• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI LATAR BELAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI LATAR BELAK"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH KOMPETENSI, LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA DOSEN POLITEKNIK BENGKALIS DARI

PERSPEKTIF PIMPINAN

M. Hamidi,SE,MM

Dosen Politeknik Negeri Bengkalis

[email protected]/[email protected]

Prof. Dr. Hj. Sri Indrastuti, SE.,MM

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau

ABSTRACT

This study aims to analyze the influence of competencies and educational background on performance of Bengkalis Polytechnic lecturers. The results of the research showed that pedagogical competence , personality competence, social competence, professional competence and educational background factor significantly influences the performance of lecturers. However, pedagogical competence and social competence influence the lecturers performance from leaders’ perspective. Viewpoint of leaders pedagogical competence is very dominant.This research expected that Bengkalis Polytechnic lectures more increase about competence and educational background for the reach the best performance.

Keywords :Pedagogical Competence, Personality Competence, Sosial Competence, Profesional Competence, Educational Background, Lectures performa

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab 1 pasal 1 ayat 2, dosen dinyatakan sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Sementara itu, profesional dinyatakan sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

Sejalan dengan hal tersebut dosen yang merupakan tenaga pendidik dalam jenjang pendidikan tinggi wajib memiliki kualifikasi

akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Kualifikasi akademik yang dimiliki seorang dosen berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 46 ayat 2 menjelaskan bahwa lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana dan lulusan program doktor untuk program pasca sarjana, ini secara jelas menyatakan bahwa untuk mengajar pada program diploma (D 3) atau program sarjana (S 1) seorang dosen diwajibkan mempuyai kualifikasi pendidikan magister (S 2) sementara untuk dosen yang akan mengajar pada program magister (S 2) kualifikasi pendidikannya harus doktor (S 3)

(2)

profesi sebagai seorang dosen perlu memiliki kompetensi. Hal tersebut dinyatakan di dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 7 yang menjelaskan bahwa profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip salah satunya adalah memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

Adapun kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

1.2. Perumusan Masalah

Apakah kompetensi pendagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan mempunyai pengaruh yang positif dan siginifican baik secara partial maupun bersama-sama terhadap kinerja?

2. Kerangka Teori

2.1. Pengertian Kompetensi dan Jenis Kompetensi Dosen

Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi oleh keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh

pekerjaan tersebut. Kompetensi

menunjukkan keterampilan atau pengetahuan yang dicirikan oleh profesionalisme dalam suatu bidang tertentu sebagai sesuatu terpenting sebagai unggulan bidang tersebut.

Wibowo (2007:110) menjelaskan bahwa kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.

Menurut Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) ada empat kompetensi yang harus

dimiliki oleh dosen dalam mengemban tugas tridharma perguruan tinggi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, Depdiknas (2004:9) menyebutkan kompetensi ini dengan kompetensi pengelolaan pembelajaran. Selaian pengelolaan pembelajaran kemampuan pedagogik juga meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :

1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.

2. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.

3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar ( setting)

pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.

(3)

evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.

5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik, dan memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non akademik.

Menurut Jamal (2009:65) kompetensi pedagogik dosen adalah kemampuan seorang dosen dalam mengelola proses pembelajaran peserta didik, selain itu kemampuan pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan memimpin peserta didik.

Berdasarkan Permendiknas nomor 17 tahun 2007 di dalam Jamal (2009:65-66) ada sepuluh indikator di dalam kompetensi pedagogik yaitu:

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultur, emosional dan intelektual;

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; 3. Mengembangkan kurikulum yang terkait

dengan mata pelajaran yang diampu; 4. Menyelenggarakan pembelajaran yang

mendidik;

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi untuk kepentingan

pembelajaran;

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilik;

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik;

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar;

9. Memanfaatkan hasil penilaian dan

evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran;

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

b. Kompetensi Kepribadian

Menurut Surya (2003:138) kompetensi kepribadian ini merupakan kompetensi personal yaitu kemampuan pribadi seseorang dosen yang diperlukan agar menjadi dosen yang baik, kompetensi personal ini mencangkup kemampuan pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri.

Raka Joni sebagaimana dikutipkan oleh Suyanto dan Hisyam (2009:29) menjelaskan bahwa kompetensi personal ini merupakan kepribadian yang mantap dan patut diteladani, dengan demikian guru atau dosen akan mampu menjadikan seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Setiap dosen harus memiliki kemampuan pribadi karena dengan kemampuan ini akan menjadi dosen yang berkualitas dan kualitas itu sendiri dapat dihasilkan oleh kemampuan dari dosen tersebut. Adapun kompetensi kepribadian ini merupakan kemampuan yang (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.

(4)

dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap prilaku. Kepribadian menunjuk pada organisasi sikap-sikap seseorang untuk berbuat, mengetahui, berpikir dan merasakan secara khusus apabila berhubungan dengan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan. Kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan, maka ketiga aspek tersebut mempunyai hubungan yang saling mempengaruhi satu dengan yang lain.

Ada beberapa indikator

kepribadian baik yang optimis dan progresif yaitu:

1. Bertanggung jawab, tanggung jawab adalah perasaan kuat yang disertai kebulatan tekad untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya.

2. Tidak emosional;

3. Tegas, tidak menakut-nakuti, seorang pendidik harus tegas, adil dan tidak membeda-bedakan.

4. Dekat dengan anak didik, kedekatan membawa efek positif bagi pembelajaran, kedekatan akan menciptakan hubungan bathin dan keakraban dalam bergaul.

c. Kompetensi Sosial

Dosen juga harus memahami kompetensi ini, dosen diharapkan mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan bermasyarakat serta mampu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya sehingga dimanapun dan kapanpun serta dengan siapapun dosen memiliki kemampuan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.

Surya (2003:138) mengemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain, hal ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan tanggung jawab sosial.

Dalam kompetensi sosial ini seorang dosen diharuskan mempunyai kemampuan sebagai bagian dari masyarakat sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Nasional Pendidikan, bahwa di dalam kompetensi ini seorang dosen dituntut untuk : (a) mampu berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Jamal (2009:140-141) menjelaskan kompetensi sosial dalam kegiatan belajar berkaitan erat dengan kemampuan pendidik dalam berkomunikasi dengan masyarakat sekitar kampus dan masyarakat tempat pendidik tinggal sehingga peranan dan cara pendidik berkomunikasi dalam masyarakat diharapkan memiliki karakteristik tersendiri yang sedikit banyak berbeda dengan yang bukan pendidik.

Dosen atau pendidik dimata masyarakat pada umumnya dan para peserta didik merupakan panutan yang perlu dicontoh dan merupakan suri teladan dalam kehidupannya sehari-hari. Dosen merupakan tokoh dan tipe makhluk yang diberi tugas dan beban membina dan membimbing masyarakat ke arah norma yang berlaku.

Hal ini menjelaskan bahwa kompetesi sosial dosen atau pendidik merupakan kemampuan pendidik untuk memahami dirinya sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan warga Negara, lebih dalam lagi kemampuan sosial ini mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan tugasnya sebagai pendidik.

(5)

bagaian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik yang sekurang-kurangnya harus memiliki kompetensi untuk :

1. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat;

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan dan wali/orang tua peserta didik;

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

d. Kompetensi Profesional

Didalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan, kompetensi professional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi : (a) konsep, struktur dan metoda

keilmuan/teknologi/seni yang

menaungi/koheran dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari dan (e) kompetensi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

Sementara itu Surya (2003:138) mengemukakan bahwa kompetensi profesional adalah kemampuan yang diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai dosen professional, kompentensi professional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu penguasaan bahan yang harus diajarkan beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat dosen lainnya.

Menurut Jamal (2009:157) kompetensi profesional merupakan

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencangkup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran dan substansi keilmuan secara filosofis, kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian.

Menurut Endang Komaro dalam

Jamal (2009:157-158) kompetensi

professional adalah kemampuan yang berhubungan dengan penyesuaian tugas-tugas sebagai pendidik sebab ini berhubungan dengan kinerja, oleh sebab itu tingkat profesionalitas pendidik dapat dilihat dari kompetensi sebagai berikut : (1) Kemampuan untuk menguasai landasan kependidikan, misalnya paham akan tujuan pendidikan yang harus dicapai baik tujuan nasional, institusi, kurikuler dan tujuan pembelajaran; (2) Pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan, misalnya paham tentang tahapan perkembangan siswa, paham tentang teori-teori belajar; (3) Kemampuan dalam penguasaan materi pelajaran sesuai dengan bidang studi yang diajarkan; (4) Kemampuan dalam mengaplikasikan berbagai metodologi dan strategi pembelajaran; (5) Kemampuan merancang dan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar; (6) Kemampuan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran; (7) Kemampuan dalam menyusun program pembelajaran; (8) Kemampuan dalam melaksanakan unsur penunjang, misalnya administrasi, bimbingan penyuluhan; (9) Kemampuan dalam melaksanakan penelitian dan berpikir ilmiah untuk meningkatkan kinerja.

(6)

standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.

D.A.Tisna Amidjaja seperti yang dikutip oleh Isjoni (2008:48) mengemukakan kompetensi dengan istilah kemampuan, dimana ada tiga aspek kemampuan pendidik yaitu :

1. Kemampuan pribadi dimana setiap pendidik harus memiliki kemampuan pribadi dengan kemampuan itu seorang pendidik akan dapat menjadi pendidik yang berkualitas dan kualitas itu sendiri dapat dihasilkan dari kemampuan pribadi. 2. Kemampuan professional, kemampuan profesiona l merupakan kemampuan dan menghayati dan mendalami keilmuannya, kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan professional, bila pendidik memiliki kemampuan professional maka akan berdampak kepada kualitas pembelajaran dan akhirnya akan bermuara kepada kualitas pendidikan nasional.

3. Kemampuan kemasyarakatan atau kemampuan social, pendidik diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan bermasyarakat serta mampu melakukan sosialisasi dengan lingkungannya.

2.2. Pengertian dan Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja

Simamora (2004:409) menyatakan, bahwa kinerja adalah keadaan/tingkat perilaku seseorang yang harus dicapai dengan persyaratan tertentu. Penilaian kinerja adalah proses yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian kinerja biasanya mencakup aspek kualitatif dan kuantitatif dari kinerja pelaksanaan pekerjaan.

Berdasarkan pendapat diatas, Sutrisno (2009:165) menyimpulkan bahwa kinerja

adalah sebagai hasil kerja yang telah dicapai seseorang dari tingkah laku kerjanya dalam melakukan aktivitas kerja. Cooper dalam Samsudin (2006:159) mengungkapkan kinerja adalah sebagai berikut “A general term applied to part or all of the conduct or activities of an organization over period of time, often with reference to some standart such as past projected cost, an efficiency base, management responsibility or accountability, or the like”.Artinya kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit, atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan – batasan yang telahditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.

2.3. Pengertian, Tujuan, Jenjang Proses dan Jenis Pendidikan

Menurut Umar Tirtarahardja dan La Sula (2005:33-36) menerangkan pengertian pendidikan dapat ditinjau dari beberapa fungsi yaitu sebagai proses tranformasi budaya, pembentukkan pribadi, penyiapan warga Negara dan penyiapan tenaga kerja. Hal tersebut dikarenakan pendidikan sifat sasarannya adalah manusia yang mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat komplek.

(7)

diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk bekerja.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini untuk menganalisa pengaruh kompetensi, latar belakang pendidikan terhadap kinerja dengan melakukan uji stastik regresi sederhana, sementara penelitian ini sendiri bersifat deskriptif dan kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional serta latar belakang pendidikan dan kinerja.

Dalam penelitian ini populasi yang akan diteliti yaitu pihak manajemen (pimpinan), pihak manajemen atau pimpinan merupakan atasan langsung dari objek yang akan diteliti yaitu ketua program studi dari tujuh program studi yaitu Teknik Perkapalan, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Administrasi Bisnis, Bahasa Inggris dan Teknik Informasi.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: variabel terikat yaitu kinerja dengan 6 indikator dan variabel bebas yaitu kompetensi pedagogik dengan 5 indikator, kompetensi kepribadian dengan 5 indikator, kompetensi sosial dengan 5 indikator, kompetensi profesional dengan 5 indikator. Teknik analisis data menggunakan regresi linear berganda sementara itu pengujian dilakukan dengan validitas dan realiabilitas alat ukur serta pengujian asumsi klasik dan hipotesis.

4. Hasil penelitian dan pembahasan 4.1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan

Dari hasil temuan terhadap kompetensi ini pimpinan memandang kompetensi pedagogik mempengaruhi kinerja, hal dapat dibuktikan dengan tanggapan pimpinan atas pertanyaan mengenai kompetensi pedagogik ini semuanya adalah baik dan dapat diartikan kompetensi pedagogik yang merupakan kompetensi mendasar bagi seorang dosen telah dimiliki secara baik oleh dosen Politeknik Bengkalis sehingga kemampuan ini dapat mendukung kinerja sepenuhnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Jamal (2009:59) kompetensi utama yang harus dimiliki oleh seorang dosen agar perkuliahan yang dilakukan efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik.

Selanjutnya dalam pandangan pimpinan kompetensi pedagogik berbeda antara harapan dan kenyataan, harapan untuk kompetensi pedagogik ini yaitu penggunaan alat bantu serta buku-buku yang terbaru tetapi pada kenyataannya diskusi yang dilakukan didalam kelas lebih diutamakan. Menurut Jamal (2009) diskusi yang akan mendidik mahasiswa lebih kritis dan aktif untuk memahami permasalahan juga merupakan salah satu indikator kompetensi pedagogik karena dengan diskusi peran dari mahasiswa lebih besar, ini sejalan dengan metode perkuliahan yang baik adalah diskusi dengan peran mahasiswa yang lebih besar sehingga dosen tidak terlalu mendominasi perkuliahan yang dapat mematikan kreativitas dan potensi mahasiswanya.

(8)

melakukan diskusi dikarenakan kurangnya pengetahuan atau ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa karena dasar dalam pelaksanaan diskusi adalah pengetahuan yang didapatkan dari membaca serta pemahaman yang kurang dimengerti terhadap suatu persoalan ditambah lagi dengan pola pendidikan yang telah diterapkan sejak lama yaitu peran dosen atau guru lebih besar karena sebagian besar mahasiswa Politeknik Bengkalis merupakan dari kecamatan dan desa yang ada di Bengkalis dan sekitar Kabupaten Bengkalis sendiri. Untuk alasan yang kedua disebabkan masih banyaknya pendidikan dosen yang S1 dengan pengalaman dan masa kerja yang kurang dari 5 tahun sebagaimana diketahui pendidikan akan mempengaruhi kemampuan apalagi sesuai dengan Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen syarat kualifikasi pendidikan minimal yang harus dimiliki untuk menjadi seorang dosen setidak-tidaknya S2 atau master.

4.2. Pengaruh Kompetensi Kepribadian Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan

Pimpinan menilai kompetensi kepribadian yang dimiliki oleh dosen Politeknik Bengkalis yang terletak pada sikap kepribadian yang menghargai segala usaha yang dilakukan oleh mahasiswa serta terbuka dan menerima pendapat sehingga antara harapan dan kenyataan adalah sama.

Jika dilihat dari kedua pandangan baik dari mahasiswa dan pimpinan mempunyai pandangan yang sama terhadap kompetensi kepribadian, sikap yang saling menghargai serta terbuka dan bisa menerima pendapat merupakan sikap kepribadian yang utama, dan dalam prakteknya sikap ini senantiasa dilakukan oleh dosen di lingkungan Politeknik Bengkalis dan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Jamal (2009) yang menyatakan bahwa seorang dosen yang mempunyai kepribadian yang sehat adalah

senantiasa bisa memberikan sikap saling menghargai dan bisa menerima pendapat orang lain karena hal tersebut merupakan kebutuhan manusia yang tidak bisa dipungkiri. Namun berdasarkan hasil temuan kompetensi kepribadian tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja dosen Politeknik Bengkalis.

4.3. Pengaruh Kompetensi Sosial Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan

Dari sudut pandang pimpinan kompetensi sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja dan dapat diartikan bahwa dosen Politeknik dimata pimpinan mempunyai kemampuan untuk melakukan interaksi baik dengan mahasiswa, sesama dosen, pegawai, orang tua juga dengan masyarakat disekitar kampus dan tempat tinggalnya, hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh sanusi (2003:36) bahwa kemampuan sosial

mencangkup kemampuan untuk

menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada waktu membawa tugas sebagai seorang dosen.

Kemampuan beradaptasi ditempat tugas yang memiliki keragaman sosial dan budaya merupakan kemampuan dosen untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga suasana kerja akan tercipta dengan nyaman dan menyenangkan, selain itu tuntutan dosen untuk mempunyai kompetensi ini tidak terlepas dari kemampuan dosen

dalam menerapkan keterampilan

berkomunikasi yang baik, benar dan sopan dengan peserta didik, rekan kerja dan masyarakat sekitar, komunikasi harus efektif dan dilakukan dengan tegas serta lugas dan memperhatikan lawan bicara.

(9)

dan internet serta handphone sebagai bentuk kompentensi sosial yang dimiliki oleh seorang dosen dan tertinggi sedangkan yang terendah adalah kemampuan bergaul yang baik dengan masyarakat sekitar kampus dan tempat tinggalnya.

Pandangan pimpinan lebih mengarah kedalam bentuk sosial yang lebih luas dan sesuai dengan perkembangan zaman dan dalam aplikasinya dosen Politeknik Bengkalis benar-benar memanfaatkan media tersebut untuk membina hubungan sosial dengan orang lain, dengan kata lain dosen memahami dirinya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat dan mengembangkan tugas sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Namun disisi lain hubungan seperti ini merupakan suatu hubungan yang kurang baik mengingat kesempatan untuk menutup diri dan menciptakan komunikasi yang sehat akan menjadi terhambat, dan ini bisa saja menjadi bias dalam hubungan dan komunikasi dengan mahasiswa dan masyarakat.

Mengenai kurangnya kemampuan dosen dalam bergaul dengan masyarakat sekitar kampus dan tempat tinggal menjadi pilihan yang terendah mempunyai alasan tersendiri, banyak beban jam mengajar serta pola jam kerja yang ketat membuat seseorang kurang dapat menjalankan kehidupan sosialnya dengan baik memang dalam lingkungan kampus kehidupan sosial berjalan normal namun dalam lingkungan masyarakat belum berjalan dengan baik.

4.4. Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan

Pimpinan memandang kompetensi profesional ini tidak mempengaruhi kinerja dosen secara signifikan bahkan menunjukkan kecenderungan negatif, dalam maksud lain kompetensi ini dianggap kurang penting untuk menunjukkan keberhasilan seorang dosen, hal ini tentu saja bertolak belakang

dengan pendapat yang diutarakan oleh Surya (2003:138) yang mengemukakan bahwa kompetensi profesional ini diperlukan agar dapat mewujudkan dirinya sebagai dosen yang profesional serta pendapat yang disampaikan oleh Endang Komara dalam Jamal (2009:157) kompetensi profesional adalah kemampuan yang berhubungan dengan penyesuian tugas-tugas sebagai dosen dan kompetensi ini sangat penting sebab langsung berhubungan dengan kinerja yang ditampilkan.

Dalam hal ini pimpinan merasakan bahwa kemampun dosen menguasai bahan perkuliahan dengan baik, aktif dan produktif membuat karya ilmiah, memahami peraturan dan ketentuan akademik serta kreatif dan tidak monoton serta memiliki wawasan yang luas serta penguasaan akan topik-topik tertentu masih kurang. Dikatakan kurang karena dilapangan sebagian besar dosen kurang mengindahkan peraturan dan ketentuan kampus seperti kehadiran yang terlambat, lambatnya mengumpulkan daftar nilai, mengurangi jam efektif dikelas dan lain sebagainya. Kurangnya membaca dan melakukan pengembangan diri membuat proses perkuliahan menjadi lambat sehingga menjadikan dosen tersebut kurang menguasai bahan perkuliahan dan kurangnya wawasan, kurangnya wawasan ini bisa saja mengakibatkan dosen kurang peka terhadap perkembangan sosial sekitarnya dan mengakibatkan kurang produktif untuk membuat karya tulis.

Dari hasil analisa deskriptif terhadap kompetensi profesional ini pimpinan lebih

mengutamankan menguasai bahan

perkuliahan yang telah diberikan dengan baik

sebagai keberhasilan kompetensi

(10)

membuat karya tulis, hampir ada persamaan persepsi dengan mahasiswa namun demikian penguasaan materi atau bahan kuliah juga merupakan suatu indikator untuk peningkatan kompetensi profesional seorang dosen. Pimpinan memandang seorang dosen yang profesional adalah dosen yang menguasai seluruh bahan perkuliahan dengan baik sehingga transfer ilmu dapat berlangsung dengan baik namun perlu diingat bahwa profesional disini bukan hanya menguasai bahan perkuliahan tetapi juga dituntut untuk memiliki wawasan yang luas sehingga dapat mengembangkan materi perkuliahan namun berdasarkan temuan kompetensi profesional ini dimata pimpinan tidak mempengaruhi kinerja dosen Politeknik Bengkalis.

Lebih lanjut dapat disampaikan pada kenyataannya kompetensi profesional dosen Politeknik Bengkalis belum sepenuhnya dikatakan baik, lemahnya tradisi membaca ditambah dengan penguasaan materi atau bahan perkuliahan yang tidak begitu kuat serta materi yang itu-itu saja membuat kompetensi ini terhambat, apalagi jika dihubungkan dengan aktif dan produktif untuk membuat karya tulis yang juga merupakan suatu tuntutan profesional seorang dosen yang juga masih rendah .

4.5. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Terhadap Kinerja Dosen Politeknik Bengkalis Dari Perspektif Pimpinan

Pimpinan menilai tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kinerja dosen dan cenderung negatif dan ini sejalan dengan temuan yang dilakukan oleh Ellyana S (2008) yang menyatakan antara pendidikan dan kinerja tidak mempunyai hubungan yang signifikan. Dalam arti lain pimpinan menilai kemampun dosen dalam mendemostrasikan ilmunya serta mempunyai kepercayaan diri

dengan kemampuan yang dimiliki serta ahli dalam bidangnya belum tersalur dengan baik. Sebagian besar dosen belum secara menyeluruh mentranfer dan membuktikan ilmu yang dimiliki untuk kepentingan proses pembelajaran dan tidak mempunyai kepercayaan serta tidak ahli dalam bidangnya, ini dapat disebabkan karena rata-rata latar belakang pendidikan dosen adalah dari strata satu yang berasal dari ilmu umum sementara untuk mengajar pada Politeknik Bengkalis dituntut mempunyai keahlian atau keterampilan khusus karena jenjang pendidikan Politeknik Bengkalis adalah pendidikan vokasi yang lebih mengutamakan praktek dari teori (60% praktek 40% teori) bahkan ada pendapat yang menyatakan sebaiknya yang mengajar di Politeknik adalah lulusan atau sarjana terapan, selain itu dijumpai sebagian dosen mengajar tidak sesuai dengan kualifiakasi pendidikan sehingga pandangan pimpinan latar belakang pendidikan tidak mempengaruhi kinerja dapat terjawab.

Namun demikian dari sudut pandang pimpinan tingkat keberhasilan dari latar belakang pendidikan ini sama halnya dengan mahasiswa jika dibandingkan dengan kepercayaan diri dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian dapat diartikan antara pimpinan dan mahasiswa mempunyai kesamaan pandangan bahwa ahli dalam bidangnya menunjukkan bahwa dosen Politeknik Bengkalis mempunyai latar belakang pendidikan yang sesuai dengan keahlian yang dimilikinya.

(11)

itu kegiatan akademik merupakan bantuan dari pemerintah setempat dalam hal ini Pemerintah Daerah Kabupaten Bengkalis yang terkadang dapat menghambat proses dan kegiatan akademik seperti gaji yang terlambat dan terbatasnya dana. Ketidakjelasan dan ketidakpastian tersebut membuat dosen Politeknik Bengkalis lebih tertarik untuk melakukan kegiatan diluar kampus dengan bekal ilmu yang dimiliki selain itu juga membuat peluang untuk berpindah pekerjaan semakin terbuka.

5. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Dari sudut pandang pimpinan kompetensi pendagogik mempengaruhi kinerja dosen dengan demikian dapat disimpulkan semakin besar kemampuan dosen dalam kompetensi pedagogik ini maka akan dapat meningkatkan kinerja dosen tersebut selanjutnya pimpinan menilai kompetensi pedagogik yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja dosen adalah penggunaan media yang membantu perkuliahan seperti LCD serta referensi buku-buku terbaru karena kompetensi ini merupakan kemampuan pengelolaan belajar yang meliputi berbagai hal seperti pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan peserta didik, perancangan pembelajaran dan evaluasi. 2. Kompetensi kepribadian dari sudut

pandang pimpinan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja dosen Politeknik Bengkalis. Kompetensi kepribadian yang besar pengaruhnya terhadap kinerja dosen dari sudut pandang pimpinan yaitu selalu menghargai segala usaha keras yang dilakukan oleh mahasiswa serta terbuka

dan bisa menerima pendapat orang lain hal ini disebabkan kompetensi kepribadian merupakan kemampuan pribadi seorang dosen yang diperlukan untuk menjadi dosen yang baik, salah satu kepribadian yang harus dimiliki adalah saling menghargai dan bisa menerima pendapat orang lain secara terbuka.

3. Kompetensi sosial dari sudut pandang pimpinan kompetensi mempengaruhi kinerja dosen Politeknik Bengkalis. Pengaruh yang besar dari kompetesi sosial ini terhadap kinerja menurut menurut pimpinan adalah penggunaan teknologi komunikasi dan informasi seperti internet, handphone, facebook,

dengan demikian pada dasarnya kompetensi sosial dalam proses perkuliahan berkaitan erat dengan kemampuan dosen berkomunikasi baik lisan dan tulisan dengan mahasiswa, lingkungan kampus dan masyarakat karena dosen merupakan bagian dari masyarakat sehingga dapat disimpulkan kedua-duanya adalah sama.

(12)

5. Secara stilmutan atau bersama-sama kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional dan latar belakang pendidikan menurut pimpinan adalah mempengaruhi kinerja dan yang paling besar pengaruhnya menurut pimpinan adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi sosial.

6. Daftar Pustaka

Buku dan Laporan

A.A. Anwar Prabu Mankunegara, 2007,

Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Rosdakarya, Bandung.

__________________________, 2007,

Evaluasi Kinerja SDM, PT. Refika Aditama, Bandung.

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. __________________________, 2005,

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Dessler, Gary, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia

( terjemahan Paramita Rahayu), PT. Indexs, Jakarta.

Hasibuan, Melayu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bina Aksara Jakarta

Harianda, T Marihot, 2002, MSDM Pengadaan, Pengembangan, Pengkompesasian dan Peningkatan Produktivitas Karyawan, PT Grasindo, Jakarta Hutapea, Parulian dan Nuriana Thoha,

2008, Kompetensi Plus Teori, Desain, Kasus dan Penerapan untuk HR serta Organisasi yang dinamis, PT.Grasindo, Jakarta.

Jamal Ma’mur Asmani, 2009, 7 Kompetensi Guru yang Menyenangkan, Power Books, Yogyakarta.

Moeheriono, Prof, Dr, 2009,

Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, Ghalia Indonesia, Jakarta.

R, Cooper, Donald dan S. S Dochinder. 2006, Metode Riset Bisnis,PT. Media Global Edukasi, Jakarta.

Rivai, Vetrizal. 2009 Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi berprestasi dan bertindak, kompetensi melayani, kompetensi mempengaruhi dan kinerja karyawan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian adalah bahwa kompetensi yang dimiliki oleh dosen sebagai tenaga pengajar yang terdiri dari kemampuan pedagogic, kompetensi kepribadian,

(3,155>1,674) sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kurikulum mampu mempengaruhi kompetensi pedagogik guru. Dengan demikian hipotesis yang Ha yang menyatakan

Dilihat dari sudut pandang parsial, berdasarkan uji t diketahui bahwa untuk kompetensi t hitung = 10,625 ** (sangat signifikan), artinya kompetensi dapat

Untuk lebih memperjelas arah dari penelitian yang menunjukkan bahwa ada pengaruh antara kompetensi sosial dan kompetensi profesional terhadap penilaian kinerja dosen

Pengaruh tidak langsung pemahaman good governance terhadap kinerja pimpinan sekolah melalui kompetensi pimpinan sekolah juga menunjukkan hasil yang positif secara

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi pedagogik yang efektif dan semakin baiknya motivasi berprestasi guru, maka akan semakin meningkatkan derajat kinerja

Jadi, dapat disimpulkan bahwa apabila dilakukan perubahan secara bersama-sama, maka variabel bebas Kompetensi dan Lingkungan Kerja dapat mempengaruhi Kinerja Pegawai di Dinas