• Tidak ada hasil yang ditemukan

MITOS DALAM MASYARAKAT PENGETAHUAN NON I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MITOS DALAM MASYARAKAT PENGETAHUAN NON I"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MITOS DALAM MASYARAKAT: PENGETAHUAN NON ILMIAH SEBAGAI ALASAN PERILAKU ILMIAH DAN KONTROL SOSIAL

MAKALAH

Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar

Oleh Miftakhuddin NIM 120210204163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat yang sudah dilimpahkan berupa kemampuan berfikir dan nikmat kesehatan yang sudah diberikan kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah untuk mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar dengan judul “MITOS DALAM MASYARAKAT : PENGATAHUAN NON ILMIAH SEBAGAI ALASAN PERILAKU ILMIAH DAN KONTROL SOSIAL” dengan tepat waktu.

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang secara tidak langsung telah membantu terselesaikannya makalah ini dalam bentuk sumber rujukan dan referensi. Tidak lupa juga saya ucapakan terimakasih banyak kepada Drs. Nuriman, Ph.D selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar dan pembimbing untuk menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berisi tentang hubungan antara mitos dengan teori ilmiah yang merupakan hasil dari penelitian ilmiah. Semoga apa yang ada didalam makalah ini dapat memeberikan manfaat bagi khalayak umum khususnya untuk kalangan akademisi yang mampu memberikan banyak kontribusi untuk perubahan.

Segala hal tidak ada yang sempurna, pasti memiliki kekurangan, begitu juga dengan makalah ini. Penulis sangat mengharapakan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat konstruktif demi memperbaiki pembuatan karya tulis yang akan datang.

Jember, 20 Mei 2014

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Kata Pengantar ...ii

Daftar Isi ...iii

BAB I Pendahuluan 1.1Latar Belakang...1

1.2Rumusan Masalah...2

1.3Tujuan dan Manfaat...2

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1Mitos...3

2.2Pengetahuan Ilmiah...3

2.3Pengetahuan Non Ilmiah...4

2.4Kontrol Sosial...5

BAB III Metode Penelitian 3.1 Observasi...6

3.2 Studi Pustaka...6

3.3 Wawancara...6

BAB IV Pembahasan 4.1 Mitos Sebagai Pengetahuan Non Ilmiah...7

4.2 Pengetahuan Non Ilmiah Sebagai Perilaku Ilmiah...8

4.3 Pengetahuan Non Ilmiah Sebagai Kontrol Sosial...9

BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan...12

5.2 Saran...13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mitos merupakan sebuah pengetahuan dan kepercayaan yang nyata dan jelas hidup dalam masyarakat. Pengetahuan yang merupakan mitos diperoleh dengan berbagai cara, bisa dengan pengalaman sendiri yang nantinya akan menambah mitos / pengetahuan dan bisa juga diperoleh melalui keturunan (dengan diturunkan dalam silsilah keluarga / masyarakat). 1Mitos dapat diterima oleh masyarakat karena keterbatasan pengetahuan, keterbatasan penalaran, dan hasrat ingin tahunya terpenuhi. Sebagian besar masyarakat yang menjadikan mitos sebagai pengetahuan paten (pengetahuan pokok) adalah masyarakat uneducated, karena mereka hanya mengandalkan pengetahuan non ilmiah yang diwariskan dari generasi terdahulu.

Mitos erat kaitannya dengan kepercayaan dan dapat tumbuh dalam masyarakat karena keterbatasan indera manusia yang tidak dapat menjangakau sampai ke sebab atas terjadinya suatu hal. Mitos seringkali dijadikan alasan seseorang dalam bertindak dan tidak bertindak karena dalam mitos yang bersangkutan tidak membolehkan. Misalkan masyarakat Jawa mengatakan untuk tidak bersiul ketika malam hari karena akan mengundang setan, hal ini sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan hal ghaib, hanya saja yang namanya bersiul itu, apalagi di malam hari jelas tidak sesuai dengan etika sosial (mengganggu orang yang sedang tidur), mengingat bahwa malam hari adalah waktunya untuk beristirahat. Sama halnya dengan mitos yang mengatakan bawa tidak boleh berdiam diri dibawah pohon pada malam hari karena rohnya akan diambil

1 Disampaikan oleh Drs. Nuriman, Ph.D dalam kuliah wajib mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar di

(5)

orang itu pingsan. Pada hakekatnya manusia dianugerahi rasa ingin tahu dan menuntut manusia itu sendiri untuk melegakan /memuaskan rasa ingin tahu itu, dan inilah yang menjadi dasar beberapa mitos yang dulunya hanya missteri menjadi terpecahkan. Segala hal pasti ada sebabnya, tidak akan ada C jika tidak ada B, dan tidak akan ada B jika tidak ada A, begitu seterusnya sampai pada Prima Causa, yaitu Tuhan sebagai pencipta segala hal. Mitos dijadikan sebagai acuan/pedoman dalam bertindak oleh masyarakat tanpa mengetahui alasan secara ilmiah, akan tetapi hal itu akan mengarah pada kebaikan dalam konteks sosial dan bermuara pada keimpulan logis dan melalui proses yang kritis sehingga menjadi pengetahuan ilmiah.

1.2Rumusan Masalah

Mitos dan teori ilmiah memang jauh berbeda, mitos adalah sebuag anggapan atau kejadian yang tidak diketahui asal muaslanya secara ilmiah, sedangkan teori ilmiah adalah kesimpulan dari sebuah konsep dan teori yang sudah melalui kajian kritis dan ekseperimen yang berulang kali. Namun teori ilmiah yang muncul disebebakan karena adanya mitos terlebih dahulu. Yang menjadi permasalahan adalah :

1. Apa fungsi mitos, sebelum dan sesudah terungkap menjadi teori ilmiah? 2. Apakah mitos yang sudah terungkap secara ilmiah masih tetap bisa

dihormati oleh masyarakat awam?

1.3Tujuan dan Manfaat

Mitos adalah suatu misteri yang menjadi kepercayaan masyarakat uneducated, hal ini menjadikan menjadikan peradaban manusia sulit untuk berkembang karena pola pikir manusia terperangakap dalam kepercayaan mistis tanpa ada penjelasan yang logis, kritis, dan real. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara mitos dengan pemikiran kritis dan logis serta perilaku sosial yang mempercayai mitos.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Mitos

Mitos adalah kepercayaan, kepercayaan mengenai segala sesuatu yang belum diketahui alasan dan sebabnya secara ilmiah. Dalam kehidupan masyarakat tradisional mitos menjadi pedoman dalam hidup bermasyarakat. Di pulau Jawa yang sebagaian besar masyarakat tradisional dan sebagai keturunan dari zaman kerajaan mitos dijadikan sebagai alat untuk menanamkan nilai kepada generasinya. Hal ini bertujuan untuk tetap menjaga sopan santun, menjaga kelestarian lingkungan, menjaga diri sendiri dan menghormati kepentingan orang lain. Misalkan orang Jawa mengatakan bahwa wanita tidak boleh duduk didepan pintu, hal ini mengajarkan tentang sopan santun dan bagaimana menjaga diri sendiri. Mungkin ajaran ini diberikan pada jaman dahulu sebelum wanita diperbolehkan menggunaka celana. Dahulu wanita hanya diperbolehkan untuk memakai rok, sedangkan pintu adalah jalan keluar - masuknya orang / tamu, dengan demikian jika wanita duduk didepan pintu maka akan jelas terlihat apa yang ada didalam rok. Hal ini mengajarkan tentang pentingnya sopan santun dan menjaga diri sendiri.

Dalam perkembangan taraf hidup manusia mitos ini kemudian akan semakin berkurang karena dalam perkembangan pola pikir manusia yang pasti ada sebuah rasa ingin tahu akan mengubah mitos menjadi konsep / teori yang memang logis dan kritis (ilmiah), dan karena mitos ini mengalami perubahan cara pandang dari masyarakat maka juga akan merubah perilaku masyarakat.

2.2Pengetahuan ilmiah

(7)

orang orang filsuf dari Yunani mulai bermunculan untuk menyebarkan ilmu pengetahuan seperti Socrates, Aristoteles, dll.

Perilaku ilmiah adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh manusia yang ingin membuktikan kebenaran atas sesuatu dan mencari penyelesaian atas rasa penasarannya dengan menggunakan metode metode tertentu dan hingga akhirnya akan menghasilkan kesimpulan sebagai teori ilmiah. Perilaku ilmiah ini dapat muncul dengan berbagai sebab, bisa dengan stimulus berupa mitos yang menuntut pemecahan sebuah misteri / fenomena aneh, bisa juga dengan fakta yang memang belum ditemukan solusi untuk pemecahannya.

2.3Pengetahuan Non Ilmiah

Pengetahuan non ilmiah meruapakan sebuah kepercayaan. Seseorang dianggap tahu tentang suatu hal, namun dia tidak mengetahui atau belum diketahui apa dasar dan bagaimana prosesnya terjadinya suatu hal, maka pengetahuan itu dikatakan sebagai penegtahuan yang non ilmiah. Pengetahuan non ilmiah ini dapat berupa wahyu, perasaan, intuisi, ramalan, dan mitos. Meskipun pengetahuan ini non ilmiah (belum diketahui lebih spesifik) namun tetap saja banyak manusia yang percaya dan menggunakannya sebagai pedoman dalam bertindak dan menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Masyarakat yang menggunakan pengetahuan non ilmiah / mitos ini biasanya memiliki tingkat sopan santun yang baik dan karena apa yang mereka yakini pasti mengarah pada kebaikan dan mengajarkan tentang bagaimana tata cara bermasyarakat. Mitos dalam masyarakat ini terkadang juag beruapa ramalan, dan ramalan yang diyakini sebagain besar masyarakat adalah baik.

Menurut Adhi Soetardjo (1999) dalam Ibnu S.Karim menegaskan, bahwa ramalan yang baik adalah ramalan yang mengandung catur pitutur (empat petuah) yaitu:

(8)

2. pituduh: mengarahkan agar kehidupan dapat berjalan dengan aman dan tenteram. Tidak salah arah dan tidak tersesat, sehingga dapat sampai pada tujuan yang diinginkan;

3. pitulungan: menjadikan dan menjanjikan pertolongan di saat menghadapi kebingungan, kesulitan, dan ancaman; sehingga terhindar dari marabahaya;

4. pituah: memberikan daya kekuatan dan kesaktian yang dapat memberikan keselamatan. Pituah dapat menumbuhkan keyakinan dan ketegaran dalam menghadapi persoalan hidup (Ibnu S. Karim, 2009: 2 – 3).

2.4Kontrol Sosial

Masyarakat adalah kumpulan individu yang menempati suatu tempat dalam kurun waktun yang cukup lama dan diatur oleh norma norma sosial dan menghormati nilai nilai sosial, norma sosial yang ada masyarakat akan menjadi adat istiadat dan dalam masyarakat yang sangat tradisional antara adat istiadat dan mitos tidak dapat dibedakan.

Kehidupan sosial adalah kehidupan yang dinamis dan fleksibel dimana bisa memanipulasi keadaan dan membentuk komunitas komunitas maupun kelompok kelompok dengan kepentingan yang sama. Masyarakat yang kehidupannya memang benar benar diatur oleh adat istiadat seperti masnyarakat Bali, akan lebih menghormati mitos sebagai segala sesuatu yang hidup dan mengatur kehidupan masyarakat.

Masyarakat yang sudah terpaku dan berpedoman dalam adat istiadat mereka akan sulit sekali untuk menerima teknologi hasil dari ilmu pengetahuan yang sudah terverifikasi, jangankan ilmu pengetahuan, bahkan mereka tidak mau menurut pada ideologi negara. Padahal mereka tinggal dalam kawasan suatu negara, dan sebagai warga negara yang baik mereka terkadang melalaikan bahkan menentang aturan aturan bernegara dan lebih menurut pada pemangku adat yang dianggap sebagai orang yang lebih penting daripada kepala negara.

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Observasi

Dalam penelitian ini penulis menggunakan berbagai metode untuk pengumpulan data, salah satunya adalah observasi. Metode ini dipilih karena dianggap akan memberikan data yang objektif dan faktual. Dengan demikian data ynag diperoleh pun juga valid dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pengamatan yang dilakukan penulis dilaksanakan mulai setelah tugas ini diberikan yaitu sejak awal perkuliahan mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar semester genap tahun akademik 2013/2014 di PGSD FKIP Universitas Jember. Objek yag diamati adalah perilaku masyarakat baik di wilayah Jember, Banyuwangi, maupun mahasiswa yang berada di Universitas Jember.

3.2 Studi Pustaka

Studi pustaka juga merupakan metode yang dipilih untuk mengumpulkan data kualitatif dengan mengkaji berbagai sumber yang ada, baik dari internet, referensi dari dosen dan buku buku tentang ilmu sosial dan ilmu pengetahuan. Studi pustaka selain dapat memeberikan data yang akurat juga berfungsi sebagai penguat pendapat dan pembanding antara pendapat yang dikemukakan oleh penulis dengan pendapat dari buku referensi.

3.3 Wawancara

(10)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Mitos Sebagai Pengetahuan Non Ilmiah

Pengetahuan dalam masyarakat ada 2 macam, yaitu ilmiah dan non ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang diperoleh dengan cara merumuskan hipotesis dan menguji hipotesis kemudian ditarik kesimpulan dari percobaan / eksperimen mengenai hipotesis yang sudah dirumuskan, apakah hipotesis dapat diterima atau tidak, jika hipotesis dapat diterima maka akan menjadi sebuah teori ilmiah / pengetahuan ilmiah dan bukan lagi menjadi misteri / mitos. Sedangkan pengetahuan non ilmiah adalah pengetahuan yang didapatkan tidak dari hasil eksperimen menggunakan metode metode ilmiah. Pengetahuan ini dapat bersumber dari intuisi, perasaan, naluri, dan wahyu. Sumber sumber untuk mendapatkan pengetahuan non ilmiah ini memang secara ilmiah sangat diragukan kebenarannya, karena belum melalui metode ilmiah dan pembuktian. Banyak sekali ilmuan yang sama sekali tidak menghiraukan rambu rambu yang sudah duberikan dari adat istiadat / mitos dalam masyarakat tradisional mekipun sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa kebenaran atas mitos adalah benar adanya, namun ilmuan masih bertanya bertanya tentang proses terjadinya fenomena. Jika masyarakat awam memandang suatu fenomena sebagai suatu mitos atau pertanda dari dewa atau yang lainnya, maka ilmuan akan memandang itu sebagai fenomena yang pasti ada sebab dan akibatnya, untuk itu ilmuan melakukan penelitian guna mencari tahu bagaimana mitos ini bisa muncul hingga nantinya mitos ini tidak lagi menjadi mitos melainkan akan menjadi sebuah cerita yang logis.

(11)

kekuatan gaib dan adanya kekuatan gaib dalam suatu tempat dan suatu benda meruapakan kepercayaan (animisme dan dinamisme).

Pengetahuan bersifat dinamis, begitu juga dengan mitos (pengetahuan non ilmiah), mitos ini akan mengalami pergeseran ke arah logika ketika apa yang dianggap masyarakat sebagai suatu hal yang tidak mungkin diketahui alasan muncul dan terjadinya suatu hal sudah dipecahkan oleh seseorang. Akan tetapi ketika sebuauh mitos sudah berhasil dipecahkan maka akan muncul atau setidaknya akan memicu timbulnya mitos baru. Contoh yang paling gampang adalah sejarah terbentuknya tatasurya dan dicetuskannya teori Heliosentris oleh Nicolas Copernicus.

4.2 Pengetahuan Non Ilmiah Sebagai Alasan Berperilaku Ilmiah

Mitos memicu banyak hal dalam kehidupan manusia, baik tindakan yang bersifat logis maupun tidak logis, banyak sekali fenomena yang tidak logis dilakukan manusia karena mereka bertemu dengan sebuah mitos yang tidak mereka ingini, misalkan dalam 1 RT di kelilingi burung gagak hitam, maka akan ada 1 warga di RT yang akan meninggal, kemudian untuk merespon mitos tersebut masyarakat akan melakukan slametan. Namun demikian, adakalanya mitos itu benar adanya dan adakalanya juga mitos itu tidak terjadi pada salah satu orang disebuah RT. Sama halnya dengan mitos yang mengatakan bahwa hujan adalah air dari surga. Anggapan bahwa hujan adalah air dari surga mulai muncul sejak 10.000 tahun sebelum masehi. Menurut kepercayaan orang orang pada masa itu (animisme dan dinamisme), surga berada diatas dan neraka berada dibawah, ketika ada benda yang jatuh dari angakasa maka itu adalah benda benda yang jatuh dari surga.

(12)

metode ilmiah yang logis dan kritis dan menarik kesimpulan, sehingga sampai pada akhirnya manusia menemukan jawaban dan alasan bahwa hujan / air yang jatuh dari langit bukanlah air dari surga melainkan bagian dari siklus hidrologi yang merupakan peristiwa alam. Degan demikian bisa ditarik kesimpulan bahwa yang awalnya hanya mitos kini bukan lagi menjadi mitos karena misteri sudah berhasil dipecahkan. Mitos dapat memicu atau dapat sebagai stimulus untuk berperilaku ilmiah bagi manusia. Dengan adanya mitos akan banyak sekali dilakukan penelitian penelitian yang menyangkut pautkan hal hal diluar nalar menjadi hal yang benar benar logis sehingga akan ditemukan jawaban dan kesimpulan yang logis.

Hilangnya mitos sebagai pengetahuan non ilmiah menjadi peristiwa logis juga akan membuat manusia menciptakan teknologi untuk memanipulasi alam dan peristiwa alam. Misalkan hujan yang sudah diketahui sebagai salah satu dari serangkaian siklus hidrologi yang berasal dari awan, maka dengan kemampuan otaknya dan kodrat manusia yang tidak pernah merasa puas, manusia pada masa sekarang bisa memanipulasi hujan dengan membuat hujan buatan dengan cara menaburkan garam pada awan yang ada diangkasa melalui pesawat terbang.

4.3 Pengetahuan Non Ilmiah Sebagai Kontrol Sosial

(13)

Agama merupakan pengetahuan yang bisa juga dikatakan sebagai pengetahuan non ilmiah karena berasal dari wahyu dan beberapa tidak dapat terverifikasi dengan lengkap. Dalam agama islam dikenal hukum qisas yaitu hukuman cambuk dan ranjam bagi orang yang berzina. Di Nanggroe Aceh Darussalam, hukum itu benar benar dilaksanakan dengan baik. Ketika ada sepasang orang yang belum menikah kemudian melakukan hukuman badan maka akan dihukum cambuk 100 kali dan diasingkan selama 1 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan non ilmiah dapat sebagi kontrol sosial untuk selalu berakhlak baik dan berbudi pekerti luhur (tidak berzina), orang islam percaya bahwa jika berzina maka akan mendapat dosa besar, dan setiap dosa pasti akan mendapat balasan sama halnya dengan pahala yang didapat jika berbuat baik. Sama halnya dengan perbuatan perbuaan yang tidak baik lainya, menurut orang islam semua yang tidak baik / melanggar norma agama adalah dosa dan setiap dosa pasti akan mendapat balasan diakhirat. Dari sini sangat jelas bahwa pegetahuan non ilmiah dapat sebagagai kontrol sosial (mengendalikan perilaku individu dalam bermasyarakat).

(14)

Didalam masyarakat yang tidak begitu fanatik pada agama memiliki mitos tersendiri, misalkan ayamnya akan mati jika makan tidak dihabiskan. Dalam hal yang sangat sempit dan sederhana sama sekali tidak ada hubungannya antara makan tidak dihabiskan dan matinya ayam peliharaan, justru jika dinalar dengan logika maka kebalikkanya, ayam akan tetap hidup karena makanan yang tidak habis akan diberikan kepada ayam.

Dalam pemikiran teori dan praktik semuanya punya dasar, dengan berdasarkan dari pengetahuan non ilmiah yang sangat sederhana ini manusia mau mepercayai dan bisa menjadi pedoman dalam kehidupan sehari hari bahwa kalau makan itu harus dihabiskan. Hal ini mengajarkan untuk bersyukur bahwa diluar sana ada banyak sekali orang yang tidak makan berhari hari dan kita tidak boleh menyianyiakan makanan, mengajarkan untuk berhemat (mengambil sesuatu secukupnya saja, agar tidak ada yang terbuang / mubadzir).

(15)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Mitos sebelum terungkap menjadi sebuah teori ilmiah berfungsi sebagai keyakianan dan sebagai kontrol sosial. Menurut versi penulis, mitos dibedakan menjadi 2 macam, yaitu mitos ilmiah dan mitos keyakinan. Mitos ilmiah adalah mitos yang bisa mengubah perilaku manusia dalam bermasyarakat dan mengelola alam. Contoh : hujan. Sebelum diketahui hujan adalah salah satu dari serangkaian siklus hidrologi maka manusia hanya berpasrah menunggu air dari surga jika sedang tidak ada hujan, namun setelah hujan diketahui sebab sebabnya dan diiringi dengan perkembangan teknologi maka manusia dapat membuat hujan buatan. Sedangkan mitos keyakinan adalah mitos yang tidak dapat mengubah perilaku manusia dalam bermasyarakat dan mengolah alam. Contoh : agama. Mulai dari awal sampai akhir agama tidak akan bisa diverifikasi karena ini berkaitan dengan keyakian dan Tuhan, sedangkan manusia tidak akan tahu bagaimana kelanjutan dari hidupnya bahkan ramalan pun tidak bisa menembus kehendak Tuhan. Sehingga manusia hanya percaya pada mitos ini (keyakinan dari agama) dan tidak akan pernah berubah selama seseorang masih menganut agama tersebut.

Didalam lingkungan masyarakat yang tidak terlalu fanatik terhadap agama mereka mempunyai mitos sendiri dan biasa disebut sebagai mitos daerah. Mitos in tidak bisa disalahkan, karena dari kacamata sosiologi, mitos yang timbul juga berasal dari kebudayaan. Lagipula mitos ini tidak merugikan orang lain dan tidak mengajarkan pada keburukan.

(16)

5.2 Saran

Mitos seringkali dianggap sebagai tahayul yang tidak ada benarnya dan hanya untuk menakut nakuti, namun demikian tidak semua mitos memliki deskripsi sesempit itu, banyak sekali yang belum diketahui banyak orang mengenai mitos yang berkembang di masyarakat. Bahwasannya mitos mengajarkan pada orang yang mempercayainya untuk berlaku baik dan mentaati norma norma sosial, maka dari itu adabaiknya sebagai manusia yang mampu berfikir tidak memandang sebuah mitos sebagai hal yang buruk dan merusak peradaban manusia, jika mau percaya silakan dan jika tidak mau percaya juga tidak masalah asalkan tidak menghalangi orang lain untuk menjalankan hak dan kewajibannya di dalam kehidupan bermasyarakat.

Setiap individu sebagai bagian dari masyarakat memiliki kebebasan beragama dan memiliki keyakinan sesuai dengan kepercayaan yang dia anggap yang terbaik. Ketika ada orang lain yang memabatasi kebebeasan itu maka itu hal yang salah, baik menurut mitos, kebudyaan, kepercayaan, maupun menurut peraturan perundang-undangan (secara konstitusional). Hak setiap orang harus dihargai dan pelanggar hak juga harus diberi sanksi dari kesepakatan masyrakat.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ibnu S. Karim, 2009. Ramalan Jangka Jayabaya Dalam Realitas Kehidupan.Yogyakarta: Sahabat Setia.

Nuriman, 2014.Perkenalan Dengan IPA.Jember:FKIP

Hamid, ahmad abu. 2014. RAMALAN JAYABAYA: APAKAH DAPAT

MENGHAMBAT PEMBANGUNAN PUSAT LISTRIK TENAGA

Referensi

Dokumen terkait

Untuk data sosial dan kelembagaan menggunakan Data sekunder yaitu data yang diperoleh dan dimodifikasi dari hasil penelitian Review Monitoring Kesehatan

Secara praktis, baik bagi kepala sekolah dan guru hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan pendidikan yang berkaitan dengan

Dalam upaya untuk bersilat di dalam gelanggan perbincangan seputar isu yang dibawa oleh judul makalah ini, maka penulis akan memusatkan perbincangan mengenai hal-hal

Setelah dietetapkan status tanggap darurat bencana maka Badan Penanggulangan Bencana bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, untuk evakuasi masyarakat korban bencana

Latihan pengucapan dengan meniru pola-pola kalimat yang ada dalam teks bacaan tersebut diatas.. Latihan

Tekanan darah ibu hamil > 140/90mmHg setelah kehamilan 20 minggu, adanya nyeri kepala dan pada pemeriksaan laboratorium urin ditemukan protein di urin yang

Hilangnya markas kekuasaan di negara asal membuat gerakan ini melakukan inovasi yakni dengan cara mencari kawasan baru yang akan digunakan sebagai markas baru dan

Bahwa Tim Hak Pasien dan Keluarga (HPK) BLUD RSUD Kota Baubau adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk memberikan