan ramuan seledri serta aturan minumnya. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan, melalui penyampaian sekilas tentang modifikasi lingkungan misalnya optimasi pencahayaan melalui jendela dan pentingnya membersihkan lantai agar tidak licin. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia melalui penyampaian tentang pentingnya pemantauan tekanan darah secara rutin dan dapat dilakukan di Puskesmas dengan biaya yang terjangkau.

Intervensi yang dilakukan pada keluarga Tn.S dengan masalah utama hipertensi adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi dan membuat ramuan tradisional dari seledri untuk menurunkan tekanan darah. Pendidikan Kesehatan merupakan intervensi keperawatan keluarga dengan tujuan untuk memberikan dukungan terhadap perilaku-perilaku sehat (potter & perry, 2005).

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Menurut Muhlisin (2012) Implementasi keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan yang mengacu pada diagnosa yang telah ditegakkan.

Penulis melakukan implementasi keperawatan pada tanggal 3 dan 4 Mei 2013. Dalam melaksanakan implementasi keperawatan pada Tn.S penulis tidak melakukan implementasi selama 24 jam, setiap kali kunjungan dilakukan selama 40 menit dan dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan.

(10)

tentang penyakit hipertensi yang tujuannya untuk mengatasi masalah mengenai tahap mengenal masalah dan memutuskan masalah. Materi yang diberikan meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi, pencegahan, dan makanan yang harus diperhatikan bagi penderita hipertensi. Dalam memberikan pendidikan kesehatan, penulis menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan media leaflet. Metode ceramah dan tanya jawab merupakan metode yang efisien untuk dilaksanakan, mudah mempersiapkannya dan dapat diterima dengan mudah oleh audien, termasuk audien yang tidak bisa membaca. Penulis dalam melakukan implementasi keperawatan mengalami kesulitan saat memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit hipertensi karena semua anggota keluarga tidak dapat mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan disebabkan adanya kesibukan dari masing-masing anggota keluarga. Cara penulis dalam mengatasi kesulitan ini dengan cara memberikan leaflet yang berguna sebagai pedoman oleh semua anggota keluarga.

(11)

Penulis juga sedikit memberikan pengertian tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan rumah, utamanya lantai agar tidak licin sehingga mengurangi resiko terjatuh untuk keluarga yang mengalami hipertensi dan pentingnya pencahayaan yang cukup dalam rumah. Tujuan dari pemberian informasi ini adalah untuk menciptakan lingkungan kesehatan yang mendukung melalui proses modifikasi lingkungan. Yang terakhir penulis menyarankan pentingnya pemantauan tekanan darah secara rutin di Puskesmas. Tujuan dari saran tersebut untuk mengatasi masalah pada tahap pemanfaatan fasilitas kesehatan yang tersedia seperti Puskesmas.

5. EVALUASI KEPERAWATAN

Evaluasi keperawatan merupakan langkah dari proses keperawatan dengan cara mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Evaluasi keperawatan didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan yang dilakukan oleh keluarga, perawat atau yang lainnya. Evaluasi keperawatan dilakukan pada tanggal 4 Mei 2013 dengan menggunakan evaluasi SOAP (subyektif, obyektif, analisa, planning).

(12)

yang perlu ditambahkan adalah menyarankan keluarga Tn.S untuk mengunjungi Puskesmas secara rutin terutama jika muncul tanda dan gejala penyakitnya kambuh, dan menganjurkan Tn.S rutin meminum ramuan tradisional untuk menurunkan tekanan darah.

G. KESIMPULAN

a. Asuhan keperawatan keluarga Tn.S dilakukan dengan pengkajian menggunakan model Freidman.

b. Diagnosa yang ditegakkan oleh penulis yang sesuai dengan keadaan keluarga Tn.S yaitu resiko tinggi gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga Tn.S dalam mengenal masalah hipertensi dan resiko tinggi terjatuh pada Tn.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah hipertensi.

c. Intervensi keperawatan yang disusun oleh penulis untuk mengatasi masalah pada keluarga Tn.S adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi yang meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi, makanan yang perlu dihindari, dan mengajarkan cara membuat ramuan herbal dari seledri untuk menurunkan tekanan darah. d. Implementasi yang dilakukan penulis adalah memberikan pendidikan

kesehatan tentang hipertensi yang meliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi, makanan yang perlu dihindari, dan mengajarkan cara membuat ramuan herbal dari seledri untuk menurunkan tekanan darah.

(13)

H. SARAN

a. Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk menambah wawasan penulis khususnya dalam penatalaksanaan pada pasien dengan gangguan system kardiovaskuler: hipertensi pada asuhan keperawatan keluarga lainnya.

b. Klien dan Keluarga

Senantiasa meningkatkan kualitas kesehatan dengan memanfaatkan tempat–tempat pelayanan kesehatan yang ada disekitar serta melaksanakan dan membantu asuhan keperawatan yang diberikan semaksimal mungkin.

c. Puskesmas

Bagi instansi puskesmas tempat penulis melakukan studi kasus, agar pelayanan terhadap perawatan klien lebih ditingkatkan. Meskipun dengan sarana dan fasilitas yang terbatas diharapkan perawatan terhadap klien tidak meninggalkan fungsi teoritis semaksimal mungkin agar didapat pelayanan yang profesional dan klien mendapat asuhan keperawatan yang sesuai standar.

d. Institusi Pendidikan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang benar – benar ilmiah dalam pengkajian maupun pendokumentasian agar lebih ditingkatkan.penyediaan lahan praktek yang memadai memudahkan penulis untuk mendapatkan data secara akurat serta pemahaman persepsi dari berbagai pihak perlu dikaji kembali, sehingga ketika penulis melaporkan hasil pengkajian tidak terjadi kesimpangan.

e. Pembaca

(14)
(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Ade Dian; Asputra, Hendra; Siahaan, Silvia Saputra; Situmorang, Eduward; Waren, Anes.2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Pasien yang Berobat di Polikilinik Dewasa Puskesmas Bangkinang Periode Januari sampai Juni 2008.. Fakultas Kedokteran Universitas Riau.

Brashers L. Editor Yulianti, D. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi. Edisi 2. Alih bahasa dr. H. Y. Kuncara. Jakarta: EGC.

Budiman, Bestari. J dan Hafiz, Al. 2012. Epitaksis dan Hipertensi. Jurnal

Kesehatan Andalas.Volume.1.

Departemen Kesehatan RI. 2007. Sekilas Tentang Hipertensi. Bakti Husada : Jakarta.

Doengoes. M. E, Et. Editor Monica, E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Alih Bahasa: Kariasa IM. Jakarta: EGC.

Friedman, M.M, Bowden, V, Jones Elaine G. Editor Estu Tiar. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset Teori dan Praktik. Edisi 5. Alih bahasa Achir Yani S Hamid. Jakarta: EGC.

Kowalak dan Jennifer P.2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. EGC.

Muhlisin , Abi. 2012. Keperawatan Keluarga. Jakarta: Yogyakarta : Gosyen publising.

Murwani, Arita. 2011. Perawatan pasien penyakit dalam. Yogyakarta : Gosyen publising.

Nanda. 2011. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan atribut dalam penelitian ini berdasarkan teori dimensi service quality dan teori kepuasan dan loyalitas konsumen dengan variabel indikator yang berbeda

Biomassa pohon agathis berdiameter kecil ( ≤ 10 cm) dapat diduga dengan menggunakan Biomass Expansion Factor (BEF) dan model alometrik biomassa, baik untuk

[r]

diukur dengan memasang peralatan kolektor throughfall dan stemflow yang terbuat dari bahan PVC di bawah pohon kelapa sawit. Sedangkan evapotranspirasi diukur dengan

Dampak (Rp) Status Risiko 1. Berdasarkan status risiko tersebut dapat diketahui penyakit memiliki status risiko yang paling besar, diikuti oleh keterampilan tenaga kerja,

Data hasil wawancara dengan masyarakat diolah dan dikelompokkan : (1) karakteristik masyarakat, (2) jenis penyakit yang pernah diderita oleh masyarakat, (3) spesies

Kamus Idiom Bahasa Sunda nu disusun ku Drs. Budi Rahayu Tamsyah, Dra. Purmasih jeung Dra. Tati Purmawati pedalan Pustaka Setia Bandung, citakan kahiji bulan

Teknik pengumpulan data pada ahli menggunakan lembar validitas konten/ media permainan simulasi, sedangkan untuk praktisi dan peserta didik menggunakan lembar