• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMILIHAN SUMBERPEM BIAYAAN II manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMILIHAN SUMBERPEM BIAYAAN II manajemen"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PEMILIHAN SUMBERPEMBIAYAAN II

MAKALAH

MANAJEMEN PERPAJAKAN

Oleh

Wisnu Dian Prawita

( NIM 2015261056 )

Hans Wakhida Rakmatullah

( NIM 2015261053 )

Debby Farihun Najib

( NIM 201526105 )

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

(2)

Anjak Piutang/Factoring

Anjak piutang adalah suatu transaksi keuangan sewaktu suatu perusahaan menjual

piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu diskon. Ada tiga perbedaan antara

anjak piutang dan pinjaman bank. Pertama, anjak piutang adalah pada nilai piutang, bukan

kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu pinjaman, melainkan

pembelian suatu aset (piutang). Terakhir, pinjaman bank melibatkan dua pihak, sedangkan

anjak piutang melibatkan tiga pihak.

Tiga pihak yang terlibat dalam anjak piutang adalah penjual, debitur, dan pihak yang

membiayai (factor). Penjual adalah pihak yang memiliki piutang (biasanya untuk layanan

yang diberikan atau barang yang dijual) dari pihak kedua, debitur. Penjual selanjutnya

menjual satu atau lebih tagihannya dengan potongan atau diskon ke pihak ketiga, suatu

lembaga keuangan khusus untuk mendapatkan uang dalam bentuk kas. Debitur akan

membayar langsung ke perusahaan pembiayaan dengan jumlah penuh sesuai nilai tagihan.

Manfaat Anjak Piutang adalah:

a. Menurunkan biaya produksi

b. Memberikan fasilitas pembayaran di muka

c. Meningkatkan daya saing perusahaan klien

d. Meningkatkan kemampuan perusahaan klien memperoleh laba

e. Menghindari kerugian karena kredit macet

f. Mempercepat proses ekonomi

Dalam kondisi normal, ketika perusahaan memperoleh piutang clari pelanggan. Piutang

tersebut akan ditagihkan ke pelanggan sehingga dapat memperoleh kas. Ketika kas diperoleh

piutang akan hilang dan kas perusahaan akan bertambah. Itu adalah keadaan normalnya, pada

kondisi sekarang sudah terjadi perubahan dan sudah mulai banyak perusahaan yang

melakukan penjualan piutangnya ke entitas lain Hal ini dilakukan untuk segera memperoleh

kas, dan mempercepat cash-to-cash operating cycle. Kegiatan melakukan penjualan piutang

ke pihak lain disebut dengan factoring atau di masyarakat lebih dikenal dengan anjak piutang.

Adapun alasan perusahaan melakukan anjak piutang diantaranya adalah:

1. Bisa jadi hal ini merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh kas. Ketika

(3)

dana akan berkurang, kas yang tipis. bisa menjadi penghalang kemarhpuan

perusahaan untuk membayar bunga pinjaman.

2. Waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk dikeluarkan untuk penagihan memakan

waktu yang lama daa biaya yang besar. Lebih mudah bagi perusahaan untuk menjual

piutangnya clan dengan memperoleh kas yang lebih cepat clan menghemat waktu clan

biaya untuk melakukan penagihan.

Dalarn aktivitas anjak piutang akan terlibat tiga entitas yaitu:

1. Nasabah

Nasabah adalah pihak yang menjual piutang. Biasanya merupakan pihak Pcnycdia

Barang/penjual yang melakukan transaksi dengan penggalan/pemberi secara kredit.

2. Perusahaan anjak piutang

Perusahaan anjak piutang adalah perusahaan pembiayaan ataupun bank yang membeli

piutang dari nasabah (perusahaan yang menjual piutang).

3. Debitur

Debitur adalah pihak yang memiliki utang kepada nasabah, dalam anjak piutang

kewajiban membayar utangnya dialihkan kepada perusahaan anjak piutang, sehingga

nantinya debitur akan membayar utangnya kepada perusahaan anjak piutang bukan

(4)

Dalam anjak piutang, perusahaan melakukan tiga fungsi:

1. Pemeriksaan piutang,

2. Memberikan pinjaman (pembayaran piutang), dan

3. Menanggung risiko default pelanggan.

Leasing

Leasing, adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut clengan lessor dan

pihak lain yang memanfaatkan aktiva tersebut yang disebut lessee untuk jangka waktu

tertentu. Salah satu manfaat leasing adalah lessee dapat memanfaatkan aktiva tersebut tanpa

harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang dinikmati, maka lessee

mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebagai sewa aktiva yang digunakan.

Manfaat lain adalah bahwa lessee tidak perlu menanggung biaya perawatan, pajak dan

asuransi. Bentuk-bentuk leasing

1. Sale and lease back,

2. Operating leases, dan

3. Financial and capital leases.

Bentuk yang pertama sale and lease back dimana perusahaan yang memiliki aktiva seperti

tanah, bangunan dan peralatan pabrik menjual aset tersebut kepada perusahaan lain dan

sekaligus menyewa kembali asset tersebut untuk periode tertentu. Pembeli aset tersebut bisa

sebuah bank, perusahaan asuransi, perusahaan leasing, pegadaian, atau investor individu.

Biasanya aset tersebut dijual dengan harga pasar. Manfaat dari sale and lease back ini adalah

penjual atau lessee menerima pembayaran segera sebagai tambahan dana yang dapat

diinvestasikan ke investasi lain; dan bersamaan dengan itu lessee masih menggunakan aset

yang dijualnya selama jangka waktu perjanjian leasing. Lessee mempunyai kewajiban

membayar secara periodik sebesar harga jual ditambah dengan tingkat keuntungan yang

disyaratkan lessor.

Bentuk leasing kedua adalah operating leasing yang sering disebut service leases atau

direct leases. Jenis ini pihak lessor menyediakan pendanaan sekaligus biaya perawatan yang

keseluruhannya tercakup dalam pembayaran leasing. Ciri utama bentuk leasing ini adalah

bahwa harga perolehan aset tersebut sebagai objek leasing tidak diamortisasikan secara

(5)

keseluruhan harga perolehan dan biaya perawatan aset. Namun demikian jangka waktu

operating lease ini biasanya lebih pendek dari pada umur ekonomis yang diharapkan.

Sehingga lessor berharap dapat menyewakan kembali kepada pihak lain atau menjual aset

tersebut untuk menutup harga perolehan, biaya perawatan dan tingkat keuntungan yang

disyaratkan.

Jenis leasing ketiga adalah financial leasing atau capital leasing. Bentuk leasing ini

berbeda dengan operating leases karena lessor tidak menanggung biaya perawatan, tidak

dapat dibatalkan dan diamortisasikan secara penuh. Dengan clemikian lessor menerima

pembayaran sebesar harga perolehan aset ditambah tingkat keuntungan yang clisyaratkan.

Pada umumnya lessee juga harus membayar pajak dan asuransi aset objek

PERLAKUAN PERPAJAKAN UNTUK TRANSAKSI SEWA GUNA USAHA

Dalam Pasal 2, 3, dan 4 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991

kegiatan sewa guna usaha dapat digolongkan sebagai finance lease (sewa guna usaha dengan

hak opsi) maupun dengan operating lease (sewa guna usaha tanpa hak opsi). Sewa guna

usaha digolongkan sebagai finance lease apabila memenuhi semua kriteria berikut ini.

1. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha pertama

ditambah dengan nilai sisa barang modal harus dapat menutup harga perolehan barang

modal dan keuntungan lessor.

2. Masa sewa guna usaha ditentukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang

modal golongan I, 3 (tiga) tahun untuk barang modal golongan II dan III, dan 7

(tujuh) tahun untuk golongan bangunan.

3. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee.

4. Dalam Pasal 16 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 mengatur

mengenai ketentuan perpajakan bagi lessee yang melakukan transaksi finance lease

sebagai berikut.

a. Lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang

disewagunausahakan sampai saat lessee membeli barang tersebut.

b. Setelah lessee menggunakan hak opsinya membeli barang modal yang

disewagunausahakan maka lessee boleh melakukan penyusutan dengan dasar

yaitu harga opsi barang modal yang bersangkutan.

c. Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee, kecuali

pembebanan atas tanah, merupakan biaya yang dapat dikurangkan dari

(6)

d. Dalam hal masa sewa guna usaha lebih pendek dari rnasa yang ditentukan, Dirjen

Pajak melakukan koreksi atas pembebanan biaya sewa guna usaha tersebut dan

memperlakukannya sebagai operating lease. Perubahan ini tidak dilakukan apabila

terjadi karena force majeur, gagal bayar, maupun pertimbangan ekonomi tanpa

motif menghindari pajak dan tidak ada hubungan istimewa antara lessor dengan

lessee.

e. Lessee tidak memotong Pajak Penghasilan Pasal 23 atas pembayaran sewa guna

usaha.

Hybrid Financial Instruments

Salah satu instrumen keuangan yang saat ini banyak digunakan oleh perusahaan

dalam melakukan investasi adalah "hybrid financial instruments''. Dari sisi pertimbangan

komersial, inovasi instrumen keuangan dengan menggunakan hybrid financial instruments

akan memberikan keuntungan bagi perusahaan saat menghadapi risiko investasi yang besar.

Inovasi instrumen keuangan dalam hybrid financial instruments dapat dilihat pada

karakteristiknya yang mencampurkan karakteristik instrumen utang dan sekaligus

karakteristik instrumen modal,berikut karakteristik utang dan penyertaan modal.

Utang Penyertaan Modal

Dana akan dikembalikan dalam jangka

waktu yang telah di tetapkan

Dana hanya akan dikembalikan pada saat

likuidasi

Imbalan dari utang harus tetap dibayar

meskipun penerima utang dalam keadaan

merugi

Imbalan dari penyertaan modal tergantung

dari performa usaha penerima modal

Dalam keadaan likuidasi, pemberi utang

(kreditor) memiliki hak prioritas untuk atas

aset

Hak pemberi modal (pemegang saham) atas

asset merupakan hak tagih terakhir setelah

kreditor

Pemberi utang (kreditor) tidak memiliki

kontrol atas perusahaan

Pemberi modal (pemegang saham) memiliki

control atas perusahaan

Menurut Duncan, hybrid financial insruments didefinisikan sebagai instrumen

keuangan yang memiliki karakteristik ekonomi yang tidak konsisten, baik secara parsial

(7)

financial instruments sebagai instrumen keuangan yang diklasifikasikan berbeda diantara

negara-negara yang terlibat dalam transaksi instrumen tersebut, misalnya sebagai pinjaman di

satu negara dan sebagai modal di negara lainnya2

Contoh hybrid financial

instruments yang sering ditemui, antara lain: saham preferen (preference shares), silent

partnerships, shareholder loan, participation bonds, convertible bonds, warrant bonds,dan

profit participation loans.

PERENCANAAN PAJAK UNTUK SEWA GUNA USAHA

Perencanaan pajak dapat digunakan untuk aset tetap yang baru akan dibeli maupun asset tetap

yang telah dimiliki. Untuk aset tetap yang baru akan dibeli perrimbangannya adalah membeli

secara langsung (tunai atau kredit) atau dengan menyewa. Sedangkan untuk aset tetap yang

telah dimiliki pertimbangannya adalah mempertahankannya, melakukan revaluasi, atau dijual

dan disewagunausahakan kembali. Membeli secara Langsung atau Melalui Sewa Guna Usaha

dengan Hak Opsi Hal pokok yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pajak untuk hal ini,

antara lain sebagai berikut.

1. Apabila membeli secara langsung maka jumlah yang dapat dibiayakan dalam rangka

menghitung penghasilan kena pajak adalah beban penyusutan.

2. Besarnya beban penyusutan antara lain ditentukan oleh metode penyusutan dan umur

ekonomis yang telah ditetapkan oleh peraturan perpajakan.

3. Apabila membeli secara sewa guna usaha, maka semua biaya yang dikeluarkan untuk

membayar sewa guna usaha tersebut dapat dibiayakan pada tahun yang bersangkutan.

4. Masa sewa guna usaha bisa lebih pendek dari umur ekonomis sehingga perusahaan

dapat membiayakan perolehan aset tetap lebih cepat dibandingkan apabila

menggunakan penyusutan (penyusutan yang dipercepat). Masa sewa guna usaha

ditentukan sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun untuk barang modal golongan I, 3 (tiga)

tahun untuk barang modal golongan II dan III, dan 7 (tujuh) tahun untuk golongan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya

Distilasi yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah distilasi campuran biner, dimana zat yang digunakan adalah campuran kloroform dan aseton dengan komposisi yang variasi.Suatu

Untuk mengetahui nilai rata-rata kuesioner dari 10 responden diselesaikan pada tahapan preproses, lalu untuk mengetahui bobot tiap kriteria dan subkriteria yang

Untuk elektron yang bergerak tegak lurus garis medan magnet dapat ditentukan bahwa gaya Lorentz yang terjadi selalu tegak lurus terhadap kecepatan. Dengan demikian

Setiap penelitian memiliki cara atau metode yang dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaannya. Hal ini disebut dengan metodologi penelitian. 52) bahwa metodologi

permintaan yg berbeda. Misalnya permintaan untuk alat- alat kesehatan, sport, dan produk untuk senang-senang. Semua informasi di atas membutuhkan RISET PEMASARAN.. 21 METODE

Karena itu, untuk mengubah citra negatif birokrasi perijinan usaha dan investasi, Propinsi Jawa Timur menggagas dan melakukan penyederhanaan pelayanan perijinan

Ciri-ciri tidur REM adalah sebagai berikut (Hidayat, 2008): 1) Biasanya disertai dengan mimpi yang aktif. 2) Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak gelombang